BAB III PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR untuk MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DI RA MUSLIMAT NU BAHRURROHMAH WONOKERTO WETAN A. Gambaran Umum RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan 1. Sejarah Berdirinya RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan Roudlotul Athfal Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan merupakan lembaga pendidikan anak usia dini dibawah naungan Yayasan Pendidikan Muslimat Nu (YPMNU) Kab. Pekalongan yang berdiri pada tahun 14 Mei 2008 atas keinginan dari ibu-ibu pengajian muslimat yang ingin adanya sekolah untuk anak usia dini yang pembelajarannya tidak hanya pengetahuan umum tetapi ada nilai-nilai agama dan moralnya. Atas inisiatif tersebut kemudian mereka mengajukan proposal pendirian atau ijin operasional kepada Departemen Agama Kabupaten Pekalongan. Pada tanggal 30 bulan Oktober 2008 Departemen Agama Kabupaten Pekalongan mengeluarkan piagam pendirian Raudhatul Athfal dan diberikan kepada RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan dengan nomor; D.Kd.11.26/RA/01/2008 dengan nomor statistic madrasah (NSM) 012332619100.1 Walaupun sampai sekarang gedung yang digunakan masih menumpang, tetapi lembaga ini mempunyai tekat untuk memberikan pendidikan sesuai tingkatan anak usia dini. Ini terbukti lembaga ini tetap memberikan beberapa sarana dan prasarana permainan anak, misalnya prosotan, ayunan, papan titian, tangga mejemuk, dan permainan dalam. 1
Dokumen piagam RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan, 2 Februari 2015
68
69
Keseriusan lembaga ini juga bisa dibuktikan dengan beberapa prestasi yang didapat baik untuk anak didik maupun guru sejak dari berdirinya RA ini sampai sekarang.2 2. Letak Geografis RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan Raudlotul Athfal Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan berlokasi di jalan Soekarno Hatta Rt. 01 RW. 04 desa Wonokerto Wetan, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan. RA Muslimat NU Bahrurrohmah berdiri diatas lahan seluas 1065 M2 dengan status menumpang pada Madin Bahrurrohmah dengan luas bangunan 568 m2 dengan bentuk bangunan memanjang. Adapun batasan bangunan sekolah adalah: Sebelah Utara
: Masjid Bahrurrohmah
Sebelah Selatan
: Perumahan penduduk
Sebelah Barat
: Perumahan penduduk
Sebelah Timur
: Perumahan penduduk3
3. Tujuan, Visi, dan Misi Pendidikan RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan a. Tujuan RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan yaitu: Secara umum tujuan pendidikan Raudhatul Athfal adalah membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi, baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosisal emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian, dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar. Merujuk pada tujuan pendidikan Raudhatul Athfal (RA) tersebut, tujuan Raudlatul Athfal Muslimat NU Bahrurrohmah adalah sebagai berikut. 1. Membentuk perilaku positif agar anak menjadi pribadi yang berakhlakul karimah 2 3
Wawancara dengan ibu Aisyah (Ketua Pengurus) pada tanggal 31 Januari 2015 Hasil observasi pada tanggal 2 Februari 2015
70
2. Menanamkan pada anak untuk hidup bersih baik diri dan lingkungan dengan melibatkan unsur-unsur yang terkait 3. Menyiapkan anak didik untuk siap dan mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan dasar melalui kokulikuler 4. Menggali potensi anak melalui kegiatan-kegiatan yang diminati dalam rangka mengembangkan Life Skill 5. Mengembangkan kemampuan dasar yang meliputi daya cipta ketrampilan jasmani melalui pembiasan4
b. Visi RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan yaitu: “Terbentuknya generasi yang Islami, Sehat, Cerdas, Mandiri, serta Kreatif” 5
c. Misi RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan yaitu: 1) Menanamkan nilai-nilai agama melalui kegiatan keagamaan 2) Melatih anak untuk hidup sehat 3) Meningkatkan mutu Pendidikan Anak Usia Dini dibidang pengembangan kognotif dan bahasa 4) Mengembangkan kemandirian anak melalui kegiatan Life Skill 5) Membina kreatifitas anak melaui pengembangan fisik motorik dan kesenian6
4
Dokumentasi dikutip dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun Ajaran 2014-2015 RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto wetan hlm. 6, tanggal 2 Februari 2015 5 Ibid. 6 Ibid.
71
4. Struktur Organisasi a. Struktur Organisasi RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan suatu lembaga dikatakan baik apabila didalamnya terdapat organisasi yang bertanggung jawab atas segala sesuatunya. Karena organisai adalah sekumpulan orang yang bekerjasama yang mempunyai wewenang dan bertanggung jawab masingmasing dan bergerak dibawah satu komando menurut garis vertikal untuk mencapai tujuan. Organisasi merupakan mekanisme kerja untuk melaksanakan seluruh kegiatan. Dengan organisasi akan terarah segala kegiatan dan tata kerja sesuai spesialisasi kerja dan tugas masing-masing wewenang. Adapun struktur organisasi RA Muslimat NU Bahrurrohmah adalah sebagai berikut:7
Kepala RA (Maemunah, S. Pd. AUD)
Guru Kelompok A (Eka Setiyasih, S. Pd. I)
Guru Pendamping Kelompok A (Rokhmatun Niami M.)
