37
BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A.
Mengenal desa sukorejo Desa Sukorejo termasuk dalam wilayah Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban. Desa ini memiliki luas wilayah 864 ha. Desa sukorejo terbagi ke dalam 4 dusun yaitu dusun krajan, pencol, gobak dan karang. Serta memiliki 4 RW yang terbagi menjadi 23 RT. Sebagai pembatas desa Sukorejo ada beberapa pembatas dari desa ini. Dari sebelah selatan ada desa Kumpul Rejo yang menjadi pembatas, dari sebelah barat berbatasan dengan desa Sembung , sebelah utara berbatasan dengan desa Ngawun dan dari sebelah timur desa Parang Batu. Empat desa tersebut juga termasuk kedalam wilayah Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban. Namun ada juga pembatas desa yang menjadi patokan bagi masyarakat yaitu dengan adanya sungai yang sering di sebut dengan nama sungai kening. Sungai ini sering meluap jika hujannya lebat tetapi biasannya jika meluap dapat kiriman dari sungai dari hutan. Terkadang juga terkena banjir rumah yang berdekatan dengan sungai kening tersebut.
38
Wilayah desa sukorejo mempunyai ketinggian tanah 34 MDPL. Jadi posisinya diantara dataran tinggi dan rendah. Jarak tempuh desa sukorejo dengan kecamatan parengan berjarak 3 KM dengan jarak tempuh 15 menit jika di tempuh dengan sepeda motor, sedangkan jarak antara desa sukorejo dengan ibu kota kabupaten Tuban berjarak 127 KM dengan jarak tempuh 1 jam dengan kendaraan sepeda motor.27 Masyarakat desa sukorejo adalah masyarakat yang bertempat tinggal di desa sukorejo kecamatan parengan kabupaten tuban. Dan di dalamnya terdapat 4338 jiwa dengan kepala keluarga 1236 dan terbagi menjadi empat dusun yaitu. Dusun krajan, gobak, karang dan pencol dan memiliki RW 4 dan RT 23.28 1. Kondisi Demografi Desa Sukorejo a. Perekonomian Masyarakat Desa Sukorejo Masyarakat desa sukorejo merupakan tipe masyarakat menengah kebawah karena bisa di lihat dari pekerjaan mereka ratarata yaitu petani dan buruh tani. Karena kebanyakan mereka mempunyai sawah yang dijadikan sebagai penghasilan pokok dari masyarakat desa sukorejo.
27 28
Data yang di peroleh dari profil desa sukorejo Data terakhir dari desa sukorejo pada tahun 2010
39
Tetapi
ada
sebagian
masyarakat
yang
menjadikan
ketrampilan atau kerajinan tangan seperti tampah, tumbu bakul, tomblok, kipas yang terbuat dari pohon bambu, yang di perjual belikan di pasar sekitar desa sukorejo. Penghasilan untuk kerajian tangan tersebut tidak seberapa. Seperti yang dikatakan mbah Warmi (58 tahun) yang profesinya sebagai oaring yang membuat kerajinan tersebut.29 Penghasilane yo gak sepiro mas wong kadang payu kadang gak, nek payu yo Alhamdulillah nek gak payu yo di gowo muleh neh. Seng penteng kenek di nggo ijole tenogo karo tuku pringe. Penghasilanya ya tidak seberapa mas terkadang laku terkadang juga tidak, kalau laku ya Alhamdulillah kalau g laku ya di bawa pulang lagi. Yang penting bisa di buat gantinya tenaga sama beli bambunya. Tabel 3 Mata pencaharian masyarakat desa sukorejo30 Pekerjaan
Jumlah
Petani
1949
Burh tani 1467 Pengrajin 25 Pegawai negri sispil 45 Pensiunan 11 Lain-lain 841 Jumlah 4338 Keterangan: lain-lain merupakan dari pemuda-pemuda yang pengangguran dan anak-anak. b. Keagamaan Masyarakat Desa Sukorejo 29 30
Wawancara dengan ibu warmi di depan rumahnya pada tgl 29 desember 2011 Data dari profil desa sukorejo
40
Di Masyarakat desa sukorejo terdapat beberapa agama yang dianut yaitu agama islam, khatolik dan protestan. Tetapi mayoritas masyarakat desa sukorejo menganut agama islam, hampir 98% yang beragama islam dan sisanya beragama khatolik dan protestan. Kehidupan beragama masyarakat desa sukorejo sangatlah kuat itu bisa di lihat dengan adanya kegiatan-kegiatan keagamaan seperti tahlilan, kataman, yang berlangsung setiap hari jum'at sebelum melakukan shalat jum'at berjamaah yang di laksanakan di masjid sukorejo. Kehidupan agama yang kuat tersebut juga di dukung dengan fasilitas yang terdapat di desa sukorejo yaitu, adanay 3 masjid dan 36 mushola yang terdapat di desa sukorejo.
41
c. Sarana Dan Prasarana Tabel 4 Sarana Dan Prasarana Desa Sukorejo31
31
Sarana dan prasarana
Jumlah
Masjid
3 buah
Mushola
36 buah
Data dari desa sukorejo
42
TK
2 buah
SD
2 buah
SMP/Tsanawiyah
2 buah
SMA/Aliyah
1 buah
Puskesmas
1 buah
Pemakaman
1 buah
Lapangan
1 buah
Sanggar
1 buah
Warnet
1 buah
Warung/toko Pasar desa
28 Buah -
Dari data di atas bisa di lihat bahwa srana prasarana dalam ke agamaan sangat banyak karena terdapat 3 buah masjid yang terletak di dusun krajan, karang dan gobak. Ada pula 36 buah musholla yang tersebar di setiap dusunnya. Dari sarana pendidikannya dari SD, SMP serta SMA ada semuanya. Sedangkan puskesmas juga ada 1 buah walupun baru selesai pembangunannya pada tahun 2010, sbelumnya masyarakat jika ingin ke puskesmas harus pergi ke puskesmas kecamatan karena yang paling dekat dengan desa sukorejo adlah puskesmas kecamatan.
43
Di desa sukorejo juga mempunyai satu pemakaman yang di jadikan tempat pemakaman masyarakat desa sukorejo, tetapi untuk di dusun karang pemakamannya ikut tetangga desa yaitu desa kemlaten karena dusun karang berdekatan dengan pemakaman desa kemlaten. Menurut masyarakat sejarahnya dari dulu banyak keluarganya yg di makamkan di pemakaman desa kemlaten. Desa ini juga memiliki telefon umum dan warnet dengan majunya teknologi sekarang ini pemerintah mendirikan telfon umum untuk masyarakat yang di tempatkan di rumahnya sekertaris desa. Sedangkan warnet di desa sukorejo masih menggunakan modem belum memakai signal penuh karena menurutyang punya warnet untuk mendirikannya cukup mahal dan izinnya rumit. Di desa ini tidak memiliki pasar desa, jika masyarakat ingin ke pasar masyarakat desa sukorejo pergi ke pasar tetangga sebelah yaitu pasar kemoro (di desa Mergoasri) dan di pasar kecamatan. Tetapi di desa ini memiliki banyak toko dan warung yang berfungsi sebagai pelayanan masyarakat untuk mendapatkan segala kebutuhan yang di perlukan masyrakat. Di desa ini juga ada sebuah sanggar yang di jadikan masyarakat untuk melestarikan kebudayaan-kebudayaan yang ada di desa sukorejo, seperti langen tayup (sinden) dan
reog. Desa ini juga mempunyai
lapangan yang di gunakan oleh para pemuda untuk menyalurkan hobi
44
mereka seperti sepak bola dan voli. Terkadang juga di pakai untuk perayaan-perayaan yang di selenggarakan oleh masyrakat desa Sukorejo. d. Pendidikan Masyarakat Desa Sukorejo Sebagian besar masyarakat desa sukorejo kurang dalam mengenyah pendidikan karena kebanyakan dari masyarakat sukorejo merupakan tamatan sekolah dasar (SD). Karena kebanyakan mereka banyak yang menikahkan anaknya setelah tamat SD atau SMP. Tetapi setelah berdirinya pendidikan SMA/SMU di desa sukorejo banyak masyarakat yang menyekolahkan anaknya agar tidak ketinggalan pendidikan yang berkembang saat ini. Karena mereka menginginkan anaknya tidak bernasip sama dengan mereka yang hanya menjadi petani. Seperti yang dikatakan pak darwadi.
