BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Struktur Organisasi Perusahaan 3.1.1
Profile Perusahaan Semua orang kenal dengan produk Es Teler 77, ratusan gerainya
sudah tersebar di seluruh nusantara.Tidak puas dengan mempertahankan pasar dalam negeri, kini produk es teler 77 merupakan salah satu bisnis franchise makanan yang berhasil merambah pasar internasional. Produknya sudah menjangkau pasar luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Australia, serta masih akan terus dikembangkan untuk membuka gerai berikutnya di India, Jeddah dan Arab Saudi. Terinspirasi dari sang mertua (Ibu Murniati Widjaja) yang menang lomba rnembuat es teler, Sukyatno yang dulunya bernama Hoo Tjioe Kiat mencoba menjual es teler di emperan toko dengan menggunakan tenda-tenda. Usaha yang dimulainya pada tanggal 7 Juli 1982 ini, ternyata bukan peluang bisnis yang pertama kali ia coba. Berbagai peluang bisnis seperti menjadi salesman, tengkulak jual beli tanah, makelar pengurusan SIM, menjadi pemborong bangunan, sampai mencoba bisnis salon pernah ia geluti dan semuanya gagal ditengah jalan. Tak ingin mengulangi kegagalan bisnis seperti sebelumnya, Sukyatno mulai menekuni bisnis es telernya yang diberi nama es teler 77. Angka 77 digunakan sebagai merek es telernya, karena angka tersebut mudah diingat dan diharapkan menjadi angka hoki bagi pemilik bisnis ini.Keyakinan Sukyatno pun tepat, merek es teler 77 niulai dikenal masyarakat dan menjadi salah satu produk unggulan dari dulu sampai sekarang.
24
25
Meski hanya lulusan SMP, perempuan ini memegang teguh dan berniat akan meneraskan cita-cita suaminya untuk terus berekspansi dan mempertahankan apa yang sudah menjadi rencana sejak awal berdirinya Es Teler 77. Salah satu yang dipertahankannya adalah akan tetap membawa masakan Indonesia sebagai ciri utama restoran ini. "Kenapa bakso yang dipilih sebagai menu utama Es Teler 77?"Karena bakso identik dengan kampungan.Kenapa dipasarkan di mal?Supaya orang yang berkelas bisa makan bakso dan Es Teler 77 membuat kualitas yang bagus, rasa yang enak, dan sehat. Saat ini, restoran yang sudah mempunyai banyak cabang ini, terus berekspansi untuk ditempatkan di pusat perbelanjaan. Seiring dengan gaya hidup masyarakat kota yang sering berkunjung ke pusat perbelanjaan. "Waktu itu memang Es Teler 77 tidak berada di mal-mal. Tapi sang owner berfikir kalau dipinggir jalan pasti beda dengan di mal. Es Teler 77 juga berpikir tidak mau bersaing dengan pedagang bakso kecil oleh sebab itu Es Teler 77 pindah. Dari sebuah warung tenda yang dulunya berada di emperan toko, Sukyatno berinisiatif untuk mengembangkannya menjadi bisnis waralaba.Setelah 5 tahun mempertahankan bisnisnya, tepat pada tahun 1987 untuk pertama kalinya dibuka gerai es teler 77 di Solo dengan sistem franchise.Semenjak itu perkembangan bisnisnya pun sangat pesat dengan keuletan dan kerja keras yang dimiliki Sukyatno kini es teller 77 telah memiliki lebih dari 180 gerai yang tersebar di berbagai pusat perbelanjaan dan pertokoan yang ada di Indonesia bahkan hingga mancanegara. 3.1.2 Sejarah Perusahaan Bersamaan dengan perkembangan bisnisnya, pada tahun 2007 Sukyatno kembali ke hadapan Yang Maha Esa.Kesederhanaan dan kerjakerasnya dalam mengembangkan usaha.kini dilanjutkan oleh salah satu anaknya yaitu Andrew
26
Nugroho selaku direktur PT. Top Food Indonesia. Berkat komitmen para pengelola bisnis ini, sekalipun menghadapi persaingan dagang yang cukup ketat dengan bisnis franchise makanan asing maupun franchise lokal yang saat ini banyak bermunculan. Es teller 77 terus berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi para konsumennya. Ini dibuktikan dengan adanya inovasi baru dari es teler 77 yang mengenalkan menu makanan terbarunya antara lain gado-gado, rujak buah, mie kangkung, dan nasi goreng buntut. Andrew sengaja mempertahankan menu tradisional yang tidak asing bagi lidah orang Indonesia, agar masyarakat yang masuk pertokoan masih bisa menemukan menu tradisional yang mereka gemari. Disamping itu untuk meningkatkan loyalitas konsumen terhadap es teler 77, Andrew juga memberikan fasilitas kartu member bagi para pelanggannya.Dengan kartu klub juara yang diluncurkannya, pelanggan berhak memperoleh diskon makanan dan minuman yang ada di selurah gerai es teler 77. Atas kerjakeras dan perjuangan keluarga Sukyatno dalam mengembangkan bisnisnya, berbagai penghargaan pun pernah diterimanya.Kesuksesan es teller 77 dalam mengembangkan bisnis franchise-nya, menjadi motivasi besar bagi semua orang.Semoga kisah profil pengusalia sukses es teler 77, dapat menjadi inspirasi bagi calon pengusaha maupun para pengusaha yang sedang merintis bisnisnya. Pengalaman Presiden Direktur Es Teler 77 tentang masa kecilnya, Dua kali tidak naik kelas, dan yang naik pun berada di rangking 40-an di antara 50 siswa. Karena itulah SMA-nya cuma tiga bulan. Akhirnya kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, ini dikirim ayahnya, Hoo le Kheng, ke Jakarta, kepada pamannya. Ke Ibu Kota dengan harapan melanjutkan sekolah, tapi sang paman ingin mengajarkannya cara berdagang. Beberapa tahun kemudian, Sukyatno sukses dengan Es Teler 77
27
yang juga memiliki cabang di Malaysia, Singapura, Australia, dengan total pekerja tiga ribu orang. Dan penyandang gelar doktor honoris causa ini malah berceramah di banyak universitas tentang bisnis franchise. Awalnya, pria yang dulu bernama Hoo Tjioe Kiat ini menjadi penjaja (salesman) macam-rnacam barang: kancing baju, sisir, barang elektronik. Setiap hari dari Pasar Pagi, Jakarta Barat, ia naik oplet atau sepeda ke Jatinegara dan Jalan Sudiiman, keduanya di Jakarta Pusat yang dulu banyak dipenuhi toko besi, lalu ke Tanjung priok, Jakarta Barat. Tidak mau mengaku di mana tempat berjualannya, ia pernah dicurigai menjual barang-barang curian. Berikut adalah logo dari Es Teler 77
Gambar 3.1 Logo Es Teler 77
3.2
Hipotesis Hipotesis adalah kesimpulan yang masih harus dibuktikan dan diuji lagi
kebenarannya dengan kata lain hipotesis diartikan sebagai dugaan pemecahan masalah yang bersifat sementara yakni pemecahan masalah yang mungkin benar, mungkin salah. (Sugiyono 2010:84). Hipotesa dalam penelitian ini adalah : H1 : Brand Awarness konsumen berpengaruh terhadap Brand Equity Es Teler 77. H2 : Brand Awareness berpengaruh secara signifikan terhadap Brand Loyalty dari Es Teler 77.
28
H3 : Brand Awarness dan Brand Awareness secara bersama-sama berpengaruh terhadap Brand Equity Es Teler 77.
3.3 Metode Pengumpulan data Metode penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif yaitu melalui olah data hasil dari kuesioner yang dibagi kepada pengunjung Es Teler 77. Kuisioner yang di bagikan kepada responden sebanyak 100 kuisioner yang masing – masing wilayah Jakarta mewakili 20 responden yaitu Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara. 3.4 Objek Penelitian Obyek adalah apa yang akan diselidiki dalam kegiatan penelitian. Beberapa persoalan sekiranya perlu kita pahami agar bisa menentukan dan menyusun obyek penelitian dalam metode penelitian kita ini dengan baik, yaitu berkaitan dengan apa itu obyek penelitian dalam penelitian kuantitatif, apa saja obyek penelitian dalam penelitian kuantitatif, dan kriteria apa saja yang layak dijadikan obyek penelitian. Objek penelitian yang diambil sebanyak 100 kuesioner (karena 100 kuesioner dianggap dapat mewakili pembagian wilayah yang terdiri dari 5 wilayah yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Jakarta Utara. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi serangkaian pertanyaan tentang suatu hal atau suatu bidang, Menurut Sugiono (2010) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner ini terdiri dari empat bagian.Bagian pertama berisi pertanyaan seputar profil responden, bagian kedua berisi pertanyaan seputar brand awareness, bagian ketiga berisi pertanyaan seputar brand equity dan bagian keempat berisi pertanyaan seputar brand loyalty. Kepada
29
sejumlah responden yang akan diwawancara akan di lakukan dilakukan dengan memperhatikan kriteria-kriteria tertentu, yaitu: Responden adalah pelanggan Es Teler 77 di wilayah Jakarta.
3.5
Skala Pengukuran Dalam penelitian ini digunakan skala berdasarkan model Likert yang berisi
sejumlah pernyataan yang menyatakan objek yang hendak diungkap. Skala Likert merupakan
skala
yang
memperlihatkan
tanggapan
responden
terhadap
persetujuannya atau ketidaksetujuannya terhadap berbagai pernyataan yang terkait dengan suatu sikap atau objek yang dimulai dari angka 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan angka 4 (sangat setuju), dengan perincian sebagai berikut; 1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Setuju 4 = Sangat setuju
X1 Y X2
3.6
Operasional Variabel Variabel - variabel yang ingin dihasilkan oleh kuesioner adalah: Independent Variabel (variabel bebas)
30
3.6.1 Brand Awareness (X1) N
Nama
Sumber/Acuan
Indikator
Reference
o
Variabel
Variabel
1
Brand
Brand
Awarene
adalah kesanggupan
ss
seorang
calon 2. Saya sering mendengar merek Es
pembeli
untuk
Awareness 1. Saya mengetahui merek Es Teler
mengenali,
77
Likert (Point 14)
Teler 77 3. Merek Es Teler 77 adalah merek
mengingat kembali
yang pertama kali saya ingat saat
suatu merek sebagai
mengkonsumsi.
bagian dari suatu 4. Saya tidak asing dengan merek Es kategori
produk
tertentu.
Teler 77. 5. Saya dapat mengetahui beberapa
(Kotler 2008)
ciri-ciri dari merek Es Teler 77
3.6.2 Brand Equity (X2) N
Nama
Sumber/Acuan
o
Variabel
Variabel
2
Brand
Efek berbeda dari 6. Saya Memilih merek Es Teler 77
Likert (Point 1-
Equity
brand
4)
knowledge
yang diperoleh dari tanggapan
brand. 2008)
Reference
karena telah dikenal masyarakat luas. 7. Saya menggunakan
konsumen terhadap pemasaran
Indikator
merek Es
Teler 77 karena telah terpercaya
suatu 8. Harga merek Es Teler 77 sesuai (Keller
atau pantas dengan kualitas yang di harapkan 9. Secara keseluruhan, saya yakin dengan kualitas merek Es Teler 77. 10. Saya
dapat
mengingat
atau
mengenali simbol dari merek Es Teler 77.
31
Dependent Variabel (Variabel Terikat)
3.6.3 Brand Loyalty (Y1) N
Nama
Sumber/Acuan
o
Variabel
Variabel
3
Brand
Situasi di mana 11. Saya akan melakukan pembelian
Likert (Point 1-
Loyalty
konsumen
4)
berulang merek Es Teler 77.
umumnya membeli
Indikator
12. Saya produk
akan
merekomendasikan
merek Es Teler 77.
barang atau jasa 13. Saya akan tetap mengkonsumsi yang
sama
berulang kali pada pemasok.
merek Es Teler 77 meskipun ada merek lain 14. Saya membeli merek Es Teler 77
Reference
32 (American Marketing Association)
karena sudah terbiasa 15. Jika merek lain memiliki kualitas yang sama dengan merek Es Teler 77, saya akan tetap mengkonsumsi merek Es Teler 77.
3.7
Uji Validitas Hal pertama kali dilakukan dalam proses data adalah melakukan uji validitas
dan relialitas data kuesioner.
Validitas merupakan suatu skala yang dapat
didefinisikan sebagai perbedaan yang luas dalam skor skala observasi yang mencerminkan perbedaan yang sebenarnya diantara karakteristik objek yang dapat diukur, dibandingkan dengan sistematik atau random error (Malhotra, 2009). Dalam penelitian ini, uji validitas menggunakan program SPSS. Untuk mengetahui butir pernyataan kuesioner dalam pernyataan ini valid atau tidak yaitu dengan membandingkan corrected Item-Total Correlation dengan r tabel koefisien korelasi Moment-Product Pearson. Jika Correctee Item-Total Correlation > r tabel, maka butir pernyataan tersebut valid. Bila Correctee Item-Total Correlation< r tabel, maka butir pernyataan tersebut tidak valid, dan butir pernyataan tersebut selanjutnya dikeluarkan dari proses validasi data, dan kemudian data yang baru diproses kembali.
3.8
Uji Reliabilitas Sedangkan uji reliabilitas mengacu pada suatu skala yang menghasilkan hasil
yang konsisten jika dilakukan pengulangan pengukuran. Menurut Malhotra, reliabilitas dicerminkan melalui nilai koefisien yang tinggi. Cronbach’s Alpha bervariasi dari 0 sampai 1 dan jika nilanya lebih besar sama dengan 0.6
33
mengidentifikasikan bahwa data tersebut memiliki kepuasan reliabel internal yang konsisten. Semakin tinggi nilai koefisien tersebut, maka semakin realibel data yang digunakan dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini digunakan internal consistency reliability dengan coefficientalpha atau cronbach’s alpha dimana jika nilainya di atas 0.6 maka data yang dikumpulkan semakin reliabel (Malhotra, 2009)
3.9
Rentang Kriteria Penelitian Alat analisis rentang kriteria digunakan untuk menentukan kriteria variabel
secara akurat yang berada di posisi sangat puas, puas,cukup puas, tidak puas, sangat tidak puas. Rentang kriteria dirumuskan sebagai berikut: ( Umar, 2007:164-165).
nilai tertinggi - nilai terendah Interval = banyaknya kelas 5-1 Interval =
= 0,8 5
3.10 Koefisien Korelasi Sederhana Teknik korelasi sederhana dapat digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel apabila data kedua variabel terbentuk interval atau rasio dan sumber data dari variabel atau lebih adalah sama. Pengukuran korelasi ini bertujuan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan antara dua variabel yang memiliki interval atau ratio.(Sugiyono, 2010:228) Untuk melakukan analisa data mengenai hubungan anatara variabel X dalam penelitian ini adalah Brand Awareness, Brand Equitydan variabel Y adalah Brand Loyalty, penulis menggunakan teknik statistik dengan menggunakan analisa korelasi. Apabila kenaikan variabel X selalu disertai kenaikan nilai variabel Y dan sebaliknya,
34
turunnya nilai variabel X selalu diikuti oleh turunnya nilai variabel Y, maka hubungan seperti ini disebut sebagai hubungan yang positif dan sebaliknya (Sutrisno Hadi, 2004:233). Teknik statistik yang digunakan dalam analisa korelasi pada penelitian ini adalah korelasi Pearson Product Moment, yaitu salah satu teknik yang dikembangkan oleh Karl Pearson untuk menghitung koefisien korelasi. Kegunaan uji Pearson Product Moment ini adalah untuk mencari hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dan data terbentuk interval dan ratio (Ridwan, 2008:217). Rumus yang dikemukakan adalah sebagai berikut :
rxy =
n ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
[n∑ X
2
][
− (∑ X ) n ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2
]
Di mana: r xy
= koefisien korelasi antara variabel x dan y
X1 = Brand Awareness X2 = Brand Equity Y
= Brand Loyalty
N
= jumlah sampel
( sumber: Sugiyono, 2010: 228). Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan r, dengan ketentuan nilai r agar tidak lebih dari harga ( -1 ≤ r ≤ + 1 ). Apalagi r = -1 artinya korelasi negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti korelasinya sempurna positif atau sangat kuat (Sugiyono, 2010:228). Dengan kata lain, koefisien korelasi itu bergerak antara 0,000 sampai +1,000 atau diantara 0,000 sampai -1,000, tergantung kepada arah korelasi, nihil, positif atau negatif. Koefisien yang bertanda positif yang menunjukkan arah korelasi yang positif. Koefisien yang bertanda negatif
35
menunjukkan arah korelasi yang negatif. Sedang koefesien yang bernilai 0,000 menunjukkan tidak adanya korelasi antara X dan Y (Sutrisno Hadi, 2008 : 234). Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pedoman Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi Internal Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,1999
Sangat Rendah
0,20 – 0,3999
Rendah
0,40 – 0,5999
Sedang
0,60 -0,7999
Kuat
0,80 -1,0000
Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2010:183) Untuk mendapatkan nilai koefisien korelasi pada penelitian ini akan menggunakan alat bantu software SPSS 20.00 sedangkan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X dan terhadap variabel Y, ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut: KP = r2 X100% KP = Besarnya koefisien penentu (determinan) R = Koefisien korelasi (Sumber : Ridwan, 2008:218).
36
Sedangkan untuk menguji tingkat signifikasi dari nilai r yang didapat terhadap hipotesa dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah dengan menggunakan rumus ttest atau thitung dan dengan ketentuan tingkat kesalahan (α) 0,03 dengan rumus derajat bebas (db) = n–2. r √n-2 t= √(1-r2) Dimana : t
= uji hubungan atau korelasi
r
= koefisien korelasi
n
= jumlah sampel
(sumber : Sugiyono, 2010:230). Kaidah pengujian -
Jika thitung ≥ dari ttabel maka signifikan
-
Jika thitung ≤ dari ttabel maka tidak signifikan
Sedangkan cara yang kedua dapat dilakukan dengan menggunakan nilai probalitas. Apabila suatu korelasi memiliki nilai probalitas kurang dari 0,05 atau p<0,05, maka hubungan korelasi tersebut adalah signifikan (Budi, 2005:92). Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk mendapatkan hasil uji signifikan yaitu dengan menggunakan nilai probabilitas, yang didapat dengan menggunakan alat bantu software SPSS 20.00.
37
3.11
Analisis Data Metode yang digunakan untuk menganalisis data dilakukan setelah
memasukkan data coding ke komputer adalah:Analisis deskriptif, dengan mengumpulkan
semua
data
dari
responden
kemudian
dianalisis,
dengan
menggunakan software SPSS. Analisis analitik, dengan bantuan Analisis regresi linear sederhana yang dipergunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu buah variabel bebas terhadap satu buah variabel terikat. Persamaan umumnya adalah: Y = a + b X. Dengan Y adalah variabel terikat dan X adalah variabel bebas. Koefisien a adalah konstanta (intercept) yang merupakan titik potong antara garis regresi dengan sumbu Y pada koordinat kartesius. 3.12
Konsep Operasional 1.
Brand Awareness adalah variable yang dapat mempengaruhi Brand
Equity yang erat kaitannya dengan Brand Loyalty
3.13
a.
Lokasi adalah dimana dilakukannya tempat penelitian
b.
Mencari seberapa besar pentingnya Brand Loyalty bagi Es Teler 77
Penulisan Laporan Hasil Penelitian Hasil dari analisis yang dikaji dan diinterprestasikan kedalam bentuk
informasi, selanjutnya ditulis kedalam laporan hasil penelitian yang terstruktur dengan baik, sehingga dapat memberikan manfaat dan informasi baik bagi
38
perusahaan maupun orang lain yang akan melakukan penelitian sejenis .