BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian Objek yang menjadi fokus dalam penelitian ini terdiri dari
strategi
pemasaran terhadap produk merek Chocodot yang diproduksi oleh PT. Tama Coklat Indonesia yang beralamat di Jln. Otto Iskandar Dinata Kabupaten Garut serta strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT. Herlinah Cipta Pratama yang beralamat di Jln. Pasundan Garut terhadap produk merek Choco.Dol. Selain itu, objek penelitian yang dipilih oleh penulis melibatkan juga struktur dan perilaku pasar makanan khas di kabupaten Garut. Hal ini dilakukan dengan alasan bermanfaat dalam menentukan pilihan strategi yang seharusnya dijalankan oleh kedua perusahaan yang dimaksud dalam penelitian ini.
3.2 Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian ini terdiri dari beberapa pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan strategi pemasaran serta pihak yang terlibat dalam implementasi strategi yang telah dipilih oleh kedua perusahaan yang dimaksud. Adapun unit analisis yang dimaksud terdiri dari:
70
Tabel 3.1 Profil Informan NO. Kelompok Informan 1. Manajemen PT. Herlinah Cipta Pratama 2. Manajemen PT. Tama Coklat Indonesia 3. Distributor PT. Herlinah Cipta Pratama dan PT. Tama Coklat Indonesia 4. Pelanggan dari dalam dan luar kota Garut 5. Pramuniaga toko oleh-oleh 6. Instansi pemerintah terkait 7. Praktisi Marketing 8. Akademisi ahli Manajemen dan Marketing
Jumlah 3 orang 1 orang 15 orang 67 orang 13 orang 2 orang 4 orang 2 orang
Sumber : Data Lapangan, 2013
1. PT. Herlinah Cipta Pratama Garut Informan utama sebagai perwakilan dari perusahaan ini adalah bagian pemasaran dan koordinator distribusi produk-produk yang dikeluarkan oleh PT. Herlinah Cipta Pratama. Hal ini didasari bahwa pihak yang dimaksud dinilai mampu menjelaskan dari arah, tujuan dan eksekusi dari setiap strategi pemasaran yang diimplementasikan. 2. PT. Tama Coklat Indonesia Informan utama sebagai perwakilan dari perusahaan ini adalah Direktur Utama sekaligus pemilik. Hal ini didasari bahwa pihak yang dimaksud dinilai mampu menjelaskan dari arah, tujuan dan eksekusi dari setiap strategi pemasaran yang diimplementasikan. 3. Distributor PT.Herlinah Cipta Pratama dan PT. Tama Coklat Indonesia Kelompok ini terdiri dari individu atau organisasi yang terlibat dalam penyaluran produk-produk yang dihasilkan oleh kedua perusahaan yang
71
dimaksud hingga sampai ke tangan konsumen. Kelompok ini terdiri dari agen penjualan dan pengusaha toko oleh-oleh yang berlokasi di tempat strategis sebagai pusat oleh-oleh kabupaten Garut. 4. Kelompok pelanggan Kelompok pelanggan merupakan individu dan organisasi yang pernah membeli produk-produk yang dipasarkan oleh kedua perusahaan yang dimaksud. Pelanggan ini terdiri dari kelompok masyarakat asli kabupaten Garut serta para pelanggan yang berkapasitas sebagai wisatawan dari luar kabupaten Garut. 5. Pramuniaga di toko oleh-oleh Pramuniaga yang bekerja di toko oleh-oleh merupakan salah satu unit analisis yang dipilih karena individu inilah yang secara langsung berinteraksi dengan konsumen akhir sehingga dianggap mampu menggambarkan mengenai product knowledge dan karakteristik pelanggan yang berkunjung ke outlet oleh-oleh kabupaten Garut. 6. Instansi pemerintah terkait Pertimbangan suatu instansi pemerintah terkait sebagai informan didasarkan pada keterlibatannya dalam berbagai promosi produk dari kedua perusahaan. Instansi yang dimaksud adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Garut. Instansi inilah yang sering mengikutsertakan kedua perusahaan dalam rangka mempromosikan produk-produk unggulan kabupaten Garut di berbagai pameran di wilayah Indonesia.
72
7. Kelompok praktisi dan akademisi Temuan data dan informasi yang sudah diolah peneliti selanjutnya didiskusikan dengan beberapa kelompok praktisi marketing guna mendapatkan penajaman analisis terhadap kajian strategi pemasaran yang sedang diteliti.
3.3 Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis apabila ditinjau dari tingkat ekplanasinya tergolong ke dalam penelitian studi kasus dengan teknik komparatif atau perbandingan. Penelitian komparatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian) antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda. Salah satu tujuan dari penelitian komparatif adalah untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Perbandingan yang menjadi acuan dalam kerangka penelitian ini terletak pada strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT. Herlinah Cipta Pratama dengan PT. Tama Coklat Indonesia. Alasan utama yang dijadikan dasar oleh peneliti sehingga memilih jenis penelitian komparatif adalah perusahaan yang dijadikan unit analisis merupakan dua perusahaan dengan kapasitas perusahaan yang berbeda, bersaing di bidang industri yang sama yaitu makanan oleh-oleh yang mengandung unsur dodol, dan keduanya berupaya untuk memposisikan sebagai oleh-oleh khas yang utama dari kabupaten Garut. Kelompok pasar utama yang menjadi target dari kedua perusahaan ini relatif sama yaitu, para wisatawan yang berkunjung ke kabupaten
73
Garut sehingga penulis memandang perlu adanya studi komparasi dari strategi pemasaran yang dijalankan oleh kedua perusahaan yang dimaksud. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mendasarkan kepada metode kualitatif. Denzin dan Lincoln, dalam (Creswel, 1998:14) menyatakan: “Qualitative research is multimethod in focus, involving an interpretive, naturalistic approach to its subject matter. This means that qualitative researchers study things in their natural setting, attempting to make sense of or interpret phenomena in terms of the meanings people bring to them. Qualitative research involves the studied use and collection of a variety of empirical material-case study, personal experience, introspective, life story, interview, observational, historical, interactional, and visual texts – that describe routine and problematic moments and meaning in individuals lives.” Menurut Creswell (1998:27), terdapat lima jenis penelitian yang tergolong ke dalam metode kualitatif, yaitu: biography, phenomenology, grounded theory, ethnography, dan case study. Berdasarkan kelima jenis tersebut, penelitian yang dilakukan oleh penulis, cenderung lebih mengarah kepada jenis case study. Creswell (1998:61) menyatakan sebagai berikut: “a case study is an exploration of a “bounded system” or a case (or multiple cases) overt time through detailed, in-depth data collection involving multiple sources of information rich in context. This bounded system is bounded by time and place, and it is the case being studied – a program, en event, an activity, or individuals. For example, several programs (multi-site study) or a single program (within-site study) might be selected for study. Multiple sources of information include observations, interviews, audio-visual material, and documents and reports. The context of the case involving situating the case within its setting, which may be a physical setting or the social, historical, and /or economic setting for the case. The focus may be on the case that, because of its uniqueness, requires study (intrinsic case study), or it may be on an issue or issues, with the case used instrumentally to illustrate the issue (an instrumental case study. (Stake, 1995). When more than one case studied, it is referred to as a collective case study (Stake, 1995).”
74
Berdasarkan landasan teori tersebut, maka penelitian yang dilakukan oleh penulis tergolong ke dalam jenis penelitian case study. Hal tersebut didasarkan kepada fenomena yang disajikan dalam penelitian ini lebih difokuskan kepada suatu keunikan suatu perusahaan yang relatif sudah mapan selama puluhan tahun (PT. Herlinah Cipta Pratama), melakukan suatu strategi me too terhadap perusahaan pendatang baru (PT. Tama Coklat Indonesia), akan tetapi strategi tersebut dinilai oleh penulis kurang memberikan keberhasilan bagi perusahaan PT. Herlinah Cipta Pratama. Keunikan lainnya adalah dengan kemunculan suatu perusahaan pendatang baru tersebut telah memberikan berbagai dampak terhadap struktur pasar pada industri makanan khas di wilayah kabupaten Garut.
3.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Sumber data yang dipilih dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling non probabilita, yaitu dengan purposive sampling dan snowball sampling. Melalui purposive sampling peneliti melakukan pertimbangan terhadap unit analisis yang akan dijadikan sebagai informan. Pertimbangan yang diambil oleh peneliti adalah pihak yang dianggap kompeten dalam menjelaskan kebijakan strategi dan eksekusi pemasaran yang dibuat dan dilakukan oleh PT. Herlinah Cipta Pratama Garut dan PT. Tama Coklat Indonesia. Sementara itu, dengan teknik snowball sampling peneliti dalam menentukan ukuran sampel tidak mendasarkan kepada kuantitas individu atau organisasi yang dijadikan sumber data, akan tetapi ukuran sampel lebih menekankan kepada tingkat kejenuhan data yang diperoleh. Maka dari itu, setelah peneliti mendapatkan satu informan yang
75
mampu menjelaskan kebutuhan data dari peneliti, maka peneliti akan terus mencari informan baru sampai data yang diperoleh mencapai tingkat jenuh. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti terdiri dari: 1.
Studi Pustaka dan Dokumen Peneliti melakukan kajian terhadap berbagai literatur seperti buku-buku dan publikasi ilmiah yang berkaitan dengan pemahaman pasar dan strategi pemasaran. Selain itu, peneliti mengumpulkan berbagai dokumen tertulis yang dimiliki oleh berbagai narasumber serta berkaitan dengan topik penelitian yang dipilih oleh peneliti.
2.
Observasi Non Partisipan Observasi non partisipan dilakukan melalui pengamatan langsung tanpa terlibat dengan objek yang sedang diteliti. Pengamatan model ini diantaranya dilakukan terhadap perilaku yang dimunculkan oleh para individu-individu yang sedang melakukan kunjungan dan transaksi di tempat perbelanjaan oleholeh Kabupaten Garut atau di tempat pameran yang diselenggarakan di luar kota Garut.
3.
Observasi Partisipan Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan pengamatan dan keterlibatan langsung terhadap objek penelitian. Hal ini dilakukan peneliti pada saat menggali informasi dengan menjadi mystery shopper yang aktif berinteraksi dengan para pramuniaga di toko oleh-oleh dan para pelaku wisata di Kabupaten Garut.
76
4.
Wawancara Peneliti melakukan wawancara dengan pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup kepada pihak pemilik, manajemen, distributor dan pelanggan dari PT. Herlinah Cipta Pratama dan PT. Tama Coklat Indonesia serta wawancara dengan instansi pemerintah kabupaten Garut yang terlibat dalam kegiatan pemasaran produk-produk dari kedua perusahaan yang sedang diteliti.
5.
Focus Group Discussion Peneliti melakukan focus group discussion dengan para praktisi pemasaran guna menghasilkan analisis yang lebih komprehensif pasca dilakukannya analisis oleh penulis. Keterkaitan data penelitian yang dibutuhkan serta sumber data yang
dianggap memiliki relevansi dengan topik penelitian dijelaskan melalui tabel summary data collection seperti berikut:
77
Tabel 3.2 Summary Data Collection NO
TOPIK
1.
Analisis faktor keberhasilan dan kegagalan produk di pasar
2.
Keunggulan Bersaing yang dimiliki oleh masingmasing perusahaan
3.
Strategi pemasaran yang disarankan
DATA SET
a. b.
Tinjauan dari struktur dan perilaku pasar Tinjauan dari strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan
Komponen sumber-sumber keunggulan bersaing di bidang pemasaran : segmenting, targeting, positioning, marketing mix, brand.
a.
Analisis lingkungan internal perusahaan meliputi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
b.
Analisis lingkungan eksternal perusahaan meliputi ancaman dan peluang yang dihadapi.
c.
Alternatif strategi korporat dengan pendekatan IE Matrix
d.
Strategi bisnis/bersaing: 1. Posisi perusahaan di pasar 2. Alternatif strategi untuk memenangkan persaingan
e.
Strategi pemasaran (fungsional): 1. Pemilihan pasar sasaran 2. Tipe permintaan yang ingin distimulasi 3. Alternatif strategi untuk masing-masing tipe permintaan
SUMBER DATA
Direktur, Manajer Pemasaran, Pemerintah, Distributor, Pelanggan.
Direktur, Manajer Pemasaran, Pemerintah, Distributor, Pelanggan.
Direktur, Manajer Pemasaran, Kondisi Lapangan Perusahaan
TEKNIK PENGUMPULAN DATA, INSTRUMEN
Wawancara: Pedoman Wawancara Pengamatan Langsung: Peneliti Angket : Daftar Pertanyaan Tertutup
Wawancara: Pedoman Wawancara Pengamatan Langsung: Peneliti Angket : Daftar Pertanyaan Tertutup
Wawancara: Pedoman Wawancara Pengamatan Langsung: Peneliti Studi Pustaka Angket : Daftar Pertanyaan Tertutup
Sumber: Modifikasi Penulis 3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan oleh penulis, mendasarkan kepada pendapat dari Malhotra (2010:196) yang menyatakan sebagai berikut: “There are three general steps that should be followed when analyzing qualitative data. 1. Data reduction. In this step, the researcher chooses which aspects of the data are emphasized, minimized, or set aside for the project at hand. 2. Data display. In this step, the researcher develops a visual interpretation of the data with the use of such tools as a diagram,
78
chart, or matrix. The display helps to illuminate patterns and interrelationship in the data. 3. Conclusion drawing and verification. In this step, the researcher considers the meaning of analyzed data and assesses its implications for the research question at hand. Berdasarkan ketiga tahapan tersebut, maka urutan analisis data yang diperoleh oleh penulis berkaitan dengan penelitian ini diuraikan sebagai berikut: 1) Analisis faktor keberhasilan dan kegagalan suatu produk atau merek yang meliputi dari: a. Analisis terhadap struktur dan perilaku pasar Analisis terhadap struktur pasar dilakukan melalui pengkajian terhadap komponen-komponen yang terlibat dalam industri makanan khas di kabupaten Garut beserta peran yang dijalankannya mulai dari produsen, konsumen, distributor dan supplier. Hasil dari analisis ini akan menghasilkan suatu pola yang bisa menggambarkan keterkaitan diantara seluruh komponen tersebut. Sementara untuk menganalisis perilaku pasar lebih difokuskan kepada perilaku pembelian konsumen terhadap produk makanan khas atau oleh-oleh dari kabupaten Garut khususnya produk merek Chocodot dan Choco.Dol. b. Analisis terhadap strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan. Penulis melakukan analisis terhadap komponen-komponen strategi pemasaran seperti: segmenting, targeting, positioning, product, price, place dan promotion yang dilakukan oleh PT. Tama Coklat Indonesia terhadap produk merek Chocodot serta PT. Herlinah Cipta Pratama terhadap produk merek Choco.Dol.
79
c. Analisis kesesuaian antara strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dengan struktur dan perilaku pasar yang ada. Melalui analisis ini, penulis menjabarkan bahwa faktor keberhasilan suatu produk ditentukan oleh kesesuaian antara strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dengan karakteristik struktur dan perilaku pasar. Sementara suatu kegagalan produk di pasaran, lebih disebabkan ketidaksesuaian antara strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan dengan pemahaman terhadap struktur dan perilaku pasar. 2) Analisis keunggulan bersaing perusahaan Penilaian terhadap keunggulan bersaing setiap perusahaan dilakukan melalui dua pendekatan analisis, yaitu: 1) Pendekatan dari teori Day & Winskey yang meliputi tiga komponen: source of advantage, positional advantage, dan performance outcome. 2) Analisis pembobotan terhadap faktor strategis berupa sumber-sumber keunggulan bersaing yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan. Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis ini adalah melakukan pembobotan terhadap faktor strategis yang dilakukan oleh pihak perusahaan masing-masing. Selanjutnya, untuk menentukan keunggulan bersaing masing-masing perusahaan, dilakukan dengan membandingkan sumber-sumber keunggulan tersebut terhadap tingkat kesesuaian dari karakteristik keunggulan bersaing seperti dikemukakan oleh Tjiptono dan Chandra (2012:226) yaitu: 1. Kompetensi Inti
80
2. Menciptakan persaingan tidak sempurna 3. Berkesinambungan 4. Keselarasan dengan lingkungan eksternal 5. Laba yang lebih besar daripada laba rata-rata industri.
3) Formulasi strategi pemasaran yang dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: a.
Analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan Analisis ini dilakukan untuk menentukan posisi perusahaan masing-
masing yang menjadi objek penelitian pada saat setelah terjadinya kompetisi di antara kedua perusahaan tersebut. Selain itu, melalui teknik ini dapat diketahui strategi korporat yang relevan dipilih oleh perusahaan sesuai dengan posisi perusahaan masing-masing yang sedang diteliti. Teknik analisis yang digunakan dengan menggunakan tabel Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan tabel External Factor Analysis Summary (EFAS). Melalui tabel ini, penulis mengidentifikasi masing-masing faktor strategis internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor strategis eksternal (peluang dan ancaman). Berikut disajikan tabel faktor strategis internal dan faktor strategis eksternal:
81
Tabel 3.3 Faktor Strategis Internal FAKTOR STRATEGIS INTERNAL
BOBOT
RATING
SKOR
KETERANGAN
A. Kekuatan 1. ………………….. 2. ………………….. 3. ………………….. 4. ………………….. 5. …………………… B. Kelemahan 1. ………………….. 2. ………………….. 3. ………………….. 4. ………………….. 5. …………………… TOTAL
1,00
Tabel 3.4 Faktor Strategis Eksternal PT……….. FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL
BOBOT
RATING
SKOR
KETERANGAN
A. Kekuatan 1. ………………….. 2. ………………….. 3. ………………….. 4. ………………….. 5. …………………… B. Kelemahan 1. ………………….. 2. ………………….. 3. ………………….. 4. ………………….. 5. …………………… TOTAL
1,00
82
Menurut Rangkuti (2009:148-150), cara mengisi tabel (eksternal maupun internal faktor) tersebut di atas adalah: a. Susunlah di kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman atau kekuatan dan kelemahan) b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategik. c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (di bawah rata-rata), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Nilai rating peluang dan ancaman selalu bertolak belakang, kalau faktor peluangnya lebih besar, berilah nilai 4 sedangkan apabila faktor ancamannya lebih besar, berilah nilai -4. Begitu pula pemberian nilai untuk kekuatan dan kelemahan. d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (sangat baik) sampai dengan 1,0 (di bawah rata-rata). e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), sehingga diperoleh total skor pembobotan untuk perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-
83
faktor strategis baik eksternal maupun internalnya. Total skor ini selanjutnya dimasukkan ke dalam Matrik Internal-Eksternal (IE Matrix), untuk melihat strategi yang tepat untuk diterapkan. Tabel 3.5 Internal – External Matrix (Model untuk Strategi Korporat)
TOTAL SKOR FAKTOR STRATEGIS INTERNAL
RATA-RATA
TINGGI 4,0
TINGGI TOTAL SKOR FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL
3,0
LEMAH 2,0
1,0
I
II
III
Pertumbuhan
Pertumbuhan
Penciutan
IV
V Pertumbuhan
VI
Stabilitas
Stabilitas
Penciutan
3,0
MENENGAH 2,0
RENDAH
VII
VIII
IX
Pertumbuhan
Pertumbuhan
Penciutan
1,0
Sumber: Rangkuti (2009:42-46)
b.
Melakukan formulasi terhadap strategi secara korporat Setelah melakukan analisis terhadap lingkungkan internal dan eksternal
yang dimiliki oleh perusahaan, maka untuk merumuskan formula strategi korporat, hasil kalkulasi dari pembobotan pada setiap faktor strategis internal atau
84
eksternal tersebut dimasukkan ke dalam matriks seperti yang tertuang dalam tabel 3.5. Formulasi strategi korporat dalam hal ini, penulis lebih menekankan kepada corporate directional strategy. Jadi, berdasarkan matriks faktor strategis internal dan eksternal diperoleh tiga strategi pilihan bagi perusahaan, yaitu: growth (pertumbuhan), stability (stabilitas), dan retrenchment (penciutan). Berdasarkan tabel 3.5 di atas, maka untuk melihat strategi korporat yang tepat untuk diterapkan oleh masing-masing perusahaaan digunakan pedoman sebagai berikut: I
: Strategi konsentrasi melalui integrasi vertikal
II
: Strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal
III
: Strategi turnaround
IV
: Strategi stabilitas
V
: Strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal atau stabilitas (tidak ada perubahan terhadap laba)
c.
VI
: Strategi divestasi
VII
: Strategi diversifikasi konsentrik
VIII
: Strategi diversifikasi konglomerat
IX
: Strategi likuidasi atau bangkrut
Melakukan formulasi terhadap strategi bisnis (strategi bersaing) Formulasi strategi bisnis dalam penelitian ini mendasarkan kepada
bagaimana perusahaan bisa bersaing dengan perusahaan lain dalam unit bisnis yang sama. Sebelum membuat formulasi strategi bersaing, penulis melakukan 85
analisis perbandingan terhadap sumber-sumber keunggulan bersaing perusahaan di bidang pemasaran yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan. Setelah itu, dengan melakukan integrasi terhadap posisi kompetitif perusahaan di pasar, maka dipilihlah alternatif strategi yang dianggap relevan dengan posisi persaingan masing-masing perusahaan. d.
Melakukan formulasi terhadap strategi pemasaran (fungsional) Tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan formulasi terhadap
strategi pemasaran adalah dengan menentukan pemilihan pasar sasaran dan menentukan tipe permintaan yang ingin distimulasi meliputi permintaan primer dan permintaan selektif. 3.6. Rencana Pengujian Keabsahan Data Keabsahan data dalam penelitian ini merujuk kepada beberapa teknik yang dikemukakan menurut Sugiyono (2009:121) yaitu meliputi uji: credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dan dependability (reliabilitas). 1. Uji kredibilitas (validitas internal) Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check. Berikut penjelasan berkaitan dengan uji kredibilitas yang dimaksud. a. Perpanjangan pengamatan
86
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab ( tidak ada jarak lagi ), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk rapport, maka telah menjadi kewajaran dalam penelitian, di mana kehadiran peneliti tidak lagi mengganggu perilaku yang dipelajari. Rapport is a relationship of mutual trust and emotional affinity between two or more people (Susan Stainback, dalam Sugiyono, 2009:123) Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, difokuskan pada pengujian terhadap data yang diperoleh, apakah data yang diperoleh itu setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek kembali kelapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri. b. Meningkatkan ketekunan Sugiyono (2012: 124) menyebutkan bahwa meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sebagai contoh, Sugiyono menyebutkan tentang fenomena melihat sekelompok masyarakat yang sedang olah raga pagi. Bagi orang awam olahraga adalah untuk meningkatkan kebugaran fisik. Tetapi bagi peneliti kualitatif tentu akan lain kesimpulannya. Setelah peneliti
87
mencermati secara mendalam, olahraga pagi itu bagi sekelompok masyarakat itu merupkan wahana untuk transaksi bisnis. Selanjutnya untuk dapat memahami proses perdagangan narkoba, maka peneliti harus melakukan pengamatan secara terus-menerus dan memahami bahasa sandi mereka. Dengan meningkatkan ketekunan itu, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapar digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar/dipercaya atau tidak. c. Triangulasi Triangulation is qualitative cross-validation. It assesses the sufficiency of the data according to the convergence of multiple data sources or multiple data collection procedures. ( Wiliam wiersma, dalam Sugiyono 2009:125 ). Menurut Sugiyono, Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu.
88
1.) Triangulasi sumber. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data dari beberapa sumber tersebut, tidak bisa dirata-ratakan seperti dalam penelitian
kuantitatif,
tetapi
dideskripsikan,
dikategorikan,
mana
pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan ( member check ) dengan tiga sumber data tersebut. 2.) Triangulasi teknik Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar, atau mungkin semuanya benar, karena sudut pangdangnya berbedabeda. 3.) Triangulasi waktu Waktu juga
sering mempengaruhi
kredibilitas data. Data
yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat nara sumber masih segar, belum banyak masalah, akan memeberikan data yang lebih
89
valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. Menurut Sugiyono, triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data. d. Menggunakan bahan referensi Sugiyono (2009:128) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto. Alatalat bantu perekam data dalam penelitian kualitatif, seperti camera, handycam, alat rekaman suara sangat diperlukan untuk mendukung kredibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti dalam laporan penelitian, sebagai data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya. 2. Pengujian transferability Sugiyono (2009:130) menyatakan transferability ini merupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas eksternal menunjukan derajad
90
ketepatan atau dapat diterapkan hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil. Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Oleh karena itu, supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut , maka menurut Sugiyono, peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut hingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain. Bila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya, “semacam apa” suatu hasil penelitian dapat diberlakukan (transferability) , maka laporan tersebut memenuhi standar transferabilitas ( Sanafiah Faisal, dalam Sugiyono, 2009:131 ) 3. Pengujian dependability Menurut Sugiyono (2009:131), dalam penelitian kuantitatif, dependability disebut reliabilitas. Suatu penelitian yang reliable adalah apabila orang lain dapat mengulangi/mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Kalau proses penelitian tidak dilakukan tetapi datanya ada, maka penelitian tersebut tidak reliable atau dependable. Untuk itu pengujian dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya dilakukan oleh auditor yang independen, atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti
91
dalam
melakukan
penelitian.
Bagaimana
peneliti
mulai
menentukan
masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisi data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus dapat ditunjukan oleh peneliti. Jika peneliti tak mempunyai dan tak dapat menunjukkan “jejak aktivitas lapangannya”, maka dependabilitas penelitiannya patut diragukan ( Sanafiah Faisal, dalam Sugiyono 2009:131 ) 3.7 Jadwal Penelitian Jadwal kegiatan dan waktu penelitian digambarkan melalui tabel berikut: Tabel 3.6 Jadwal Penelitian NO
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Persiapan Penelitian Penelitian Awal Proses Penyusunan dan Bimbingan UP Seminar Usulan Penelitian (UP) Proses Clearence UP Pengumpulan dan Analisis Data Proses Bimbingan Tesis Sidang Tesis Revisi Tesis
BULAN (2013) 2014 Feb Mrt Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des Jan
92