BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Menurut Sugiyono (2008:59) mendefinisikan variabel sebagai berikut : variabel bebas (variabel independen) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat). Variabel terikat (variabel dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu Penyusunan Anggaran Belanja Modal (X) sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah Efektivitas Penyerapan Anggaran Belanja Modal (Y). Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah Pemerintah Kabupaten/Kota wilayah IV Priangan Jawa Barat. Responden dalam penelitian ini adalah Kepala Bagian/Seksi Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan Kepala Bagian/Seksi Akuntansi dan Pelaporan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah/Bagian Keuangan Sekretariat Daerah di pemerintah kabupaten/kota wilayah IV Priangan Jawa Barat Penelitian ini mencoba menganalisa bagaimana Hubungan Penyusunan Anggaran Belanja Modal dengan Efektivitas Penyerapan Anggaran Belanja Modal.
51 Shenny Anggaeni, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
52
3.2 Metode dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan prosedur dan cara melakukan pengolahan data yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah penelitian termasuk pengujian hipotesis sehingga memudahkan pembuatan kesimpulan. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2008:5) menyatakan bahwa : metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Adapun ciri-ciri dari metode survei adalah tujuannya bersifat deskriptif dan juga verifikatif, data dikumpulkan dari sampel yang telah ditentukan, data variabel penelitian dijaring dengan menggunakan alat pengumpulan data tertentu, yaitu kuesioner. Metode survei yang digunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dilakukan melalui penelitian lapangan, yakni dengan menyebarkan kuisioner dan wawancara terstruktur apabila diperlukan terkait dengan arsip data yang dibutuhkan.
Shenny Anggaeni, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
53
3.2.2 Desain Penelitian Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan suatu perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:51), desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam desain penelitian terdapat penjelasan secara terperinci mengenai tipe desain riset yang memuat prosedur yang sangat dibutuhkan dalam upaya memperoleh informasi serta mengolahnya dalam rangka memecahkan masalah. Tipe riset desain ini berhubungan dengan tingkat analisis yang direncanakan oleh peneliti terhadap data yang dikumpulkan. Menurut Husein Umar (2003:28), desain riset dibagi menjadi tiga macam yaitu : 1.
Riset Eksploratif Riset eksploratif yaitu desain riset yang digunakan untuk mengetahui permasalahan yang belum diketahui (kelayakan riset).
2.
Riset Deskriptif Riset Deskriptif yaitu desain riset yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu (hubungan).
3.
Riset Kausal Riset Kausal yaitu untuk menguji hubungan sebab akibat. Menurut Husein Umar (2003:94) juga menambahkan untuk penelitian
yang menggunakan metode deskriptif dan atau metode eksperimen dapat
Shenny Anggaeni, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
54
memakai desain kausalitas. Desain kausalitas ini berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Berdasarkan tujuannya, desain penelitian yang akan digunakan adalah riset kausal dengan menggunakan analisis korelasi, karena akan membuktikan hubungan sebab akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang diteliti. Dalam hal ini, pelaksanaan penyusunan Anggaran Belanja Modal memeiliki hubungan atau menyebabkan perubahan pada efektivitas penyerapan anggaran belanja modal.
3.3 Operasionalisasi Variabel Definisi variabel perlu dibuat untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam menafsirkan, memahami variabel. Menurut Sugiyono (2008:59) “Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi Hubungan Penyusunan Anggaran Belanja Modal (X) dan Efektivitas Penyerapan Anggaran Belanja Modal (Y). Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Shenny Anggaeni, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
55
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Penelitian
Dimensi
1. Keseimbangan
Indikator a. b.
a.
2. Komprehensif
b.
a. 3. Kemandirian
b.
a. b. Penyusunan Anggaran Belanja Modal (X) (Suhadak.,et..a l, 2007:44)
4. Terperinci
c.
a.
5. Disiplin
b.
c. a.
6. Fleksibel b.
a. 7. Prioritas b.
