BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1.1.
Desain Penelitian Isu penting dalam desain penelitian meliputi tujuan studi, lokasi
studi, tipe hubungan antar variabel, horizon waktu, dan unit analisis. Tujuan studi penelitian ini adalah hypothesis testing (pengujian hipotesis), yaitu penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Penelitian terhadap suatu fenomena dapat dilakukan pada lingkungan yang alami dan lingkungan buatan. Lingkungan (setting) penelitian ini adalah lingkungan yang alami, yaitu Kota Surakarta. Tipe hubungan variabel dalam penelitian ini adalah hubungan sebab-akibat yaitu penelitian yang menunjukkan arah hubungan antaravariabel independen dengan variabel dependen yang dimediasi oleh variabel mediasi. Data pada penelitian ini dikumpulkan pada satu waktu sehingga penelitian ini merupakan studi crosssectional. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu. 1.2.
Definisi Operasional
1. Kredibilitas Selebriti Kredilitas selebriti dapat diartikan sebagai karakteristik dari selebriti yang dapat mempengaruhi audiens dalam menerima pesan
iklan
(Ohanian,1990).
Kredibilitas
selebriti
dioperasionalisasi menggunakan tiga dimensi, yaitu keahlian, keterpercayaan, dan daya tarik (Ohanian ,1990).
19
a. Keahlian (expertise) : tingkat persepsi seseorang terhadap pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang dimiliki orang lain dalam konteks penyampaian pesan oleh orang tersebut (Ohanian, 1990). Indikator : 1) Berpengalaman 2) Memiliki pengetahuan 3) Memiliki kualitas 4) Memiliki kecakapan b. Keterpercayaan (trustworthiness) : keterpercayaan mengacu pada persepsi audiens terhadap kemampuan komunikator dalam menyampaikan pesan (Ohanian,1990). Indikator : 1) Jujur 2) Dapat diandalkan 3) Tulus 4) Dapat dipercaya c. Daya Tarik (attractiveness) : persepsi konsumen terhadap seberapa menarik sumber informasi bagi auidiens (Ohanian,1990) Indikator : 1) Berkelas 2) Cantik 3) Elegan
2. Kredibilitas Iklan
20
Kredibilitas
iklan
didefinisikan
sebagai
tingkat
persepsi
konsumenterhadap iklan yang dapat dipercaya dan tidak bias( MacKenzie, S. B. & Lutz, R. J. ,1989). Indikator : a) Terpercaya b) Meyakinkan c) Masuk akal d) Sesuai dengan kenyataan e) Tidak meragukan f)
Bagus
3. Sikap Terhadap Iklan Sikap
terhadap
iklan
didefinisikan
sebagai
kecenderungan
konsumen untuk merespon sebuah rangsangan iklan dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan ( MacKenzie, S. B. & Lutz, R. J. ,1989). Indikator: a) Konsumen merasa bahwa iklan tersebut bagus b) Konsumen suka terhadap iklan c) Konsumen merasa senang setelah melihat iklan tersebut
4. Sikap Terhadap Merek Sikap terhadap merek adalah kecenderungan untuk merespon dalam bentukperilaku suka atau tidak suka terhadap sebuah 21
merek setelah stimulus dalam bentuk iklan diberikan pada suatu individu (Phelps & Hoy, 1996 dalam Nirmala, 2015). Indikator : a) Konsumen merasa bahwa merek tersebut bagus b) Konsumen suka terhadap merek c) Konsumen merasa senang terhadap merek tersebut 5. Niat Beli Niat
beli
merupakan
kecenderungan
konsumen
untuk
membelisuatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen
melakukan
pembelian
(Assael,2008,Pp.41
dalam
Soesatyo, Natalia dan Rumambi, Leonid Julivan, 2013). Indikator: a) Tertarik untuk mencari informasi tentang produk b) Mempertimbangkan untuk membeli c) Tertarik untuk membeli 1.3.
Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1.3.1. Populasi Populasi mengacu pada seluruh kelompok orang, peristiwa, atau hal-hal yang menarik keinginan peneliti untuk menyelidiki atau membuat kesimpulan berdasarkan sampel statistik (Sekaran, 2009:262). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Kota Surakarta yang pernah melihat iklan Yamaha NMAX dengan bintang iklan Valentino Rossi dan berniat untuk membeli Yamaha NMAX. 1.3.2. Sampel
22
Hair et al. (1998) mengemukakan bahwa ukuran sampel yang disarankan untuk penggunaan estimasi maximum likelihood sebesar 100-200. Sampel yang disarankan dalam penggunaan SEM adalah lebih dari 100 atau 5 kali jumlah indikator variabel laten. Jumlah indikator yang digunakan 23x5=115. Namun untuk mengantisipasi kesalahan dan untuk kebutuhan statistik maka sampel yang diambel sebanyak 250. Sampel yang diambil dibagi menjadi 2 yaitu 50 kuesioner untuk pretest dan 200 kuesioner digunakan sebagai sampel penelitian. 1.3.3. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dimana peneliti akan mengambil sampel dengan kriteria tertentu. Kriteria responden pada peneltian adalah orang yang pernah melihat iklan Yamaha NMAX dengan bintang iklan Valentino Rossi dan berniat untuk membeli Yamaha NMAX. Pada prosesnya peneliti akan mendatangi tempat-tempat di Surakarta dimana responden berkumpul.
1.3.4. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner Cara ini dilakukan peneliti dengan menyediakan daftar pertanyaan mengenai obyek yang diteliti kepda responden sebanyak jumlah
23
sampel. Dalam kuesioner ini responen diminta untuk memilih salah satu dari 4 alternatif jawaban yang ada, yaitu : a. Nilai 4 untuk jawaban sangat setuju b. Nilai 3 untuk jawaban setuju c. Nilai 2 untuk jawaban tidak setuju d. Nilai 1 untuk jawaban sangat tidak setuju 2. Study Pustaka (Library riset) Mempelajari buku-buku dan literatur lain yang berkaitan dengan penelitian ini. 1.3.5. Sumber Data Data primer (primary data) merupakan data yang dikumpulkan dari pihak pertama (first-hand) untuk berikutnya dianalisis guna mencari jalan keluar masalah yang diteliti, (Sekaran, 2009:181). Data primer dalam penelitian ini didapatkan dari responden yang pernah melihat iklan Yamaha NMAX dengan bintang iklan Valentino Rossi. 1.3.6. Metode Pengumpulan Data Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara menyebar kuesioner. Kuesioner yang berisi berbagai pertanyaan terkait dengan isu penelitian akan dibagikan kepada responden. Kemudian responden akan mengisi kuesioner tersebut dan
mengembalikan
kuesioner
tersebut
Kuesioner yang dibagikan akan berbentuk fisik. 1.3.7. Metode Analisis Data 1. Uji Validitas
24
kepada
peneliti.
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah instrumen penelitian digunakan.
benar-benar Untuk
mampu
memperoleh
mengukur validitas
construct kuesioner,
yang usaha
dititikberatkan pada percapaian validitas isi. Validitas tersebut menunjukkan sejauh mana perbedaan yang diperoleh dengan instrumen pengukuran merefleksikan perbedaan sesungguhnya pada responden yang diteliti. Teknik uji validitas yang sering digunakan adalah Confirmatory Factor Analysis dimana syarat boleh dilakukannya analisis faktor harus memiliki nilai KaizerMeyer-Olking Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA) > 0,50. Item pertanyaan dikatakan valid jika memiliki factor loading ≥ 0,05 dan telah terekstrak sempurna (Ghozali,2006). 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas
menunjukan
sejauh
mana
suatu
skala
dapat
memberikan hasil yang konsisten jika pengukuran diulang. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau hendak jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden dikatakan reliable jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten atau jawaban tidak boleh acak karena masing-masing pertanyaan akan mengukur hal yang sama. Kategori koefisien alpha dari suatu pengujian adalah sebagai berikut (Sekaran, 2009) : 1. 0.8 – 1.0 = reliabilitas baik 2. 0.6 – 0.799 = reliabilitas dapat diterima 3. <0.6 = reliabilitas kurang baik 3. Uji Data
25
Generalized
structured
component
analysis
(GeSCA)
dikembangkan oleh Hwang et al., (2004). Tujuannya adalah mengantikan faktor dengan kombinasi linear dar indikator (variabel manifes) di dalam analisis SEM. Pendekatan analisis ini menggunakan kuadrat terkecil (least square) di dalam porses pendugaan parameter. a. Measure of Fit Structural Model Goodness of fit model struktural diukur menggunakan FIT, yaitu setara dengan R-square pada anlisis regresi atau koefisien determinasi total pada analisis jalur. 1. FIT menunjukkan varian total dari semua variabel yang dapat dijelaskan oleh model struktural. Nilai FIT berkisar dari 0 sampai 1. Semakin besar nilai FIT, semakin besar proporsi varian variabel yang dapat dijelaskan oleh model. Jika nilai FIT=1 berarti model secara sempurna dapat menjelaskan fenomena yang ada. 2. AFIT (Adjusted FIT)serupa dengan adjusted R2 pad analisis rergresi. AFIT dapat digunakan untuk perbandingan model. Model dengan AFIT nilai terbesar dapat dipilih antara model yang lain. b. Measure if Fit Overall Model Overall adalah model di dalm GeSCA yang melibatkan model struktural dan model pengukuran secara terintegrasi. Beberapa pemeriksaan goodness of fit model overall disertai nilai cut off berikut: 26
diberikan serperti seperti
1. GFI
(Unweighted
lesat-squares),
sebanding
dengan perbedaan anatara kovarian sampel dan kovarian
yang
diproduksi
oleh
pendugaan
parameter GeSCA. Nilai GFI mendekati 1. 2. SRMR (standardrize root mean square residual), sebanding dengan perbedaan antara kovarian sampel
dan
pendugaan
kovarian parameter
yang
diproduksi
GeSCA.
Niali
oleh
SRMR
mendekati 0.
Tabel 3.1 Goodness of Fit Goodness of Fit
Cut off
SRMR
≤0.08
GFI
≥0.90
Sumber: htttp://sem-gesca.com Tabel 3.1 menjelaskan ketentuan Goodness of Fit terhadap model penelitian dapat dikatakan sesuai atau tidak. Jika Goodness of Fit pada model penelitian
27
memiliki nilai SRMR ≤ 0.08 atau nilai GFI ≥0.90, maka model penelitian dapat diakatakan sesuai. Tabel 3.2 Kriteria SRMR Keterangan
SRMR < 0.05
model sangat sesuai
0.05 – 0.08
model sesuai
0.08 - 0.1
model cukup sesuai
> 0.1
model tidak sesuai Sumber: htttp://sem-gesca.com
Tabel 3.2 menjelaskan kriteria SRMR darim model penelitian dapat dikatakan sesuai atau tidak. Normalnya, nilai SRMR pada model dapat dikatakan sudah sesuai jika memiliki nilai 0.05 – 0.08.
c. Pengujian Hipotesis GeSCA digunakan pada model structural yang melibatkan variabel dengan indikator refelsif dan atau normatif. Masalah singularitas dan multikolonieritas sering menjadi kendala di dalam analisis model struktural menggunakan SEM berbasis kovarians. GeSCA dikembangkan untuk menghindari kekurangan dari PLS (partial least square), yaitu dielngkapi dengan prosedur optimalisasi global, dan
28
juga tetap memepertahankan prosedur optimalisasi lokal seperti pada PLS (Hwang et al., 2009). Metode
GeSCA
juga
digunakan
untuk
mengatasi
kelemahan covariance based SEM pada AMOS dan Lisrel yang
memliki
keterbatasan
karena
mengasumsikan
sampel yang besar, data harus terdistribusi secara normal multivariate, indikator harus dalam bentuk reflektif, model harus berdasarkan pada teori dan adanya indeterminacy (Hwang et al., 2009). Analisis SEM berbasis komponen GeSCA adalah alternatif yang lebih baik dibandingkan dengan PLS, yaitu memiliki parameter recocery yang lebih baik (Hwang et al., 2009). Namun demikian, Gesca juga dapat diterapkan pada model
struktural
yang
dasar
teorinya
sudah
kuat,
ataudengan kata lain sebagai metode analisis konfimatori. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai critical ratio (C.R) dengan nilai Z value. Berikut Tabel Z value : Tabel 3.3 Z Value Signifikan
C.R
1%
≥2.56
5%
≥1.96
10%
≥1.64
Sumber: htttp://sem-gesca.com Tabel 3.3 menunjukan kriteria tingkat signifikansi untuk hasil hubungan antar variabel pada model penelitian.
29
Normalnya, penelitian menggunakan tingkat signfikansi 5%.
30