geh nek zaman riyen katah seng mboten sekolah, soale riyen niku sekolah geh mboten penting, paleng geh nek mpon radi gede larene di nikahne langsung. tapi nek sakniki geh penting mas. Ya kalo zaman dulu banyak yang tidak sekolah, soalnya dulu sekolah tidak penting, mungkin ya kalo sudah agak besar anaknya langsung nikah. Tetapi kalau sekarang penting mas. Adapun tingkat pendidikan masyarakat desa sukorejo sebagai berikut: Tabel 5
45
Tingkat pendidikan Penduduk desa sukorejo32 Tingkat pendidikan
Jumlah presentase
SD
30%
SMP
20%
SMA
18%
D1/D2/D3
7%
S1
5%
Lain-lain
20%
Keterangan: tabel untuk lain-lain termasuk pada golongan orangorang tua yang tidak pernah sekolah dan anak-anak. Dari tebel diatas bisa di lihat kalo tingkat pendidikan masyarakat desa sukorejo kurang, kerena mereka kebanyakan memilih tidak bersekolah jaman dulu. Tetapi untuk tahun-tahun sekarang ini banyak yang bersekolah di tingkat SMA bahkan sampai sarjana. Di desa sukorejo sebenarnya banyak sarana pendidikan yang berdiri, seperti SMA yang telah berdiri sejak tahun 1996. Dari situ masyarakat mulai tertarik dengan dunia pendidikan dan menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebuh tinggi. Perubahan tersebut bisa di lihat jumlah siswa yang ber sekolah di TK, SD, SMP, dan SMA. Karena mayoritas yang bersekolah di situ 50% nya dari desa sukorejo terutama yang di SMP dan SMA. 32
Data dari desa sukorejo
46
e. Tradisi Atau Budaya Masyarakat Desa Sukorejo Budaya
merupakan
warna
kehidupan
bermasyarakat.
Kebudayaan terlahir karena adanya kebiasaa masyarakat yang turuntemurun di wariskan kepada generasi-generasi penerusnya. Di desa sukorejo ada beberapa budaya yang masih kental dianut masyarakat setempat. Walaupun masyarakat desa sukorejo merupakan masyarakat yang kepercayaan agamanya kaut, tapi mereka masih mempercayai budaya-budaya yang diwariskan oleh leluhurnya dulu. Ada beberapa budaya yang masih dipercayai masyarakat sukorejo yaitu. Slametan, kenduri, manganan. Bentuk upacara mistik yang masih di percaya masyarakat desa sukorejo. Slametan seperti upacara puji sukur karena telah di beri keberhasilan panen. Tujuannya agar mereka selalu dilindungi dan di beri keberhasilan panennya di tahun mendatang. Dalam arti tidak diganggua penyakit alami atupun di sebabkan gangguan ghaib. Di desa sukorejo terdapat banyak sekali acara selametan yang masih berjalan sampai saat ini. Seperti yang dikatakan oleh, darwati (35 tahun). 33
33
Wawancara denan bapak darwadi 30 desember 2011
47
Nek kene akeh mas acara slametan iku kyok selametan wong mati (kyong mitongdinoni, matangpuloi, nyatusi, sampek nyewuni), nikahan, dan acara manganan . Di sini banyak mas acara slametan itu seperti slametan orang ,meninggal seperti (7 hari, 40 hari, 100 hari sampai 1000 hari) nikahan, muludan dan acara manganan (bersih desa). Dari keterangan di atas bisa kita lihat bahwa masyarakat desa sukorejo masih banyak yang masih mempertahankan budaya-budaya yang sudah dilakukan leluhur-leluhurnya. seperti slametan orang meninggal, slametan kelahiran, memperingati hari-hari besar islam seperti muludan, acara manganan (bersih desa) dan selametan haji. 1. Selamatan kematian Selametan kematian bertujuan untuk mendoakan seseorang yang telah meninggal dunia. Biasanya masyarakat desa sukorejo jika mengadakan selamatan untuk orang yang telah meninggal dengan memperingati dari 7 harinya, 40 harinya, 100 harinya sampai 1000 harinya. Acara ini biasanya mengundang tetangga untuk mendoakan orang yang sudah meninggal dunia dan berdoa untuk keslamatan. Biasanya acara ini di lakukan dengan membacakan yassin dan tahlil secra bersama-sama yang di pimpin oleh tokoh agama setempat. Setelah acranya selesai mereka yang ikut acara selametan tersebut pulang dengan membawa berkat. 2. Selametan kelahiran
48
Masyarakat desa Sukorejo percaya bahwa dengan lahirnya anak berarti sebuah rizki yang di berikan oleh Tuhan yang maha Esa. Oleh karena itu mereka biasa menjalankan budaya-budaya lama yaitu dengan mengadakan acara mitoni (tujuh harinya) anak yang baru lahir dan acara aqiqahan. Setiap ada acara selamatan selalu dilengkapi dengan adanya berkat (bungkusan yang ber isi nasi dan jajanan pasar yang di berikan kepada warga) yang di berikan oleh orang yang mengadakan selamatan kepada orang-orang yang dating pada acara tersebut. 3. Selametan hari-hari besar islam Masyarakat desa sukorejo merupakan masyarakat yang keyakinan agamanya kuat. Mereka sering melakuakan selamatan terhadap hari-hari
besar islam seperti muludan (memperingati
Maulud Nabi Besar Muhammad SAW), selametan sebelum datangnya hari raya dan selametan isra' mi'raj. Dari berbagai selametan diatas ada satu yang selalu di rayakan oleh masyarakat secara meriah, yaitu selametan maulud nabi Muhammad SAW. Karena masyarakat desa sukorejo setiap datangnya maulud nabi Muhammad SAW selalu mngadakan selametan dengan mengundang tokoh agama yang ternama untuk mengisi acara maulud nabi Muhammad SAW. Acranya dilakuakan
49
di masjid dengan mengundang masyarakat setempat untuk merayakan maulud Nabi Muhammad SAW dan mendengarkan pengajian (mendengarkan ceramah dari tokoh agama teranama). Sedangkan selametan-selametan yang lainnya hanya di lakukan dengan sederhana. Dengan cara datang ke masjid dengan mengadakan yasinan dan tahlilan bersama atau dhibaan. 4. Selametan untuk desa Acara untuk desa masih dijalankan masyarakat sukorejo. Tradisi ini sering di sebut dengan manganan. Manganan merupakan acara selametan untuk desa yang bertujuan untuk mendoakan desa agar mendapatkan keslamatan dan kesejahteraan. Acara manganan dilaksanakan di delapan tempat di seluruh desa sukorejo dan acara tersebut di jalankan secara serentak di hari yang sama biasanya bulan besar. Bukan saja di tempat-tempat tertentu tapi masyarakat desa juga menggelar selametan tersendiri dengan mengadakan kenduri di semua rumah. Jadi pada hari saat slametan desa itu terlaksana semua masyarakat sibuk untuk menyiapkan acra juga di rumahnya. 5. Selametan haji Sebenarnaya acara ini dulunya tidak ada di desa sukorejo tetapi seiring berjalannya waktu ini di selenggarakan dengan acara
50
sukuran biasa, karena orang yang berangkat haji mengadakan selametan agar orang yang berangkat haji di lindungi waktu di tanah suci. Acara ini terbagi menjadi 2 acara yaitu acara pemberangkatan haji dan pada waktu pulang haji. Acara berangkat haji yaitu acara yang di selenggarakan oleh keluarga yang berangkat haji dengan semacam sukuran karena si keluarga bisa berangkat haji. Acara ini biasanya terdiri dari mengadakan yasinan, tahlilan dan doa agar keluarga yang ingin berangkat haji slamat sampai tujuan dan lancar menjalankan ibadah hainya, serta mendoakan keluarga yang di tinggal keluarganya berangkat haji. Tetapi masyarakat menyingkapi lain dengan adanya acara selametan ini. Karena masyarakat sekitar malah memberikan semacam sumbangan semacam beras, gula semacamnya. Karena menurut keterangan warga sebagai bantuan atau bekal untuk keluarga yang berangkat haji dan keluarga yang di tinggal berangkat haji. Sedangkan acara waktu pulang haji juga di selenggarakan dengan mengadakan open house untuk masyarakat sekitar dan selametan. Di dalam acara ini masyarakat juga memberikan sumbangan semacam beras dan gula sebagai tanda menjenguk orang yang
51
sudah berangkat haji. Seperti yang dikatakan oleh Bu Sih, sebagai berikut. Teng mriki niku geh enten gawe mas, nek enten tiang budal kaji kaleh mantok sangkeng haji. Geh kyo bancaan teng griyane seng mpun budal kaji. Ngoten niku geh tonggotonggo deso ngekei kyok beras, gulo mas. Geh tujuane ningali tiang seng empon budal kaji. Nek ningali ngoten biasane geh angsal gawan mas kyok kudung, ketu, sajadah kaleh di paringi banyu zam-zam. Disini itu iya ada acara mas, kalau ada orang berangkat haji sama pulang haji. Itupun iya tetangga-tetangga desa member seperti beras gula. Iya tujuannya melihat atau menjenguk orang yang sudah berangkat haji. Kelau menjenguk begitu biasanya iya dapat bawaan(oleh-oleh) mas seperti kerudung, peci, sajadah dan di kasih airzamzam.34 Dari keterangan diatas bahwa pemberangkatan ibadah haji di istimweakan dengan mengadakan acara-acara yang di selenggaran oleh orang yang mau berangkat ataupun pulang menjalankan ibadah haji.