Adanya asumsi yang rasional Terjadi keseimbangan antara rencana penerimaan dan pengeluaran Perencanaan Anggaran disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat disetiap daerah Adanya kesinambungan antara penyusunan anggaran dengan rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan Pengoptimalan sumber pendapatan daerah Adanya peran serta aparatur Pemerintah Daerah dalam mewujudkan kemandirian Anggaran Daerah Detail memuat rincian mengenai penerimaan daerah Detai memuat rincian mengenai pengeluaran daerah Penyusunan anggaran dibuat secara jelas agar mudah dipahami oleh pelaksana anggaran, Kesadaran aparatur Pemerintah Daerah salam membuat dan melaksanakan penyusunan anggaran sesuai dengan aturan yang berlaku Penyusunan anggaran dibuat secara akurat berdasarkan pedoman yang berlaku Ketepatan waktu dalam penyusunan anggaran Besarnya peluang perubahan anggaran daerah yang disesuaikan dengan kebutuhan pada waktu tertentu Penyusunan anggaran yang telah dibuat mudah untuk dipahami dan dilaksanakan Penyusunan anggaran dibuat berdasarkan kebutuhan unit terkait Penyusunan anggaran diupayakan dapat
Shenny Anggaeni, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Skala
Ordinal
No Item 1,2 3,4
5,6 Ordinal 7,8 Ordinal
Ordinal
9,10 11,12
Ordinal
Ordinal Ordinal
13,14 15,16 17,18
Ordinal 19,20 Ordinal
21,22,23 Ordinal Ordinal
24,25 26,27
Ordinal
28,29 Ordinal 30,31 Ordinal Ordinal
32,33
56
a.
8. Keterbukaan b.
1. Tepat
Efektivitas Penyerapan Anggaran Belanja Modal (Y) Lubis (1997:3)
2. Cepat
a. b. a. b. a. b.
3. Hemat
4. Selamat
a.
mempertajam keutamaan penggunaan dan yang tersedia utnuk pembiayaan program dan kegiatan. Proses penyusunan anggaran melibatkan seluruh unit terkait yang telah ditunjuk oleh kepala daerah sebagai TAPD Adanya publikasi anggaran yang telah disetujui kepada semua pihak Memenuhi target Rencana Terwujud Pekerjaan selesai sebelum waktu yang ditetapkan Pekerjaan selesai sesuai wktu yang telah ditetapkan Tidak terjadi pemborosan Pengalokasian Anggaran sebanding dengan hasil (output) yang dirasakan oleh pengguna anggaran. Tidak mengalami hambatan dalam penyusunan anggaran
34,35 Ordinal
36,37 Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
1,2,3,4 5,6,7 8,9 10,11 12,13 14,15
Ordinal
Ordinal
16,17
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian Sugiyono (2008:115), medefinisikan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan definisi di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh Kabupaten/Kota di wilayah IV Priangan Jawa Barat sebanyak 10 kabupaten dan kota, yang terdiri dari : 1. Kota Bandung 2. Kabupaten Bandung
Shenny Anggaeni, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
57
3. Kabupaten Bandung Barat 4. Kota Cimahi 5. Kabupaten Sumedang 6. Kabupaten Garut 7. Kota tasik 8. Kabupaten Tasik 9. Kabupaten Ciamis 10. Kota Banjar Sedangkan pengertian sampel menurut Sugiyono (2008:81) adalah “bagian dari
jumlah
dan
karakteristik
yang
dimiliki
oleh
populasi
tersebut”.
Kesimpulannya dari sampel dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Dikarenakan populasi yang ditentukan relatif kecil yaitu kurang dari 30 unit analisis, maka dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2008:85). Maka teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Probability Sampling, di mana pengambilan sampel tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Shenny Anggaeni, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
58
3.5 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Sumber Data Menurut Suharsimi Arikunto (2006:129) “ Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh “. Sumber data tersebut dapat diperoleh, baik secara langsung (data primer) maupun tidak langsung (data sekunder) yang berhubungan dengan objek penelitian. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari subjek yang berhubungan dengan penelitian, seperti wawancara, angket, dan sebagainya. Sedangkan data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2008:137). a.
Sumber Data Primer Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah wawancara dan kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini yang terbagi menjadi dua bagian yaitu kuesioner berkaitan dengan variabel X yang membahas mengenai penyusunan anggaran belanja modal diberikan kepada Kepala Bagian/Seksi Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten/Kota Wilayah IV Priangan Jawa Barat dan kuesioner yang berkaitan dengan variabel Y yang membahas mengenai efektivitas penyerapan anggaran diberikan kepada Kepala Bagian/Seksi Akuntansi dan Pelaporan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah/Bagian Keuangan Sekretariat Daerah di pemerintah kabupaten/kota wilayah IV Priangan Jawa Barat Kabupaten/Kota Wilayah IV Priangan Jawa Barat.
Shenny Anggaeni, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
59
b.
Sumber Data Sekunder Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data mengacu pada media apa yang digunakan peneliti dalam memperoleh data. Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah data primer, yaitu data diperoleh langsung dari responden dan data sekunder yang tidak langsung diperoleh dari objek yang bersangkutan. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Interview/Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait dari subjek penelitian untuk memperoleh informasi dan data tambahan dari data yang diperoleh dari kuesioner
2.
Kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2006:155). Kuesioner yang berisi pertanyaan variabel X akan disebarkan kepada Kepala Bagian/Seksi Penyusunan APBD (BAPPEDA). Sedangkan untuk variabel Y, kuesioner diberikan kepada Kepala Bagian/Seksi Akuntansi dan Pelaporan (Dinas
Shenny Anggaeni, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
60
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah/Bagian Keuangan Setda) di pemerintah kabupaten/kota wilayah IV Priangan Jawa Barat. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan skala lima sikap kategori Likert. Langkah-langkah penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut : a.
Menyusun kisi-kisi kuesioner atau daftar pertanyaan.
b.
Merumuskan item-item untuk pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis instrumen yang digunakan dalam kuesioner merupakan instrumen yang bersifat tertutup yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai alternatif jawaban yang telah disediakan sehingga responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia dengan membubuhkan tanda checklist ().
c.
Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Adapun kriteria pembobotan nilai untuk alternatif jawaban dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Nazir, 2005: 339) : Tabel 3.2 Kriteria Nilai Bobot Alternatif No
Kriteria
1 2 3 4 5
A B C D E
Skor Positif (+) 5 4 3 2 1
Skor Negetif (-) 1 2 3 4 5
Nilai paling tinggi pada pernyataan positif dari kuesioner ini adalah 5, dan nilai yang paling rendah adalah 1, sedangkan nilai paling tinggi untuk pernyataan negatif dari kuesioner adalah 1, dan nilai yang paling rendah adalah 5. Setelah
Shenny Anggaeni, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
61
seluruh data yang dibutuhkan diperoleh dengan lengkap, maka selanjutnya dilakukan proses analisis data yang bertujuan untuk memperoleh kesungguhan responden dalam menjawab setiap item pertanyaan, agar penelitian dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
3.6 Teknik Analisis Data 3.6.1 Uji Validitas Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168) “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Instrumen, dalam sebuah penelitian mempunyai peranan yang sangat penting, karena data yang diolah merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian kebenaran hipotesis. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur atau mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Menurut Husein Umar (2003:73) “validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.” Kriteria pengujian validitas menurut Husein Umar (2003:80) adalah sebagai berikut: a.
Jika r hitung positif dan r hitung > r kritis, maka pernyataan tersebut valid.
b.
Jika r hitung negatif dan r hitung < r kritis, maka pernyataan tersebut tidak valid. Pengujian validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor
item setiap butir pertanyaan dengan skor total. Selanjutnya interpretasikan koefisien korelasi yang dihasilkan, bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan
Shenny Anggaeni, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
62
besarnya lebih dari atau sama dengan 0,3 maka dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik (Sugiyono, 2008:116) Metode analisis data yang digunakan adalah korelasi Spearman Rank. Berdasarkan pengertian yang diungkapkan oleh Sugiyono (2008:228) “korelasi Spearman Rank adalah bekerja dengan data ordinal atau berjenjang atau rangking, dan bebas distribusi.” Adapun rumus yang digunakan untuk korelasi Spearman Rank (Suharyadi, 2009:333) sebagai berikut:
rs = 1 −
6 ∑ D i2 n ( n 2 − 1)
Keterangan: rs = Koefisien korelasi spearman Di = Selisih peringkat untuk setiap data n = Jumlah sampel atau data
3.6.2 Uji Reliabilitas Instrumen penelitian disamping harus valid, juga harus dapat dipercaya (reliabel), oleh sebab itu selain uji validitas dalam penelitian ini diperlukan adanya uji reliabilitas untuk mengetahui keandalan dari alat ukur yang digunakan. Arikunto (2006:178) menyatakan bahwa “reliabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Instrumen
Shenny Anggaeni, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
63
yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Untuk menguji tingkat reliabilitas dapat digunakan rumus Croanbach Alpha yang merupakan statistik paling umum yang digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Teknik dari Cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0-1, tetapi merupakan rentangan antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0-100, atau bentuk skala 1-3, 1-5, atau 1-7, dan seterusnya dapat menggunakan koefisien alpha (ߙ) dari Cronbach (Husein Umar, 2003:90). Adapun koefisien Croanbach Alpha dirumuskan sebagai berikut (Sugiyono, 2011:365) : ݇ ∑ݏଶ ݎ = ቊ1 − ଶ ቋ ሺ݇ − 1ሻ ܦ௧
Keterangan: r
= koefisien reliabilitas instrument (cronbach alpha)
k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ݏ2݅ = total varians butir ݏ2ݐ
= total varians
Semakin dekat Cronbach Alpha dengan 1 (satu), semakin tinggi keandalan konsistensi internal. “Secara umum, keandalan kurang dari 0,60 dianggap buruk, keandalan dalam kisaran 0,70 adalah dapat diterima, dan lebih dari 0,80 adalah baik”.(Uma Sekaran, 2006:182).
Shenny Anggaeni, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
64
3.6.3 Rancangan Analisis Data Variabel Setelah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data sehingga dari hasil tersebut dapat dilihat apakah terdapat hubungan dan pengaruh antara variabel Penyusunan Anggaran Belanja Modal Terhadap Efektivitas Penyerapan Anggaran Belanja Modal. Dalam melakukan rancangan data ini, prosedur yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1.
Editing, yaitu pemeriksaan kuesioner yang terkumpul kembali setelah di isi oleh responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian kuesioner secara menyeluruh.
2.
Skoring, yaitu pemberian skor atau bobot terhadap item-item kuesioner berdasarkan pola skoring.
3.
Tabulasi, yaitu perekapan data hasil skoring Data yang diperoleh kemudian diolah, maka diperoleh rincian skor dan
kedudukan responden berdasarkan hasil yang ditunjukkan oleh garis kontinium yang sebelumnya dilakukan perhitungan dari urutan kuesioner yang masuk untuk masing-masing variabel X dan variabel Y. Menurut Riduwan (2008:22) ada dua cara untuk dapat menentukan garis kontinium, adalah sebagai berikut : 1.
Total Skor, ditentukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan nilai indeks maksimum dengan menggunakan rumus : Nilai indeks maksimum=ST x JP x JR
Keterangan : ST : Skor Tertinggi JP : Jumlah Pertanyaan JR : Jumlah Responden
b. Menentukan nilai indeks minimum dengan menggunakan rumus :
Shenny Anggaeni, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
65
Nilai indeks minimum=SR x JP x JR
Keterangan : SR: Skor Rendah JP : Jumlah Pertanyaan JR : Jumlah Responden
c. Menentukan jarak interval menggunakan rumus : Jarak Interval=(nilai maksimum-nilai minimum) : banyaknya interval/jumlah kategori
d. Setelah itu buatlah garis kontinum 5 kategori seperti berikut ini
Sangat Tidak Baik
Kurang Baik
Cukup Baik
Baik Baik
Untuk menentukan skor setiap kategorinya jumlahkan nilai minimum dengan jarak interval, begitupun seterusnya. Hingga sampai pada nilai maksimum.
2.
Persentase Skor Total Menghitung presentase skor total dapat dilakukan dengan cara dibawah ini: Keterangan : ST : Skor Tertinggi TS : Total Skor
Presentase Skor=[(TS):ST) x 100%
Setelah itu dibuat garis kontinium sebagai berikut :
20%
36%
52%
68%
Shenny Anggaeni, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
84%
100%
66
Kriteria Interpretasi Skor 20% - 35,99% : Tidak Baik 36% - 51,99% : Kurang Baik 52% - 67,99% : Cukup Baik 68% - 83,99% : Baik 84% - 100%
: Sangat Baik
3.6.4 Pengujian Hipotesis Hipotesis adalah dugaan (penaksiran) sementara mengenai suatu hal, melalui sekelompok sampel yang terukur, untuk menjelaskan populasinya, tetapi kebenarannya belum teruji. Pembuktian dilakukan melalui pengukuran dan analisis terhadap sampel yang diambil dari populasi, baik secara sensus ataupun sampling (Syarifuddin, 2004:129). Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan adanya hubungan antara penyusunan anggaran belanja modal dengan efektivitas penyerapan anggaran belanja modal. Rancangan pengujian hipotesis ini dimulai dengan menetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, pemilihan tes statistik, perhitungan nilai statistik, dan penetapan tingkat korelasi. Adapun penjelasan dari langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut : a.