Guru Pendamping Kelompok B (Mazroah)
Uraian tugas sebagai berikut: 1. Kepala RA bertugas menyusun program sekolah, menyusun rincian tugas masingmasing bagian, membagi tugas, membina, mengkoordinasi, mengawasi, menilai dan membuat laporan.
7
Papan struktur organisasi RA Muslimat NU Bahrurrohmah, 3 Februari 2015
72
2. Guru kelas adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak didik. 3. Guru pendamping bertugas menjadi teladan bagi pembentukan karakter anak, membantu guru dalam rencana pembelajaran, membantu mengelola kegiatan bermain sesuai dengan tahapan perkembangan anak, membantu dalam melakukan penilaian tahapan perkembangan anak.
b. Susunan Pengurus RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan Susunan Pengurus Pelindung
: Kepala Desa Wonokerto Wetan
Penasehat
: YPMNU Kab. Pekalongan
Pembina
: 1. Pengurus NU Ranting Wonokerto Wetan 2. Pengurus Muslimat NU Wonokerto Wetan
Ketua
: Aisyah
Wakil Ketua
: Sundari
Sekretaris
: Utami, S.Pd
Bendahara
: Hj. Aminah
Seksi Pendidikan : 1. Ulipah 2. Supriyati 3. Yulekha Seksi Humas
: 1. Sofa 2. Indriyani
73
Seksi Pembangunan : 1. H. Suparto 2. Sodikin, SE 3. Harmono
5. Keadaan Guru dan Siswa RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan a. Keadaan Guru Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, maka dibentuklah formasi guru RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan. Formasi guru tersebut dapat dilihat dalam table berikut. Tabel 1 Keadaan guru RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan No
Nama Guru
Jabatan
Ijasah
Status
Keterangan
1
Maemunah, S. Pd. AUD
Kepala RA
S1
PNS
-
2
Eka Setiyasih, S. Pd. I
Guru Kelas
S1
GTY
-
3
Rokhmatun Niami M.
Guru
SMA
GTY
Masih kuliah
SMA
GTY
Masih Kuliah
Pendamping 4
Mazroah
Guru Pendamping
b. Keadaan Siswa Jumlah siswa di RA Muslimat NU Bahrurrohmah untuk tahun pelajaran baru selalu dibatasi penerimaan siswa barunya. Walaupun sebenarnya minat dari orang tua untuk menyekolahkan anak mereka di RA Muslimat NU Bahrurrohmah cukup
74
antusias. Hal ini karena masih terbatasnya jumlah ruang kelas untuk belajar belum mencukupi untuk siswa banyak. Berikut jumlah peserta didik di RA Muslimat NU Bahrurrohmah tiga tahun terakhir:8 Tabel 2 Keadaan siswa Kelompok A
Kelompok B
Jumlah Total
Tahun Jml
Jml
Jml
Jml
Jml
Jml
Siswa
Rombel
Siswa
Rombel
Siswa
Rombel
2011/2012
23
1
12
1
35
2
2012/2013
23
1
19
1
42
2
2013/2014
26
1
34
1
60
2
Pelajaran
6. Struktur dan Muatan Kurikulum A. Struktur Kurikulum RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan Ruang lingkup Kurikulum RA Muslimat NU Bahrurrohmah berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini meliputi aspek perkembangan dan pengembangan sebagai berikut.
8
1.
PAI (Keimanan dan Ketaqwaan)
2.
Nilai-nilai agama dan moral
3.
Fisik
Dokumen RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan, 3 Februari 2015
75
a. Motorik Kasar b. Motorik Halus c. Kesehatan Fisik 4.
Kognitif
5.
Bahasa
6.
Sosial Emosional
7.
Mulok a. Batik dengan tujuan mengenalkan budaya Indonesia b. Baca Tulis dengan tujuan menanamkan gemar membaca sejak dini 8. Pengembangan diri a.
BTQ (Baca Tulis Qur’an)
b.
Praktek Ibadah
c.
Peringatan Hari Besar Islam
9. Pendidikan Karakter Bangsa 10. Pendidikan Kewirausahaan Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, struktur Kurikulum RA Muslimat NU Bahrurrohmah adalah sebagai berikut:
76
Tabel 3 Struktur Kurikulum Alokasi Waktu NO
Komponen
Kelas A
1
B
PAI (KK) Keimanan & Ketakwaan
2
Nilai-nilai agama dan moral
3
Fisik
4
Kognitif
5
Bahasa
6
Sosial emosional
7
Mulok
T
T
E
E
M
M
A
A
T
T
I
I
K
K
a. Baca Tulis b. Batik 8
Pengembangan Diri a. BTQ/Menghafal surat-surat pendek b. Praktek sholat c. Manasik Haji d. Do’a akhir dan awal tahun hijriyah e. PHBI dan PHBN
9
Pendidikan Karakter Bangsa
10
Pendidikan Krwirausahaan
77
Keterangan: Jumlah alokasi waktu 30 jam pembelajaran dalam satu minggu. Dalam satu hari 5 jam pembelajaran terdiri atas: 1. Pembukaan
: 30 menit ( 1 jam pembelajaran )
2. Inti kegiatan
: 60 menit ( 2 jam pembelajaran )
3. Istirahat
: 30 menit ( 1 jam pembelajaran )
4. Penutup
: 30 menit ( 1 jam pembelajaran )9
B. Muatan Kurikulum RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan Muatan
Kurikulum
Raudlatul
Athfal
meliputi
sejumlah
bidang
pengembangan yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu, materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. Permendiknas No. 58 Tahun 2009 yang mengatur tentang Standar PAUD di dalamnya memuat Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun.
Tingkat perkembangan yang dicapai merupakan aktualisasi potensi semua aspek perkembangan yang diharapkan
dapat dicapai anak pada setiap tahap perkem-
bangannya, bukan merupakan suatu tingkat pencapaian kecakapan akademik. Oleh karenanya, di dalam kurikulum RA Muslimat NU Bahrurrohmah ini mengacu pada PP No 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan
9
Dokumentasi dikutip dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun Ajaran 2014-2015 RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto wetan hlm. 7-9, 2 Februari 2015
78
dan
Permendiknas No. 58 Tahun 2009 sehingga muatan kurikulumnya adalah
sebagai berikut. a. Bidang Pengembangan I.
Bidang Pengembangan Pembiasaan Bidang pengembangan pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga menjadi kebiasaan yang baik. a) Aspek perkembangan pendidikan agama islam,moral dan nilainilai agama, bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan membina sikap anak dalam rangka meletakkan dasar agama dengan benar dapat melaksanakan kegiatan beribadah sejak dini agar anak menjadi warga negara yang baik. b) Aspek
perkembangan sosial dan
kemandirian, dimaksudkan
untuk membina anak agar dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun dengan orang dewasa dengan baik serta dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup II.
Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar Bidang Pengembangan Kemampuan dasar merupakan kegiatan
yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan tahap perkembangan anak. Bidang ini meliputi:
79
a) Berbahasa b) Kognitif. c) Fisik/Motorik b. Muatan Lokal i. Membaca dan Menulis Tujuannya yaitu membantu menanamkan gemar membaca sejak usia dini ii.
Membuat Batik Tujuannya adalah mengenalkan kepada anak mengenal budaya lokal
c. Pengembangan Diri 1. Baca Tulis Qur’an Agar anak mampu belajar baca dan tulis sederhana Al-Qur’an sejak dini 2. Praktek Ibadah Agar anak mengerti tata cara beribadah ( mengenalkan ibadah kepada Allah SWT. maupun sesama) 3. Perayaan/peringatan Hari Besar Islam Mengenal hari besar islam misal: idul fitri, idul adha, maulid Nabi Muhammad SAW., Isro’ Mi’roj, tahun baru islam. 4. PHBN Menanamkan rasa nasinalisme sederhana kepada anak dan mengenalkan hari besar nasional d. Pengaturan Beban Belajar Beban belajar yang digunakan adalah sistem paket sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum sebagai berikut:
80
Tabel 4 Alokasi Waktu Satu Jam
Jumlah jam
Waktu Minggu Efektif
Kelas
Pembelajaran Tatap
pembelajaran
Muka / Menit
Per-minggu
Pembelajaran Per-tahun Ajaran (Jam) Per-tahun
A
30
30 jam
34 minggu
1020 jam
B
30
30 jam
34 minggu
1020 jam
e. Pengelompokan Anak Didik Kriteria pengelompokan disesuaikan dengan usia perkembangan anak didik. I. Usia 3,5 – 4 tahun Kelompok A II. Usia 5- 6 tahun Kelompok B
f. Kenaikan Kelas (Perpindahan Kelompok ) Kenaikan atau perpindahan kelompok dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran 1) Kelompok A yang mempunyai kemampuan pindah ke Kelompok B 2) Kelompok A yang berkemampuan kurang tetap di Kelompok A 3) Kelompok B yang mempunyai kemampuan dan cukup umur (tidak kurang dari 6 tahun) pindah ke jenjang SD/MI
81
4) Kelompok B yang berkemampuan kurang dan atau belum cukup umur ( usia kurang dari 6 tahun) tetap tinggal di Kelompok B.10 7. Sarana dan Prasarana Dalam pelaksanaan proses pembelajaran tidak luput dari yang namanya sarana dan prasarana, karena ini adalah sangat urgen dalam proses pembelajaran untuk menfasilitasi segala kebutuhan dalam dunia kependidikan guna mencapai target yang diinginkan. Sarana prasarana yang ada di RA Muslimat NU Bahrurrohmah antara lain: Tabel 5 Sarana Prasarana No.
Jenis
Kondisi
Jumlah Total
Baik
Rusak
Rusak
Rusak
Ringan
Sedang
Berat
1
Ruang Kelas
1
1
-
-
2
2
Ruang
-
-
-
-
-
Bermain 3
Ruang Guru
-
1
-
-
1
4
Ruang TU
-
-
-
-
-
5
Tempat
1
-
-
-
1
-
1
1
-
2
-
-
-
-
-
Ibadah 6
Kamar Mandi/WC
7
10
Gudang
Dokumentasi dikutip dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun Ajaran 2014-2015 RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto wetan hlm. 9-12, 2 Februari 2015
82 8
Sarana
-
-
1
-
1
Bermain 9
Kantin
-
-
-
-
-
10
Alat Peraga
20
3
4
2
29
11
Alat
5
-
4
-
9
-
-
-
-
-
Permainan 12
Komputer
B. Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar untuk Meningkatan Kemampuan Membaca Permulaan di RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan Wonokerto Pekalongan Dalam dunia pendidikan berhasil tidaknya suatu kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh berbagai factor atau komponen. Komponen-komponen tersebut saling mendukung satu sama lain, komponen-komponen tersebut diantaranya adalah tujuan, bahan atau materi, guru, siswa, metode dan evaluasi. Apabila salah satu komponen tersebut tidak terpenuhi maka tidak akan berhasil target dan tujuan yang ingin dicapai. Begitu juga di RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan berusaha untuk memenuhi komponen-komponen tersebut agar kegiatan belajar tercapai sesuia tujuannya, khususnya dalam pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan media kartu kata bergambar sebagai materi penunjang pendidikan bahasa. Untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai membaca permulaan dengan menggunakan kartu kata bergambar pada anak TK di RA Muslimat NU Bahrurrohmah
83
Wonokerto Wetan terutama yang berkaitan dengan materi, metode, pelaksanaan pembelajaran dan problematikanya akan diuraikan sebagai berikut: 1. Materi Pembelajaran Membaca Permulaan Materi dalam pembelajaran membaca permulaan yang diberikan kepada peserta didik bersumber dari prota (program tahunan) yang telah disusun oleh guru kelompok B dan guru pendamping sebelum proses pembelajaran pada tahun ajaran baru dan telah disejutui oleh kepala RA. Buku program tahunan ini berisi beberapa lingkup perkembangan yang disertai dengan tingkat pencapaian perkembangan yang sasarannya adalah peserta didik. Program tahunan ini disusun sesuai dengan tahapan-tahapan yang sesuai dengan umur peserta didik yaitu umur 5-6 tahun. Beberapa lingkup perkembangan yang terdapat di program tahunan antara lain: nilai-nilai agama dan moral; fisik motorik kasar dan halus; kognitif, bahasa; dan social emosional.11 Khusus untuk pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan kartu kata bergambar termasuk ke dalam lingkup perkembangan bahasa dengan tingkat pencapaian perkembangan sebagai berikut; a. Mengenal suara huruf awal dari nama benda yang ada disekitar dengan indicator membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama atau suku kata akhir yang sama.
11
Wawancara dengan ibu Maemunah, S. Pd. AUD pada tanggal 2 Fabruari 2015
84
Contoh;
ikan motor
mobil itik
b. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi huruf awal yang sama dengan indicator membuat gambar dan menceritakan isi gambar dengan beberapa coretan/tulisan yang sudah berbentuk huruf/kata. Contoh;
pohon
bintang
kereta
c. Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf dengan indicator menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan symbol yang melambangkannya.
