BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Obyek Penelitian
3.1.1 Lokasi dan Jadwal Penelitian PT. Indofood Sukses Makmur Tbk berkantor pusat di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Jl. Jenderal Sudirman kav. 76-78, 27th floor. Jakarta 12910. 3.1.2 Gambaran Umum Perusahaan Didirikan pada tahun 1990 dengan nama PT. Panganjaya Intikusuma. Setelah berjalan selama 4 tahun, tepatnya pada tahun 1994 berganti nama menjadi PT. Indofood Sukses Makmur, pada tahun yang sama saham perseroan tercatat di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) dengan penawaran saham perdana sebanyak 763 juta saham dengan harga nominal Rp. 1000 per saham. Di tahun berikutnya 1995 dan 1996, mengakuisisi pabrik penggilingan gandum bogasari dan melaksanakan pemecahan saham dengan perbandingan 1:2. Lalu pada tahun 1997, mengakuisisi 80% saham perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, agribisnis serta distribusi. Dan melakukan penawaran umum terbatas dengan perbandingan 1:5, total penambahan saham sebanyak 305,2 juta. Tiga tahun kemudian ( 2000 ), melaksanakan pemecahan
28
saham kembali dengan perbandingan 1:5 dengan nilai nominal Rp.100 per saham. Pada tahun yang sama, perseroan menerbitkan obligasi seri I sebesar Rp. 1 triliun yang jatuh tempo pada tahun 2005, dengan peringkat AA+ dari PT. Pefindo. Pada tahun 2001 dan 2002, menerima persetujuan atas rencana pembelian kembali saham dan pelaksanaan Employee Stock Ownership Plan (ESOP), dan melaksanakan ESOP tahap 1 sebanyak 228,9 juta saham serta melakukan pembelian kembali saham sebanyak 915,6 juta saham dan menerbitkan Eurobonds sebesar US$ 280 juta. Tahun 2003, melaksanakan ESOP tahap II sebanyak 58,4 juta saham dan menerbitkan obligasi seri II sebesar Rp1,5 triliun. Tahun 2004, melaksanakan ESOP ahap III sebanyak 919,5 ribu saham, menerbitkan obligasi seri III sebesar Rp 1 triliun dan mengakuisisi 60% saham perusahaan kemasan karton. Pada tahun 2005 dan 2006, membentuk perusahaan patungan dengan Nestle, mengakuisisi Convertible Bonds yang diterbitkan oleh perusahaan perkapalan, setara dengan 90,9% kepemilikan saham, melakukan pelunasan Eurobonds sebesar US$ 143,7 juta, mengakuisisi 55,0% saham perusahaan perkapalan Pacsari Pte. Ltd, dan mengakuisisi beberapa perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat. Di tahun 2007, mencatatkan saham Grup Agribisnis di Bursa Efek Singapura dan menempatkan saham baru, menerbitkan obligasi seri IV sebesar Rp 2 triliun, mengakuisisi 60% kepemilikan saham di perusahaan perkebunan Rascal Holding Limited, berpartisipasi dalam pengeluaran saham baru
29
PT Mitra Inti Sejati Plantation dan memiliki sebesar 70% kepemilkan, mengakuisisi 64,41% kepemilikan saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. Tahun 2008, partisipasi dalam pengeluaran saham baru PT Lajuperdana Indah dan memiliki sebesar 60% kepemilikan, menjual kembali 251.837.500 lembar treasury stock dan menarik kembali 663.762.500 lembar treasury stock, mengakuisisi 100% saham Drayton Pte. Ltd yang memiliki secara efektif 68,57% saham di PT Indolakto sebuah perusahaan dairy terkemuka, dan mengakuisisi 100% saham di beberapa perusahaan perkebunan yang memiliki fasilitas bulking. Tahun 2009, menerbitkan obligasi seri V sebesar Rp 1,6 triliun, Pemekaran kegiatan usaha mi instan dan bumbu menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), Grup Agribisnis menerbitkan Obligasi Rupiah seri I sebesar Rp452 miliar dan Sukuk Ijarah I sebesar Rp278 miliar, dan melakukan penggabungan usaha seluruh anak perusahaan di Grup Produk Konsumen Bermerek (ICBP) yaitu PT Gizindo Prima Nusantara (Nutrisi & Makanan Khusus), PT Indosentra Pelangi (Penyedap Makanan), PT Cipta Kemas Abadi (Kemasan Fleksibel) dan PT Indobiskuit Mandiri Makmur (Biskuit) ke dalam ICBP. Pada tahun 2010, menyelesaikan restrukturisasi internal Grup CBP melalui pengalihan kepemilikan saham anak perusahaan di Grup CBP, dengan jumlah kepemilikan kurang dari 100% yaitu PT Surya Rengo Containers (Kemasan
Karton),
PT
Nestle
Indofood
Citrarasa
Indonesia
(Memasarkan Produk Kuliner), Indofood (M) Food Industries Sdn Bhd
30
(Kegiatan Usaha Mi Instan di Malaysia), PT Indofood Fritolay Makmur (Makanan Ringan) dan Drayton Pte. Ltd. (Dairy), ke dalam ICBP. Menju
a.
Sekilas PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Berawal dari sebuah perusahaan mi instan, Indofood secara progresif telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran. Sebagai perusahaan terkemuka dalam industri makanan olahan di Indonesia, Indofood didukung oleh sistem distribusi yang ekstensif sehingga produk-produknya dikenal di seluruh penjuru Nusantara. Perseroan mengoperasikan empat Kelompok Usaha Strategis (Grup) yang saling melengkapi: -
Produk Konsumen Bermerek (CBP), memproduksi berbagai macam produk makanan dalam kemasan yang tercakup dalam Divisi Mi Instan, Penyedap Makanan, Makanan Ringan serta Nutrisi & Makanan Khusus. Dengan diakuisisinya PT Indolakto (Indolakto) pada tahun 2008, Divisi Dairy merupakan segmen baru di Grup CBP yang akan memperkuat posisi Grup ini di pasar yang memiliki pertumbuhan pesat. Kegiatan Grup CBP didukung oleh Divisi Bumbu dan Kemasan.
-
Bogasari, memiliki kegiatan utama memproduksi tepung terigu, pasta dan biskuit. Kegiatan Grup ini didukung oleh unit perkapalan. 31
-
Agribisnis, kegiatan utama Grup ini meliputi penelitian dan pengembangan, pembibitan kelapa sawit, pemuliaan, termasuk juga penyulingan, branding, serta pemasaran minyak goreng, margarin dan shortening. Di samping itu, kegiatan usaha Grup ini juga mencakup pemuliaan dan pengolahan karet, tebu, kakao dan teh.
-
Distribusi, memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia. Grup ini mendistribusikan hampir seluruh produk konsumen Indofood dan produk-produk pihak ketiga. Warisan Indofood terbesar saat ini adalah kekuatan merek-merek
yang dimilikinya, bahkan banyak di antara merek tersebut melekat di hati masyarakat Indonesia selama bertahuntahun. Ini termasuk beberapa merek mi instan (Indomie, Supermi dan Sarimi), dairy (Indomilk dan Cap Enaak), tepung terigu (Segitiga Biru, Kunci Biru dan Cakra Kembar), minyak goreng (Bimoli), margarin (Simas Palmia). Meskipun menghadapi kompetisi ketat, merek-merek ini tetap merupakan pemimpin pasar di masing-masing segmennya, dikenal atas produknya yang berkualitas tinggi dan diterima dengan baik oleh berbagai segmen pasar.
2.2
Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat dari populasi (obyek) penelitian.
32
2.3
Variabel dan Skala Penelitian
2.3.1 Variabel Penelitian Variabel adalah penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam melakukan penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut : a. Price Earning Ratio PER merupakan salah satu rasio pasar yang digunakan para investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba earning power di masa mendatang. PER= b. Earning Per Share Ratio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham. Biasanya investor lebih tertarik dengan ukuran profitabilitas dengan menggunakan dasar saham yang dimiliki. EPS= c. Price Book Value Ratio Rasio ini menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini berarti pasar makin percaya akan prospek perusahaan tersebut. PBV=
2.3.2 Skala Pengukuran Vareabel
33
Skala pengukuran pada penelitian ini adalah skala rasio, dimana angka pada skala ini menunjukkan nilai yang sebenarnya dari obyek yang diukur.
2.4
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan cara penelitian kepustakaan (librarty research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh teori-teori yang relevan yang diperoleh dengan cara membaca, memahami dan mempelajari literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yang dapat berupa buku, jurnal, halaman web, ataupun informasi lainnya.
2.5
Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dimana data telah diolah dan disajikan oleh perusahaan berupa laporan keuangan, harga saham dan jumlah saham yang beredar, yang kemudian diolah lebih lanjut oleh peneliti.
2.6
Metode Analisis Data Metode analisis data yang dilakukan adalah menilai kelayakan harga saham dengan menggunakan metode Price Earning Ratio dengan pendekatan relatif, yaitu dapat menjadi penentu harga saham karena PER mengindikasikan perkembangan laba di masa mendatang. Dengan kata
34
lain PER adalah untuk menentukan apakah suatu saham overvalued (harga terlalu mahal) atau undervalued (harga terlalu rendah). Menurut Arief Sugiono (2009), kelayakan harga saham dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : a. Price Earning Ratio PER= Ket: PER = Price Earning Ratio EPS= Earning per Share Earning per Share (laba per saham), dapat dihitung dengan : EPS= b. Price Book Value PBV= Ket:PBV = Price book value BVS = nilai buku saham Book Value per Share (nilai buku saham), dapat dihitung dengan : BVS=
Kemudian kita membandingkan kelayakan harga saham saat ini dengan nilai intrinsik saham dengan analisis sebagai berikut: 1. Apabila NI > kelayakan harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai undervalued (harga terlalu rendah), dan karenanya seharusnya dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki.
35
2. Apabila NI < kelayakan harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued (harga terlalu mahal), dan karenanya seharusnya dijual. 3. Apabila NI = kelayakan harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
36