Penetapan Hipotesis Penelitian Penetapan hipotesis ini berkenaan dengan ada tidaknya hubungan yang
kuat antara variabel independen (variabel X) dan variabel dependen (variabel Y). Dalam penelitian ini hipotesis nol (Ho) dan Hipotesis alternatif (Ha) dinyatakan sebagai berikut:
Shenny Anggaeni, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
67
Ho : rs < 60 = Tidak terdapat hubungan yang kuat antara penyusunan anggaran belanja modal dengan efektivitas penyerapang anggaran belanja modal. Ha : rs ≥ 60 =
Terdapat hubungan yang kuat antara penyusunan anggaran belanja modal dengan efektivitas penyerapang anggaran belanja modal.
b. Menghitung Korelasi Spearman Rank Data yang digunakan untuk pengujian ini berasal dari variabel X dan Variabel Y yang pengukurannya menggunakan skala ukur ordinal yaitu tingkat ukuran yang memungkinkan peneliti mengurutkan respondennya dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi. Melalui pengukuran ini, peneliti dapat membagi responden kedalam urutan rangking atas dasar sikapnya pada objek atau tindakan tertentu, oleh sebab itu dalam menguji hipotesis ini digunakan teknik statistik nonparametris. Data tersebut diperoleh melalui kuesioner dengan jenis pertanyaan tertutup dan setiap item memiliki nilai atau skor tersendiri. Teknik pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan korelasi. Slamet (1993;153) memberi pengertian mengenai korelasi adalah : korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi / hubungan (measures of association). Pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Pengukuran asosiasi mengenakan nilai numerik untuk mengetahui tingkatan asosiasi atau kekuatan hubungan antara variabel. Dua variabel dikatakan berasosiasi jika perilaku variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain.
Shenny Anggaeni, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
68
Teknik korelasi yang digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara dua variabel (variabel X dan Variabel Y) yaitu dengan menggunakan korelasi spearman Rank. Sugiyono (2008:357) mengemukakan bahwa : korelasi spearman Rank digunakan untuk mencari hubungan bila sumber data untuk kedua variabel yang akan dikonversikan dapat bersal dari sumber yang tidak sama, jenis data yang dikorelasikan adalah data ordinal, serta data dari kedua variabel tidak harus membentuk distribusi normal. Untuk mencari koefisien korelasi Spearman Rank. Menurut Suharyadi, (2009:333) digunakan rumus sebagai berikut :
6 ∑ b i2
rs = 1 − n ( n 2 − 1) Keterangan: rs
= koefisien korelasi Spearman Rank
n
= banyaknya sampel yang diteliti
b
= pembeda Koefisien korelasi menunjukkan derajat korelasi antara X dan Y dengan
batas-batas korelasi yaitu -1 ≤ r ≤ 1. Tanda positif menyatakan bahwa antara variabel itu terdapat korelasi langsung artinya setiap kenaikan nilai X akan diikuti oleh kenaikan nilai Y, dan sebaliknya tanda negatif menyatakan bahwa variabelvariabel itu terdapat korelasi negatif atau invers. Hasil dari perhitungan koefisien tersebut dapat diinterprestasikan melalui derajat hubungan antara kedua variabel yang disajikan dalam tabel berikut:
Shenny Anggaeni, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
69
Tabel 3.3 Derajat Hubungan antara Kedua Variabel Interval Koefisien 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 (Suharyadi, 2009: 333)
Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
a. Menghitung Koefisien Determinasi Menurut Sugiyono (2008;214), untuk mencari pengaruh (varians) variabel tertentu terhadap (varians) variabel lain dapat digunakan koefisien determinasi. Koefisien determinasi dihitung dengan menggkuadratkan koefisien korelasi yang telah ditemukan, dan selanjutnya dikalikan denga 100% (Koefisien determinasi (penetu) dinyatakan dalam persen. Setelah diketahui nilai koefisien korelasi (r) yang memperlihatkan derajat atau kekuatan korelasi antar variabel, maka akan dihitung koefisien determinasi (Kd) yang akan dapat memperlihatkan berapa persen variasi variabel X akan mempengaruhi variabel Y. Adapun rumus koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
Kd = (rs)2 x 100% Keterangan : Kd = Koefisien Determenasi r = Nilai Koefisien Kolerasi Nilai Kd berada antara 0 sampai 1 (0 ≤ Kd ≤1) :
Shenny Anggaeni, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
70
1)
Jika nilai Kd = 0, berarti tidak ada pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).
2)
Jika nilai Kd = 1, berarti variasi (naik-turunnya) variabel dependen (Y) adalah 100% dipengaruhi oleh variabel independen (X). Jika nilai Kd berada antara 0 sampai 1 (0 ≤ Kd ≤ 1), maka besarnya
pengaruh variabel independen adalah sesuai dengan nilai Kd itu sendiri, dan selebihnya berasal dari faktor-faktor lain.
Shenny Anggaeni, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu