BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1
Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel adalah gejala yang dipersoalkan (Purwanto, 2010). Gejala bersifat
membedakan satu unsur populasi dengan unsur yang lain. Oleh karena variabel bersifat membedakan maka variabel harus mempunyai nilai yang bervariasi. Variabel memiliki 3 ciri, yaitu dapat diukur, membedakan objek dari objek lain dalam suatu populasi dan nilainya bervariasi. Variabel menurut kedudukannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas, Sekaran (2003) menyatakan bahwa variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat dan menyebabkan atau menjelaskan keragamannya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konflik peran ganda. 2. Variabel terikat, Sekaran (2003) menyatakan bahwa variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas dan merupakan variabel yang
menjadi minat utama studi. Pada penelitian ini yang
menjadi variabel terikat adalah stres kerja. Definisi operasional dari masing – masing variabel adalah: 1. Konflik Peran Ganda pada perawat wanita dewasa muda di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi adalah konflik antar peran yang dialami oleh perawat tersebut dimana tekanan dari peran dalam pekerjaannya sebagai perawat dan perannya sebagai istri dan ibu dalam keluarga saling bertentangan. Misalnya menjalankan peran dalam pekerjaannya sebagai perawat menjadi lebih sulit karena juga menjalankan peran sebagai ibu
rumah tangga dalam keluarga, begitu juga sebaliknya, menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga dalam keluarga menjadi lebih sulit karena juga menjalankan peran dalam pekerjaannya sebagai perawat di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi.
2. Stres Kerja adalah ketidakmampuan untuk memahami atau menghadapi tekanan kerja yang dialami oleh perawat di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi, yang mengakibatkan perubahan kondisi fisik, psikologis maupun perilaku, dimana tingkat stres setiap individu berbeda-beda dan bereaksi sesuai perubahan lingkungan atau keadaan.
3.1.2 Hipotesis Hipotesis berasal dari kata hypho (dibawah, lemah) dan thesa (kebenaran). Kebenaran hipotesis dikatakan lemah karena kebenarannya baru teruji pada tingkat teori (Purwanto, 2010). Menurut Suryabrata (dalam Purwanto, 2010) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Menurut hubungan variabelnya, hipotesis dapat dibagi menjadi tiga yaitu, hipotesis deskriptif, hubungan dan perbedaan. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah hipotesis hubungan, yaitu dugaan mengenai adanya hubungan satu atau lebih variabel bebas dengan satu atau lebih variabel terikat.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah Ho : Tidak terdapat hubungan antara konflik peran ganda dengan stres kerja pada perawat wanita di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi.
Ha
: Terdapat hubungan antara konflik peran ganda dengan stres kerja pada perawat wanita di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi.
3.2 Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah responden yang digunakan dalam pengumpulan data pada sebuah penelitian. Pengumpulan data dapat dilakukan atas populasi atau sampelnya. Pengumpulan data yang dilakukan atas populasi berarti mengukur seluruh objek dalam populasi, sedangkan pengumpulan data atas sampel berarti mengukur sebagian objek dalam populasi. Objek – objek yang hendak diukur, baik populasi ataupun sampel, dalam penelitian dikenal sebagai responden atau orang yang memberikan respon. Oleh karenanya, bila pengumpulan data dilakukan atas populasi maka responden penelitian dalah populasi, sedang bila pengumpulan data dilakukan atas sampel maka responden adalah sampel. Pengertian
populasi
sendiri
yaitu
satuan
analisis
yang
didalamnya
terkandung informasi yang diketahui. Dalam pengertian tekniknya populasi merupakan sekumpulan orang, pelajar, perusahaan, dan lainnya yang berbagi jumlah karakteristik bersama (Simamora, dalam Purwanto 2010). Dalam bukunya Sugiyono (dalam Purwanto, 2010) menyatakan bahwa populasi merupakan generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek dan juga memiliki kuantitas dan karakteristik yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Menurut Nazir (dalam Purwanto, 2010) melihat populasi sebagai kumpulan individu dengan kualitas dan ciri yang telah ditetapkan. Kualitas dan ciri ditentukan oleh variabelnya. Batas populasi bukanlah tempat dan waktu penelitian, tapi karakteristik elemen atau individu populasi. Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Para perawat wanita dewasa muda yang bekerja di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. Adapun jumlah total keseluruhan dari populasi perawat yang ada di rumah sakit tersebut adalah sebanyak 154 orang.