f. Politik Desa Sukorejo Jika berbicara tentang politik, di dalam masyarakat tidak akan lepas dengan namanya politik. Seperti yang dikatakan Aristoteles "Man Is by Nuture of polical animal". Oleh karena itu masyarakat tidak akan lepas dengan politik. 34
Waancara dengan ibu sih pada tanggal 2 januari 2012
52
Politik di Negara kita adalah politik demokrasi. Di desa sukerejo politik yang dilakukan juga secra demokrasi. Itu bisa di lihat dengan adanya pemilihan kepala desa secara demokrasi yaitu secara pencoblosan suara. Dari keterangan masyarakat bahwa waktu mau ada pencoblosan pemilihan kepala desa para calon kepala desa pasti mendekatkan diri kepada pada orang yang sudah haji karena orang yang sudah berangkat haji memiliki nilai lebihdi mata masyarakat. Jadi para calon kepala desa berharap jika suara pak haji memilih salah satu calon pasti akan menjadi panutan bagi masyarakat. Oleh karena itu status sebagai haji lebih di prioritaskan para calon kepala desa untuk mendapatkan simpati masyarakat dan untuk mendapatkan suara agar bisa terpilih menjadi kepala desa. g. Sosial kemasyrakatan Tempat tinggal masyarakat sukorejo rata-rata berumah kayu ada sebagian yang rumahnya tembok, karena rumah-rumah mereka masih banyak yang bangunan sejak dulu kadang hanya di renovasi biasa. Kehidupan di desa ini sudah mengikuti kemajuan teknologi karena masyrakat sudah mengenal dan banyyak yang memiliki televisi, komputer, laptop hanphond dan lemari es. Mayoritas masyarakat sudah memiliki televisi untuk melihat hiburan dan berita-berita dari
53
televisi. Untuk komputer leptop dan lemari es hanya sebagian orang yang mampu yang memilikinya. Kebisaan masyarakat yang sering terlihat yaitu tahlilan yang di lakukan bergiliran di setiap minggunya. dan setiap tahunnya masyarakat juga selalu memperingati hari-hari besar islam seperti maulid nabi Muhammad SAW dan isra mi’raj yang biasanya mengundang tokoh agama yang terkenal di sekitar tuban dan sekitarnya. B. Penyajian Data Ibadah haji merupakan rukun islam yang kelima setelah syahadat,shalat, puasa dan zakat yang wajib dilaksanakan oleh umat muslim yang mampu untuk menjalankan dan memenuhi syarat-syarat yang telah di tentukan dalam Al-Qur’an, diantaranya baligh, berakal dan merdeka dan tidak melakuakan pekerjaan yang dilarang oleh agama serta memiliki kemampuan dalam segi harta dan kesehatan. Dalam keyakinan masyarakat haji merupakan salah satu ibadah yang menempati posisi atau kedudukan yang istimewa dibandingkan dengan ibadah-ibadah lainnya. Kenapa, karena terkait dengan besarnya imbalan dan dan janji yang telah di tetapkan pada Al-Qur’an jikalau menjalankan ibadah ini. Tetapi Ibadah haji bukan hanya sekedar ibadah individu semata, karena ia juga memiliki konsekuensi sosial dalam masyarakat. Selama ini masyarakat menganggap bahwa haji merupakan
54
ibadah yang bernilai tinggi tidak saja tinggi pahalanya akan tetapi juga tinggi nilainya dala masyarakat. Diantara dari ibadah-ibadah yang lain ibadah hajilah yang memiliki kedudukan istimewa, karena hanya ibadah inilah satu-satunya ibadah yang memungkinkan bagi orang untuk memakai atribut dan simbol yang menunjukkan bahwa ia telah berangkat haji (menunaikan ibadah haji). Berbeda dengan ibadah lainnya seprti shalat, puasa dan zakat tidak meninggalkan bekas dan tanda ataupun simbol-simbol bahwa dia telah melakukan ibadah-ibadah tersebut. Simbol-simbol jika sudah menjalankan ibadah haji seperti panggilan pak haji atau bu haji, serta pakain dan songkok putih bisa menunjukkan bahwa seseorang itu sudah pernah menjalankan ibadah haji. Faktor inilah yang membuat pemaknaan ibadah haji banyak yang menyebutkan bukan lagi sebagai ibadah yang hanya semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah, akan tetapi juga sering di gunakan sebagai jembatan untuk menaikkan status sosial seseorang di tengah masyarakat. Seperti yang di sampaikan oleh masyarakat desa Sukorejo. Di
Desa
Sukorejo
memang
mayoritas
masyarakatnya
berperekonomian menengah kebawah. Tetapi mereka mempunyai kepercayaan agama yang kuat itu bisa di lihat dengan adanya kegiatankegiatan keagamaan seperti banyaknya orang yang sering shalat berjamaah di masjid dan mushola-mushola di desa sukorejo, serta banyaknya acara
55
keagamaan yang dijalankan oleh masyarakat seperti tahlilan, yang di jalankan masyarakat setiap hari minggu (ahad) untuk jamaah tahlil perempuan sedangkan untuk jamaah tahlil laki-laki di lakukan pada malam jumat. Ada juga acara khataman itu dilakuakan pada hari jum'at sebelum melakukan shalat jum'at berjamaah yang di laksanakan di masjid sukorejo. Dengan kuatnya agama yang di anut oleh masyarakat menjadikan mereka masyarakat (Desa Sukorejo) banyak yang ingin menjalankan ibadah haji di tanah suci Mekkah untuk melengkapi kewajiban sebagai umat muslim yang taat terhadap agama. Karena anggapan masyarakat bahwa orang sudah berangkat haji ketanah suci merupakan orang yang sudah sempurna menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Tetapi menurut keterangan bapak kepala desa (lurah) desa sukorejo yaitu Hadiyono, SE bahwa di desa ini banyak masyarakat yang sudah berangkat haji ketanah suci Mekkah. Namun pandangan masyarakat desa sukorejo, bahwa orang yang sudah berangkat haji di pandang masyarakat setempat orang yang dekat dengan Allah dan menganggap bahwa mereka adalah golongan orang yang di hormati secara kedudukannya atau status sosialnya di tengah masyarakat. Misalnya, apabila ada suatu acara kenduri yang di adakan masyarakat sukorejo mereka yang bertitle haji akan mendapatkan tempat istimewa di tengah masyarakat. Seperti halnya tempat duduknya yang berada di depan atau sejajar dengan kiyai (tokoh agama) dan juga pemberian berkat (jajanan dan nasi yang di berikan tuan
