BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa karang bunga memiliki luas wilayah 8,3 km2 dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Desa Sungai Pantai, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Karang Indah, sebelah timur berbatasan dengan Desa Puntik Dalam, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Karang Dukuh. Jumlah penduduk Desa Karang Bunga berjumlah 1.914 orang dengan kepala keluarga sebanyak 584 KK. Masyarakat Desa Karang Bunga kebanyakan bekerja sebagai petani dan peternak. Namun ada juga sebagian berdagang dan sebagai pegawai negeri sipil.Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data dari hasil wawancara dengan pihak responden (sekretaris lurah) kemudian penulis data-data tersebut untuk di analisis. Penelitian terhadap pola menabung masyarakat yang dimaksud dalam hal ini adalah untuk memperoleh informasi tentang pola menabung masyarakat. Bagaimana cara menabung mereka, bagaimana pengetahuan mereka tentang Bank. Dengan penelitian tersebut khususnya penulis ataupun para masyarakat desa Karang Bunga diharapkan akan memahami apa itu Bank terutama Bank Syariah. berikut ini kakan disajikan.
36
37
B. Penyajian data Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dilapangan dengan wawancara secara langsung yang penulis lakukan kepada para responden mengenai pola menabung pada masyarakat desa karang bunga kecamatan mandastana kabupaten Batola, diperoleh data yang diuraikan sebagai berikut: 1. Responden I a. Identitas responden Nama
:Sunardi (Andri)
Umur
:40 tahun
Agama
:Islam
Alamat
:Desa Karang Bunga RT 13
b. Pendapat tentang pola menabung Bapak Sunardi yang berusia 40 tahun ini asli dari jawa timur beliau bertransmigrasi ke Desa Karang Bunga Rt 13 beliau seorang petani yang berpenghasilan 48.000.000 rupiah pertahun nya. Beliau sekarang mulai menabung di Bank setelah lama beliau takut untuk menabung di Bank karena desa mereka 5 tahun yang lalu pernah kena penipuan yang mengatas namakan asuransi yang bernama asuransi Bumi Asih, hingga sampai sekarang uang mereka belum dikembalikan karena pihak asuransi tersebut membawa kabur uang masyarakat desa yang ikut dalam asuransi tersebut. Dan beliau mengelola keuangan beliau dengan investasi emas, dan setelah lama tidak ada bank di Desa Karang Bunga sekarang ada salah satu bank konvensional di desa
38
mereka yang berhasil meyakinkan mereka untuk menabung di bank dan beliau pun sekarang sudah mengelola keuangan beliau dengan menabung di bank dan beliau juga mengikuti asuransi. Menurut beliau, beliau lebih memilih menabung di bank biar aman dan mencari bank yang lebih mudah transaksinya dan beliau menganggap bank syariah dan bank konvensional itu sama saja asalkan mudah transaksinya itu yang beliau pilih untuk menabung.
2. Responden II a. Identitas responden Nama
:Zainab
Umur
:32 tahun
Agama
:Islam
Alamat
:Jl Dahlia RT 14
b. Pendapat tentang pola menabung Ibu Zainab yang berusia 32 tahun asli dari jawa yang bertransmigrasi ke Desa Karang Bunga yang sekarang bertempat tinggal di Jl Dahlia RT 14 Desa Karang Bunga seorang ibu rumah tangga yang suaminya bekerja sebagai pemborong yang berpenghasilan 3 juta rupiah, beliau mengelola keungan beliau dengan mengikuti arisan karena menurut beliau mengikuti arisan itu cara menabung yang mau tidak mau kita akan menabung untuk membayarnya. Tetapi setelah masuk bank konvensional di desa mereka beliau mulai menyisihkan
39
penghasilan beliau untuk menabung di bank. Menurut beliau, beliau tidak pernah mendengar apa itu bank syariah, Beliau juga lebih memilih menabung di bank yang terjangkau dan dekat dengan desa.
3. Responden III a. Identitas responden Nama
:Nasiayati
Umur
:46 tahun
Agama
: Islam
Alamat
:Jl Poloh RT 5
b. Pendapat tentang pola menabung Ibu Nasiyati yang berusia 46 tahun asli penduduk desa karang Bunga bertempat tinggal di Jl.Poloh RT 5 seorang wiraswasta (pedagang) dan berpenghasilan 3 juta per bulan dan pernah menabung di bank, menurut beliau bank adalah tempat simpan pinjam dan beliau tidak pernah mendengar apa itu bank syariah.
4. Responden IV a. Identitas Responden Nama
:Sri Astuti
Umur
:40 tahun
Agama
:Islam
Alamat
:Desa Karang Bunga Jl Dahlia RT 14
40
b. Pendapat tentang pola menabung Ibu Sri Astuti yang berusia 40 tahun asli penduduk Desa Karang Bunga yang bertempat tinggal di Jl Dahlia RT 14, seorang pedagang yang berpenghasilan 3 juta rupiah. Dulunya beliau lebih suka menabung di rumah karena menurut beliau lebih aman tetapi Setelah ada bank konvensional keliling sekarang beliau lebih memilih menabung di bank karena menurut beliau kalau terjadi sesuatu pada bank tersebut uang kita akan tetap terjamin daripada menabung dirumah yang apabila terjadi sesuatu pada rumah kita maka uang yang kita tabung dirumah akan hilang. Dan beliau tidak pernah mendengar apa itu bank syariah dan beliau lebih memilih menabung di bank yang aman dan terjangkau dan lebih dekat dengan desa seperti bank konvensional keliling tidak perduli bank itu konvensional atau bank syariah.
5. Responden V a. Identitas Responden Nama
:Sunarti
Umur
:32 tahun
Agama
:Islam
Alamat
:Jl Nusa Indah RT 12 Desa Karang Bunga
b. Pendapat tentang pola menabung Ibu Sunarti yang berusia 32 tahun asli penduduk banjar yang mengikuti suami ke Desa Karang Bunga yang bertempat tinggal di Jl
41
Nusa Indah RT 12, seorang penjahit yang berpenghasilan 3 juta rupiah. Dulunya beliau lebih suka berinvestasi emas karena menurut beliau emas sewaktu-waktu bisa naik dan menguntungkan. Dan beliau sekarang sudah mulai menabung dibank konvensional. Tetapi menurut beliau kalau ada bank syariah keliling pasti beliau lebih memilih bank syariah. Kategorisasi hasil penelitian dalam bentuk matrik No 1
Responden Sunardi
Pendapat Terhadap Pola Menabung Di Bank Dulunya saya mengelola uang penghasilan saya dengan investasi emas. Tetapi sekarang setelah ada bank konvensional di desa kami saya
mulai
menabung di bank tersebut, dan saya juga mengikuti asuransi. 2
Zainab
Saya mengelola keuangan saya dengan mengikuti arisan, karena dengan mengikuti arisan pasti saya mau tidak mau akan menabung untuk membayar arisan. Tetapi sekarang saya mulai menabung di bank konvensional keliling di desa kami.
3
Nasiyati
Saya mengelola tabungan saya dengan menabung di bank.
4
Sri astuti
Dulunya saya menabung dirumah saja, karena sekarang di desa kami sudah ada bank konvensional keliling maka saya lebih memilih menabung di bank
42
biar terjamin keamanannya. 5
Sunarti
Dulunya saya mengelola keuangan saya dengan berinvestasi emas karena emas sewaktu-waktu bisa naik. Tetapi sekarang saya sudah mulai menabung di bank.
C. Analisis Data Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya diatas tentang pendapat para masyarakat desa karang bunga tentang pola menabung mereka, maka dalam kesempatan ini penulis akan memberikan analisa terhadap pemahaman para masyarakat desa karang bunga tentang bank syariah dan konvensional sebagai berikut: Dari 5 responden yaitu para masyarakat desa Karang Bunga yang telah diwawancarai pendapat mereka tentang pola menabung mereka dari semua responden mereka mengaku tidak mengenal dengan bank syariah mereka hanya mengenal bank konvensional itu pun hanya tahu sekedar untuk simpan pinjam dan mereka mulai menabung pada awal tahun 2015 karena disana baru ada bank konvensional keliling setelah warga desa Karang Bunga lama terpuruk mereka jera untuk berhubungan dengan bank karena penipuan yang menghasilkan korban hampir seluruh warga desa Karang Bunga. Sebagaimana diketahui pada bab II bahwa Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang
43
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.1 Tabungan juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk simpanan nasabah yang bersifat liquid, hal ini memberikan arti produk ini dapat diambil sewaktu-waktu apabila nasabah membutuhkan, namun bagi hasil yang ditawarkan kepada nasabah penabung kecil. Akan tetapi jenis penghimpunan dana tabungan merupakan produk penghimpunan yang lebih minimal biaya bagi pihak bank karena bagi hasil yang ditawarkannya juga kecil namun biasanya jumlah nasabah yang menggunakan tabungan lebih banyak daripada produk penghimpunan dana yang lain.2 Adapun Motif, tujuan dan manfaat tabungan Menurut keynes (1936) ada 8 motif yang berbeda dalam menabung yaitu: 1. Precaution (tindakan pencegahan), berimplikasi pada menambah cadangan untuk menghadapi keadaan yang tidak terduga. 2. Foresight (tinjauan masa depan), untuk mengantisipasi perbedaan antasra pendapatan dengan pengeluaran belanja di masa depan ( the life cycle motif). 3. Calculation (perhitungan), ingin memperoleh keuntungan (bunga uang). 4. Improvement(perbaikan), meningkatkan standar hidup untuk waktu yang lama.
1
Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fikih Dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 297. 2
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), cet. 1, h. 34.
44
5. Independence
(kebebasan),
menunjukan
adanya
kebutuhan
akan
kebebasan dan memiliki kekuasaan untuk melakukan sesuatu. 6. Enterpride (usaha), adanya kebebasan untuk menanamkan uang ketika ia memungkinkan (mendukung). 7. Pride (kebanggaan), lebih tertuju pada menempatkan uang untuk ahli waris (the bequest motive). 8. Avarice (keserakahan harta) atau kekikiran yang sesungguhnya.3 Motif-motif menabung menurut keynes merupakan suatu tujuan dan manfaat tabungan dari segi kepentingan nasabah secara umum (konvensional), sedangkan tujuan dan manfaat tabungan syariah dilihat dari kepentingan bank dan nasabah ada beberapa tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh antara lain: 1. Tujuan dan manfaat tabungan syariah dilihat dari kepentingan bank: a. Sumber pendanaan bank baik dalam rupiah maupun valuta asing. b. Salah satu sumber pendapatan dalam bentuk jasa dari aktivitas lanjutan pemanfaatan rekening tabungan oleh nasabah.4 2. Manfaat yang diperoleh dilihat dari aspek nasabah adalah sebagai berikut: a. Kemudahan dalam pengelolaan likuiditas baik dalam hal penyetoran, penarikan, transfer, dan pembayaran transaksi yang fleksibel. b. Dapat memperoleh bonus dan bagi hasil.5
3
Luigina Caniva, et. Al, Struktur Secara Hiraki Motif Menabung, http://mishohib.staff.umum.ac.id/files/2010/03/motif-menabung.pdf. diakses pada 21.13 4
Julius R. Latumaerissa, Bank Dan Lembaga Keuangan Lain,(Jakarta: Salemba Empat, 2011), h.336.
45
Sedangkan Tabungan syariah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini, dewan syariah nasional (DSN) telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa tabungan yang dibenarkan adalah tabungan
yang berdasarkan prinsip wadiah dan
mudharabah.6 Berdasarkan undanga-undang nomor 21 pasal 25 angka a tahun 2008 bahwa usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah antara lain usaha yang dianggap riba, maysyir, dan gharar. 1. Riba Riba adalah suatu tambahan dalam transaksi tanpa adanya transaksi lain yang menyertainya. Undang-Undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah mendefinisikan riba sebagai penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahannya atau dalam transaksi pinjam-meminjam yang mempersyaratkan nasabah pengguna fasilitas mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu.7 2. Maysir Maysir secara harfiah berarti mendapatkan sesuatu tanpa perlu bekerja keras. Prinsip dalam kegiatan maysir adalah spekulasi atau utang-
5
Ibid.
6
Lihat fatwa DSN nomor 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang tabungan.
7
Wiku Suryomurti, Supercerdas Investasi Syariah, (Jakarta: Qultum Media, 2011), h. 34
46
utangan. Islam melarang investasi yang spekulatif karena dapat merugikan salah satu atau kedua belah pihak.8 3. Gharar Gharar adalah transaksi bisnis yang mengundang ketidakjelasan dalam modal, proses pengelolaan, produk, maupun keuntungannya. Semua transaksi bisnis yang mengandung ketidakpastian dilarang oleh syariah.9 Melihat persoalan diatas menabung itu bukanlah kewajiban tetapi alangkah baiknya jika kita memikirkan masa depan kita dengan menabung atau
mendepositokan
atau
menginvestasikan
harta
kita.
Dengan
berpedoman dari persoalan diatas menurut peneliti banyak pola menabung para masyarakat khususnya lagi pada masyarakat desa karang bunga, mereka mempunyai beragam pola menabung ada yang berinvestasi emas karena menurut mereka emas itu harganya akan naik terus menerus, dan ada juga yang suka mengikuti arisan karena menurut mereka kalau kita mengikuti arisan mau tidak mau kita akan menyisihkan uang untuk membayarnya sebaliknya bila ingin menabung itu sangat sulit karena begitu banyaknya pengeluaran di masa sekarang ini. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada responden memperoleh
beberapa
persepsi
masyarakat
Desa
Karang
Bunga
menganggap bahwa bank syariah dan bank konvensional sama secara aplikasinya sama, hanya istilah-istilah yang digunakan saja yang berbeda. Masyarakat yang tidak memilih bank syariah menganggap demikian 8
Ibid, h. 39
9
Ibid, h. 38
47
karena memang keterbatasan mereka akan pengetahuan serta minimnya edukasi yang mereka dapatkan dari praktisi perbankan maupun dari media-media promosi seperti televisi, media cetak, serta media sosial.Bank syariah dianggap seperti bank-bank pada umumnya, hal ini tidak terlepas dari akibat kurangnya pemahaman dari masyarakat serta minimnya edukasi yang dilakukan pihak perbankan syariah mengenai konsep baru yang diaplikasikan di dunia perbankan. Kurangnya pemahaman serta minimnya edukasi yang mereka dapatkan memberikan persepsi yang berbeda mengenai produk perbankan syariah, hal ini tidak sesuai dengan realita sesungguhnya bahwa bank syariah merupakan bank yang mengadopsi nilai-nilai syariah islam yang mengharamkan bunga. Mereka mulai menabung pada Bank setelah lama terpuruk karena takut dengan yang namanya Bank.para penduduk desa banyak yang tertipu dengan yang mengaku atas nama bank dan memberikan asuransi kepada mereka setelah lama waktu berselang bank itu tidak muncul lagi dan membawa kabur semua uang mereka hingga sekarang. Setelah bertahuntahun masuklah sebuah bank konvensional dan bank itu bisa meyakinkan mereka dan sudah banyak masyarakat yang menabung di bank. Sejauh yang peneliti amati pada masyarakat Desa Karang Bunga mereka banyak yang menabung di bank konvensional tersebut namun mereka tidak mempedulikan apakah itu bank syariah atau bank konvensional menurut mereka menabung di bank itu yang penting aman, mudah dijangkau jarak banknya dari desa mereka disaat peneliti mencoba
48
menjelaskan perbedaan bank syariah dan bank konvensional masih banyak masyarakat yang menganggap sama hanya namanya saja yang dirubah kebahasa arab. Tetapi ada juga diantara mereka berminat terhadap bank Syariah tetapi mereka berharap ada Bank Syariah keliling agar mudah ditempuh jaraknya dari desa mereka. Jadi menurut peneliti bank syariah harus lebih bisa menarik hati masyarakat pedesaan dan menjelaskan bahwa bank syariah itu berbeda dengan bank konvensional. Menurut peneliti faktor yang membuat masyarakat tidak memilih bank syariah mengenai tempat. Tempat disini maksudnya adalah keberadaan kantor cabang maupun cabang pembantu yang jauh dari tempat tinggal dari masyarakat. Masyarakat merasa bahwa keberadaan kantor ini merupakan sebuah wujud dari pelayanan bank syariah terhadap nasabah. Keberadaan kantor bank syariah yang dekat dengan masyarakat membuat mereka lebih mudah untuk mengakses informasi mengenai bank syariah. sementara ini bank kenvensional dianggap lebih dekat dengan lingkungan mereka, sehingga informasi yang mereka dapatkan juga mengenai promo-promo atau event-event yang dilakukan oleh bank konvensional dan membuat mereka mau tidak mau juga menabung di bank konvensional. Keberadaan kantor pelayanan atau bank keliling di desa-desa seperti di desa karang bunga yang sudah ada bank konvensional keliling dan sudah hampir seluruh masyarakat desa menggunakan jasa dari bank konvensional tersebut dan menurut peneliti mungkin tidak mudah bagi
49
bank syariah untuk mendekatkan diri dengan masyarakat karena memang tafsiran yang terjadi pada masyarakat seperti itu, hal ini bisa menjadi pertimbangan serta informasi bagi pelaku bisnis perbankan serta bagian marketing untuk dapat menempatkan diri dengan masyarakat.