3.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian Adapun karakteristik subjek pada penelitian ini adalah: -
Profesi sebagai perawat di Rumah Sakit Stroke Nasional di Bukittinggi
-
Wanita Alasan peneliti memilih subjek wanita adalah merujuk kepada pernyataan oleh Rini (2006) yang mengatakan bahwa para wanita yang bekerja dikabarkan sebagai pihak yang mengalami stres lebih tinggi dibandingkan pria. Karena wanita yang bekerja ini menghadapi konflik peran sebagai wanita karir sekaligus ibu rumah tangga.
-
Usia dewasa muda ( 20 – 40 tahun) Menurut Marini (dalam Hurlock, 1994) usia dewasa muda merupakan penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapanharapan sosial baru. Orang dewasa muda diharapkan memainkan peran baru, seperti peran orang tua baru, suami/istri orang tua dan pencari nafkah dan mengembangkan sikap-sikap baru keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru ini. Penyesuaian diri ini menjadikan periode ini sebagai periode khusus dan sulit dari rentang hidup seseorang.
-
Status : menikah Gyllstrom (dalam Greenhaus & Beutell, 1985) menemukan bahwa orang yang menikah mengalami konflik peran ganda yang lebih dibandingkan dengan orang yang belum menikah.
-
Memiliki anak Menurut Holahan & Gilbert; Pleck dkk (dalam Greenhaus & Beutell, 1985) menyatakan bahwa saat menjadi orang tua konflik peran ganda akan terjadi lebih tinggi dibandingkan saat belum memiliki anak. Dan menurut
Bohen & Viveros-Long (dalam Greenhaus & Beutell, 1985) tanggung jawab utama dalam rumah tangga yaitu mengasuh anak mungkin menjadi kontributor yang signifikan pada konflik peran ganda.
3.2.2 Teknik Sampling Pada penelitian ini peneliti mengambil sample dengan teknik non-probability sampling. Yang dimaksud dengan non-probability sampling adalah teknik sampling yang memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Non-probability sampling memiliki bermacam teknik seperti: sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling (Sugiyono, 1994) Teknik yang dipilih dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pengertian dari purposive sampling menurut Sugiyono (1994) adalah teknik penentuan sample untuk tujuan tertentu saja. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan sample hanya kepada mereka yang memenuhi karakteristik yang seperti yang telah disebutkan di atas. Adapun jumlah sample yang masuk ke dalam kriteria semuanya digunakan sebagai responden dengan total sebanyak 73 orang.
3.3. Desain Penelitian Peneliti memilih untuk menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif memandang bahwa gejala sosial berupa perilaku manusia, sebagaimana juga dalam penelitian alam, bersifat objektif, terukur, dan dapat diramalkan karena gejala sosial juga terikat dalam hukum alam di mana respon perilaku objek merupakan pengaruh dari stimulus yang datang kepadanya. Metodologi penelitian ini mengambil nama kuantitatif karena data diskor ke dalam angka kuantitatif dalam pengumpulan dan analisis datanya. Dalam penelitian kuantitatif, kebenaran yang dapat diverifikasi itu terlihat dalam indikator perilakunya. Adapun kelebihan dari metode kuantitatif yaitu:
1.
Menghasilkan teori yang kuat yang probabilitas kebenaran dan toleransi kesalahannya dapat di perhitungkan.
2.
Kebenaran teori yang dihasilkan selalu terbuka untuk diuji kembali.
3.
Analisa
yang
dilakukan
atas
angka
menghindarkan
unsur
subjektivitas. Namun juga terdapat beberapa kelemahan dari metode kuantitatif yaitu: 1.
Tidak dapat mengungkap makna yang tersembunyi.
2.
Pengembangan teori lambat.
3.
Kegunaanya rendah karena pengambil kebijakan berada di luar penelitian.
Metode
penelitian
menurut
sifat
analisisnya,
penelitian
ini
bersifat
korelasional yaitu penelitian yang melibatkan hubungan satu atau lebih variabel dengan variabel lain. Hubungan dalam suatu penelitian dapat berbentuk bivariat, multivariat, dan kanonik. Dalam penelitian ini menggunakan hubungan yang berbentuk bivariat yaitu hubungan yang melibatkan satu variabel bebas dengan satu variabel terikat, yaitu konflik peran ganda sebagai variabel bebas dan stres kerja menjadi variabel terikat. Menurut kehadiran variabelnya, penelitian ini bersifat non eksperimen karena peneliti tidak melakukan manipulasi keadaan terhadap responden karena faktanya telah terjadi.
3.4 Alat Ukur Penelitian 3.4.1 Alat Ukur 1. Alat Ukur Konflik Peran Ganda Untuk mengukur variabel konflik peran ganda, alat ukur yang digunakan adalah berupa kuesioner dengan skala likert dengan 4 pilihan jawaban yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju dan sangat setuju. Setiap item yang digunakan merupakan dimensi yang diambil berdasarkan teori konflik kerja – keluarga yang
dikonstruk oleh Greenhaus dan Beutell (1985) yang mengemukakan bahwa ada dua tipe dari konflik peran ganda yaitu work interface family dan family interface conflict. Dari kedua tipe tersebut masing-masingnya memiliki tiga dimensi, yaitu time based conflict, strain based conflict, dan behavior based conflict.
Tabel 3.1 Dimensi dan Indikator Variabel Konflik Peran Ganda
Dimensi
Indikator Time Based Conflict
WIF
Strain Based Conflict Behavior Based Conflict Time Based Conflict
FIW
Strain Based Conflict Behavior Based Conflict
No item Favorable = 17, 27, 10,14 Unfavorable = 30 Favorable = 22, 12, 6, Unfavorable = 28 Favorable = 21, 18, 11 Favorable = 23, 29, 8, 5 Unfavorable = 16 Favorable = 26, 1, 9, 3 Unfavorable = 20 Favorable = 15, 19, 25,2 Unfavorable = 24
Jumlah item 5 4 3 5 5 5
2. Alat ukur Stres Kerja pada Perawat Untuk mengukur stres kerja pada perawat maka dalam penelitian ini akan menggunakan alat ukur berupa kuesioner dengan skala likert dengan 4 pilihan jawaban yaitu, sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju dan sangat setuju. Item – item yang digunakan dalam kuesioner stres kerja pada perawat merupakan konstruk dari gejala – gejala yang ditunjukan seseorang saat mengalami stres kerja sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Beehr dan Newman (dalam Rice, 1999). Terdapat 3 tipe yaitu, gejala fisik, gejala psikologis dan gejala perilaku.
Tabel 3.2 Dimensi dan Indikator Variabel Stres Kerja
Jumlah item
Indikator
no Item
Gejala Fisik
Favorable = 22, 6, 15, 29, 25, 11, 10, 5, 17
Gejala Psikologis Gejala Perilaku
Favorable = 27, 21, 19, 26, 3, 23, 28, 8, 24, 7 Favorable = 16, 1, 13, 9, 4, 10, 12 Unfavorable = 2, 3, 14
9 10 8
3.4.2 Realibilitas dan Validitas Alat Ukur Alat ukur yang digunakan dalam suatu penelitian pada umumnya harus memenuhi dua syarat utama, yaitu valid dan reliabel. Disini akan dijelaskan hasil ujia validitas dan realibilitas alat ukur yang peneliti gunakan dalam penelitian ini.
3.4.2.1 Uji Validitas Validitas
sebuah
tes
digunakan
untuk
mengetahui
ketepatan
atau
kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur (Priyatno, 2008). Pengukuran validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity), validitas rupa (face validity) dan validitas item (item validity). 3.4.2.1.1 Validitas Isi Validitas isi mengacu pada, sejauh mana tes yang merupakan seperangkat soal-soal, dilihat dari isinya memang mengukur apa yang dimaksud untuk diukur dan dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang telah diajarkan (Sugiyono, 1994). Validitas isi instrumen diketahui melalui pendapat seorang profesional (professional judgement) yaitu dosen pembimbing skripsi sekaligus ahli di bidang psikologi industri dan organisasi. 3.4.2.1.2 Validitas Rupa Validitas rupa menunjukan bahwa dari segi bentuk dan penampilannya suatu alat pengukur terlihat mengukur apa yang ingin diukur dan validitas rupa menentukan sejauh mana minat orang dalam menjawab soal-soal atau pertanyaan dalam alat ukur (Singarimbun & Effendi, 1989). Validitas rupa instrumen diketahui melalui pendapat dari kepala instalasi diklit (pendidikan dan penelitian) dan kepala bidang keperawatan Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. 3.4.2.1.3 Validitas Item Validitas
sebuah
tes
digunakan
untuk
mengetahui
ketepatan
atau
kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur (Priyatno, 2008). Cara untuk mengetahui validitas item ini yaitu dengan menggunakan teknik korelasi corrected item-total correlation dengan menggunakan program SPSS (Priyatno, 2008). Uji validitas dengan teknik kolerasi corrected item-total correlation dilakukan dengan cara mengorelasikan masing-masing skor item dengan skor total, lalu melakukan koreksi atau perbandingan dengan nilai koefisien korelasi yang
overestimasi (r-tabel). Jumlah responden pada uji coba instrumen berjumlah 15 orang, maka r- tabel atau angka kritik (critic value) untuk taraf signifikan 5% adalah 0.532, artinya itemitem pernyataan yang nilai korelasinya di atas 0.532 dapat dikatakan memiliki validitas konstrak atau terdapat konsistensi internal dalam pernyataan- pernyataan tersebut (Sugiyono, 1994). Sedangkan item butir instrumen yang nilai korelasinya di bawah 0.532 dianggap tidak valid sehingga harus diperbaiki atau dibuang. 3.4.2.2 Uji Realibilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang (Priyatno, 2008). Kuisioner sebagai alat ukur didalam penelitian ini perlu diuji keandalannya. Metode yang digunakan untuk mendapatkan keandalan alat ukur adalah koefisien Cronbach’s Alpha (α) dengan alasan metode Cronbach’s Alpha sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala ordinal atau interval (Priyatno, 2008). Cara untuk mengetahui realibilitas ini yaitu dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 20 for mac. Koefisien keandalan alat ukur menunjukkan tingkat konsistensi jawaban responden. Nilai koefisien α berkisar antara 0 sampai 1. Semakin tinggi nilai koefisien keandalannya, semakin baik alat ukurnya. Nilai yang mendekati 1 akan menunjukkan konsistensi jawaban responden yang tinggi. 3.4.2.3 Uji Realibilitas dan Validitas Alat Ukur Konflik Peran Ganda Hasil dari pengujian realibilitas dan validitas dari alat ukur konflik peran ganda dengan menggunakan software SPSS 20 for mac, didapatkan hasil data
pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Reliabilitas Alat Ukur Konflik Peran Ganda
Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha .974 30 Sumber data : Hasil Uji SPSS
Didapatkan cronbach’s alpha sebesar 0.974 dengan jumlah item 30, dalam menentukan validitas dari setiap item yang ada pada alat ukur ini, dengan menggunakan product moment correlation pearson dengan nilai perhitungan 0,05 dan mempunyai nilai suatu item dikatakan valid apabila memiliki nilai ≥0.532, maka item yang memiliki nilai corrected item – total correlation di bawah 0.532 dihapus. Setelah dilakukan penghapusan item yang memiliki corrected item – total correlation di bawah 0.532, maka dilakukan hasil uji validitas dan realibilitas kedua yang menghasilkan perbedaan yang signifikan. Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Reliabilitas Alat Ukur Konflik Peran Ganda kedua
Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha
.976
27
Sumber data : Hasil Uji SPSS
Maka dari hasil perhitungan cronbach’s alpha dengan menggunakan SPSS dalam pengolahan datanya, didapatkan peningkatan realiblitas dari alat ukur ini menjadi sebesar 0.976 yang dapat dikategorikan menjadi sangat baik dengan menghapus sebanyak 3 item yang tidak valid. 3.4.2.4 Uji Realibilitas dan Validitas Alat Ukur Stres Kerja Sejalan dengan alat ukur konflik peran ganda, uji validitas dan realibilitas alat ukur stres kerja juga menggunakan software SPSS 20 for mac, ditujukan kepada 15 orang responden, dan didapatkan hasil: Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Reliabilitas Alat Ukur Stres Kerja
Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha .960 30 Sumber data : Hasil Uji SPSS
Dari hasil uji validitas yang pertama didapatkan cronbach’s alpha sebesar 0.960, dalam menentukan validitas dari setiap item yang ada pada alat ukur ini, dengan menggunakan product moment correlation pearson dengan nilai perhitungan 0,05 dan mempunyai nilai suatu item dikatakan valid apabila memiliki nilai ≥0.532, maka item yang memiliki nilai corrected item – total correlation di bawah 0,532 dihapus. Setelah melakukan penghapusan maka dilakukan uji validitas dan realibilitas kedua dengan hasil data sebagai berikut:
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Reliabilitas Alat Ukur Stres Kerja kedua
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .967
N of Items 27
Sumber data : Hasil Uji SPSS
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa cronbach’s alpha meningkat secara signifikan menjadi 0.967 dengan kategori sangat baik, dan menghapus sebanyak 3 item. 3.5 Prosedur Penelitian Adapun dalam prosedur penelitian ini melewati beberapa tahapan yaitu tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian dan tehnik pengolahan data. 3.5.1 Persiapan Penelitian Langkah pertama dalam melakukan persiapan penelitian dilakukan dengan mengobservasi dan memberikan pertanyaan terbuka kepada beberapa perawat untuk merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, setelah dirumuskannya masalah kemudian peneliti melakukan kajian teori dan pustaka yang mendukung penelitian, kemudian membuat kerangka berpikir untuk memfokuskan penelitian guna menyusun hipotesis. Selanjutnya peneliti mendesain penelitian yang terdiri dari meminta data karyawan dari Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi guna untuk mengelompokan responden sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan. Kemudian membuat instrumen penelitian dan menentukan metode analisis apa yang akan digunakan.
3.5.2 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian di mulai sejak akhir Desember, dengan mencari dan merumuskan masalah apa yang akan diteliti. Kemudian membuat proposal penelitian dan meminta persetujuan judul penelitian oleh jurusan. Uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 28 Juni 2012 – 30 Juni 2012 di Puskesmas Siti Aisah kota Bukittinggi dengan jumlah responden sebanyak 15 orang. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 17 Juli 2012 – 20 Juli 2012. Pembagian kuesioner dilakukan di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi pada jam bekerja yang terbagi menjadi 3 shift. 3.5.3 Teknik Pengolahan Data Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan secara komputerisasi, menggunakan SPSS 20 for mac, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Data Coding Pengkodean data (Data Coding) dilakukan dengan mengklasifikasikan data dan memberi kode untuk masing-masing data, sesuai dengan tujuan pengumpulan data. Sehingga setelah di-coding maka akan memudahkan proses pengolahan data terutama saat memasukkan data ke komputer. 2. Data Editing Setelah pengkodean data, dilakukan penyuntingan data untuk memeriksa adanya kesalahan atau data yang meragukan, serta kurang lengkapnya data.
3. Data struktur dan Data File Sebelum memasukkan data, terlebih dahulu dibuat struktur data dan file data dengan menggunakan SPSS (Statistical Program for Social Science). Struktur data
(Data Structure) dan file data (Data File) yaitu pengembangan struktur data sesuai dengan analisis yang akan dilakukan, dan jenis perangkat lunak yang dipergunakan pada saat pengembangan struktur data, bagi masing-masing variabel perlu ditetapkan nama, skala dan jumlah digit. 4. Data Entry Selanjutnya proses pemsukan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Pemasukan data (Data Entry) yaitu memasukan semua data mentah (row data) ke dalam program komputerisasi statistic untuk kemudian dianalisis lebih lanjut. 5. Data Cleaning Data yang sudah dimasukkan kemudian dilakukan pembersihan data. (Data Cleaning) atau dicek ulang, untuk menghindari kesalahan dalam pengolahan data. Salah satu cara yang sering dilakukan adalah dengan melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel dan menilai kelogisannya.