BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti memilih tipe kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case study) dengan single-case design. Peneliti memilih penelitian kualitatif karena sangat efektif untuk mengkaji sikap dan perilaku serta proses sosial di suatu komunitas tertentu. Penelitian kualitatif dengan studi kasus bertujuan untuk meneliti suatu permasalahan melalui studi kasus yang terdiri dari unit tunggal yaitu berarti satu orang, sekelompok penduduk, atau sekelompok masyarakat di suatu daerah dengan masalah tertentu (Creswell, 2015). Meskipun dalam studi kasus ini hanya diteliti unit tunggal, tetapi dianalisis secara mendalam sehingga dapat menggambarkan aspek yang luas (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini menggunakan kualitatif studi kasus dengan single-case design karena peneliti hanya ingin menggambarkan satu kasus yaitu Mekanisme Koping Lansia Pasca Stroke di Panti Sosial Menara Kasih Salatiga. 3.2 Partisipan Penelitian Teknik pemilihan/penentuan subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah suatu metode pemilihan sampel yang dilakukan 31
32 berdasarkan maksud atau tujuan tertentu yang ditentukan oleh peneliti (Sugiyono, 2011). Peneliti sudah melakukan studi pendahuluan, sehingga telah diketahui karakteristik populasi yang akan diteliti. Partisipan dalam penelitian ini adalah lansia yang tinggal di Panti Sosial Menara Kasih Salatiga, dengan kriteria sebagai berikut: partisipan lansia (elderly) berusia 60 tahun atau lebih, partisipan pernah mengalami stroke (pasca stroke), partisipan bersedia mengikuti prosedur penelitian hingga akhir penelitian, tidak mengalami hambatan komunikasi verbal. Setelah melalui proses purposive sampling maka jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 3 orang. Ketiga
riset
berbeda-beda,
partisipan pada
riset
mempunyai partsipan
1
karakteristik berjenis
yang
kelamin
perempuan, sudah menikah dan mengalami kelumpuhan pada sisi tubuh bagian kiri. Pada riset partisipan 2 berjenis kelamin lak-laki, belum menikah dan mengalami kelumpuhan pada sisi tubuh bagian kiri. Sedangkan, riset partisipan 3 berjenis kelamin lak-laki, belum menikah, mengalami kelumpuhan pada akibat stroke pada tangan kanan dan kaki kiri serta kelumpuhan akibat polio pada kaki kanan.
33 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian yang dipilih peneliti adalah Panti Sosial Menara Kasih Salatiga. Lokasi ini dipilih karena Panti Sosial Menara Kasih terdapat lansia pasca stroke, selain itu panti tersebut baru didirikan 3 tahun yang lalu dan banyak dan ada masalah yang perlu di teliti seperti psikologisnya. Lokasi Panti juga sangat terjangkau sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan April 2016. 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Cara Pengumpulan data Teknik
pengumpulan
data
yang
digunakan
pada
penelitian ini adalah dengan wawancara mendalam (in-dept interview), dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara
mendalam
dengan
tujuan
agar
peneliti
mendapatkan hal-hal yang detail, dapat menggali lebih dalam mengenai penyebab stroke, perasaan ataupun respon emosional dan cara partisipan mengatasi stresor yang muncul pada lansia pasca stroke di panti sosial menara kasih, Salatiga. Wawancara yang akan dilakukan dalam penelitian ini termasuk dalam wawancara semi-terstruktur. Wawancara dilakukan secara intensif dengan teknik pengambilan data
34 yang
mendalam
dengan
pertanyaan
terbuka
untuk
megungkapkan pendapat dari partisipan yang dilakukan perorangan dengan panduan wawancara semi terstruktur (Dharma, 2011). Indikator dalam membuat panduan wawancara peneliti menggunakan kerangka teori yang telah dibuat yang mengacu pada teori menurut Lazarus & Folkman (1984). 3.4.2 Alat Pengumpulan Data Peneliti melakukan wawancara mendalam (In-depth Interview) yaitu mengajukan pertanyaan sesuai dengan beberapa pertanyaan yang telah dibuat peneliti tentang gambaran
mekanisme
koping
penelitian
terjawab.
Hasil
lansia,
sampai
wawancara
tujuan direkam
menggunakan tape recorder/mobile phone dan mengambil foto dengan menggunakan kamera. 3.5 Prosedur Pengumpulan Data Cara atau prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu: 3.5.1 Mengajukan permohonan ijin penelitian kepada instansi tempat penelitian. 3.5.2 Memilih partisipan yang sesuai dengan kriteria penelitian.
35 3.5.3 Menjelaskan maksud, tujuan penelitian, manfaat, peran serta
partisipan
selama
penelitian
dilakukan
dan
menjamin kerahasiaan partisipan. 3.5.4 Mengajukan permohonan persetujuan penelitian kepada partisipan. 3.5.5 Setelah partisipan setuju, selanjutnya partisipan diminta menandatangani surat pernyataan persetujuan menjadi partisipan. 3.5.6
Melakukan wawancara mendalam (In-depth Interview) yaitu mengajukan pertanyaan sesuai dengan panduan wawancara yang telah dibuat peneliti tentang gambaran mekanisme koping lansia, sampai tujuan penelitian terjawab. Hasil wawancara direkam menggunakan tape recorder .
3.5.7 Semua data hasil wawancara direkam dan dicatat untuk selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data. 3.6 Analisis Data Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam (In-depth Interview), oleh karena itu data yang diperoleh berupa katakata. Data tersebut harus diproses dan dianalis sebelum dapat digunakan untuk membuat laporan. Teknik analisa data yang
36 digunakan peneliti adalah metode Miles & Huberman (1994) dalam Sugiyono (2011). 1. Data Reduction (mereduksi Data) Pada tahap pertama peneliti secara teliti dan rinci merangkum, memilih dan memfokuskan dan mengorganisasikan data-data yang diperoleh dari riset partisipan yang menurut peneliti penting untuk dijadikan tema dalam penelitian ini. Pada tahap ini ada 3 hal penting yang harus dilakukan yaitu: (1) menyusun kode-kode
serta
catatan-catatan
lapangan
yang
ada
mengenai mekanisme koping lansia pasca stroke melalui wawancara
dan
pengamatan
sesuai
dengan
fokus
penelitian. (2) Pernyataan partisipan berupa kata, kalimat atau paragraf yang menganduk makna tertentu sesuai dengan tujuan penelitian diberi tanda (meaning unit). (3) melakukan abstraksi data (coding, kategorisasi dan tema). Sugiyono (2011). 2. Data Display dalam konteks ini adalah setelah melakukan reduksi data, peneliti akan menyajikan data dari setiap tema dan ketegori yang telah dikelompokan kedalam bentuk penyajian data. Penyajian data dilakukan untuk menyusun dan mengakategorikan hubungan pola/tema yang ada dengan kerangka teori yang peneliti gunakan. Penyajian
37 data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk tabel. Sugiyono (2011) 3. Kesimpulan/Verifikasi penarikan kesimpulan merupakan kegiatan ketiga utama setelah reduksi data dan display data. Reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan merupakan segitiga yang saling berhubungan.
38 Berikut skema analisis data menurut Miles & Huberman (1994) dalam Sugiyono (2011): Wawancara Mendalam
Mereduksi data yang telah dibuat dalam transkrip
Menentukan kata, paragrap atau kalimat yang saling berhubungan melalui isinya (meaning unit)
Abstraksi data
Koding: membuat label data melalui meaning unit yang didapat berupa kata atau frase berdasarkan data verbatim
Membuat Kategori: dari label beberapa label yang di buat peneliti mengkategorikan berdasarkan makna yang di dapat dari label.
Menyusun Tema: memberikan tema dari kategorikategori yang telah dibuat.
Data Display (penyajian Data)
Mengidentifikasikan variabel dan hubungan antar variabel secara kualitatif: tabel
Conclusion Drawing/Verification Gambar 3.6 Skema Analisa Data (Sugiyono, 2011)
39 3.7 Uji Keabsahan Data Keakuratan, dikumpulkan
keabsahan,
dan
dianalisis
dan sejak
kebenaran awal
data
yang
penelitian
akan
menentukan kebenaran dan ketepatan hasil penelitian sesuai dengan masalah dan fokus penelitian (Yusuf, 2007). Dalam upaya memperoleh hasil yang tepat dan benar sesuai konteks penelitian.
Dalam
menguji
keakuratan,
keabsahan
dan
kebenaran data, peneliti menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber dalam penelitian ini adalah riset partisipan itu sendiri yaitu ketiga lansia yang menjadi riset partisipan dengan wawancara secara berulang kepada riset partisipan agar
diperoleh
hasil
yang
optimal.
Peneliti
melakukan
wawancara untuk mendapatkan jawaban yang konsisten dan jenuh. Kemudian, mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, data yang diperoleh dengan wawancara lalu dicek dengan observasi serta mendapatkan sumber lain yaitu pengasuh lansia (Sugiyono, 2011). 3.8 Etika Penelitian Etika
keperawatan
sangat
penting
dalam
penelitian,
mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian perlu diperhatikan (Ruane, 2005). Masalah etika yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
40 3.9.1 Informed Consent Informed concent merupakan bentuk persetujuan anatara
peneliti
dan
subjek
penelitian,
dengan
memberikan lembar persetujuan. Tujuan informed consent adalah
agar
subjek
mengerti
maksud
dan
tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika subjek penelitian tidak bersedia, maka peneliti harus menghargai subjek penelitian (Ruane, 2005). 3.9.2 Anonimity (Tanpa Nama) Dalam penelitian ini, dengan mempertimbangkan anonimity, meskipun lembar persetujuan didalamnya tertera nama partisipan, namun pada saat penelitian dilakukan, peneliti tidak menggunakan atau menyebut nama dari riset partisipan (Ruane, 2005). 3.9.3 Confidentiality (kerahasiaan) Masalah
etika
dengan
memberikan
jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Ruane, 2005).