85
Contoh;
bulan
balon
d. Membaca beberapa kata berdasarkan gambar benda yang dilihatnya dengan indicator membaca beberapa kata berdasarkan gambar, tulisan, dan benda yang dikenal atau dilihatnya.12 Contoh;
jerapah
gajah
12
Dikutip dari dokumen Program Tahunan RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan, tanggal 2 Februari 2015
86
2. Metode Pembelajaran Untuk metode yang diterapkan untuk pembelajaran lingkup perkembangan bahasa biasanya guru menggunakan beberapa metode yang bervariasi. Variasi dalam penerapan metode dipandang perlu karena dapat menghindarkan peserta didik dari kebosanan dan dapat menambah minat dan motivasi belajar anak. Metode yang biasanya digunakan guru kelas dan pendamping diantaranya metode pemberian tugas, metode bermain, dan metode unjuk kerja. Metodemetode tersebut dilakukan dengan alasan: a. Untuk metode unjuk kerja guru dapat menuntut anak untuk melakukan tugas dalam perbuatan tertentu yang dapat diamati. b. Karena dengan metode bermain anak dapat belajar tapi tanpa adanya tekanan, anak bisa sambil bersenang-senang karena memang dunia anak merupakan dunia bermain. Dengan metode ini anak dapat termotivasi melakukan kegiatannya sendiri tanpa bantuan. c. Metode pemberian tugas merupakan metode yang digunakan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik melaksanakan tugas yang disiapkan oleh guru.13 Untuk pelaksanaan metode-metode ini, yaitu guru mengambil posisi berhadapan dengan siswa agar siswa dapat melihat gambar dan kartu kata yang dipegang guru. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelasnya adalah sebagai berikut:
13
Wawancara dengan ibu Maemunah, S. Pd. AUD pada tanggal 2 Fabruari 2015
87
Guru mempersiapkan gambar kartu kata yang akan diperlihatkan kepada anak yang sudah disesuaikan dengan tema pembelajaran. Kemudian kartu kata tersebut disusun dan ditempel pada papan planel. Sebelum anak disuruh maju kedepan, guru memberi penjelasan kepada anak mengenai gambar yang sudah disiapkan guru dan kemudian guru juga mengajak anak secara bersama-sama untuk mengeja huruf yang ada pada kartu kata tersebut dan kemudian satu persatu anak agar guru dapat mengetahuai siapa anak yang sudah mengenal huruf dan siapa anak yang belum mengenal huruf. Setelah dirasa banyak anak yang sudah paham, kemudian guru mengajak anak untuk bermain, yaitu dengan memanggil dua anak secara bergantian untuk maju kedepan memasangkan tulisan dengan gambar atau sebaliknya gambar dengan tulisan yang sudah diacak oleh guru. Misalnya untuk indicator membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama atau suku kata akhir yang sama. Contoh;
ikan
kuda
itik
kucing
Gambar-gambar diatas dipasang di papan planel kemudian anak disuruh mengelompokkan gambar yang mempunyai suku awal yang sama sehingga menjadi seperti yang dibawah ini.
88
Contoh;
ikan
;kuda
itik
kucing
Dari sini guru juga dapat menilai lagi siapa saja anak yang sudah paham dan siapa yang belum paham. Setelah permainan diatas selesai kemudian guru membagikan lembar penugasan untuk anak satu persatu dan anak diharuskan mengerjakan sesuai yang sudah dijelaskan oleh guru. Bagi anak yang memiliki kesulitan dalam belajar maka guru akan mendampingi anak agar mereka dapat memahami dan mengerjakan tugas yang diberikan guru.14 3. Pelaksanaan
Penggunaan
Media
Kartu
Kata
Bergambar
untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan melihat keadaan anak usia dini yang memiliki rasa ingin tahu yang besar maka guru mulai menggunakan media kartu kata bergambar dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan sebagai bekal untuk anak ketika akan masuk ke jenjang sekolah dasar sejak tahun ajaran 2012-2013. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik. Tema sebagai wadah mengenalkan berbagai konsep untuk mengenal 14
Ibid.
89
dirinya dan lingkungan sekitarnya. Tema dipilih dan dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, serta menarik minat. Pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan media kartu kata bergambar disesuaikan dengan jadwal yang telah disusun oleh guru berdasarkan pada rencana kegiatan mingguan (RKM) dan rencana kegiatan harian (RKH) dan masuk pada lingkup perkembangan bahasa. 1) Waktu dan tempat pelaksanan pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan kartu kata bergambar a) Untuk materi perbelajaran permulaan dengan menggunakan kartu kata bergambar diberikan pada berlangsungnya jam pelajaran dan masuk pada lingkup perkembangan bahasa, dan diberikan juga pada jam pelajaran tambahan. b) Waktu pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan kartu kata bergambar diberikan pada setiap tema pembelajaran baik pada tema di semester I maupun semester II. Berikut macam-macam tema yang sekaligus menjadi jadwal pembelajaran membaca permulaan: Tabel 6 Jadwal Pembelajaran Membaca Permulaan Sesuai Tema Durasi Semester I
Durasi Semester II
(minggu)
(minggu)
Diri sendiri
3 minggu
Rekreasi
4 minggu
Lingkunganku
4 minggu
Pekerjaan
3 minggu
Kebutuhanku
4 minggu
Air, udara, api
2 minggu
90
Binatang
Alat 3 minggu
2 minggu komunikasi
Tanaman
3 minggu
Tanah airku
3 minggu
Alam semesta
3 minggu
Dalam setiap minggunya pembelajaran membaca permulaan diberikan kepada anak yang pembelajarannya disesuaikan dengan tema yang sedang berlangsung. Sebagai persiapan diberikan juga jam tambahan setelah jam pembelajaran yang diberikan tiga hari setiap minggunya dengan jadwal sebagai berikut: Tabel 7 Jadwal Tambahan Pelajaran Membaca Permulaan No
Hari
Kelompok
Jam
1
Senin
B
09.50 – 10.30
2
Kamis
B
09.50 – 10.30
3
Sabtu
B
09.50 – 10.30
c) Pembelajaran membaca permulaan dengan kartu kata bergambar dilakukan di kelas dan hanya diberikan untuk Kelompok B RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan. 2) Tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan kartu kata bergambar
91
Tahapan-tahapan yang dilakukan pada setiap temanya adalah sebagai berikut: Tahap I (Pendahuluan)15 Pada tahap ini merupakan awal dari kegiatan guru dan siswa. Pukul 07.30 bunyi bel tanda masuk berbunyi dan anak berbaris di halaman sekolah dengan membaca asma’ul khusna, janji RA, dan pancasila. Setelah baris-berbaris selesai anak masuk ke dalam kelas dan siap menerima pelajaran dari guru. Guru menginstruksikan agar anak duduk yang baik serta mengucap salam dan kemudian berdoa sebelum memulai kegiatan. Setelah prosesi doa selesai guru akan mengabsen murid satu persatu dan akan menanyakan siapa saja yang tidak berangkat hari itu dan menanyakan apa sebab tidak berangkat. Setelah itu biasanya dilakukan tanya jawab yang masuk pada lingkup perkembangan nilainilai agama dan moral dan pengulangan membaca surat-surat pendek, haditshadits sederhana, dan doa sehari-hari yang biasanya dilakukan setiap hari. Setelah selesai kemudian dilanjutkan untuk lingkup perkembangan fisik motorik kasar dengan metode unjuk kerja atau praktek langsung yang dilakukan oleh setiap anak yang bertujuan untuk melatih koordinasi, kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan anggota badan anak. Tahap II (Kegiatan Inti) Pembelajaran inti berlangsung 2 jam pelajaran dengan pembagian satu jam pelajaran berdurasi 30 menit, jadi pada kegiatan inti berlangsung selama 60 menit. Pada kegiatan inti biasanya guru memberikan pembelajaran yang berbentuk penugasan (lembar kerja), unjuk kerja, maupun percakapan. Tergantung dari 15
Hasil observasi tanggal 2 Februari 2015
92
pembelajaran yang akan diberikan yang sudah disusun dalam rencana kegiatan harian. Akan tetapi, pada umumnya pada kegiatan inti guru memberikan pembelajaran yang masuk dalam lingkup perkembangan kognitif, bahasa, dan fisik motorik halus yang juga diselingi beberapa lagu anak-anak sehingga menghindarkan anak dari kebosanan selama proses pembelajaran. Dan untuk pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan media kartu kata bergambar masuk pada kegiatan inti dengan bentuk penugasan yaitu lembar kerja maupun unjuk kerja dengan jadwal pembelajaran disesuaikan tema yang sedang berlangsung yang telah disusun didalam rencana kegiatan mingguan.16 Tahap III (Kegiatan Istirahat) Kegiatan istirahat berlangsung selama satu jam pelajaran atau 30 menit dengan bentuk kegiatan makan dan bermain. Di taman kanak-kanak kegiatan istirahat masuk pada pembelajaran sehingga walaupun istirahat guru tetap menjaga dan mendampingi anak didik baik didalam maupun diluar kelas. Tahap IV (Kegiatan Akhir) Kegiatan akhir diisi dengan lingkup perkembangan social emosial ataupun nilai agama dan moral dengan bentuk percakapan atau bercakap-cakap, bernyanyi, dan evaluasi pembelajaran selama satu hari yang telah berlangsung. Selanjutnya guru mengajak anak untuk berdoa dengan khusyu’ (doa akan pulang), setelah selesai guru mengucap salam yang kemudian dijawab oleh anak-anak dan kemudian membagikan buku tabungan dengan memanggil nama anak satu persatu. Selanjutnya anak pulang kerumah masing-masing.17
16 17
Ibid. Ibid.
93
4. Suasana Kegiatan Belajar Membaca Permulaan Selama observasi yang dilakukan dikelas, guru kelas dalam memberikan materi pada waktu pembelajaran membaca permulaan mengerti apa yang seharusnya ia lakukan dan cukup memiliki pengalaman
dalam proses
pembelajaran membaca permulaan. Hal tresebut ditandai karena guru telah memiliki sasaran ataupun tujuan dalam pembelajaran membaca permulaan sehingga bagaimana meteri tersebut disampaikan dan target apa yang ingin dicapai setelah pemebelajaran. Pada waktu pembelajaran membaca permulaan posisi tempat duduk anak kadang berubah-ubah. Hal ini dilakukan agar anak terhindar dari rasa bosan selama proses pembelajaran. Guru biasanya mengubah formasi meja menjadi bentuk U, V, murid saling berhadapan, maupun kelas tradisional. Suasana dalam kelas di RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan untuk ukuran siswa yang normal bisa dikatakan kondusif karena cukup luas untuk perbandingan satu kelas dengan jumlah murid 34 anak. Akan tetapi berhubung pembatas antara satu kelas dengan kelas yang lain hanya menggunakan triplek maka suara antara kelompok A dan kelompok B bercampur sehingga suara guru kadang kalah dengan suara anak yang jumlahnya cukup banyak.18
18
Ibid.
94
5. Pendidik dan Peserta Didik dalam Pembelajaran Membaca Permulaan a. Pendidik Guru kelas untuk kelompok B adalah Ibu Maemunah, S. Pd. AUD. Beliau adalah Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini. Beliau juga menjabat sebagai Kepala RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan Guru kelas telah berpengalaman dalam pembelajaran di taman kanakkanak karena telah mengajar selama 17 tahun sehingga dalam proses pembelajaran beliau melihat kekurangan maupun kelebihan dari masingmasing murid. Sedang untuk guru pendamping untuk kelompok B adalah Ibu Mazroah. Beliau baru mengajar selama 3 tahun dan sekarang masih aktif sebagai mahasiswa PGRA. b. Peserta Didik19 Peserta didik kelompok B di RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan kebanyakan berumur 5-6 tahun yang berjumlah 34 siswa dan berstatus aktif adalah sebagai berikut: Tabel 8 Nama-nama Peserta Didik Kelompok B NO 1
19
Nama Ahmad Janadi Lokatara
Dikutip dari dokumen sekolah, pada tanggal 7 Februari 2015
L/P
Umur (tahun)
L
6
95
2
Asilatu Zahrotu Nisa
P
6,1
3
Azifa Aura Rahma
P
5,2
4
Cahya Rakha Ramadhani
L
6,5
5
Dhiya Abidah
P
5,10
6
Fadlika Rakhelia
P
6,1
7
Fiar Aura Anindzita
P
5,5
8
Galuh Ajeng Karina
P
5,6
9
Gita Dwi Agustin
P
6,4
10
Jihan Ulin Nuha
P
5,8
12
Jihan Wulandari
P
6,4
13
Latifah Turiski
P
5,6
14
M. Sabil Mubarok
L
6,3
15
M. Reza Pratama
L
6,4
16
Moh. Albab
L
6,1
17
Muh. Hanif Muzaki
L
5,5
18
Muh. Ibnu Abdillah
L
6,3
19
Muh. Ivan Januar
L
6
20
Muh. Lutfi Anwar
L
5,3
21
Muh. Syahrul Gunawan
L
5,7
22
Nasywa Isna Karima
P
6,3
23
Raditya Mukti Wibowo
L
6,2
24
Renno Adli Agustiansyah
L
6,4
25
Rahmad Adi Purnomo
L
6,10
96
26
Sabilatul Maulidiah
P
5,10
27
Silvi Nur khotimah
P
5,10
28
Syaefaza Febriani
P
5,11
29
Syafa Kamilatur Riski
P
5,11
30
Syifa Kamilatur Riski
P
5,11
31
Tri Arfazah Nofilah
L
6,2
32
Tri Widianto
L
5,2
33
Virda Isna
P
5,6
34
Rangga Arya Gardika
L
5,10
6. Kendala Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Seperti halnya pembelajaran untuk semua lingkup perkembangan, dalam pembelajaran membaca permulaan dalam lingkup perkembangan bahasa-pun ada berbagai problem atau kendala dalam pelaksanaannya. Seperti yang peneliti kutip dari hasil wawancara dengan ibu Maemunah, S. Pd. AUD. dan observasi dikelas bahwa ada beberapa kendala dalam pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan kartu kata bergambar, yaitu antara lain: 1) Dari siswa a. Siswa sulit membedakan huruf b. Siswa bingung dengan membaca huruf yang bentuknya hampir sama, seperti: bunyi huruf /b/ dengan /d/ c. Ada beberapa gambar benda yang belum dikenali anak
97
d. Motivasi anak untuk bisa membaca kurang sehingga ketika anak diberi pelajaran membaca kadang muncul kebiasaan seperti garuk-garuk kepala, gelisah, menangis, tidak mau membaca20
2) Dari guru a. Keterbasan waktu, sementara waktu untuk kegiatan inti cuma 60 menit. Sedangkan dalam kegiatan inti ada tiga lingkup perkembangan yang harus disampaikan kepada anak, sehingga guru harus bisa membagi waktu untuk pembelajaran membaca permulaan. b. Kartu kata bergambar bisa saja dapat dibeli, akan tetapi untuk menghemat biaya guru harus membuat kartu kata bergambar sendiri yang disesuaikan dengan tema yang akan diajarkan. c. Harus adanya kesabaran dari guru, karena belum semua anak dapat membedakan huruf alphabet d. Intelegensi masing-masing anak berbeda jadi guru harus jeli membedakan mereka agar perlakuan khusus bisa disesuaikan dengan perkembangan anak21
C. Evaluasi dan hasil yang dicapai dengan Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar dalam Pembelajaran Membaca Permulaan Evaluasi dilakukan adalah sebagai alat untuk mencapai keberhasilan, yaitu untuk mengetahui sejauhmana hasil dari pembelajaran yang sesuai yang diharapkan.
20 21
Hasil observasi pada saat pembelajaran di kelompok B pada tanggal 3 Februari 2015 Hasil wawancara dengan ibu Maemunah, S. Pd. AUD pada tanggal 3 Februari 2015
98
Berdasarkan hasil selama observasi dikelas dalam pembelajaran membaca permulaan dengan kartu kata bergambar juga dilakukan evaluasi. Hanya saja evaluasi yang dilakukan tidak seketat seperti pada jenjang yang lebih tinggi. Evaluasi yang dilakukan bersifat formatif, artinya evaluasi dilakukan pada setiap kali selesai pembahasan materi yaitu dengan cara tertulis dan lisan. 1. Evaluasi tertulis Evaluasi tertulis dilakukan apabila dalam pembelajaran membaca permulaan dengan kartu kata bergambar sebelumnya dirasa belum banyak siswa yang dapat memahami dengan materi yang disampaikan guru. Kalau masih dalam tema pembelajaran yang sama maka guru akan mengganti lembar kerja yang dibuat guru yang berbeda dengan tugas sebelumnya. 2. Evaluai lisan Evaluasi lisan dilakukan dengan cara siswa disuruh maju satu per satu kemudin siswa disuruh membaca gambar yang ditunjuk oleh guru. Dengan cara ini guru dapat dengan jelas mengetahui kemampuan membaca masing-masing anak. Dengan cara ini peneliti melihat siswa-siswa tampak senang dan antusias karena ingin menunjukkan kebolehannya.22 Pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan membaca permulaan dirasakan oleh guru sangat membantu dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan menggunakan media kartu kata bergambar dalam pembelajaran membaca permulaan anak-anak bisa membaca atau melafalkan bunyi huruf alphabet yang telah disusun 22
2015
Observsi di kelompok B RA Muslimat NU Bahrurrohmah Wonokerto Wetan pada tanggal 3 Pebruari
99
menjadi kata dengan tepat walaupun ada beberapa anak yang belum bisa lancar dalam membaca sedang sebenarnya mereka sudah mengetahui huruf alphabet. Dibawah ini akan dicantumkan hasil anak-anak dalam pembelajaran membaca permulaan dengan media kartu kata bergambar. Tabel 9 Hasil yang dicapai dengan media kartu kata bergambar pada pembelajaran membaca permulaan NO
Nama
Kelas
Kemampuan Membaca Permulaan Sudah Bisa
1
Ahmad Janadi Lokatara
B
√
2
Asilatu Zahrotu Nisa
B
√
3
Azifa Aura Rahma
B
√
4
Cahya Rakha Ramadhani
B
5
Dhiya Abidah
B
√
6
Fadlika Rakhelia
B
√
7
Fiar Aura Anindzita
B
√
8
Galuh Ajeng Karina
B
9
Gita Dwi Agustin
B
√
10
Jihan Ulin Nuha
B
√
12
Jihan Wulandari
B
13
Latifah Turiski
B
√
14
M. Sabil Mubarok
B
√
15
M. Reza Pratama
B
Belum Bisa
√
√
√
√
100
√
16
Moh. Albab
B
17
Muh. Hanif Muzaki
B
√
18
Muh. Ibnu Abdillah
B
√
19
Muh. Ivan Januar
B
√
20
Muh. Lutfi Anwar
B
√
21
Muh. Syahrul Gunawan
B
√
22
Nasywa Isna Karima
B
23
Raditya Mukti Wibowo
B
24
Renno Adli Agustiansyah
B
25
Rahmad Adi Purnomo
B
26
Sabilatul Maulidiah
B
27
Silvi Nur khotimah
B
√
28
Syaefaza Febriani
B
√
29
Syafa Kamilatur Riski
B
√
30
Syifa Kamilatur Riski
B
√
31
Tri Arfazah Nofilah
B
√
32
Tri Widianto
B
√
33
Virda Isna
B
√
34
Rangga Arya Gardika
B
√ √ √ √ √
√
Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa kebanyakan dari anak-anak kelompok B sudah bisa membaca permulaan sebanyak 20 anak. Sedangkan yang masuk dalam kategori belum bisa membaca yaitu sebanyak 14 anak sebenarnya bukan karena mereka
101
belum bisa mengenal huruf alphabet, tapi kebanyakan dari mereka karena jarang belajar atau latihan membaca sendiri merangkai huruf alphabet dan atau karena intelegensi mereka yang kurang.23
23
Hasil observasi selama penelitian