38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian Penelitian studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Poerwandari (2009) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto rekaman video, dan lain-lain. Dalam penelitian kualitatif perlu menekankan pada pentingnya kedekatan dengan orang-orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi kehidupan nyata (Patton dalam Poerwandari, 2009). 3.2. Karakteristik Subjek Karakteristik subjek yang akan diambil dalam penelitian ini adalah: 1. Anak autisme 2. Berusia 6-12 tahun 3. Telah bersekolah 3.3. Metode Pengambilan Subjek Patton (dalam Poerwandari, 2009) menguraikan pedoman pengambilan subjek pada penelitian kualitatif yang harus disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian. Berikut beberapa prosedur penentuan sumber data seperti diusulkan Patton yaitu pengambilan sampel ekstrim, pengambilan sampel berfokus pada intensitas, pengambilan sampel dengan variasi maksimum,
39
pengambilan
sampel
homogen,
pengambilan
sampel
kasus
tipikal,
pengambilan sampel purposif yang terstratifikasi, pengambilan sampel kritikan, pengambilan sampel bola salju (snowball sampling), pengambilan sampel dengan kriteria tertentu dan pengambilan sampel berdasarkan teori atau berdasarkan konstruk operasional. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan pengambilan sampel dengan kriteria tertentu. Pendekatan ini adalah peneliti akan me-review dan mempelajari semua kasus yang memenuhi kriteria penting tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. 3.4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2009) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, hal ini dikarenakan tujuan utama dari peneliti adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Apabila dilihat dari setting-nya, maka data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Apabila dilihat dari sumber maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.
40
Selanjutnya apabila dilihat dari segi cara maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), wawancara (interview), dokumentasi atau gabungan dari semuanya. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan pengumpulan data pada setting alamiah (natural setting), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation) dan wawancara. 3.4.1. Pengumpulan data dengan observasi Nasution (dalam Sugiyono, 2009) menyatakan bahwa observasi adalah semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan
yang diperoleh melalui
observasi. Marshall (dalam Sugiyono, 2009) juga berpendapat bahwa ‘through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior.’ Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Faisal (dalam Sugiyono,2009) mengklasifikasikan observasi menjadi tiga yaitu observasi partisipatif, observasi terus terang dan tersamar
serta
observasi tak terstruktur. Pada penelitian ini, peneliti melakukan observasi partisipatif. Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya.
41
Observasi dilakukan oleh peneliti kepada anak-anak autisme yang menjadi subjek penelitian. 3.4.2. Pengumpulan data dengan wawancara Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan ekplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain (Banister dkk, dalam Poerwandari, 2009). Esterberg (dalam Sugiyono, 2009) mendefinisikan wawancara sebagai berikut, wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Esterberg juga mengemukakan beberapa macam wawancara yaitu wawancara terstruktur (structured interview), wawancara semiterstruktur (semistructured interview), dan wawancara tak berstruktur (unstructured interview). Dalam
penelitian
ini,
peneliti
akan
menggunakan
wawancara
semiterstruktur (semistructured interview). Wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview (interview mendalam), dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.
42
Dalam penelitian ini yang akan diwawancarai oleh peneliti adalah ibu dari anak-anak autisme yang menjadi subjek dalam penelitian. 3.5. Teknik Analisis Data Bogdan (dalam Sugiyono, 2009) menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2009), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Analisis data di lapangan model Miles and Huberman terdiri dari beberapa langkah yaitu: 1) Reduksi data (Data reduction) Pada langkah ini mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. 2) Penyajian data (Data display)
43
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. 3) Conclusion drawing/Verification Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.