56
rumah untuk orang yang datang kenduri atau slametan) berbeda dengan masyarakat biasa.35 Tetapi menurut pak hadiyono bawa masyarakat desa sukorejo ratarata bernagkat haji melalui jalur ONH Reguler karena kebanyakan mereka menabung terlebih dahulu atau mengansur pembayarannya karena memang rata-rata perekonomian masyarakat di sana banyak yang menengah ke bawah. Oleh sebab itu setatus sebagai haji mempengarui pandangan masyarakat yang dulunya biasa saja menjadi menghormati dan mengagungkan mereka yang sudah berangkat haji. Seperti yang di katakana pak bayan (kepala urusan pemerintahan) Darwadi 49 tahun. neng kene iku akeh mass seng brangkat haji kiro-kiro ono 16 keluarga seng berangkat haji neng tanah suci, nek maslah status buktine nyoto mas nek uwong wes berangkat haji mesti di hormati tonggone mas. Wong masalahe wes seje karo masyarakat biasa, jenenge ae wes dadi pak haji mosok ape di koyokno masyarakat biasa mas yo g penak to. Mesti di hormati dari pada sak durunge berangkat haji.36 Disini itu banyak mas yang sudah bernagkat haji kira-kira ada 16 keluarga yang sudah berangkat haji ke tanah suci. Kalau masalah status buktinya nyata mas kalau orang sudah berangkat haji pasti di hormati tetangga-tetanggane mas. Maslahnya sudah berbeda dengan masyarakat biasae. Namanya saja sudah pak haji masak di perlakukan seperti masyarakat biasa mas ya tidak enak. Pasti di hormati dari pada sebelum berangkat haji.
35
Wawancara dengan bapak hadiyono kepala desa sukorejo dirumahnya pada tgl 29 desember 2011 36 Wawancara dengan bapak darwadi kepala urusan pemerintahan desa sukorejo tempat balai desa sukorejo pada tgl 2 januari 2012
57
Dari hal-hal semacam itu timbullah suatu permasalahan sebagai berikut 1. Berikut ini adalah paparan bagaimana makna haji menurut masyarakat di Desa Sukorejo. Peneliti mendiskripsikan sesuai dengan keterangan masyarakat Desa Sukorejo. Bapak Nyoto, beliau merupakan salah satu tokoh agama di desa sukorejo, ia mengatakan bahwa ibadah haji merupakan kewajiban bagi umat muslim. Karena ibadah haji termasuk rukun islam yang menjadi landasan bagi umat islam, oleh sebab itu di wajibkanlah sebagai umat muslim untuk menjalankannya
bagi
yang
mampu
menjalankannya.
Sebenarnya
beliaupun ingin berangkat haji ketanah suci tetapi belum ada uang yang cukup untuk berankat ketanah suci mekkah untuk berangkat haji. Seperti yang di utarakan sebagai berikut: Sebenere nggeh pengen berangkat mas, sinten seng mboten gelem budal haji kabeh nggeh kepinggin.... tapi artone mboten cekap damel budal, nggeh piye maleh, menawi dereng wayae mas nek pancene angsal panggilan sangkeng gusti Allah geh saget brangkat mas37. Sebenarnya iya ingin brangkat mas, siapa yang tidak mau berangkat haji semua iya mau.... tapi uangnya tidak cukup di buat berangkat iya mau bagaimana lagi, mungkin belum waktunya mas kalau memang dapat panggilan dari Allah iya bisa berangkat mas.
Jadi menurut beliau haji merupakan keinginan semua orang muslim tetapi banyak orang yang tidak bisa menjalankannya karena biaya untuk berangkat haji cukup mahal untuk masyarakt pedesaan.
37
Wawancara dengan bapak nyoto di rumahnya pada tgl 7 januari2012
58
Haji Turki, lelaki ini bekerja sebagai petani yang cukup sukses di desanya, beliau berangkat haji pada tahun 2002 keinginannya untuk berangkat haji sudah sejak dulu karena beliau keyakinan agamanya sangat kuat sehingga ia ingin menjalankan ibadah haji. Sewaktu peneliti menanyakan tentang makna haji menurut beliau bahwa haji merupakan suatu ibadah ketanah suci mekkah dan ibadah haji menurutnya tidak ada bedanya dengan ibadah lainnya seperti shalat, puasa dan zakat. Karena ia mengatakan bahwa ibadah haji memang sulit untuk menjalankannya, jadi ia merasa senang dan lega dengan sudah menjalankan ibadah haji. (Haji Turki) ”Sebenere haji gak eneng bedane mas karo ibadah-ibadah liyane. Koyok toh sholat, poso dan zakat, tapi nek hajine urung koyokke isek onok roso seng keri mas.... dadine ya kepingin budal haji gawe menui kewajiban seng terakhir iku, nek wes di lakoni kan ws lego to mas kabeh wes dilakoni. 38(sebenarnya haji tidak ada bedanya mas dengan ibadah-ibadah lainnya. Seperti, shalat, puasa dan zakat, tapi kalu hajinya belum sepertinya masih ada rasa yang ketinggalan mas... jadi iya ingin berangkat haji buat memenuhi kewajiban yang terakhir itu, kalau sudah di jalankan sudah enak kan mas semuanya sudah dijalankan) Pemahaman masyarakat bahwa ibadah haji sama saja dengan ibadah lain-lainnya seperti shalat, puasa dan zakat, tetapi jiaka mereka belum melengkapi rukun yang kelima itu mereka beranggapan atau merasa ada yang kurang dalam ibadahnya. Oleh karena itu banyak masyarakat yang ingin berangkat haji ke tanah suci mekkah.
38
Wawancara dengan haji turki di rumahnya pada tgl 7 januari 2012
59
Haji Harjo Neng, beliau juga seorang petani yang cukup sukses di dusun karang desa sukorejo, ia berangkat haji pada tahun 2002 bersama-sama dengan haji Turki. Beliau dari dulu memang ingin sekali berangkat haji karena menurutnya haji merupakan penyempurnaan dalam melakukan ibadah dan ibadah-ibadah itulah yang akan di bawanya ke akhirat besok. Seperti keterangannya yang di sampaikan kepada peneliti;
(Haji Harjo neng, 64 tahun)Kulo niki geh ndue bondomas tp bondo kuwi kan g di gwo mati to mas, yo muk bondo awak iki karo ibadah-ibadah ku iki yo termasok ibadah haji. Nek wes nglakoni ibadah kabeh wes tenang mas..... yo mok iki seng tak gwo sok mben neng akhirat mbenjeng.39 (saya ini iya punya harta mas tetapi harta itu tidak di bawa mati mas, ya hanya harta badan ini sama ibadah-ibadahku ini, iya termasuk ibadah haji ini. Kalu sudah ibadah semuanya sudah tenang mas.... iya hanya ini yang saya bawa besok di di akhirat).
Dari penyampain diatas bisa ditarik kesimpulan bahwasannya ibadah yang dilakukan sehari-hari dan ibadah haji merupakan ibadah yang akan di bawa besok waktu di akhir zaman, dengan sudah menjalankan ibadah haji mereka merasa tenang karena sudah menjalankan kewajiban umat islam itu. Pak haji warto, adalah salah satu masyarakat desa sukorejo yang sudah berangkat haji pada tahun 2009, dia berangkat haji dengan istrinya. Perekonomian haji Warto dan keluarga kalo menurut peneliti tipe ekonominya di kelas menengah. Karena penghasilannya rata-rata diatas
39
Wawancara dengan haji harjo neng di rumahnya tgl 8 januari 2012
60
100.000/hari, itu dari hasil pekerjaan istrinya, sedangkan haji warto sendiri penghasilannya tidak menentu jika lagi ramai dagang sapinya bisa mencapai 500.000/ekor. Pekerjaan keluarga bapak warto adalah seorang petani, pengepul beras dan pedagang sapi di pasar hewan. Menurut beliau haji merupakan kewajiban bagi umat muslim. Haji enggeh wajib mas kangge tiang muslim tapi geh damel tiang seng mampu mas. Teng rukun islam sampun jelas nek haji niku rukun kangge tiang muslim.40 (haji ya wajib mas buat orang muslim tapi ya buat orang yang mampu mas, di rukun islam sampun jelas kalau haji itu rukun buat orang muslim). Beliau mengungkapkan bahwa dia berangkat haji dari hasil menabungnya dan sebagian dari hasil menjual tanah pekarangan di samping rumahnya, yang saat itu di beli oleh saudaranya sendiri. Karena saudaranya ingin membeli tanahnya untuk di bangun rumah di sebelah rumahnya. Berangkat haji sudah keinginan beliau sejak dulu , walaupun harus bersusah payah untuk menjalanknnya. Karena memang dia berniat ingin menjalankan rukun islam yang terakhir itu. Seperti yang di sampaikan berikut ini. Pripon geh mas, kulo brangkat haji mpun niat kaet biyen. Geh Alhamdulillah mpun saget brangkat haji sak niki. Kulo brangkat haji geh niatan lillahi taalla mas mboten entenn sebab liyone. Gimana ya mas, saya berangkat haji sudah niat dari dulu. Ya Alhamdulillah sudah bisa berangkat haji sekarang. Saya berangkat haji ya niat lillahi taalla mas tidak ada sebab lainnya. Haji warto orangnya baik dan sopan, saat saya di rumahnya duduk di teras rumahnya ada beberapa tetangganya yang menyapa setiap lewat di depan 40
Wawancara dengan haji warto pada tgl 8 januari 2012
61
rumahnya. Memang banyak yang suka terhadap haji warto karena orangnya baik kata tetangga-tetangganya. Memang benar haji warto merupakan orang baik sejak dulu, kata salah satu tetangganya bapak parmo, beliau mengatakan dari dulu memang baik tidak ada perubahan sifat yang mencolok. Karena memang sejak dulu orangnya baik dan bersahaja dengan masyarakat sekitar. Hal yang sama pun di ungkapkan oleh haji parsono, lelaki ini sudah berangkat haji pada tahun 2006 , beliau berangkat dengan istrinya. Dari segi
perekonomian beliau memang dianggap kaya oleh tetangga-
tetangganya karena haji parsono memiliki banyak sawah dan kebun. Katanya beliau memang penghasilannya tidak seperti pegawai-pegawai yang menerima gaji 1 bulan sekali, tetapi beliau hanya mengandalkan hasil dari sawah dan kebunnya. Setiap tahun di perkirakan memperoleh 50 juta setiap tahunnya dari penjualan hasil panen, itupun beliau masih menyimpampan atau menimbun untuk keperluan makan sehari-hari. Dari situlah haji parsono bisa berangkat haji dari hasil panennya tersebut dari menabung tahun demi tahun. Oleh karena itu masyarakat menganggap biasa saja kalau haji parsono bisa berangkat haji karena memang beliau mempunyai sawah dan kebun yang banyak. Menurut haji parsono” haji merupakan kewajiban bagi orang muslim bagi yang mampu menjalankannya, karena menurut beliau tidak lengkap rasanaya kalau belum menjalankan ibadah haji.
62
Haji niku wajib mas sebenere tapi mboteen sedoyo tiang saget budal haji, nggeh kulo kaleh istri kulo niki termasok tiang seng beruntong saget budal kaji nglakoni kewajiban seng terakhir. Teng deso mriki ae mong enten 15 keluarga seng saget brangkat kaji,,, makane kulo ngucap sukur teng gusti Allah sampon di wei kesempatan dugi teng mekkah.41 (Haji itu wajib mas sebenarnya tapi tidak semua orang bisa berangkat haji, iya saya sama istri saya ini termasuk orang yang beruntung bisa berangkat haji menjalankankewajiban yang terakhir. Di desa ini saja hanya ada 15 keluarga yang bisa berangkat haji,,,, makanya saya mengucap sukur kepada Allah sudah di kasih kesempatan datang di mekkah) Menurutnya orang yang sudah berangkat haji merupakan orang yang beruntung karena untuk melakukan ibadah haji sangat tidak mudah, oleh karena itu ia bersyukur bisa berangkat haji dengan istrinya. Ibu haji warsi, beliau adalah seorang janda beranak lima ia dulunya berangkat haji dengan suaminya tetapi suaminya sekarang sudah meninggal dunia. Perempuan
ini mengatakan bahwasanya dia bisa
berangkat haji karena di berangkatkan oleh anak-anaknya yang sudah sukses ada yang jadi PNS dan ada yang sukses kerja di jakarta. Sebenarnya beliau tidak punya angan-angan untuk bisa berangkat haji di tanah suci Mekkah tetapi karena di biayai anak-anaknya beliau akhirnya bisa berangkat haji. Kulo niki iso budal haji di bayari anak-anakku mas yo Alhamdulillah iso budal kaji, nek gak di bayari anakanakku paleng yo gak iso budal kaji wong penggaweane mok neng sawah ae ngrumat sawah.sebenere yo lumayan hasile tapi entek teros di nggo nyekolahne anak karo di gawe mangan sabendino.42 Saya ini bisa berangkat haji di biayai anak-anakku mas iya Alhamdulillah bisa berangkat haji, nek g di bayari anak41 42
Wawancara dengan haji parsono 8 januari 2012 Wawancara dengan haji warsi neng di rumahnya tgl 10 januari 2012
63
anakku paleng iya tidak bisa berangkat haji orang kerjanya hanya di sawah . sebenarnya iya lumayan hasilnya tapi habis terus di pakai biaya sekolah anak dan di buat makan sehari-hari. Bapak parmo, pekerjaan lelaki ini adalah seorang petani biasa ia mempunyai dua anak perempuan penghasilannya pun tidak tentu karena hanya seorang petani biasa. Saat peneliti bertanya tenteng haji ia langsung menjawab kalau dia sangat ingin berengkat haji karena menurutnya haji merupakan suatu ibadah penyempurnaan dari ibadah-ibadah yang lainnya. Karena menurut beliau ibadah seperti shalat, dan puasa sudah di jalankannya tinggal ibadah haji yang belum terlaksanakan ucapnya. Kulo nggeh pinggin mas budal haji, seng dereng kelakon geh ibadah niku sholat sampun, puasa sampun zakat geh sampon tinggal nki tok seng dereng. Tapi geh pye maleh wong duwikke gak eneng mas gawe budal kaji anak geh tasek sekolah kabeh dadie geh dereng saget budal kaji mas.43 (Saya iya ingin mas berangkat haji, yang belum terlaksana iya ibadah itu sholat sudah, puasa sudah dan zakat iya sudah hanya ini saja yang belum. Tapi iya mau gimana lagi uangnya tidak ada mas buat barangkat haji anak masih sekolah semuanya, jadinya iya belum bisa budal haji mas). Sedangkan menurut ibu tuti, beliau memaparkan bahwa ibadah haji sama saja nilainya dengan ibadah lainnya akan tetapi beliau mngatakan bahwa ibadah haji hanya di jadikan sebagai menaikkan derajatnya saja di tengah masyarakat. Seperti yang di paparkan sebagai berikut.
Nek di takoni pingin haji geh pengen mas sopo seng mboten pingin tapi dwikke seng mboten enten,,,, sebenere geh sami mawon mas haji niku sami kaleh ibadah liane, kyok sholat, poso kaleh zakat. Tapi nek kulo dados haji nek di damel 43
Wawancara dengan bapak parmo di rumahnya pada tgl 15 januari 2012
64
golek drajat geh mboten usah mawon mas nek mboten niat lillahi taalla. Kalau ditanya ingin haji iya ingin mas siapa yang tidak ingin tapi uangnya yang tidak punya,,,,, sebenarnya iya sama saja mas haji kaleh ibadah lainnya, sperti sholat, puasa dan zakat. Tetapi kalau menjadi haji hanya di buat mencari derajat (simbol/gelar) iya tidak haji tidak apa-apa mas kalu tidak niat Lillahi Talla. Dari beberapa paparan diatas yang di terangkan oleh informan kepada peneliti bahwasannya masyarakat desa sukorejo ingin berangkat haji ke tanah suci mekkah. Tetapi keadaanlah yang membuat mereka belum bisa menjalankan ibadah tersebut adapun yang berangkat haji dari segi financialnya cukup tetapi ada juga orang yang berangkat haji karena di berangkatkan oleh keluarganya seperti anak-anaknya. Pemahaman tentang
ibadah
haji pun mereka
sudah memahami sepenuhnya
bahwasannya haji merupakan salah satu rukun islam yang di wajibkan oleh
Allah
SWT
kepada
umat
muslim
yang
mampu
untuk
menjalankannya. Tetapi ada sebagian yang menjawab bahwa ibadah haji hanya di gunakan sebagai menaikkan derajat atau status sosial individidu di tengah masyarakat. 2. Sedangkan pandangan masyarakat desa sukorejo terhadap status sosial orang yang telah menunaikan ibadah haji. Peneliti memaparkan penemuannya sebagai berikut. Menurut Bapak Parmo (47 tahun), tetangga Haji Warto bahwa selama ini Haji Warto sangat baik dengan tetangga-tetangganya tidak bertingakah yang buruk di tengah masyarakat. Orangnya suka membantu tetangganya baik dan sopan terhadap masyarakat sekitar.
65
Tetapi saat saya Tanya apakah ada pandangan masyarakat yang berbeda terhadap orang yang sudah berangkat haji. Menurut beliau kalau hal semacam itu pasti ada perubahan sikap dari orang yang sudah haji dan orang yang belum haji . Seperti yang di paparkan bapak parmo sebagai berikut.44 Nek masalah iku geh mesti mas, jenenge ae pak haji mesti pandangane wong geh seje sak derange budal haji kaleh sak mantune haji. Nek sak derange riyen geh kadang grudak-gruduk, sering ngumpul bareng nek pas teng griyo mantone kerjo ngoten. Sakniki geh nek empon dados pak haji geh sungkan bade ngajak grudak-gruduk, ngmpulngumpul bareng maleh. Paleng geh Nek enten perlune ngoten nembe teng griyane tiang-tiang niku nek mboten enten geh sungkan. (Kalau masalah itu ya pasti mas, namanya saja pak haji pasti pandangane orang iya beda waktu sebelumnya berangkat haji sama sesudah berangkat haji. Kalau sebelumnya dulu dulu ya terkadang main-main bareng, sering ngumpul bareng kalau waktu di rumah sesudah kerja gitu. Sekarang kalo sudah jadi haji ya malu bade ngajak main-main , ngumpul-ngumpul bersama lagi. Mungkin ya kalo ada perlunya baru ke rumahnya orangorang itu, kalau tidak ada ya malu).
Oleh sebab itu banyak tetangganya yang malu jika mau main kerumahnya, kecuali jika ada perlu sama beliau. Sebenanya beliau baik dan bersikap seperti biasa, tetapi pandangan masyarakat yang membuat perbedaan tersebut menjadi kelihatan. Hal serupa pun di sampaikan oleh bapak Harjo, tetangganya haji Parsono bahwasannya status haji lebih tinggi karena mereka di anggap memilike istimewaan dan di hormati oleh masyarakat.
44
Wawancara denga bapak parmo di depan rumahnya pada tgl 15 januari 2012
66
Nek niku nggeh mesti enten to mas, nek tiang sampon brangkat haji nggeh di hormati kaleh tanggane, contone nek enten tiang ketemu kaleh tiang seng empon budal kaji geh di sopo kaji/abah umi ngoten mas. Trus biasane ngeten mas nek enten tiang slametan niku biasane tiang seng sampun kaji di kirimi jajan nasi luweh akeh tinimbang orang biasa, pokokke meh mirip kaleh mbah kiyai ngoten kirimane.45 Kalau itu iya pasti ada mas, kalau orang yang sudah berangkat haji iya di homati sama tetangganya, contoh kalau ada orang bertemu sama orang yang sudah haji iya di sapa dengan julukan haji/abah, umi begitu mas. Dan biasannya begini mas kalau ada orang syukuran itu biasannya orang yang sudah haji di kasih jajanan dan nasi lebih banyak dari pada orang biasa, pokokknya hampr sama dengan yang di kasih kiyai (tokoh agama) begitu kirimannya.
Hal serupa pun di ucakan oleh bapak suryadi , bahwa orang yang sudah haji lebih di hormati oleh tetang-tetangga sekitaranya. Tiang seng sampon kaji niku di hormati kaleh masyarakat mas, kyok nek pas enten kendurian nopo acara teng masjid koyok toh isro mi’raj opo mauludan mesti panggone tiang seng mpun kaji niku di kengken tiang-tiang teng ngarep mas sandinge kiyai. 46 Orang yang sudah berangkat haji itu di hormati sama masyarakat mas, seperti waktu ada kenduri atau acara di masjid seperti isro mi’raj atau maulud nabi muhammad SAW pasti orang yang sudah haji itu di suruh duduk di depan mas sebeelahan deengan tokoh agama.
3. Bagaimana perubahan perilaku dan hubungan sosial orang-orang yang telah menunaikan ibadah haji di Desa Sukorejo. Peneliti menemukan penemuannya sebagai berikut
45 46
Wawancara dengan bapak harjo di depan rumahnya pada tgl 14 januari 2012 Wawancara dengan bapak suryadi di kebun belakang rumahnya pada tanggal 17 januari 2012
67
Bapak miftah (tokoh agama) sebenarnya ibadah haji adalah sebagai penyempurnaan ketakwaan kepada Allah SWT . jadi orang yang sudah berangkat haji setelah di rumah pasti lebih meperbaiki sifat, perbuatan dan ketakhwaannya kepada Allah SWT. Oleh karena itu ada perubahan sifat perbuatan agar lebih baik dari pada sebelumnya meningkatkan ketakhwaan yang lebih baik dari pada sebelumnya. Menurut haji parsono beliau megungkapkan bahwa perilaku ibadahnya mengalami perubahan, baginya ibadah haji membuat kekhusukkan untuk tingkat ibadahnya dan ketakhwaannya kepada Allah SWT. Menurut ibu sri (45 tahun) Pak Haji Warto memang dari dulu sudah terkenal baik dan ramah kepada tetangga-tetangga di sekitarnya. Masyarakat menganggap bahwa
tidak ada perubahan yang menonjol
dengan sifat Haji Warto, hanya saja setelah berangkat haji masyarakat sekitar lebih menghormati haji warto dari pada dulu. Para tetangga dan masyarakat sekitar pun memanggilnya dengan sebutan haji ada juga yang memanggilnya abah. Kaji warto niku mpun sae tiange sangking riyen mas, nek kaleh tonggoe geh apik seneng ngrewangi tonggoe nek enten kesusahan, makane geh mboten kaget mas. seng enten perubahan niku teko klambine mas senengane nganggo sarong karo ketunan nek budal kerjo geh ngoten sabrukan kaleh gae ketu. Sak ngertiku ngno mas.47 Haji warto itu sudah baik dari dulu mas, kalau sama tetangganya iya baik suka membantu tetangganya kalau ada kesusahan, makanya iya tidak kaget mas ... yang ada perubahan itu dari bajunya mas sukanya memakai sarung dan peci , kalau berangkat kerja iya begitu sabrukan 47
Wawancara dengan ibu sri saat dia menjemur padi pada tgl 13 januari 2012
68
(semacam celana panjang tapi yang besar semuanya) sama pecian, setahuku begitu mas.
