BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian yaitu di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Waktu penelitian dilaksanakan pertengahan bulan Mei sampai pertengahan bulan Agustus. Adapun kegiatan penelitian ini meliputi tahap persiapan pelaksanaan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan perincian sebagai berikut: Tabel. 3.1 Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian No
1.
Kegiatan
Tahun
Penelitian
2014
Persiapan Juni -Des
Penelitian
Tahun 2015 JanApril
Observasi Identifikasi Masalah Pengajuan Judul Penyusunan Proposal 2.
Pelaksanaan Seminar proposal Pengumpulan Data Penelitian
3.
Penyusunan laporan Analisis data Menyusun Tesis 116
Mei
Juni
Juli
Agts
Sept
Okt
Nov
117
Tabel 3.2 Jadwal Latihan Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga, dan Senam Tai Chi di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta Tes fleksibilitas, tes keseimbangan, tes ketahanan kardiorespirasi Minggu Pertemuan Hari Kegiatan ke ke Jam I 1 Rabu Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi (09.00) 2 Kamis Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi (09.00) 3 Jumat Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi (09.00) II 1 Rabu Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi (09.00) 2 Kamis Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi (09.00) 3 Jumat Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi (09.00) III 1 Rabu Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi (09.00) 2 Kamis Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi (09.00) 3 Jumat Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi (09.00) IV 1 Rabu Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi (09.00) 2 Kamis Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi (09.00) 3 Jumat Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi (09.00) V 1 Rabu Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi (09.00) 2 Kamis Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi (09.00) 3 Jumat Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi (09.00) VI 1 Rabu Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi (09.00) 2 Kamis Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi (09.00) 3 Jumat Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi (09.00) VII 1 Rabu Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi (09.00) 2 Kamis Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi (09.00) 3 Jumat Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi (09.00)
118
VIII
1 2 3
IX
1 2 3
X
1 2 3
XI
1 2 3
XII
1 2 3
B.
Rabu (09.00) Kamis (09.00) Jumat (09.00) Rabu (09.00) Kamis (09.00) Jumat (09.00) Rabu (09.00) Kamis (09.00) Jumat (09.00) Rabu (09.00) Kamis (09.00) Jumat (09.00) Rabu (09.00) Kamis (09.00) Jumat (09.00)
Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi Senam SKJ, Senam Yoga, Senam Tai Chi
Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan faktorial 2x3. Selanjutnya rancangan percobaan penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.3 Rancangan Penelitian Faktorial 2x3 Variabel Atributif : Kelompok Usia pada Lansia (a) Laki-laki (a1) Perempuan (a2) a1 b1 a2 b1 a1 b2 a1 b3
a2 b2 a2 b3
Variabel Manipulatif : Senam (b) Senam Kesegaran Jasmani (b1) Senam Yoga (b2) Senam Tai Chi (b3)
119
Keterangan : a1b1
: lansia berjenis kelamin laki-laki dilatih dengan Senam
Kesegaran Jasmani a1b2 :
lansia berjenis kelamin laki-laki dilatih dengan Senam Yoga
a1b3 : lansia berjenis kelamin laki-laki dilatih dengan Senam Tai Chi a2b1 : lansia berjenis kelamin perempuan dilatih dengan Senam Kesegaran Jasmani a2 b2 : lansia berjenis kelamin perempuan dilatih dengan Senam Yoga a2 b3 : lansia berjenis kelamin perempuan dilatih dengan Senam Tai Chi 2. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan variabel yang diteliti dapat didefinisikan sebagai berikut : a. Variabel bebas Variabel independent manipulatif yaitu jenis senam yang terdiri dari tiga tingkatan : 1) Senam Kesegaran Jasmani 2) Senam Yoga 3) Senam Tai Chi b. Variabel bebas atributif yaitu jenis kelamin pada lansia terdiri dari 2 macam yaitu : 1) Laki-laki 2) Perempuan c. Variabel terikat (dependent), yaitu
kemampuan fisik yang
meliputi: 1) Flekibilitas 2) Keseimbangan 3) Ketahanan kardiorespirasi 3. Definisi Operasional a. Kemampuan Fisik Kemampuan fisik
adalah kemampuan memfungsikan
organ-organ tubuh dalam melakukan aktivitas fisik. Kemampuan fisik sangat penting untuk mendukung mengembangkan aktifitas
120
psikomotor. Gerakan yang terampil dapat dilakukan apabila kemampuan
fisiknya
memadai.
Kemampuan
fisik
dalam
penelitian ini meliputi : 1) Fleksibilitas Fleksibilitas adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi yang ditentukan oleh elastisitas otot, ligamen dan tendon. Fleksibilitas juga merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan melalui ruang gerak sendi atau ruang gerak tubuh secara maksimal. Fleksibilitas diukur menggunakan chair sit and reach. 2) Keseimbangan Keseimbangan diartikan sebagai kemampuan untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support). Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan disetiap segmen tubuh dengan didukung oleh sistem
muskuloskleletal
Keseimbangan
terbagi
keseimbangan
statis
dan
atas dan
dua
bidang
tumpu.
kelompok,
keseimbangan
yaitu
dinamis.
Kesimbangan statis adalah kemampuan tubuh untuk menjaga keseimbangan pada posisi tetap sedangkan keseimbangan
dinamis
adalah
kemampuan
untuk
mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak. Tetapi dalam penelitan ini yang dilakukan pengukuran adalah keseimbangan
dinamis.
Keseimbangan
diukur
menggunakan eight foot up and go. 3) Ketahanana Kardiorespirasi Daya tahan kardiorespirasi adalah kesanggupan sistem jantung, paru-paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan kerja dalam mengambil oksigen dan menyalurkannya ke
121
jaringan yang aktif sehingga dapat digunakan pada proses metabolisme tubuh. Daya tahan kardiorespiasi yang tinggi menunjukkan kemampuan untuk bekerja yang tinggi, yang berarti kemampuan untuk mengeluarkan sejumlah energi yang cukup besar dalam periode waktu yang panjang. Ketahanan kardiorespirasi di ukur menggunakan two minute step test. b. Senam Kesegaran Jasmani Senam Kesegaran Jasmani adalah merupaka senam yang diperuntukkan bagi lanjut usia, yang memiliki gerakan terstruktur yang bertujuan untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu. c. Senam Yoga Senam Yoga adalah latihan fisik yang penuh konsentrasi dan disertai dengan latihan pernapasan. Senam Yoga merupakan sebuah ilmu filosofis praktis dan bukan sebuah agama di dalam Senam Yoga tubuh manusia terhubung erat dengan napas, pola gerakan, dan pikiran yang memungkinkan terjadi rileksasi dan keseimbangan dalam hidup. d. Senam Tai Chi Olahraga tradisional yang berasal dari negara Cina yang dikembangkan ke arah kesehatan. Senam Tai Chi adalah merupakan kombinasi meditasi, pengaturan pernapasan dan berbagai olah tangan dan kaki dengan kecepatan lambat. e. Kemampuan Fisik Kemampuan fisik
yaitu kemampuan untuk melakukan
tugas-tugas berdasarkan stamina tubuh. Pengukuran kemampuan fisik pada komponen fleksibilitas menggunakan chair sit and reach, tes ini dilakukan dalam keadaan duduk dan mencoba meraih ujung jari kaki. keseimbangan diukur menggunakan eight foot up and go, tes ini dilakuakan dengan cara melangkah cepat dari posisi awal (duduk di kursi) hingga kembali ke posisi awal lagi. Ketahanan kardiorespirasi di ukur menggunakan two minute
122
step test, tes ini dilakukan dengan cara jalan ditempat selama 2 menit tanpa henti. Tes-tes ini dilakukan sebelum senam pada bulan pertama dipertemuan pertama dan dilakukan lagi pada akhir bulan ke 3 di minggu terakhir.
C. Populasi dan Sampel Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah wilayah Surakarta tepatnya di Panti wredha Dhama Bhakti Surakarta yang berusia 60 sampai dengan 79 tahun. Sampel atau subjek dalam penelitian ini berjumlah 48 orang. Menurut Sugiyono (2009:115) mengatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampling teknik yang digunakan adalah teknik purposive random sampling. Menurut Sudjana (2002:148) teknik purposive random sampling yaitu dari jumlah populasi yang ada untuk menjadi sampel harus memenuhi tujuan penelitian. Sedangkan pemilihan sampel dengan teknik purposive random sampling adalah memilih sampel tidak secara acak, namun didasarkan pada pertimbangan kriteria tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Seluruh sampel berjumlah 48 orang yang kemudian dibagi menjadi 3 tingkatan senam, yaiu Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga, dan Senam Tai Chi. Setiap kelompok senam terdiri dari 16 orang, 8 orang lansia perempuan dan 8 orang lansia laki-laki. Sampel yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Kriteria Inklusi a. Laki-laki dan perempuan yang berusia 60-79 tahun yang menjadi anggota Panti Wreda Dharma Bhakti Surakarta b. Tidak memiliki penyakit jantung c. Kooperatif dan responsif dan dapat berkomunikasi dengan baik d. Bersedia mengikuti pelaksanaan senam hingga akhir penelitian
123
2. Kriteria Eksklusi a. Memiliki gangguan cacat fisik yang dapat mengganggu aktivitas penelitian b. Responden
penelitian
tidak
mengikuti
program
jalannya
penelitian hingga selesai
D. Teknik Pengumpulan Data Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pita ukur (mid line), stopwatch, marking cones, lembar catatan. Data penelitian ini diperoleh dengan cara pengukuran kemampuan fisik pada komponen fleksibilitas menggunakan chair sit and reach,
keseimbangan
menggunakan eight foot up and go, dan ketahanan kardiorespirasi menggunakan two minute step test. 1. Chair Sit and Reach Pengukuran fleksibilitas dilakukan dengan menggunakan chair sit and reach. Alat yang dibutuhkan dalam pengukuran ini adalah pita ukur (midline), kursi (stool) dan lembar observasi. Prosedur pelaksanaanya sebagai berikut, responden duduk dikursi dengan posisi kaki lurus dan tangan mencoba untuk meraih jari-jari kaki. Ukur jarak antara jari tangan ketika menyentuh jari kaki (cm atau inci) (Rikli R.E, Jones C.J, 1999:28). Alat ukur ini telah memiliki uji validitas dan reabilitas. Hasil uji validitas untuk laki-laki (r = 0,74) dan wanita (r=0,71) sedangkan hasil reabilitas untuk laki-laki (r = 0,92) dan wanita (0,96).
Gambar 3.1 Chair Sit and Reach (Rikli, R..E., Jones, C.J. 1999:29)
124
Tabel 3.4 Data Normatif pada Laki-Laki untuk Hasil Chair Sit and Reach (Rikli, R..E., Jones, C.J. 1999:28) Laki-Laki Nilai (inchi +/-)
Nilai (inchi +/-)
Nilai (inchi +/-)
Diatas Rata-Rata
Nilai Normal
Di Bawah Rata-Rata
60 - 64
> +4.0
-2.5 - +4.0
< -2.5
65 - 69
> +3.0
-3.0 - +3.0
< -3.0
70 - 74
> +2.5
-3.5 - +2.5
< -3.5
75 - 79
> +2.0
-4.0 - +2.0
< -4.0
80 - 84
> +1.5
-5.5 - +1.5
< -5.5
85 - 90
> +0.5
-5.5 - +0.5
< -5.5
90 - 95
> 0.5
-6.5 - +0.5
< -6.5
Usia
Tabel 3.5 Data Normatif pada Perempuan untuk Hasil Chair Sit and Reach (Rikli, R..E., Jones, C.J. 1999:28) Perempuan Nilai (inchi +/-)
Nilai (inchi +/-)
Nilai (inchi +/-)
Diatas Rata-Rata
Nilai Normal
Di Bawah Rata-Rata
60 - 64
>+5.0
-0.5 - +5.0
< -0.5
65 - 69
>+4.5
-0.5 - +4.5
< -0.5
70 - 74
>+4.0
-1.0 - +4.0
< -1.0
75 - 79
>+3.5
-1.5 - +3.5
< -1.5
80 - 84
>+3.0
-2.0 - +3.0
< -2.0
85 - 90
>+2.5
-2.5 - +2.5
< -2.5
90 - 95
>+1.0
-4.5 - +1.0
< -4.5
Usia
2. Eight Foot Up And Go Pengukuran keseimbangan dilakukan dengan menggunakan eight foot up and go. Alat yang di butuhkan dalam pengukuran ini adalah stopwatch, marking cones, kursi (stool), dan lembar observasi. Prosedurnya adalah sebagai berikut, responden duduk dikursi kemudian
125
bangun dan berjalan sebanyak 4 langkah ke depan, berbalik dan berjalan lagi 4 langkah kemudian duduk dengan jarak 2,44 m. Hitung waktu yang ditempuh menggunakan stopwatch (Rikli, R.E., Jones C.J. 1999:29). Alat ukur ini telah memiliki uji validitas dan reabilitas. Hasil uji validitas (r = 0,97) dan reabilitas (r = 0,79).
Gambar 3.2 Eight Foot Up And Go (Rikli, R..E., Jones, C.J. 1999:29)
Tabel 3.6 Data Normatif pada Laki-Laki untuk Hasil Eight Foot Up And Go (Rikli, R..E., Jones, C.J. 1999:28) Laki-Laki Usia
Nilai (detik)
Nilai (detik )
Nilai (detik )
Diatas Rata-
Nilai Normal
Di Bawah Rata-Rata
Rata 60 - 64
<3.8
3.8-5.6
>5.6
65 - 69
<4.3
4.3-5.7
>5.7
70 - 74
<4.2
4.2-6.0
>6.0
75 - 79
<4.6
4.6-7.2
>7.2
80 - 84
<5.2
5.2-7.6
>7.6
85 - 89
<5.3
5.3-8.9
>8.9
90 - 94
<6.2
6.2-10.0
>10.0
126
Tabel 3.7 Data Normatif pada Perempuan untuk Hasil Eight Foot Up And Go (Rikli, R..E., Jones, C.J. 1999:28) Perempuan Usia
Nilai (detik)
Nilai (detik )
Nilai (detik )
Diatas Rata-
Nilai Normal
Di Bawah Rata-Rata
Rata 60 - 64
<4.4
4.4-6.0
>6.0
65 - 69
<4.8
4.8-6.4
>6.4
70 - 74
<4.9
4.9-7.1
>7.1
75 - 79
<5.2
5.2-7.4
>7.4
80 - 84
<5.7
5.7-8.7
>8.7
85 - 90
<6.2
6.2-9.6
>9.6
90 - 95
<7.3
7.3-11.5
>11.5
3. Two Minute Step Test Pengukuran menggunakan
ketahanan
kardiorespirasi
two minute step test.
dilakukan
dengan
Alat yang dibutuhkan dalam
prosedur tindakan ini adalah stopwatch, lembar observasi, dan pita ukur. Prosedur pelaksanannya sebagai berikut, responden di instruksikan jalan ditempat selama dua menit dan
hitung berapa langkah yang dapat
dilakukan (Rikli R.E, Jones C.J, 1999:29). Alat ukur ini telah memiliki uji validitas dan reabilitas. Hasil uji validitas (r = 0,97) dan reabilitas (r = 0,79).
Gambar 3.3 Two Minute Step Test (Rikli, R.E., Jones C.J 1999:29)
127
Tabel 3.8 Data Normatif pada Laki-Laki untuk Hasil Two Minute Step Test (Rikli, R.E., Jones C.J 1999:28) Laki-Laki Usia
Diatas rata-
Nilai normal
Di bawah rata-rata
rata 60 - 64
>115
87-115
<87
65 - 69
>116
86-116
<86
70 - 74
>110
80-110
<80
75 - 79
>109
73-109
<73
80 - 84
>103
71-103
<71
85 - 90
>91
59-91
<59
90 - 95
>86
52-86
<52
Tabel 3.9 Data Normatif pada Perempuan untuk Hasil Two Minute Step Test (Rikli, R.E., Jones C.J. 1999:28) Perempuan Usia
Diatas rata-
Nilai normal
Di bawah rata-rata
rata 60 - 64
>107
75-107
<75
65 - 69
>107
73-107
<73
70 - 74
>101
68-101
<68
75 - 79
>100
68-100
<68
80 - 84
>91
60-91
<60
85 - 90
>85
55-85
<55
90 - 95
>72
44-72
<44
E. Teknik Analisis Data Teknik analisis statistik yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis varian (anava) rancangan faktorial 2x3 pada α= 0,05, dan dilakukan uji normalitas
menggunakan uji Liliefors dan uji Homogenitas
Varians dengan uji Bartlett. Urutan analisis data dalam penelitian ini adalah :
128
1. Pengujian Prasyarat analisis Sebelum dilakuan analisis populasi dilakuakna uji prasyarat yaitu uji normalitas menggunakan uji Liliefors yang bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak dan uji Homogenitas varians menggunakan uji Bartlett yang bertujuan untuk mengetahui apakah varians pada tiap-tiap kelompok homogen atau tidak. 2. Uji Normalitas Uji normalitas menggunakan uji liliefors yang dilakukan secara parametrik menggunakan penaksir rata-rata dari simpangan baku. Menurut Sudjana tahun 2002, sampel yang akan diuji memiliki hipotesis nol dan berasal dari populasi berdiatribusi normal melawan hipotesis yang memiliki distribusi tidak normal. Prosedur uji normalitas data sebagai berikut : a. Pengamatan x1, x2, ......... ,xn dijadikan bilangan baku z1, z2, .........,zn dengan menggunakan rumus : zi = Keterangan: = Rata-rata = Nilai variabel
s = Simpangan baku Setiap bilangan baku menggunakan distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z ≤ zi) b. Kemudian dihitung proporsi z1, z2, ........., zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi.
Jika proporsi dinyatakan S(zi), maka
c. Hitung selisih F (z1) – S (z1), dan ditentukan harga mutlaknya d. Selanjutnya ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut dan harga terbesar adalah Lhitung.
129
3. Uji Homogenitas Uji homogenitas menggunakan uji Bartlett, dengan langkahlangkah sebagai berikut: a. Membuat tabel perhitungan dengan kolom-kolom kelompok sampel, dk (n-1), 1/dk, SD2, dan (dk) log SDi2. b.
Selanjutnya menghitung varians gabungan dari semua sampel, dengan rumus : SD2 =
……. (1)
B= Log SDi2 (n-1) c. Kemudian menghirung X2, dengan rumus: X2 = (Ln) B – ( n-1) Log SDi ................. (2) Dengan ( Ln 10)= 2,3026 Haslnya (X2hitung) kemudian dibandingkan dengan X2table, pada taraf signifikasi α = 0,05 dan dk (n-1). d. Apabila X2hitung
X2tabel, maka Ho ditolak, artinya varians populasi bersifat tidak homogen. 4. Uji Hipotesis a. Langkah-langkah melakukan uji hipotesis sebagai berikut : Anava Rancangan Faktorial 2x3 Metode AB untuk Perhitungan Anava Dua Faktor Tabel 3.10 Rancangan Anava Dua Faktor Sumber Variasi Rata-rata Perlakuan A B C Abc Kekeliruan
Dk 1
Jk ry
rjk r
f0
a-1 b-1 c-1 (a-1)(b-1)(c-1) abc (n-1)
ay by cy abcy ey
a b c abc e
a/b b/e c/e abc/e
130
Keterangan : a. = Kelompok a b = Kelompok b ab = Interaksi antara kelompok a dengan b b. Kriteria Pengujian Hipotesis Jika F ≥ F (1-α) (v1-v2), maka hipotesis nol ditolak. Jika F
131
Keterangan : A1 : Senam Kesegaran Jasmani A2 : Senam Yoga A3 : Senam Tai Chi B1 : Laki-laki B2 : Perempuan A : Jenis Senam B : Jenis Kelamin