BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Pada bab ini, peneliti membahasa objek dan metode penelitian. Objek penelitian yang dimaksudkan adalah penjelasan mengenai waktu dan tempat penelitian secara argumentatif. Sedangkan metode penelitian menjelaskan secara argumentatif pemilihan pendekatan atau metode dengan memperhatikan pula sifat-sifat variabel yang diteliti dan jenis informasi yang diperlukan dengan menguraikan struktur penelitian atau masing-masing bagian penelitian yang meliputi operasionalisasi variabel dan model serta strategi penelitian, termasuk didalamnya populasi, metode penarikan sampel, teknik pengumpulan data, metode analisis serta jadwal penelitian. 3.1
Objek Penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah konselor adiksi dengan latar belakang mantan pecandu (recovering addict). Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2012, di Pusat Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) – Lido. Alasan peneliti menjadikan tempat tersebut sebagai onjek penelitian, karena di tempat itu terdapat banyak mantan pecandu yang kemudian menjadi konselor adiksi. Terdapat 30 orang recovering yang menjadi konselor adiksi memenuhi kriteria jumlah minimal sampel dalam melakukan penelitian kuantitatif.
49
50
3.2
MetodePenelitian DalambukuResearch
Methodology
(Kumar,
1999),
penelitianadalahsatucarauntukmenjawabpertanyaan. Ketikamelakukanstudipenelitianatau research study ituberartiada proses studi
yang
dilakukandalamkerangkatertentu,
menggunakanprosedur,
metodedanteknik
yang
telahdiujivaliditasdankeandalannyasertadirancanguntukobjektifdantidak bias. Dalampenelitianini, metodepenelitiantermasuk : design penelitian, operasional variable, populasidansampel, teknikdanalatpengumpulan data danteknikanalisis
data.
Termasukdidalamnyaterdapatujicobaalatukurdanjadwalpenelitian. Design Penelitian Kumar
(1999)
membagi
penelitian
berdasarkan
frekuensi
pengambilan data (number of contacts), waktu terjadinya gejala (reference of period), dan nature of investigation. Mengacu pada pembagian tersebut, maka berdasarkan number of contacts, penelitian ini tergolong sebagai penelitian cross-sectional karena hanya dilakukan sekali pengambilan data. Desain penelitian ini digunakan ketika ingin melihat gambaran mengenai suatu fenomena di saat penelitian dilakukan. Berdasarkan reference of
period, penelitian ini tergolong sebagai penelitian
retrospective karena penelitian ini ingin melihat fenomena yang terjadi saat ini dengan mempertimbangkan pengaruh pengalaman/masa lalu. Data yang digunakan pun merupakan data yang tersedia hanya pada saat
51
penelitian dilakukan. Berdasarkan nature of investigation, penelitian ini tergolong sebagai penelitian non-experimental, karena tidak adanya treatment pada data yang digunakan untuk melihat pengaruh dari suatu variabel. Sementara itu, berdasarkan informasi yang dibutuhkan, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif.Namun, untuk mendukung informasi yang didapat, peneliti juga melakukan wawancara yang pada umumnya digunakan dalam penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dalam penelitian agar dapat mengetahui hubungan atau pengaruh antar variabel, dapat menjawab beberapa masalah, dapat membuat kesimpulan akan sebuah masalah, dan dapat digeneralisasikan ke populasi (Kerlinger & Lee, 2000). OperasionalVariabel Penelitian Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini ada dua, yaitu kebahagiaan dan kepuasan hidup. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut dari kedua variabel tersebut : Variabel 1 : Kebahagiaan Definisi konseptual dari kebahagiaan adalah penilaian menyeluruh tentang kehidupan secara lengkap yang meliputi aspek kognitif dan afektif. Sedangkan untuk definisi operasional dari kebahagiaan adalah skor total dari alat ukur Subjective Happiness Scale yang sudah diadaptasi secara budaya. Hal ini didapat dari mencari rata-rata dari masing-masing skor item yang memiliki rentang 1-6. Skor total yang didapatkan pun memiliki
52
rentang 1-6 Semakin besar skor, menunjukkan kebahagiaan yang semakin besar pula (Lyubomirsky dan Lepper, 1997). Variabel 2 : Kepuasan Hidup Definisi konseptual dari kepuasan hidup adalah sebuah kesenangan atau penerimaan seseorang atas peristiwa di dalam hidupnya atau pemenuhan keinginan dan kebutuhan seseorang di dalam kehidupannya secara menyeluruh. Sedangkan definisi operasionalnya adalah skor total dari alat ukur Satisfaction With Life Scale (SWLS) yang sudah diadaptasi secara budaya. Skor dari masing-masing item memiliki rentang 1-6. Skor total didapatkannya dengan menjumlahkan skor pada masing-masing item. Semakin besar skor menunjukkan semakin besar pula kepuasan hidup yang dimilikinya. Populasi Dan SampelPenelitian Populasi dari penelitian ini adalah konselor adiksi dengan latar belakang mantan pecandu (recovering addict) yang memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: a) Berusia di atas 18 tahun Rentang usia dewasa dipilih karena dianggap telah melewati konflik identity versus identity confusion, sehingga dapat mengevaluasi diri dengan lebih mantap (Miller, 1993).
