BAB III PENDEKATAN LAPANG
3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan dalam memperoleh data, jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang karakteristik dari fenomena sosial yang sedang diteliti dan hubungan antar fenomena yang sedang diteliti tersebut (Silaen, 2004). Fenomena yang diteliti tersebut adalah fenomena kontestasi pengelolaan sumberdaya hutan di Desa Jamur Konyel, Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Kemudian dari fenomena kontestasi pengelolaan sumberdaya hutan ini, dicari hubungan antar pemangku kepentingan pengelolaan serta pengaruhnya dengan kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Sehingga diperoleh gambaran yang jelas dari aplikasi pengelolaan hutan tersebut dalam sistem sosial-ekonomi komunitas Desa Jamur Konyel dan akan diperoleh juga gambaran atau uraian tentang karakteristik serta faktor-faktor yang mungkin akan mempengaruhi keefektifan pengelolaan sumberdaya hutan. Selanjutnya, dengan melihat jenis penelitian dan sangat luasnya cakupan penelitian tentang pengelolaan hutan di masyarakat Desa Jamur Konyel, maka pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan studi kasus. Studi kasus dipahami Silaen (2004) sebagai : “Penelitian untuk mempelajari secara rinci dan intensif tentang latar belakang, sifat-sifat dan karakter-karakter yang khas dari suatu unit sosial. Selanjutnya berusaha menemukan hubungan antara beberapa faktor yang mempengaruhi unit sosial tadi, kemudian sifat-sifat khas tersebut akan dijadikan sebagai hal yang bersifat umum”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif akan diterapkan peneliti untuk mengetahui siapa saja pihak yang terlibat dalam pengelolaan hutan, apa kepentingannya dalam pengelolaan hutan serta bagaimana bentuk kontestasi yang terjadi antar pemangku kepentingan. Metode kajian yang digunakan merupakan metode non survey dalam memperoleh data yang diimplementasikan melalui metode studi kasus untuk memberikan informasi penting mengenai
18
hubungan antar-variabel serta proses-proses yang memerlukan penjelasan dan pemahaman yang lebih luas. Metode non survey pada pelaksanaannya dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam, pengamatan berperan serta terbatas, maupun penelusuran data sekunder sebagai instrumennya. 3.2 Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sebagai metode utama dalam memperoleh data, pemilihan metode ini didasarkan pada jenis data yang ingin diperoleh yaitu data kualitatif. Disamping itu, untuk mengetahui bagaimana hubungan aktor pengelolaan sumberdaya hutan pada pengaruh pengelolaan tersebut dalam mengatasi konflik, degradasi hutan dan kesejahteraan komunitas dengan mengacu pada rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, maka metode kualitatif dianggap paling cocok untuk digunakan dalam penelitian ini. Pada mulanya, pemakaian metode kualitatif ini didasarkan pada peneliti yang masih belum mengetahui pola pengelolaan yang berkembang pada masyarakat yang ada di lokasi penelitian. Sehingga melalui penelitian kualitatif yang lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi ini diharapkan fokus penelitian akan menjadi jelas dan data yang diperoleh lebih lengkap, mendalam, kredibel dan bermakna dan tujuan penelitian dapat tercapai. Kemudian, setelah fokus penelitian diperoleh, metode kualitatif digunakan untuk mengetahui lebih dalam tentang fokus penelitian yang sedang diamati. Dalam hal ini adalah pengelolaan antar pemangku kepentingan dalam pengelolaan hutan di area Taman Buru. Selanjutnya, setelah fokus penelitian ini jelas, melalui metode kualitatif diharapkan akan diperoleh data yang bersifat kepentingan para aktor, proses dan perkembangan kontestasi pengelolaan sumberdaya hutan, dan pengaruh pengelolaan terhadap permasalahan lingkungan dan sosial budaya komunitas Desa Jamur Konyel. 3.3 Penentuan Subjek Penelitian Subyek dalam penelitian ini pada awalnya adalah setiap tokoh masyarakat baik informal maupun formal yang memiliki terlibat dalam waktu cukup lama dalam pengelolaan sumberdaya hutan di Desa Jamur selain itu juga subjek yang berasal dari pemangku kepentingan lain yang terlibat dalam pengelolaan
19
sumberdaya hutan ini serta pihak-pihak yang memiliki kewenangan terhadap kebijakan pengelolaan sumberdaya hutan di Desa Jamur Konyel. Metode yang digunakan dalam penarikan sampel bersifat nonprobability sampling (sampel tidak berpeluang) dengan pertimbangan bahwa pada penelitian ini, peneliti banyak melihat latar belakang, sifat atau karakteristik, proses aplikasi dari pengelolaan hutan setiap pemangku kepentingan dan berdasarkan sejarah berkembangnya pengelolaan hutan. Sehingga berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti harus memperhitungkan aspek waktu pengaplikasian pengelolaan sumberdaya hutan untuk dapat mengetahui sebab dan dampak dari penerapan kebijakan pengelolaan sumberdaya hutan. Subjek penelitian berasal dari berbagai pemangku kepentingan sehingga perlu ditentukan informan pertama yang merupakan informan kunci yang mengetahui banyak tentang aspek yang sedang diteliti. Informan ini diambil secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan informan mengikuti fenomena kontestasi dalam pengelolaan sumberdaya hutan dalam waktu yang cukup lama. Kemudian teknik ini berkembang menjadi snow ball sampling (sampel bola salju) yang semakin lama jumlah sampel semakin besar sampai dengan sampel tersebut dianggap dapat mewakili populasi dan data yang diperoleh validitasnya dapat dipertanggungjawabkan. 3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jamur Konyel, Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Penentuan lokasi penelitian di lakukan secara purposive (sengaja) dengan beberapa pertimbangan di antaranya adalah penelitian ini merupakan penelitian tentang pengelolaan sumberdaya hutan, dan Desa Jamur Konyel merupakan salah satu desa di Kabupaten Aceh Tengah yang termasuk ke dalam wilayah hutan negara dan masyarakat yang paling aktif dalam memperjuangkan keberadaan mereka di dalam area hutan negara. Waktu penelitian dimulai dari 5 Mei 2010 sampai dengan 24 Mei 2010 dengan pertimbangan data dianggap sudah menemui titik jenuh, maka penelitian dilakukan hanya sampai 24 Mei 2010. Waktu penelitian ini difokuskan pada wawancara mendalam dan pengamatan berperan serta sedangkan studi dokumen dilakukan setelah studi lapang selesai dilakukan hingga tulisan ini selesai.
20
3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Data penelitian dikumpulkan melalui tiga metode, antara lain: 1. Wawancara mendalam Teknik wawancara mendalam bertujuan untuk memperoleh data primer dan deskriptif yang dilakukan terhadap informan. Informan diketahui melalui teknik bola salju (snow ball). Pemilihan informan pada awalnya dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mendatangi staf pemerintah daerah, aparat desa, maupun tokoh masyarakat dimana penelitian ini dilakukan, yang kemudian akan menggiring pada informan lain. Informan adalah pihak yang akan memberi keterangan tentang pihak lain, lingkungan, dan berbagai hal yang terkait dengan penelitian ini. 2. Pengamatan Berperanserta Pengamatan berperanserta melalui interaksi sosial antara peneliti dengan tineliti dalam lingkungan sosial tineliti, dilakukan agar peneliti dapat melihat, merasakan,
dan
memaknainya
sehingga
memungkinkan
pembentukan
pengetahuan secara bersama. 3. Penelusuran Data Sekunder Data sekunder diperoleh dengan menganalisis atau melakukan kajian pustaka terhadap berbagai literatur, yakni skripsi, tesis, disertasi, buku, jurnal, makalah, dan internet yang terkait dengan topik penelitian ini. Instrumen penelitian ini dikutip berdasarkan pendapat Nasution (1988) dalam Sugiyono (2009), bahwa: “Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya adalah segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semua tidak dapat ditentukan dengan jelas dan pasti sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”. Berdasarkan hal ini, maka instrumen penelitian pada awalnya adalah peneliti sendiri. Kemudian setelah fokus penelitian menjadi jelas, peneliti mengembangkan instrumen lain seperti foto untuk dokumentasi, panduan
21
pertanyaan pengarah, catatan harian. Dengan instrumen sederhana ini, diharapkan dapat mempertajam dan melengkapi data yang diperoleh di lapangan. 3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini disesuaikan dengan metode penelitian yang digunakan, yaitu penelitian kualitatif. Analisis data ini mengikuti konsep Miles and Huberman dan Spradley. Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono (2009), mengemukakan bahwa analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai dengan selesai sehingga data yang diperoleh bersifat jenuh. Aktivitas dalam analisis data ini diantaranya adalah data reduction, data display, dan data conclusion drawing/verification. Pada saat turun lapang pertama, di peroleh data yang bermacam-macam dan tidak tersusun dengan benar. Data tersebut tetap di kumpulkan dan di koleksi sebanyak-banyaknya. Data yang diperoleh ini merupakan data tentang seluruh aktor-aktor yang berkepentingan yang berkembang pada pengelolaan hutan di lokasi penelitian. Mulai dari kebijakan-kebijakan yang berbentuk undang-undang hingga kelembagaan, pengetahuan, aturan-aturan khusus yang dari berbagai pemangku kepentingan yang termasuk ke dalam subjek penelitian ini. Kemudian data yang beranekaragam dan terkumpul secara tidak beraturan tersebut direduksi dengan cara di kategorikan menurut bentuk-bentuk kepentingannya terhadap sumberdaya hutan. Setelah dilakukan reduksi data, selanjutnya data tersebut di jabarkan satu persatu menurut kebutuhan data penelitian dan diurutkan secara sistematis sehingga akan lebih mudah dipahami dan akan menentukan arah penelitian selanjutnya. Tahap ini biasanya disebut dengan tahap penentuan fokus penelitian, aktivitasnya adalah dengan menampilkan (Data Display) data sehingga diperoleh gambaran umum fokus penelitian yang akan di kaji lebih dalam. Setelah fokus penelitian ini menjadi lebih jelas, maka penelitian dilanjutkan berdasarkan fokus penelitian tadi. Data-datanya pun terfokus pada aspek yang menjadi fokus penelitian. Dalam hal ini yang menjadi fokus penelitian adalah aktor yang terlibat, kepentingan para aktor, bentuk akses dan konflik-konflik dalam kehidupan sosialekonomi-ekologi masyarakat.
22
Tahap selanjutnya yaitu tahap selection, aktivitas analisis data pada tahap ini adalah membuat suatu kesimpulan dari data yang di peroleh, memilih data yang di perlukan, membuat kategorisasi data yang diperlukan dan membuang data yang
tidak
di
pakai.
Aktivitasnya
biasa
disebut
dengan
conclusion
drawing/verifying. Pada Gambar 3 dijelaskan bagaimana proses analisis data penelitian ini dilakukan:
Gambar 3. Komponen dalam analisis data (Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono (2009)).