BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Tambang Bukit Asam Tbk. (PTBA) adalah perusahaan milik negara yang bertujuan mengembangkan usaha pertambangan nasional khususnya batubara. PTBA yang berdiri pada tanggal 15 Desember 1980, mempunyai filosofi “melalui visi, misi, dan strategi yang telah ditetapkan, kami mengarahkan seluruh potensi yang ada di setiap aspek untuk fokus pada pencapaian tujuan kami.” Visi dari perusahaan ini adalah mejnadi perusahaan energi berbasis batubara yang berdaya saing dan memberikan nilai optimal bagi stakeholders. Untuk mencapai visi tersebut maka ditetapkan sebuah misi yaitu memproduksi dan memasarkan batubara dan derivatifnya dengan cara terbaik, biaya yang kompetitif serta berkembang harmonis bersama lingkungan. Strategi yang dikembangkan untuk mencapai visi dan misi tersbut adalah : •
Memaksimalkan
profitabilitas
melalui
peningkatan
produksi, peningkatan volume penjualan, peningkatan produk bernilai tambah dan penekatan biaya serta pengembangan angkutan batubara.
31
•
Memperluas usaha secara vertikal, antara lain melalui PLTU mulut tambang.
•
Sinergi akuisisi dan pengembangan perdagangan batubara.
Filosofi, visi, misi dan strategi yang sangat terencana sejak awal beridirinya, membuat PTBA bisa berkembang dan menjadi perusahaan yang besar. PTBA yang mempunyai kantor pusat di Jl Parigi No1 Tanjung Enim 31716 sumatera selatan, serta memiliki korespondensi di Menara Kadin 15th floor dan 9th floor Jl Rasuna said x-5 Kav.2 dan 3 termasuk dalam daftar lima besar produsen batubara di Indonesia. Penjualan PTBA di dalam negeri termasuk terbesar kedua. Seperempat produksi nya sebesar 22 % diekspor ke pasar internasional, termasuk Jepang, Taiwan, Malaysia, Pakistan, Spanyol, Perancis, dan Jerman. Dengan sumber daya batubara sekitar 7,3 miliar ton atau 17 % dari total sumber daya batubara yang dimiliki Indonesia, PTBA terus berupaya untuk menjadi perusahaan energi yang kompetitif. Salah satu cara perwujudan pengembangan yang dilakukan oleh PTBA adalah dengan membentuk PT bukit Pembangkit Inovatif yang merupakan salah satu anak PT Tambang Batu Bara Bukit Asam untuk mengoperasikan PLTU mulut tambang berkapasitas 2 x 100 Megawatt di Banjarsari. Pada tanggal 23 Desember 2002, PTBA menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya yang kini sudah bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia. Kepemilikan PTBA dikuasai oleh negara Republik Indonesia sebesar
32
65.02 %, dan sisanya dimiliki oleh masyarakat, yang kini diperdagankan di Bursa Efek Indonesia. Persentase ini merupakan persentase sampai dengan tanggal kepemilikan 31 Januari 2008. Untuk periode februari 2008, persentase kepemilikan saham PTBA menjadi : •
65.02% dikuasai oleh Negara Republik Indonesia,
•
0.01% dikuasai oleh Sukrisno selaku direksi,
•
0.01% dikuasi oleh Mahbub Iskandar selaku direksi, dan
•
34.96% beredar di masyarakat.
III.1.2 Struktur Organisasi Struktur organisasi PTBA diformulasikan berdasarkan spesialisasi dan fungsi masing-masing anggota di dalam unit kerja perusahaan. Struktur ini mampu mengantisipasi kebutuhan organisasi yang lebih baik dan kinerja yang
lebih efisien dalam mencapai target dan tujuan
perusahaan. Berikut adalah gambar struktur organisasi PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk.
33
Gambar III.1 Struktur organisasi PTBA III.1.3 Bidang Usaha Bisnis utama dari PTBA adalah pertambangan batubara, dengan sektor bisnis pertambangan dan sub sektor pertambangan batubara. Selain
pertambangan
batubara,
PTBA
juga
mempunyai
usaha
mengembangkan dan memproduksi briket batubara sebagai bahan bakar alternatif bagi industri kecil maupun menengah. Dari Tanjung Enim, Sumatera Selatan, PTBA memproduksi dan mendistribusikan berbagai jenis batu bara dan briket yang ramah
34
Dalam usaha memenuhi perkembangan pasar, PTBA telah menjadi pemasok bagi sejumlah pelanggan besar, baik domestik maupun internasional antara lain : •
PLTU Suralaya, Jawa Barat
•
PLTU Bukit Asam, Sumatera Selatan
•
Taipower, Taiwan
•
Shubu Electric Power Company, Jepang
•
Kobe Steel, Jepang
•
Tengaga Naional Berhard, Malaysia
•
Berbagai pembangkit listrik di Eropa serta sejumlah besar pelanggan dari kalangan industri baik domestik maupun regional.
III.1.4 Karakteristik Produk PT Tambang Batubara Bukit Asam memasarkan beberapa tipe batu bara yang berbeda, yaitu BA 58, BA 59, BA 63, BA 67, BA 70 dan ANS (semi Antharacite Coal) dengan perbedaan sebagai berikut : Tabel III.1 Tabel produk batubara CV Calorific Value(KCal/kg, adb) Coal Brand BA 58 5800 BA 59 5850 BA 63 6300 BA 67 6650 BA 70 7000 ANS 7900 CV (Calorific Value) = Parameter kualitas batubara yang berkaitan dengan kandungan energi per satuan berat
35
III.2 Metodologi Penelitian III.2.1 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur. Studi literatur ini dilakukan dengan membaca buku- buku dan bacaan yang terkait dengan analisis-analisis yang akan digunakan dalam skripsi ini. Buku dan bacaan yang dibaca adalah buku-buku dan bacaan yang berkaitan dengan analisis teknikal yang digunakan yaitu Fibonacci dan RSI. Selain membaca mengenai analisis Fibonacci dan RSI, bacaan yang dibaca adalah informasi-informasi yang relevan dengan PTBA. Melalui studi ini dapat diperoleh pengetahuan mengenai analisis yang akan digunakan dan juga diperoleh data-data yang akan digunakan untuk analisis tersebut. Setelah membaca buku-buku dan bacaan yang berkaitan dengan skripsi, pengumpulan data juga dilakukan dengan membrowse situs Bursa Efek Indonesia. Dari situs tersebut akan didapatkan informasi berupa data harga dari saham PTBA, harga yang digunakan adalah harga penutupan dari saham PTBA untuk periode 1 Januari 2007 – 31 December2007. Sesudah mengetahui harga dari saham PTBA, pencarian data selanjutnya dilakukan dengan mengunjungi Bursa Efek Indonesia-Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM). Dari PRPM akan diperoleh informasi mengenai Sejarah Perusahaan, sturuktur organisasi, bidang usaha, dan karekteristik produk dari PTBA.
36
Data yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia dan PRPM merupakan data sekunder, karena data yang diambil adalah data yang sudah diolah dan disajikan ulang. III.2.2 Metode Penentuan Sampel Dari data harga saham diambil sampel selama 1 tahun. Dimulai dari tanggal 1 Januari 2007 – 31 Desember 2007. Alasan pemilihan tanggal dari 1 Januari 2007 – 31 Desember 2007 karena pada periode 2007 industri pertambangan sedang mengalami kemajuan yang cukup signifikan, kemajuan ini dapat dilihat dari terus menaiknya harga-harga komiditas pertambangan. Untuk masa ke depannya diprediksikan bahwa industri pertambangan akan terus berkembang, seperti yang dituliskan dalam berita di detik finance. Selain itu pada periode tahun 2007 harga saham PTBA mengalami pertumbuhan yang luar biasa, dari harga Rp 3.525 di tanggal 2 Januari 2007 menjadi Rp 12.000 di tanggal 31 Desember 2007. Saham PTBA juga mengalami fluktuasi yang besar dengan betha 1,38, sehingga memungkinkan investor mengambil keuntungan dari fluktuasi tersebut. Penulis telah memilih tahun 2007 sebagai sampel yang akan diambil, karena perkembangan industri pertambangan yang luar biasa. Dengan adanya maksud sebelum pengembilan sampel, maka teknik pengambilan sampel ini disebut purposive sampling.
37
III.2.3 Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam analisis : 1. Metode analisis grafik RSI untuk mengetahui tingkat kejenuhan dari saham tersebut. Jika sudah terjadi jenuh beli yang sering disebut overbought, biasanya harga akan segera turun. Sementara untuk jenuh jual yang biasa disebut oversold, biasanya harga akan segera naik. 2. Metode analisis grafik Fibonacci untuk megetahui tanggaltanggal penting yang terjadi berikutnya. Baik tanggal untuk posisi membeli ataupun menjual. 3. Metode kombinasi antara grafik RSI dan Fibonacci untuk mengetahui sinyal beli atau sinyal jual pada suatu tanggal tertentu. III.2.4 Metode Penyajian data Cara penyajian data dilakukan dalam beberapa bentuk. Bentukbentuk tersebut antara lain : 1. Tabel RSI Tabel ini berisikan harga penutupan saham PTBA, perubahan yang terjadi pada harga penutup tersebut-baik kenaikan ataupun penurunan, dan total dari perubahan tersebut selama periode Januari 2007 – 31 December2007 yang diurutkan berdasarkan tanggal. Data dibuat secara vertikal dimulai dari tangal, terakhir total perubahannya.
38
perubahan yang terjadi, dan
2. Grafik RSI Grafik RSI dibuat berdasarkan tingkat overbought dan oversold yang telah ditentukan. Untuk membentuk grafik RSI, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Pertama harus meghitung dulu rata-rata kenaikan dan penurunannya selama periode sesuai dengan interval RSI yang telah ditentukan. Kedua menghitung RS dengan memabagi ratarata
kenaikan
dengan
rata-rata
penurunannya.
Terakhir
baru
menghitung RSI dengan rumus RSI 3. Grafik Fibonacci Untuk membuat grafik Fibonacci dibutuhkan harga penutupan dari saham PTBA. Setelah itu membuat grafik dari harga penutupan tersebut. Dari grafik tersebut akan ditentukan titik harga yang akan menjadi acuan penghitungan. Dan menghitung tanggal yang kemungkinan akan keluar dengan menggunakan rasio Fibonacci.
39
III.2.5 Operasionalisasi Variabel
Variabel Harga Penutupan RSI RS Upper Limit Lower Limit Rasio Fibonacci Average Gain Average Loss N
Tabel III.2 Tabel Operasionalisasi Variabel Definisi Merupakan harga terakhir saham tersebut diperdagangkan pada hari itu Indeks kejenuhan harga saham Perbandingan kekuatan menaikan harga terhadap kekuatan menurunkan harga. Batas atas atau daerah oversold Batas bawah atau daerah overbought Rasio yang didapatkan dari pembagian angka-angka emas Fibonacci Rata-rata laba dalam satu periode yang ditentukan Rata-rata laba dalam satu periode yang ditentukan Jumlah hari yang dipakai
40
Indikator (Simbol) Rupiah
Skala Rasio
RSI RS
Rasio Rasio
Poin
Rasio
Poin Persentase(%)
Rasio Rasio
Rupiah
Rasio
Rupiah
Rasio
N
Rasio