53
b) Pendidikan minimal SMU/sederajat Dipilih dengan harapan bahwa individu yang telah mengemban pendidikan tersebut lebih memiliki pemahaman mengenai berbagai hal, termasuk memahami dan mengisi kuesioner yang berupa selfrepport. c) Mantanpecandu Karakteristik ini sesuai dengan studi yang dilakukan berkaitan dengan penelitian hubungan kebahagiaan dengan kepuasanhidup. d) Jenis Kelamin Laki-Laki Sebagian besar konselor adiksi pada institusi saat penelitian ini dilakukan berjenis kelamin laki-laki. Jumlah Partisipan Kerlinger dan Lee (2000) menyatakan bahwa semakin besar jumlah sampel yang digunakan, maka kesalahan (error) statistik yang terjadi akan lebih kecil. Tidak disebutkan dengan jelas berapa jumlah minimal dari sampel, namun Kerlinger & Lee (2000) menyatakan bahwa paling tidak terdapat 30 sampel atau lebih yang didapatkan untuk memperkecil bahaya ketidakrepresentasian sampel. Jumlah ini telah memenuhi batas minimum yang dapat menyebabkan penyebaran data mendekati penyebaran normal, yaitu tiga puluh orang sampel (Guilford & Fructher, 1981). Metode Penarikan Sampel Dalam buku Research Methodology (Kumar,1996), terdapat tiga jenis penarikan
sampel
yaitu
random/probability
sampling
design,
non-
54
random/probability sampling designs dan mixed sampling designs. Berdasarkan ketigas jenis tersebut, penelitian ini termasuk purposive sampling design. Artinya bahwa penentuan sampel mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap objek penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian dalam hal ini konselor adiksi dengan latar belakang mantan pecandu. Teknik Dan AlatPengumpulan Data Penelitian ini termasuk penelitian household survey yang menggunakan kuesioner sebagai metode untuk mengumpulkan data. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh subjek dengan menuliskan atau menandai jawaban yang dianggap tepat (Kumar, 1999). Peneliti memilih kuesioner sebagai alat pengumpul data karena biayanya relatif murah, tetapi dapat menjangkau subjek yang banyak dalam waktu singkat. Kuesioner juga memungkinkan peneliti untuk menjaga anonimitas subjek. Tidak semua subjek merasa aman dan nyaman untuk membagi informasi yang mereka tulis di kuesioner tersebut. Selain itu, kuesioner dapat menghindari interviewer bias, seperti kualitas interviewer, kualitas interaksi, dan lain-lain (Kumar, 1999). Untuk mendukung pengumpulan data dengan kuantitatif, peneliti juga menggunakan wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Wawancara menurut Poerwandari (2001) adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Patton (dalam Poerwandari 2001) ada tiga pendekatan dasar dalam mempeoleh data kuntitatif melalui wawancara, yaitu : Pertama, wawancara informal yang merupakan proses wawancara didasarkan sepenuhnya kepada berkembangnya pertanyaan-pertanyaan secara spontan dalam
55
interaksi alamiah. Tipe wawancara ini subyek yang diajak bicara tidak akan menyadari bahwa dirinya sedang diwawancarai secara sistematis untuk menggali data. Kedua, wawancara dengan pedoman umum yaitu proses wawancara yang dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, yang mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan tanpa bentuk pertanyaan yang eksplisit, wawancara dalam bentuk ini dapat berbentuk wawancara terfokus, yakni wawancara yang mengarahkan pembicaraan pada halhal atau aspek-aspek tertentu dari kehidupan atau pengalaman subyek. Tetapi wawancara juga dapat berbentuk wawancara mendalam, dimana peneliti mengajukan pertanyaan mengenai berbagai segi kehidupan subyek, secara utuh dan mendalam. Ketiga, wawancara dengan pedoman terstandar yang terbuka yaitu proses wawancara ini, pedoman wawancara ditulis secara rinci, lengkap dengan set pertanyaan dan penjabarannya dengan kalimat. Dalam mendukung penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara dengan pedoman umum. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan di dalam penelitian ini adalah tiga buah kuesioner yang mengukur kebahagiaan (Subjective Happiness Scale), kepuasan hidup (Satisfaction With Life Scale). Di bawah ini akan dijabarkan mengenai masing-masing kuesioner tersebut. Alat Ukur Subjective Happiness Scale
56
Subjective Happiness Scale dikembangkan berdasarkan teori dari subjective well-being, bahwa kebahagiaan dinilai berdasarkan kriteria-kriteria subjektif yang dimiliki individu, sehingga dapat disimpulkan bahwa sumbersumber kebahagiaan bervariasi dari individu ke individu lain (Lyubomirsky dan Lepper, 1997). Lyubomirsky dan Lepper mengatakan bahwa untuk mengukur subjective well-being dibutuhkan penilaian global mengenai keseluruhan hidup yang lebih luas daripada hanya melihat afek, kepuasan hidup, dan aspek-aspek kepuasan bagi individu. Berdasarkan hal tersebut, Lyubomirsky dan Lepper membuat alat ukur yang dianggap dapat mengukur tingkat kebahagiaan subjektif seseorang. Alat ukur tersbut dinamakan Subjective Happiness Scale (Lyubomirsky & Lepper, 1997). Di dalam alat ukur ini, individu dapat melaporkan sejauh mana ia termasuk orang yang bahagia (atau tidak bahagia) dan penilaian ini tidak sama dengan penilaian individu dalam pengukuran sederhana mengenai level afek dan kepuasan hidup (Lyubomirsky & Lepper, 1997). Seseorang bisa saja menganggap dirinya sebagai orang yang sangat bahagia walaupun lingkup kehidupannya terlihat tidak menunjang kebahagiaannya, sebaliknya seseorang bisa menganggap dirinya sebagai orang yang tidak bahagia meskipun telah merasakan emosi positif (senang, bangga, dan semangat). Alat ukur ini terdiri dari empat item dengan pilihan jawaban yang memiliki rentang 1-7. Namun dalam penelitian ini digunakan alat ukur yang telah diadaptasi dalam penelitian yang dilakukan oleh Farah Mutiasari (2009), sehingga
57
rentang jawaban adalah 1-6 dengan tujuan menghindari subjek bersikap netral/response set (Crocker & Algina, 2008). Skor total didapat dengan cara mencari rata-rata nilai dari skor masing-masing item, sehingga kemungkinan skor total berkisar dari 1-6. Semakin besar skor, menunjukkan kebahagiaan yang semakin besar pula (Lyubomirsky dan Lepper, 1997). Jenis Statement Favorable Unfavorable
No Item 1,2,3 4 Total
Jumlah Item 3 1 4
Alat Ukur Satisfaction With Life Scale (SWLS) Alat ukur ini didesain pada tahun 1985 oleh Ed Diener yang bertujuan untuk melihat bagaiamana individu dapat menilai kondisi hidupnya, menimbang kondisi mana yang paling penting dalam hidupnya, sehingga mereka dapat mengevaluasi bagaiamana hidup mereka, apakah hidup mereka memuaskan atau tidak (Diener, dkk, 2003). Alat ukur ini terdiri dari lima item di mana individu diminta untuk menilai hidupnya secara global. Setiap soal dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada soal yang terkait penilaian secara afektif. Hal ini dilakukan karena pertimbangan bahwa kepuasan hidup merupakan aspek kognitif dari SWB (Diener dalam Sousa & Lyubomirsky, 2001). Alat ukur ini terdiri dari lima item memiliki rentang 1-7. Setelah diadaptasi, alat ukur yang digunakan dalam penelitian memiliki rentang 1-6. Skor total didapat dengan cara menjumlahkan skor dari masing-masing item. Semakin besar skor, menunjukkan kepuasan yang semakin besar pula
58
Komponen Kognisi
Aspek Kognisi Gambaran Kehidupan Pencapaian Perencanaan
No Item 1,2,3
Jumlah Item 3
4 5
1 1 5
Total Panduan Wawancara
Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah panduan wawancara. Panduan wawancara ini disusun berdasarkan pada teori yang melandasi penelitian ini. Alat Perekam Untuk memudahkan pencatatan hasil wawancara, peneliti menggunakan alat perekam untuk merekam percakapan peneliti dan responden. Alat perekam ini akan digunakan dengan sepengatahuan subyek. Kepada subyek, peneliti akan menekankan bahwa hasil rekaman tersebut akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak akan diperdengarkan pada orang lain, sehingga terjaga kerahasiaannya. Alat Tulis Alat tulis yang digunakan berupa pulpen untuk mencatat hal-hal penting yang terjadi selama berlangsungnya wawancara. Teknik Analisa Data Dalam
buku
Statistik
Terapan
(Burhan
Nurgiyanto,
Gunawan,
Marzuki,2004) menjelaskan bahwa terdapat dua jenis teknik analisis data yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial (statistik induktif). Penelitian ini menggunakan teknik analisis inferensialatau probabilitasuntuk menganalisis data. Teknik ini berkaitan dengan analisis data untuk kemudian dilakukan
59
penyimpulan (inferensi) yang digenaralisasikan kepada keseluruhan subjek tempat data diambil (populasi). Karena bersifat probabilitas maka kesimpulan penelitian mempunyai peluang salah dan benar yang dinyatakan dalam bentuk prosentase. Bila peluang kesalahan 5 % maka taraf kepercayaan 95%. Jika peluang kesalahan 1 % maka taraf kepercayaan 99%. Inilah yang dimaksud dengan signifikasi. Dalam melakukan analisis data, terdapat empat jenis skala yaitu nominal, ordinal, interval dan rasio. Penelitian ini menggunakan skala ordinal karena data menunjukan sutau keadaan yang berbeda dan angka-angka dalam skala ini tidak dapat dijumlahkan, dibagi atau di kalikan. Karena menggunakan skala ordinal maka jenis data yang digunakan juga merupakan data ordinal. Data ordinal adalah angka yang selain berfungsi sebagai pengganti nama atau sebutan suatu gejala juga menunjukan bahwa masing-masing gejala mempunyai perbedaan intensitas atau tinggi-rendah, namun satuan atau unit perbedaannya tidak ada. Dalam melakukan pengujian hubungan kebahagiaan dengan kepuasaan hidup, peneliti menggunakan metode korelasi. Alasan peneliti menggunakan metode korelasi karena metode ini dapat dilakukan terhadap bermacam data baik data yang berskala interval, ordinal maupun nominal. Metode korelasi terdiri dari tiga jenis yaitu antar variable (inter-correlation), korelasi partial (partialcorrelation) dan korelasi ganda (multiple-correlation). Penelitian ini termasuk jenis antar variabel (inter-correlation)karena korelasi yang dilakukan hanya mencakup dua variabel. Seperti yang telah dijelaskan bahwa penelitian ini menggunakan skala ordinal maka teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi tata jenjang (rank-
60
order correlation). Korelasi tata jenjang dipergunakan untuk mengkorelasikan antara dua kelompok data yang menunjukkan urutan jenjang. Dalam korelasi ini, terdapa dua jenis rumus korelasi yaitu rumus yang dikemukakan oleh Spearmen dengan nama korelasi tata jenjang Spearmen (Spearman Order Correlation) dan korelasi tata jenjang Kendall (Kendall Rang Order Correlation). Penelitian ini menggunakan rumus korelasi tata jenjang Spearman. Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2012 dan dilakukan dalam satu kali pengambilan data dalam bentuk kuesioner pada 30 orang konselor adiksi dengan latar belakang pecandu di Pusat Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN).