BAB. III METODOLOGI PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian Kegiatan penelitian yang akan dilakukan adalah pengujian pengembangan program pembelajaran berbasis masalah disertai pelaksanaan praktikum yang juga berbasis masalah pada proses pembelajaran mikrobiologi untuk mahasiswa STIKes pada Program studi Kebidanan, Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat. Metode penelitian dan pengembangan (R & D)
dijadikan pilihan dalam pelaksanaan
penelitian, karena untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan suatu produk yang telah ada yang dapat dipertanggung jawabkan (Sukmadinata, 2005). Penelitian yang dilakukan yaitu
mengembangkan program pembelajaran
mata kuliah mikrobiologi di STIKes yang selama ini konvensional pada awalnya kurang diminati, kurang membekali keterampilan pemecahan masalah, dan hasil belajar mahasiswa belum memuaskan menjadi
program pembelajaran berbasis
masalah, diharapkan dengan dipilih penerapan pembelajaran berbasis masalah akan terjadi peningkatan kualitas dan hasil belajar.
Karakteristik pembelajaran yang
diterapkan seperti yang dikemukakan Arends (1998) dikarenakan deskripsi karakteristiknya mendekati dengan kegiatan proses pembelajaran mikrobiologi yang dilakukan di STIKes DHB antara lain bahwa perkuliahan mikrobiologi terintegrasi dengan beberapa mata kuliah lain, untuk kegiatan penyelidikan otentik dapat dilakukan dengan kegiatan praktikum. Sehingga ketika dilakukan program PBL dalam penerapannya mudah diadaptasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat Gambar 3.1
55
1. Kompetensi profesi - Kebidanan (IBI) - Keperawatan (AIPNI) - Kesehatan Masyarakat (AIPTKMI)
2. Analisis kebutuhan
Kurikulum & Silabus Sekolah Kesehatan
Analisis Materi Mikrobiologi
Pembelajaran di STIKES
Deskripsi karakteristik PBM berbagai penulis
Karakteristik & sintak PBM Arends (1998)
Perkuliahan Mikrobiologi Berdasarkan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan latihan
- SAP - Hand out - Tutorial - Lembar kerja mahasiswa berbasis masalah (LKMBM)
Gambar 3.1. Paradigma Penelitian (Diadaptasi dari Cresswell, 1994)
56
B. Metode dan disain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R & D) dari Thiaragajan (1994) pengembangan model R & D yaitu, Define, Design, Development dan Dissemination. Model tersebut dapat juga disederhanakan menjadi tiga tahap,
yaitu: studi pendahuluan dan perancangan program, pengembangan
program, dan validasi program (Sukmadinata, 2004). Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam R & D diawali dengan studi literatur menelusuri pustaka yang berkaitan dengan rencana program serta menelaah hasil penelitian lain yang relevan tentang PBM. Untuk analisis kebutuhan lapangan dijaring informasi dari subyek penelitian tentang kondisi awal mahasiswa baik asal sekolah maupun pemahaman tentang pengetahuan umum berkaitan dengan mikrobiologi dan refleksi hasil belajar sebelumnya, kemudian diidentifikasi dan dirancang satu model yang akan dikembangkan. Rancangan diujicobakan
pada
mahasiswa, hasilnya dianalisis dan dilakukan revisi untuk penyempurnaan. Draf yang sudah dianggap cukup valid selanjutnya diimplementasikan di kelas eksperimen. Pengembangan desain model R & D seperti terlihat pada Gambar 3.2. C. Subyek dan obyek Penelitian Penelitian
pembelajaran mata kuliah mikrobiologi dilakukan dengan
menggunakan pembelajaran berbasis masalah yang dilengkapi dengan lembar kerja mahasiswa berbasis masalah (LKMBM) yang memuat
tiga topik permasalahan
kasus klinis. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan (n = 90) angkatan 2008/2009 yang dijadikan dua kelas sebagai kelas perlakuan dan kelas kontrol 45-45. Untuk uji coba I dilakukan pada mahasiswa D3 Kebidanan (n = 45) dan uji coba II dilakukan pada mahasiswa
57
Define
Masalah Penelitian R R e es es ae r a c rh
Studi Pustaka & Analisis kebutuhan
Tujuan Penelitian
Materi mikrobiologi
- Merancang Model Pembelajaran
Design
c E h Karakteristik pembelajaran
Merancang dan memvalidasi program & instrumen
Uji coba Program I Prodi D3 Kebidanan n=45
Perencanaan Program • Program pembelajaran • Perangkat Pembelajaran (SAP, Hand out, LKMBM) • Validasi perangkat pembelajaran
Develop Revisi D e v e l o p m e n t
• •
Hasil Revisi Program Konsultasi Ahli
Uji Coba Program II
Prodi Kesmas N= 24
Disemination Implementasi Model Pembelajaran Pengumpulan Data dan Analisis Data
Prodi Keperawatan Kontrol & perlakuan (N) masing-masing
=45
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi dan Saran Gambar 3.2
Pengembangan Program R & D Pembelajaran Mikrobiologi.
58
S1 Kesehatan Masyarakat (n = 24) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan DHB, yang mengambil mata kuliah mikrobiologi pada semester ganjil
tahun akademik
2008/2009. Untuk melihat keberhasilan pembelajaran, sebagai kontrol dilakukan pembelajaran yang tidak berbasis masalah. Objek penelitian adalah kemampuan pemecahan masalah, minat, tanggapan serta peningkatan prestasi mahasiswa dalam upaya meningkatkan pencapaian tuntutan kompetensi profesi. Konsep-konsep yang dipelajari pada mata kuliah Mikrobiologi antara lain Bentuk-bentuk mikroba, Sistimatika
mikroba,
Pengenalan
mikroflora
normal
dan
mikroba
klinis,
Pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, Metabolisma mikroba, Mikroba dan lingkungan, Bahan antimikroba, Immunologi dan praktikum mikrobiologi.
D. Definisi Operasional Untuk memahami pengertian dan memberikan batasan-batasan terhadap variabel penelitian disampaikan definisi operasional sebagai berikut. a. Variabel bebas : Program perkuliahan mikrobiologi berbasis masalah merupakan perkuliahan yang memiliki tujuan dan keberhasilannya dapat diukur dan mengarahkan mahasiswa lebih aktif (student centre) di dalam kelas. Pembelajaran berbasis masalah memiliki ciri dan meliputi tahap-tahap, yaitu belajar dalam kelompok-kelompok yang masing-masing kelompok dibimbing tutor, belajar berangkat dari masalah yang aktual, dengan tahapan yaitu; Tahap orientasi, mendefinisikan masalah, mengumpulkan fakta, mendiskusikan pemecahan masalah, memamerkan dan mempresentasikan hasil karya dan menyimpulkannya. b. Variabel terikat : Peningkatan kompetensi profesi mahasiswa STIKes
59
Kompetensi mahasiswa kesehatan adalah spesifikasi dari pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari pengetahuan dan keterampilan bidang kesehatan sesuai dengan standar kinerja yang disyaratkan seperti tercantum dalam kompetensi asosiasi profesinya. Untuk mengukur kompetensi mahasiswa STIkes dilakukan dengan menjaring kemampuan kognitif berupa kemampuan mahasiswa dalam pemecahan masalah dan hasil belajar (penguasaan
konsep),
sedangkan
keterampilan
tidak
diukur
karena
mahasiswa ketika sekolah menengah tidak seluruhnya pernah melakukan praktikum mikrobiologi. Data pengetahuan mikrobiologi sebelum diberikan PBM daperoleh dari jawaban pertanyaan seperti terlihat pada Tabel 3.3. sedangkan setelah PBM berdasarkan jawaban hasil test yang soal-soalnya dikategorikan berkaitan dengan pertanyaan sebelum PBM. Peningkatan dilihat berdasarkan komparasi sebelum PBM dan setelah PBM.
E. Instrumen Penelitian dan teknik pengumpulan data Guna membantu peneliti untuk menggali data dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan beberapa instrumen seperti berikut. (1) Format Lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan untuk menilai proses pembelajaran berupa daftar cek. Data yang diperoleh melalui instrumen ini adalah kelemahan-kelemahan dan keunggulan-keunggulan dari pelaksanaan pembelajaran. Data ini digunakan sebagai bahan untuk melakukan refleksi pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran. Ini dilakukan untuk mengendalikan kualitas pembelajaran agar berlangsung dengan baik. (lampiran 2.1) (2) Rubrik. Format rubrik yang digunakan untuk menilai hasil karya pemecahan
60
masalah
mahasiswa.
penilaiannya.
Setiap
masalah
Indikator-indikator
yang
diajukan
dibuatkan
pemecahan
masalah
antara
rubrik
lain:
(a)
mengidentifikasi konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pemecahan masalah, (b) merumuskan langkah-langkah pemecahan masalah, (c) menginterpretasi data, dan (d) keterampilan memberikan alasan rasional. Kriteria penskoran hasil karya pemecahan masalah (lampiran 2.2) (3) Inventori. Format inventori yang digunakan untuk menilai minat belajar mahasiswa terhadap mata kuliah mikrobiologi. Inventori ini berisi indikatorindikator yang menunjukkan minat belajar mahasiswa terhadap mata kuliah mikrobiologi yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Indikatorindikator tersebut antara lain: (a) antusiasme mahasiswa mengikuti pembelajaran mikrobiologi (b) penyelesaian tugas-tugas yang diberikan, (c) mendiskusikan materi pembelajaran dengan teman sejawat, (d) mencari bahan-bahan perkuliahan dari berbagai sumber, (e) aktivitas bertanya selama pembelajaran, dan (f) merevieu materi pembelajaran di rumah. (lampiran 2.3) (4) Kuesioner. Format kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pendapat mahasiswa terhadap Pembelajaran dengan PBM. Kuesioner ini mengandung indikator-indikator
yang
menunjukkan
pendapat
mahasiswa
pembelajaran yang diterapkan. Indikator-indikator ini
terhadap
berkaitan dengan
penerimaan mahasiswa terhadap pembelajaran yang diterapkan dan dirumuskan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Pernyataan-pernyataan tersebut antara lain (a) Apakah PBM dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa, (b) mendorong terjadinya
kerjasama,
(c)
meningkatkan
tanggung
jawab
belajar,
(d)
meningkatkan keterampilan berkomunikasi, dan (e) meningkatkan keterampilan
61
berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking). (lampiran 2.4) (5) Pedoman wawancara. Format pedoman wawancara secara umum dibuat untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap pembelajaran berbasis masalah, mahasiswa mengungkapkan kelebihan dan kekurangannya yang diungkapkan kepada pewawancara. (lampiran 2.5) (6) Tes hasil belajar. Format soal Tes hasil belajar adalah tes penguasaan konsep yang dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran dibuat dalam bentuk pilihan ganda, menjodohkan dan uraian. Skor hasil belajar berada dalam rentang 0-100 (lampiran IV) Data yang diperlukan dan perlu dikumpulkan dalam penelitian serta bagaimana data dikumpumpulkan, sumber datanya dari mana serta bagaimana data dianalisis baik berupa kemampuan pemecahan masalah, mnat, pendapat mahasiswa, kemampuan mahasiswa disajikan dalam tabel 3.1. Tabel 3.3. Data yang diperlukan, sumber data dan instrumen penelitian No
Data yang diperoleh
1
Pembelajaran
2
Kompetensi - pemecahan masalah Informasi motivasi belajar Mikrobiologi Validasi program
3 4 5
6 7 8 9
Hasil uji coba terbatas, keunggulan, kekurangan & hambatan PBL Keterampilan - Praktikum Pendapat mahasiswa tentang PBM Pendapat sejawat tentang PBM Hasil belajar mahasiswa
Sumber data
Instrumen Penelitian
Analisis Data
Lembar observasi
Deskriptif
Rubrik langkah pemecahan masalah Inventori
Deskriptif Deskriptif
Lembar evaluasi ahli
Deskriptif
Lembar observasi
Deskriptif
Kegiatan Praktikum Mahasiswa
Lembar observasi, check list Angket, wawancara
Deskriptif Deskriptif
Dosen sejawat
Lembar inventori
Deskriptif
Mahasiswa
Test awal, test akhir
Analitik statistik
Proses belajar mengajar Mahasiswa Mahasiswa Pertimbangan ahli terhadap program Proses belajar mengajar
62
F. Prosedur dan Langkah penelitian Pengembangan Program PBM 1. Pendahuluan Pada tahap pendahuluan dilakukan studi kepustakaan untuk memperoleh informasi berkaitan dengan program pembelajaran untuk sekolah kesehatan, penelusuran pustaka dilakukan untuk mengkaji standar isi mata kuliah mikrobiologi, keterampilan proses, dan teori-teori serta temuan-temuan peneliti terdahulu yang relevan dan digunakan untuk merancang draft pengembangan program (Gambar 3.4). Untuk kegiatan penelusuran kepustakaan antara lain : Menganalisis standar isi (standar
kompetensi
dan
kompetensi
dasar),
standar
kompetensi
profesi,
menganalisis teori-teori dan temuan-temuan penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran berbasis masalah. Menyusun masalah-masalah untuk lembar kerja mahasiswa dan menyusun tes pemahaman konsep. Pengumpulan data lapangan dilakukan untuk mendapatkan informasi awal kondisi mahasiswa (raw input) dengan cara melakukan identifikasi terhadap seluruh mahasiswa angkatan 2007/2008 (Kebidanan 45 orang, Keperawatan 45 orang dan Kesehatan masyarakat 16 orang) yang mengambil mata kuliah mikrobiologi. Mahasiswa diberi lembar isian berkaitan dengan asal sekolah menengah yang ditempuh dan pemahaman tentang mikrobiologi untuk mendapat gambaran asal sekolah menengah umum yang mereka tempuh sebelum masuk STIKes dan pengetahuan awal mikrobiologinya. Selain itu perangkat pembelajaran (hand out materi mikrobiologi, petunjuk praktikum, dan SAP) juga ditinjau lagi. Tahapan analisis ini digunakan untuk membuat draf pengembangan program. Adapun lembar pertanyaan untuk mahasiswa sebagai berikut :
63
Tabel 3.2. Substansi pertanyaan. Nama mahasiswa : ............................ Jenis sekolah menengah yang telah ditempuh : ....................... Jurusan : .......... 1. Apa yang saudara ketahui tentang mikrobiologi ? 2. Dapatkah saudara memberikan contoh mikroba ? 3. Apakah saudara memahami tentang penyakit ? 4. Jelaskan hubungan mikrobiologi dengan kesehatan (untuk jawaban yang dibuat mahasiswa diberikan skor nilai sesuai dengan yang dijawab mahasiswa. Untuk skor yang diberikan sebagai berikut: Skor1 = tidak mengetahui, 2= mengetahui dan 3 = sangat mengetahui )
2. Perencanaan Program a) Tahap perencanaan Tahap perencanaan merupakan tahap persiapan yang dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Tahap perencanaan adalah sebagai berikut. 1) Pembuatan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran disiapkan yang terdiri dari satuan acara perkuliahan (SAP), hand out materi mikrobiologi dan petunjuk praktikum serta lembar kerja mahasiswa berbasis masalah (LKMBM) yang disajikan kepada mahasiswa. LKMBM ini berisi tentang masalah-masalah yang tidak terstruktur berupa kasus-kasus klinis yang berkaitan dengan mikroba yang menginfeksi penderita. Kasus-kasus ini diambil dari rekaman medis di puskesmas atau di rumah sakit, dari koran, majalah atau internet atau kejadian yang ada di sekitar. Di samping itu mahasiswa diajak berkunjung ke rumah sakit atau ke puskesmas untuk mengamati dari dekat kasus-kasus yang dialami oleh penderita. 2) Pembuatan instrumen. Instrumen yang digunakan dalam PBM ini a) Pedoman observasi, berupa daftar cek digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar mahasiswa selama mengikuti proses belajar mengajar.
64
b) Pedoman penilaian laporan/hasil karya pemecahan masalah mahasiswa, digunakan untuk menilai laporan/hasil karya pemecahan masalah yang dibuat mahasiswa. c) Pedoman penilaian penyajian laporan/hasil karya mahasiswa, digunakan untuk menilai penyajian laporan/hasil karya pemecahan masalah yang dibuat mahasiswa. d) Kuesioner, digunakan untuk mengetahui pendapat mahasiswa terhadap pembelajaran berbasis masalah yang diterapkan. e) Tes penguasaan konsep, digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep mahasiswa. Tes ini dibuat dalam bentuk tes pilihan ganda, menjodohkan dan essay. Berdasarkan
hasil penelusuran kepustakaan dan data lapangan
digunakan peneliti untuk merancang draf program seperti terlihat pada Gambar 3.2. Pada Gambar 3.2 tampak bahwa draf yang dirancang disesuaikan dengan kondisi lapangan dan fasilitas yang disediakan institusi. Perangkat pembelajaran dan instrument divalidasi oleh ahli dan dilakukan uji coba pada mahasiswa Kebidanan angkatan 2007/2008 (uji coba program I). Untuk menguji draf program yang sudah dibuat maka dilakukan uji validasi untuk program pengajaran, perangkat pembelajaran dan instrumen oleh ahli dibidangnya sebanyak 3 orang (2 orang dosen pendidikan dan 1 orang dosen mikrobiologi) untuk tahap uji coba program pembelajaran dilakukan mengikuti siklus belajar sebagai berikut
65
3. Pelaksanaan program Tahap 1. Orientasi mahasiswa pada masalah a) Pengajar menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator hasil belajar mahasiswa untuk mata kuliah Mikrobiologi. b) Pengajar menjelaskan tentang model pembelajaran berbasis masalah. c) Pengajar menjelaskan asesmen yang digunakan dalam menilai aktivitas, prestasi belajar, dan laporan/hasil karya mahasiswa. d) Memotivasi mahasiswa terlibat secara aktif pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. e) Kepada mahasiswa disampaikan LKMBM berisi masalah tidak terstruktur yang harus dijawab oleh mahasiswa dalam kelompok melalui penyelidikan. Mahasiswa diberi waktu yang cukup untuk membaca masalah yang diajukan. Tahap 2. Mengorganisasi mahasiswa untuk belajar a) Mahasiswa diberi kesempatan bertanya tentang istilah-istilah, konsep-konsep, dan atau prinsip-prinsip yang belum jelas. Pengajar memberi tanggapan terhadap pertanyaan mahasiswa. b) Pengajar membagi mahasiswa menjadi kelompok belajar. Setiap kelompok anggotanya antara 8-12 orang. c) Pengajar sekaligus sebagai tutor membantu mahasiswa memahami masalah dan membuat agenda pembelajaran dengan mengorganisasi diskusi kelompok dengan tiga pertanyaan, yaitu: apa yang kamu ketahui, apa yang kamu ingin ketahui, dan bagaimana kamu menemukan apa yang kamu ingin ketahui. Ini mengandung makna bahwa mahasiswa mengidentifikasi konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang telah dimiliki dan mengidentifikasi konsep-konsep dan prinsip-prinsip apa
66
yang perlu dicari/dipelajari untuk memecahkan masalah, serta bagaimana mahasiswa menemukan konsep dan prinsip yang ingin diketahui tersebut. d) Mahasiswa belajar konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan dengan berbagai cara, misalnya diskusi kelompok dan bereksperimen dengan dibimbing oleh pengajar/tutor. Tahap 3. Membimbing individu atau kelompok Pengajar menugaskan kepada masing-masing kelompok membuat pemecahan masalah dengan bimbingan pengajar/tutor. Pemecahan masalah yang dibuat harus mencakup: latar belakang masalah, perumusan masalah, kajian pustaka yang mencakup konsep-konsep dan prinsip-prisnip yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya a) Mahasiswa diberi tugas membuat laporan/hasil karya hasil pemecahan masalah. Laporan/hasil karya ini berbentuk makalah yang hendaknya memuat: pendahuluan, kajian
pustaka, metode penelitian, hasil penelitian
dan
pembahasan, kesimpulan dan saran. Setiap kelompok mengumpulkan satu eksemplar makalah untuk dinilai. Penilaian terhadap makalah hasil karya pemecahan masalah dicatat dalam lembar penilaian laporan/hasil karya. b) Tiap kelompok diberi kesempatan menyajikan makalah di kelas dalam bentuk presentasi. Mahasiswa lain dapat mengajukan pertanyaan atau tanggapan. Pengajar memandu jalannya diskusi dan memperbaiki konsep-konsep dan prinsip-prinsip mahasiswa yang salah. Penilaian diberikan untuk kemampuan kelompok mempertahankan pemecahan masalah. Tahap 5. Menganalisis dan mengevalusi proses pemecahan masalah
67
a) Mahasiswa membuat catatan masukan dan perbaikan hasil presentasi. b) Proses pemecahan masalah yang telah dilakukan, seperti kesulitan yang dialami mahasiswa dalam memahami masalah, mengidentifikasi konsep-konsep yang diketahui mahasiswa, mengidentifikasi konsep-konsep yang perlu diketahui mahasiswa, dan bagaimana cara memecahkan masalah, membuat proposal pemecahan masalah, melaksanakan penyelidikan, membuat laporan pemecahan masalah. c) Pengajar mengevaluasi proses pemecahan masalah yang dilakukan mahasiswa. 4. Tahap Observasi dan Evaluasi Tahap observasi dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung dengan tahapan sebagai berikut. a) Observer/peneliti mencatat aktivitas belajar mahasiswa dengan mengisi tanda “cek (√)” pada lembar observasi. b) Observer/peneliti
mencermati
kendala-kendala
yang
dijumpai
dalam
mengimplementasikan pembelajaran di kelas. c) Observer/peneliti mengamati proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh mahasiswa dalam kelompok. Evaluasi dilakukan terhadap : 1) laporan/hasil karya pemecahan masalah mahasiswa dengan menggunakan pedoman penilaian laporan/hasil karya pemecahan masalah, 2) penyajian hasil pemecahan masalah mahasiswa dengan menggunakan pedoman penilaian penyajian laporan/hasil karya mahasiswa, 3)
pada setiap awal dan akhir pembelajaran
dilakukan penilaian terhadap
penguasaan konsep mahasiswa dengan menggunakan tes penguasaan konsep.
68
Pada akhir dari seluruh siklus dilakukan penilaian terhadap pendapat mahasiswa tentang pembelajaran berbasis masalah yang diterapkan. Penilaian pendapat mahasiswa ini dilakukan dengan mengedarkan kuesioner kepada seluruh mahasiswa.
5. Pengembangan Program Draft yang sudah divalidasi dievaluasi dan dikonsultasikan kepada ahli, setelah dilakukan beberapa perbaikan dan penyempurnaan antara lain untuk sintak pembelajaran sebelum dimulai pemecahan masalah topik I sebaiknya diberikan latihan terlebih dahulu, maka dilakukan pengembangan program (Gambar 3.2) selanjutnya terhadap program tersebut dilakukan uji coba yang ke II pada mahasiswa kesehatan masyarakat angkatan 2008/2009. Hasil uji coba dianalisis selanjutnya setelah mendapat masukan dari pakar program dikembangkan,
dievaluasi dan
dilakukan beberapa perbaikan terutama pada sintak pembelajaran dan teknis pelaksanaan diskusi kelompok. Program tersebut selanjutnya diimplementasikan.
6. Implementasi Implementasi dilakukan setelah program yang direvisi dan diuji coba I dan II, setelah
hasilnya
dikonsultasikan
kepada
ahli
maka
program
tersebut
diimplementasikan kepada mahasiswa keperawatan (90 orang, 45 orang sebagai kelompok perlakuan, 45 orang sebagai kontrol). Masalah yang diberikan untuk topik adalah pertumbuhan adan perkembangbiakan mikroba. Topik II mikroflora normal dan mikroba klinis serta topik III tentang bahan antimikroba. Kegiatan praktikum dilakukan setiap selesai kegiatan pemecahan masalah, data yang diperoleh selanjutnya ditabulasi serta dianalisis.
69
G. Analisis Data Data yang diperoleh pada penelitian ini terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa data deskriptif yang menggambarkan kondisi subyek penelitian yang menjadi dasar pengembangan program. Data tersebut berupa hasil angket, observasi, rubrik dan wawancara berkaitan dengan keterampilan memecahkan masalah, minat belajar mahasiswa, tanggapan dan pendapat mahasiswa serta
indikator kinerja praktikum. Kemudian data
deskriptif,
untuk
pemecahan
masalah
kualitatif dianalisis secara
kemampuan
memecahkan
masalah
dikriteriakan berdasar skor, untuk minat belajar mahasiswa dianalisis dengan menghitung skor rata-rata minat, rentang skala dihitung dari skor ideal tertinggi dikurangi skor ideal terendah dan didiintervalkan. Sedangkan untuk tanggapan mahasiswa hasil skor di klasifikasikan atas tanggapan positif atau negatif. (Lampiran 2.6) Data kuantitatif terdiri dari hasil tes untuk melihat efektivitas pembelajaran dengan
membandingkan
hasil
sebelum
dan
sesudah
penerapan
program
pembelajaran, terhadap data tersebut dilakukan uji normalitas hasil tes belajar untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak, menggunakan uji Liliefors significance correction dari Kolmogrov-Sminov. Perkuliahan dinyatakan efektif jika hasil belajar signifikan dan menunjukkan hasil yang lebih baik. Dilakukan uji Mann whitney dengan menggunakan fasilitas program statistik ”SPSS versi 10 (Statistical Product and Service Solution) dalam bentuk software. Untuk menentukan pencapaian hasil belajar skor penguasaan konsep dianalisis dengan menggunakan statistik inferensial. Persentase gain ternormalisasi setiap mahasiswa pada masing-masing kelompok dihitung dengan rumus :
70
(Spost – Spre) %g=
x 100 (Smax – Spre)
Keterangan :
% g = persentase gain ternormalisasi, Spost = skor tes akhir, Spre = skor tes awal dan Smax = skor maksimum
Rumus di atas merupakan modifikasi dari rumus yang diturunkan oleh Hake (Savinainem & Scott, 2002). Selanjutnya, dikategorikan berdasar kriteria peningkatan atau perolehan hasil pemahaman konsep ditunjukkan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Kriteria Peningkatan atau Perolehan Pemahaman Konsep Hake ( Savinainem & Scott, 2002) No.
g (%)
Kategori
1.
0 – 30
Rendah
2.
31– 70
Sedang
3.
71 – 100
Tinggi
71