25
BAB III METODOLOGI PENELTIAN
A.
Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2008. Berikut ini adalah 30 perusahaan yang bergerak dalam sektor industri barang konsumsi hingga tahun 2008. Tabel 3.1 menyajikan daftar populasi yang bergerak di sektor industri barang konsumsi. Tabel 3.1 Nama Perusahaan Populasi No
Nama Perusahaan
1
PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
2
PT. BAT Indonesia Tbk. dan Anak Perusahaan
3
PT. Bentoel Internasional Investama Tbk. dan Anak Perusahaan
4
PT. Cahaya Kalbar Tbk dan Anak Perusahaan
5
PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk dan Anak Perusahaan
6
PT. Davomas Abadi Tbk dan Anak Perusahaan
7
PT. Delta Djakarta Tbk. dan Anak Perusahaan
8
PT. Gudang Garam Tbk. dan Anak Perusahaan
9
PT. H.M. Sampoerna Tbk. Dan Anak Perusahaan
10
PT. Indofarma (Persero) Tbk. dan Anak Preusan
11
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. dan Anak Perusahaan
12
PT. Kalbe Farma Tbk dan Anak Perusahaan
13
PT. Kedaung Indah Can Tbk. dan Anak Perusahaan
14
PT. Kedawung Setia Industri Tbk dan Anak Perusahaan
15
PT. Kimia Farma Tbk dan Anak Perusahaan
25
26
16
PT. Langgeng Makmur Industri Tbk
17
PT. Mandom Indonesia Tbk.
18
PT. Mayora Indah Tbk dan Anak Perusahaan
19
PT. Merck Tbk. dan Anak Perusahaan
20
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. dan Anak Perusahaan
21
PT. Mustika Ratu Tbk. dan Anak Perusahaan
22
PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk dan Anak Perusahaan
23
PT. Pyridam Farma Tbk
24
PT. Schering Plough Indonesia Tbk
25
PT. Sekar Laut Tbk dan Anak Perusahaan
26
PT. Siantar TOP Tbk. dan Anak Perusahaan
27
PT. Tempo Scan Pacific Tbk. dan Anak Perusahaan
28
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dan Anak Perusahaan
29
PT. Unilever Indonesia Tbk. Dan Anak Perusahaan
30
PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. dan Anak Perusahaan
B.
Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan kajian pustaka maka hipotesis yang di uji adalah sebagai berikut : Ha1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal Ha2 : Likuiditas perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal Ha3 : Pertumbuhan Laba berpengaruh terhadap struktur modal
C.
Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan empat variabel yang terdiri atas satu variabel
terikat dan tiga variabel bebas, dengan perincian sbb : 1.
Variabel terikat (Dependen) :
27
Variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi dalam penelitian ini adalah Struktur Modal (Debt Ratio). Struktur modal
dihitung dengan menggunakan
formula sebagai berikut: DRi, t =
Keterangan: DR i,t Total utangi,t
Total aktiva i, t
(1)
= Struktur modal perusahaan i pada tahun t; = Besarnya total utang yaitu penjumlahan utang jangka panjang dengan utang jangka pendek perusahaan i pada tahun t. = Total aset yaitu penjumlahan aset lancar dan aset tetap perusahaan i pada tahun t.
Total aset i,t
2..
Total utang i, t
Variabel bebas (Independen) : a. Ukuran perusahaan (SIZE) Ukuran perusahaan
dihitung dengan menggunakan formula sebagai
berikut: SIZEi, t = Sales i , t Keterangan: SIZE i,t Sales i,t
(2)
= Ukuran perusahaan i pada tahun t = Penjualan atau sales perusahaan i pada tahun t.
b. Liquiditas (LIQ) Likuiditas dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut: LIQi, t =
Keterangan: LIQ i,t
Aktiva lancari, t − Persediaan i , t Utang lancari, t
= Likuiditas perusahaan i pada tahun t
(3)
28
Aset lancar i,t = Aset lancar perusahaan i pada tahun t Persediaan i,t = Persediaan perusahaan i pada tahun t Utang lancar i,t = Utang lancar perusahaan i pada tahun t c. Pertumbuhan Laba (GROWTH) Pertumbuhan perusahaan dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:
GROWTH i , t = Keterangan: GROWTHi,t EAT i,t EAT i,t-1
D.
EATt − EATt −1 EATt −1
(4)
= Pertumbuhan perusahaan perusahaan i pada tahun t = Laba setelah pajak perusahaan i pada tahun t = Laba setelah pajak perusahaan i pada tahun t-1
Definisi Operasional Variabel 1.
Struktur Modal Struktur modal adalah perbandingan antara utang dengan modal.
Dalam penelitian ini variabel Struktur modal diproxykan dengan perbandingan antara total utang dengan total aset.
2.
Ukuran perusahaan Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang
dimiliki perusahaan diproxykan dengan penjualan. 3.
Likuiditas
29
Likuiditas perusahaan diukur dengan acid test ratio atau quick ratio; yaitu perbandingan antara aset lancar dikurangi persediaan dibagi dengan utang lancar. 4.
Pertumbuhan Laba Pertumbuhan laba (GROWTH) diproxykan dengan perubahan laba
pada tahun t relatif terhadap laba pada tahun t-1.
E.
Data dan Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data
sekunder. Sebagai sumber perolehan data tersebut adalah laporan keuangan teraudit tahun 2006, 2007 dan 2008. Laporan tersebut dapat diperoleh dari pusat dokumentasi data Bapepam.
F.
Metode Analisis Data 1.
Analisis Deskriptif
Metode analisis data yang digunakan untuk mendeskripsikan variabelvariabel penelitian, tanpa menghubungkan atau membandingkan dengan variabel lain adalah analisis deskriptif. Adapun hasil yang didapat adalah nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan ditribusi).
2.
Analisis Regresi Linear Berganda
30
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear berganda. Adapun model regresi linear berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: DRi ,t = β o + β1 SIZEi ,t + β 2 LIQi ,t + β 4 GROWTH i ,t Keterangan: Debt ratio i,t SIZEi,t LIQi,t GROWTHi,t βo β1 β2 β4
= = = = = = = =
(5)
Struktur modal perusahaan i pada tahun t Ukuran perusahaan i pada tahun t Likuiditas perusahaan i pada tahun t Pertumbuhan laba perusahaan i pada tahun t Intersep regresi Koefisien regresi SIZE Koefisien regresi LIQ Koefisien regresi GROWTH
Sebelum digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu model regresi tersebut dikenai uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang dikenakan terhadap model tersebut adalah: 1) uji autokorelasi, 2) uji multikolinearitas, dan 3) uji heteroskedastisitas. a.
Uji tidak terjadi autokorelasi Autokorelasi adalah kondisi di mana dalam serangkaian data time series
menunjukkan adanya korelasi antara data saat ini dengan data sebelumnya (Gujarati, 2003). Di dalam analisis regresi linear berganda, kondisi autokorelasi tidak boleh terjadi. Pengujian terhadap ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode Durbin-Watson. Melalui metode ini, jika suatu model regresi memiliki nilai statistik Durbin-Watson sekitar 2, maka dapat disimpulkan bahwa model tersebut tidak mengalami autokorelasi (Gujarati, 2003). b.
Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah kondisi di mana antara masing-masing variabel
31
bebas memiliki korelasi yang tinggi. (Gujarati, 2003). Dalam analisis regresi linear berganda, kondisi multikolinearitas tersebut tidak boleh terjadi. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode VIF (Variance Inflation Factor). Melalui metode ini, jika suatu variabel bebas memiliki VIF<10, maka dapat disimpulkan bahwa model tersebut tidak mengalami multikolinearitas (Gujarati, 2003). c.
Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah kondisi di mana varian variabel terikat untuk
berbagai nilai variabel bebas tidak bernilai tetapi berubah-ubah (Gujarati, 2003). Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode korelasi Spearman. Melalui metode ini, jika suatu variabel bebas korelasi Spearman tidak signifikan (p<0.05), maka dapat dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedasitas (Gujarati, 2003).