Menurut informan tidak ada perubahan yang mencolok dari pak haji warto karena menurut informan beliau dari dulunya sudah baik terhadap tetangganya. Ada perubahan hanya sekedar dari atributnya yang di pakai seperti bersarung memakai peci dan lain-lainnya yang bisa menutupi auratnya. Menurut bapak parmo bahwasannya ada perubahan juga yang mencolok pada orang yang mau berangkat haji atau orang yang sudah berangkat haji. Menurutnya ada orang yang mau berangkat haji sikap dan perilakunnya berubah seperti yang di paparkan pada peneliti. Nek masalah berubah niku mesti enten mas wong sebelum brangkat haji ae enek seng mbendino neng masjid padahal sak derenge geh biasa mawon sholat jamaah paleng pas waktu magrib ambek sholat jumat tok mas. Tapi pas ape budal kaji bendino sholat jamaah kadang yo malah seneng adzan neng langgar.48 Kalau masalah berubah itu pasti ada mas orang sebelumnya berangka haji saja ada yang setiap hari di masjid padahal sebelumnya iya biasa saja saja sholat jamaahnya, mungkin hanya wajtu magrib sama sholat jumat saja mas. Tetapi pada waktu mau berangkat haji setiap hari sholat jamaah terus terkadang iya suka adzan di musholla. Menurut informan dengan status haji ada perubahan yang dilakukan oleh para haji, itupun ada yang melakukan pada waktu mau haji atau mendekati keberangkatannya haji seperti sering melakukan shalat jamaah di musholla dan masjid padahal sebelumnya hanya sholat magrib yang sering di ikuti oleh orang yang haji karena pada waktu magrib orang yang sholat
48
Wawancara dengan bapak parmo di depan rumahnya tgl 15 januari 2012
69
berjamaah banyak. Ada lagi yang sering adzan di musholla padahal sebelum ada kabar tentang keberangkatannya untuk naik haji mereka bersikap biasa saja. Seperti yang di ungkapkan Bapak Tekno (43 tahun), menurut beliau memang seperti itulah jika orang yang sudah berangkat haji di segani oleh tetangga-tetangganya. Walaupun perilaku para penyandang haji itu biasa saja. Mungkin ada perubahan dari segi penampilan juga, seperti ber peci putih setiap keluar dari rumah. Seperti yang di ceritakan kepada peneliti sebagai berikut. Geh ngoten niku nek tiang mpun berangkat haji nek medal sangkeng griyo geh mesti ngaggo ketu, nek seng istri geh krudungan ngoten. Padahal nggeh sak derenge budal kaji nggeh mboten. Menawi geh sungkan kaleh tanggane wedi nek di endo.49 Ya begitu kalau orang yang sudah berangkat haji kalu keluar rumah ya pasti memakai songkok/peci, kalau yang perempuan iya pakek krudung begitu. Padahal sebelummnya haji geh mboten. Mungkin ya malu kaleh tetangganya takut di cela.
C. Analisis data Temuan data Data yang di peroleh
Keterangan informan
Orang yang sudah haji berangkat Para ibadah sendiri
49
haji
dari
haji
berangakat
dari
kemaunnya kemaunnya sendiri karena mereka tahu bahwa haji merupakan salah
Wawancara dengan bapak tekno di halaman rumahnya 15 januari 2012
70
satu kewajiban umat muslim untuk di jalankan jika merasa mampu untuk menjalankannya. Mereka juga tau bahwa ibadah haji memang butuh kesiapan fisik dan mentalnya. Orang
yang
sudah
mengetauhui
haji
bahwa
juga haji
membutuhkan biaya yang tidak murah
untuk
menjalankannya,
itupun harus butuh kesabaran jika ingin
berangkat
pemberangkatan
haji
karena
haji
yang
dilakukan oleh masyarakat desa sukorejo merupakan haji reguler yaitu dengan menunggu beberapa tahun
untuk
keberangkatannya
ibadah haji. Walaupun demikian mereka tetap besabar
demi
menjalankannya
rukun islam yang kelima itu.
Masyarakat mengerti makna haji Menurut keterangan dari berbagai
71
sebenarnya.
informan
bahwasannya
haji
merupakan salah satu rukun islam yang
menjadi
tongkat
atau
pegangan bagi umat muslim. Tetapi menurut masyarakat desa sukorejo bahwa
ibadah
ibadah
yang
haji
merupakan
istimewa
di
bandingkan dengan ibdah-ibadah yang lainnya seperti shalat, puasa dan zakat. Karena ibadah haji memerlukan kekuatan lahir dan batin jika ingin menjalankannya. Dari
keistimewaanya
masyarakat
desa
itulah sukorejo
membanggakan status hajinya di tengah
masyarakat.
Dengan
mempunyai motif tersendiri dari ibadahnya yaitu bisa di pandang lebih khusuk, baik dan menjadi panutan
bagi
masyarakat
sekitarnya. Dari
situ
juga
bisa
dilihat
bahwasanya makna haji di tengah
72
masyarakat desa sukorejo menjadi berubah dari yang hanya bertujuan beribadah
kepada
Allah
SWT
sekarang ini menjadi suatu ajang pencarai kehormatan di tengah masyarakat. Pandangan dan sikap masyarakat Di berbeda sudah
terhadap
orang
berangkat
haji
memiliki status haji
dalam
pandangannya
yang masyarakat status haji merupakan atau status hormati
yang
istimewa
oleh
dan
masyarakat
di desa
sukorejo. Karena dengan adanya status tersebut pandangan manusia terhadap orang yang sudah haji berbeda. Lebih tepatnya lebih di hormati masyarakat dan memiliki keutamaan dengan
tersendiri.
Karena
statusnya
tersebut
masyarakat menjadikan panutan di setiap
tingkah
laku
dan
perbuatannya. Dengan
hal
pandangan
tersebut
membuat
masyarakat
terhadap
para orang yang berangkat haji
73
berbeda
karena
dengan
status
hajinya tersebut. Perubahan perilaku orang yang Terdapat perubahan perilaku yang sudah haji timbul setelah adanay di status haji tersebut
tampilkan
Pertama,
oleh
para
haji.
dari segi penampilan
orang yang sudah berangkat haji pasti menggunakan atribut lengkap untuk menggambarkan bahwa dia sudah haji seperti memakai peci bersarung dan sebagainya. Kedua, dari segi sifatnya lebih lemah lembut dan bisa mengontrl diri dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, orang
dari segi keagamaannya yag
sudah
meningkatkan
haji
lebeih
ketakhwaannya
kepada Allah SWT sehingga lebih sering terlihat ikut sholat berjamaah di masjid acara-acara keagamaan di masjid dan lain-lainnya. Padahal sebelumnya biasa-biasa saja tidak terlalu menonjol perubahannya. Hubungan
sosialnya
pada Hubuangan
para
haji
dengan
74
masyarakat baik ada yang seperti masyarakat tetap baik seperti dahul biasanya
dulu
ada
mengalami perubahan.
yang tetapi dari masyarakat merasa tidak enak atau semacamnya kepada para haji.
Oleh karena itu terjadilah
kesenjangan sosial yang timbul dengan adanya status haji tersebut di
tengah
dengan
masyarakat. adanya
gelar
Karena haji
masyarakat lebih menilai tinggi kedudukannya dengan masyarakat biasa. Data dari hasil observasi dan wawancara dengan para informan.
Analisis teori ini dengan teori konstruksi sosial (realitas sosial) Di dalam teori ini bahwasannya realitas social secara obyektif memang ada (ingat Durkhem dan prespektif fungsionalis) tetapi maknanya berasal dari dan oleh hubungan subyektif (individu) dengan dunia obyektif, oleh sebab itu fenomena adalah riil adanya dan memiliki karakteristik yang khusus di dalam kehidupan sehari-hari, karena ada
75
realitas sehari-hari yang di abaikan yang sebenarnya lebih penting. Karena realitas ini adalah realitas yang teratur dan interaksi-interaksi terpola dan biasannya di terima begitu saja oleh masyarakat. Karena pada dasarnya kenyataan sosial ini menunjukkan bahwa masyarakat lebih dari pada jumlah individu yang membentuknya. Ada hubungan timbal-balik dimana mereka saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Tetapi masyarakat tidak pernah ada sebagai sesuatu benda obyektif yang terlepas dari anggota-anggotanya karena kenyatannya proses interaksi timbal-balik (dialektika) itupasti. Ibadah Haji merupakan ibadah yang istimewa di mata masyarakat tetapi di dalam kenyataan sekarang haji hanya di pakai sebagai simbolik di tengah masyarakat, di dalam realitas sekarang ini status haji menjadikan kelas-kelas sosial pada masyarakat dan haji hanya di pakai sebagai batu loncatan untuk menaikkan status individu ataupun juga bisa sebagai wadah untuk mencari kehormatan di tengah masyarakat. Di zaman yang moderen saat ini haji berubah pemaknaannya di mata masyarakat yang dulunya hanya semata-mata untuk penyempurnaan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah sekarang kenyataannya dalam masyarakat berbeda, haji hanya sebagai bahan eksploitasi untuk mencari kehormatan di tengah masyarakat. Eksploitasi ini hanya sebagai pencitraan individu dalam membentuk masyarakat.
76
Sayangnya kehadiran status haji membuat efek pada kelas-kelas sosial di tengah masyarakat yang pemaknannya dulu hanya sebagai penyempurnaan ibadah, melakukan kewajiban dan untuk mendekatkan diri kepada ALLAH SWT tetapi sekarang berubah menjadi bahan mencari kehormatan di tengah masyarakat. Anggapan tersebut juga tejadi pada masyarakat Desa Sukoreja karena dengan orang yang sudah melakukan haji status sosialnya pada masyarakat akan lebih di hormati di tengah masyarakat. Karena adanya status haji tersebut timbullah kelas-kelas sosial dalam masyarakat yang di sebabkan haji tersebut. Seperti yang sudah di paparkan para informan diatas bahwasannya status haji menjadikan masyarakat desa sukorejo menganggap orang yang sudah menjadi haji orang yang dekat dengan Allah dan setiap tingkah laku dan perbuatannya ditiru dan di perhatikan oleh masyarakat. Bukan itu saja dengan adanya status haji pembedaanpembedaan kelas pun terjadi pada masyarakat seperti sikap dan perbuatan masyarakat setempat dengan orang yang sudah haji berubah, masyarakat lebih perhatian kepada orang yang sudah haji. Seperti contoh orang yang sudah berangkat haji di dalam suatu masyarakat jika ada suatu kegiatan pasti kedatangan si haji di tunggu masyarakat dan kehadirannya pun di sambut oleh masyarakat. Dari segi tempat duduknya pun di perhatikan oleh masyarakat jika seorang haji itu datang maka masyarakat menyuruhnya untuk duduk di depan berdampingan dengan tokoh agama setempat.
77
Itulah yang membuat ironis bahwasannya status sebagai haji menjadiakan mereka yang sudah berangkat haji menjadi di hormati dan di jadikan
panutan oleh masyarakat layaknya tokoh agama. Padahal
sebenarnya dulu sebelum berangkat haji masyarakat tidak bersikap semacam itu, karena menurut masyarakat kalau belum haji statusnya masih sama dengan masyarakat lainnya tidak ada pembedaan sama sekali. Mungkin itu yang di sebut dengan adanya pergeseran makana atau rekonstruksi makana haji di tengah masyarakat karena timbulnya statusstatus soaial membuat ibadah haji di jadikan bahan untuk perubahan kelas di dalam masyarakat. Perubahan tesebut di dasarkan atas aktifitas sehari-hari yang di lakukan oleh para haji yang ada di desa sukorejo, karena dengan hajinya perubahan perilaku para haji sangat menonjol dengan ke khusukannya beribadah, bukan dari kekusukkannya saja menurut masyarakat dalam segi sikap dan penampilan pun berubah dengan sebelum menjadi haji. Seperti data yang di peroleh peneliti bahwa dengan kehajiannya mereka yang sudah haji memakai atribut-atribut yang mencerminkan simbol haji tersebut dengan mengunakan peci putih dan kerudung. Dari sikap itu pula masyarakat beranggapan haji juga bisa merubah penampilan, sikap dan k khusukannya mencerminkan perilakunya.
dalam kepada
beribadah.
Karena
masyarakat
kesehariannya
dengan
mereka
perubahan-perubahan
78
Pada dasarnya manusia sebagai individu yang melakukan konstruksi soial di tengah masyarakat. Semua ini bisa kita lihat dengan cara interaksi dengan orang lain,dan pada proses interaksi tersebut pihak si haji bisa mempengaruhi masyarakat lain. Melalui proses interaksi yang terus menerus itulah sehingga bisa terbentuk suatu pandangan dan pemaknaan kesepakatan bersama. Dari kesepakatan itu akan bisa membentuk struktur-struktur dalam masyarakat seperti sistem etika, norma dan lain-lainnya. Karena mereka terus menurus yang akan menghasilkan suatu kenyataan bahwa semua itu terbangun karena proses interaksi.oleh karena itu bisa di katakan bahwa manusia bisa menciptakan dunia dengan makna-makna simbolis yang universal, maksudnya pendifinisian secara menyeluruh yang memberi bentuk pada makna pada kehidupan. Jika semua itu sudah tercapai terjadilah dialektika antar individu menciptakan masyarakat dan masyarakat menciptakan individu. Di dalam teori konstruksi sosial juga mempunyai tiga elemen yang menjadi acuan penting yaitu tentang eksternalisasi, obyektifasi dan internalisasi.
Di dalam elemen-elemen ini perubahan timbul dengan
sendirinya dengan pelan-pelan tapi pasti karena munculnya suatu perubahan itu dari interaksi dan pada kehidupan sehari-hari yang terus menerus mendorong masyarakat untuk berekonstruksi secara bilogis. Karena dengan adanya aktivitas-aktivitas yang dilakuakan si manusia untuk membangun dunianya.
79
Seperti status jamaah haji ini bahwasanya para haji membangun suatu pandangan masyarakat yang berbeda tidak seperti sebelumnya. Dengan melakukan perubahan sikap ataupun perubahan perilakunya agar membagun suatu pandangan yang dulu biasa saja sekarang menjadi terhormat di tengah masyarakat. Sifat seperti lebih mengkhusukkan diri dan perubahan penampilan pada setiap orang yang sudah haji membuat masyarakat menjadi panutan di tengah masyarakat. Orang yang sudah menjadi haji membangun dunia baru dalam masyarakat dengan status hajinya tersebut. Masyarakat sebenarnya menyadari dengan perubahan para haji tersebut tetapi dengan ke hajiannya membuat mereka menjadi lebih menghormatinya. Secara tidak langsung haji merubah status seseorang dari yang biasa menjadi di hormati karena dengan kehajiannya dan perubahan sikapnya.
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan