42
BAB III METODE PENELITIAN
A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Pada penelitian skripsi ini, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualititatif dengan metode studi kasus (case study), yaitu sebuah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian kualitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang menggunakan data berupa kalimat tertulis atau lisan, perilaku, fenomena, peristiwa-peristiwa dan pengetahuan atau obyek studi. Pendekatan ini menitikberatkan pada pemahaman, pemikiran dan persepsi peneliti.41 Studi kasus didefinisikan sebagai fenomena khusus yang dihadirkan dalam suatu konteks yang terbatasi (bounded text), meski batas-batas antara fenomena dan konteks tidak sepenuhnya jelas. 42 Menurut Kirk dan Miller (1986), penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Menurut Danzin dan Lincoln (1987), penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan
41 42
Arilia Rahma, Coping Stress Pada Wanita Hamil.......h: 40 Arilia Rahma, Coping Stress Pada Wanita Hamil.......h: 40
42
43
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.43 Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak.44 Penelitian kualitatif memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakannya dengan penelitian jenis lainnya. Menurut Bogdan dan Biklen mengajukan ada 5 ciri, yaitu:45 1. Latar Alamiah, dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci. 2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. 3. Penelitian lebih menekankan pada proses dari pada produk atau out come.
43
Lexy J. Maleong, ”Metodologi Penelitian Kualitatif” (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2008) h: 4-5 44 Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif” (Bandung:Alfabeta, 2008) h:1 45 Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif”..... h:9-10
44
4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif 5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati) Sedangkan jenis penelitian yang menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena.46 Alasan peneliti manggunakan jenis penelitian deskripsi adalah karena dengan penelitiam ini mampu memberikan gambaran yang menyeluruh dan jelas terhadap situasi satu dengan situasi sosial yang lain atau dari waktu tertentu dengan waktu yang lain, atau dapat menemukan pola-pola hubungan antara aspek tertentu dengan aspek yang lain, dan dapat menemukan hipotesis dan teori. Yaitu menggambarkan sebuah proses dan seperangkat ketagori atau pola tentang bagaimana tingkat stres dan strategi coping yang terjadi pada caleg yang telah gagal menjadi anggota dewan pasca pemilu 2009.
B. SUBYEK PENELITIAN Subyek dalam penelitian ini adalah seorang caleg yang terdaftar dan gagal menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Daerah di wilayah Kota Kediri dalam pemilu 2009. Berikut identitas subyek akan dijelaskan dalam pembahasan dan analisis data. Subyek dipilih dengan beberapa kriteria, yaitu: 1. Terdaftar dalam pemilu calon anggota legislatif pada 9 April 2009 2. Tidak mempunyai cukup suara untuk mendapatkan kursi menjadi DPRD pada pemilu 2009 (gagal) 46
Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah. “Metode Penelitian Kuantitatif” (Jakarta: Raja Grafindo Persada.2005) h: 42
45
3. Jenis kelamin perempuan atau laki-laki 4. Terdapat gejala campuran yang berubah-ubah. (fisik, emosi, kognitif, tingkah laku) yang muncul setelah peristiwa kegagalan dalam pemilu. Hal ini dibuktikan dengan beberapa penyakit yang muncul pada subyek, yaitu maag dan sakit kepala, serta perubahan perilaku subyek yang menjadi sedikit pemurung dan malas bekerja. 5. Sebelumnya subyek tidak pernah didiagnostik menderita gangguan psikiatrik lainnya selain gangguan stress ini
C. SUMBER DAN JENIS DATA 1. Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu jenis data primer dan jenis data sekunder. Yang dimaksudkan dengan jenis data primer adalah jenis data tentang gambaran stress dan strategi coping yang dialami oleh subyek. Meliputi beberapa gejala yang dialami oleh subyek dan perilaku yang ditampilkan oleh subyek. Data sekunder adalah data yang memuat identitas subyek dan beberapa dokumen penting lainnya tentang proses pencalonan subyek menjadi calon legislatif yang menjadi data penunjang atau data pelengkap.
2. Sumber Data Sumber untuk memperoleh data yang diperlukan adalah segala perilaku
dan
kata-kata
subyek.
Untuk
keabsahan
data
peneliti
46
menggunakan telaah teknik triangulasi sumber, yaitu penggunaan sumber yang berbeda untuk mengumpulkan data sejenis. Sumber data yang dimaksud adalah signifikant other yaitu istri subyek dan sahabat subyek beberapa sumber data. Sumber data bisa berbentuk kata-kata, perilaku dan sumber tertulis seperti data arsip tentang identitas subyek.
D. DEFINISI KONSEP Lazarus dan Folkman, 1984 menyatakan, stres psikologis adalah sebuah hubungan antara individu dengan lingkungan yang dinilai oleh individu tersebut sebagai hal yang membebani atau sangat melampaui kemampuan seseorang dan membahayakan kesejahteraannya.47 Indikator stres merupakan respon stres yang dapat terlihat dalam berbagai aspek, yaitu:48 1. Respon fisiologis: dapat ditandai dengan meningkatnya tekanan darah, detak jantung, detak nadi, dan sistem pernapasan. 2. Respon kognitif: dapat terlihat lewat terganggunya proses kognitif individu, seperti pikiran menjadi kacau, menurunnya daya konsentrasi, pikiran berulang, dan pikiran tidak wajar. 3. Respon emosi: dapat muncul sangat luas, menyangkut emosi yang mungkin dialami individu, seperti takut, cemas, malu, marah, dan sebagainya.
47 48
Arilia Rahma, Coping Stres pad, Wanita Hamil Resiko Tinggi Grnde Multi... h: 11 Reina Wangsadjaja. “Stres”... Diakses tanggal 25 April 2009
47
4. Respon tingkah laku: dapat dibedakan menjadi fight, yaitu melawan situasi yang menekan, dan flight, yaitu menghindari situasi yang menekan. Sedangkan coping adalah suatu perlawanan untuk menguasai stres yang sedang dihadapi49. Coping sendiri berupa suatu tindakan merubah kognitif secara konstan dan merupakan suatu usaha tingkah laku untuk mengatasi tuntutan internal atau eksternal yang dinilai membebani atau melebihi sumber daya yang dimiliki individu. Menurut Lazarus dan Folkman, strategi coping diukur dengan 2 cara, yaitu 1. Problem-focused coping Problem-focused coping, yaitu usaha mengatasi stres dengan cara mengatur atau mengubah masalah yang dihadapi dan lingkungan sekitarnya yang menyebabkan terjadinya tekanan. Suatu
studi dilakukan oleh Folkman (dalam Taylor 1991),
problem-focused coping terdiri atas tiga variasi, yaitu: 50 a. Confrontatif coping, adalah usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara yang agresif, tingkat kemarahan yang cukup tinggi dan pengambilan resiko. b. Seeking social support, adalah usaha untuk mendapatkan kenyamanan emosional dari bantuan informasi c. Planful problem solving, adalah usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara yang hati-hati, bertahap dan analitis. 49 50
Arilia Rahma. Coping Stres pada Wanita Hamil Resiko Tinggi Grnde Multi.....h:20-21 Reina Wangsadjaja. “Stres”….. Diakses tanggal 25 April 2009
48
2. Emotion-focused coping. Emotion-focused coping, yaitu usaha mengatasi stres dengan cara mengatur respon emosional dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang dianggap penuh tekanan. Emotion-focused coping menurut Folkman (dalam Taylor, 1991) terdiri dari 5 variasi:51 a. Self-control,
adalah
usaha
untuk
mengatur
perasaan
ketika
menghadapi situasi yang menekan. b. Distancing, adalah usaha untuk tidak terlibat dalam permasalahan, seperti menghindar dari permasalahan seakan tidak terjadi apa-apa atau
menciptakan
pandangan-pandangan
yang
positif,
seperti
menganggap masalah lelucon. c. Positif reappraisal, adalah usaha mencari makna
positif dari
permasalahan dengan terfokus pada pengembangan diri, biasanya juga melihatkan hal-hal yang bersifat religius. d. Accepting responsibility, adalah usaha untuk menyadari tanggung jawab diri sendiri dalam permasalahan yang dihadapinya, dan mencoba menerimanya untuk membuat semuanya menjadi lebih baik. Strategi ini baik, terlebih bila masalah terjadi karena pikiran dan tindakannya sendiri. Nsmun strategi ini menjadi tidak baik bila individu tidak seharusnya bertanggung jawab atas masalah tersebut.
51
Reina Wangsadjaja. “Stres”…Diakses tanggal 25 April 2009
49
e. Escape avoidance, adalah usaha untuk mengatasi situasi menekan dengan lari dari situasi tersebut atau menghindarinya dengan beralih pada hal lain seperti makan, minum, merokok atau menggunakan obat-obatan. Calon lembaga legislatif adalah para kandidat yang akan dipilih pada pemilu legislatif yang akan menjadi perwakilan rakyat dan memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang. Sehingga stres caleg di sini berarti suatu keadaan yang membebani atau membahayakan kesejahteraan para caleg yang gagal menjadi anggota dewan pada pemilu 2009 yang dapat meliputi fisik, kognisi, emosi dan tingkah laku atau kombinasinya. Sedangkn coping di sini merupakan sebuah bentuk pengendalian yang dilakukan oleh seorang caleg yang telah gagal menjadi anggota dewan pada pemilu 2009 di mana kegagalan itu merupakan sebuah stresor atau stimulus yang harus mereka kendalikan supaya tidak terjadi stres yang mengarah ke hal-hal yang negatif dan berkepanjangan.
E. TAHAP-TAHAP PENELITIAN Tahapan yang harus dilewati dalam pendekatan kualitatif secara umum adalah:52 1. Tahap Pra-Lapangan Pada tahap ini, ada 7 tahapan yang kami lakukan, yaitu:
52
Lexy J. Maleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif”…...h:127-147
50
a. Menyusun Rancangan Penelitian Tahap pertama kali yang penulis lakukan setelah ditemukannya sebuah fenomena psikologi yang menjadi topik dari permasalahan ini adalah menyusun sebuah rancangan penelitian (proposal). Menurut Lincoln dan Guba (1985), proposal adalah usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunjukkan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsurnya masing-masing.53 Fungsi dari proposal ini adalah untuk merencanakan suatu kegiatan sebelum dilaksanakannya suatu kegiatan. yang mana telah disahkan oleh pembimbing dan telah diikutsertakan dalam seminar proposal, tepatnya pada tanggal 8 Mei 2009. b. Memilih Lapangan Penelitian Untuk memilih sebuah lapangan penelitian, kami menggunakan semua situasi yang sesuai degan teori substantif yang merupakan leboratorium di dalam lapangan penelitian kualitatif. Beberapa aspek kehidupan sosial dapat diteliti karena hal itu akan menjadi lebih mudah. Dalam hal ini, wilayah kediri adalah lapangan yang kami jadikan lokasi penelitian hingga menentukan subyek penelitian yang tepat, tepatnya di Dsn. Dawong, Ds. Ringinrejo, Kec.Wates, Kediri.
53
Lexy J. Maleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif”…...h:385
51
c. Mengurus Perizinan Yang
berwenang
memberikan
izin
untuk
mengadakan
penelitian ini adalah pihak keluarga dan subyek itu sendiri di mana hal yang diteliti dalam penelitian ini adalah hal yang sangat sensitif. Hal ini telah dilaksanakan dan mendapatkan izin pada tanggal 23 Juni 2009 dan telah mendapatkan izin dari semua pihak yang berwenang. d. Menjajaki dan Menilai Lapangan Tahap di mana penulis berusaha mengenal segala unsur lingkungan sosial, fisik, dan keadaan alam subyek penelitian seperti geografi, demografi, sejarah, tokoh-tokoh, adat-istiadat, konteks kebudayaan, kebiasaan, agama, pendidikan, mata pencaharian, dan sebagainya. Hal ini juga telah dipenuhi aekaligus saat pelaksanaan pengurusan izin, tanggal 23 Juni 2009. e. Memilih dan Memanfaatkan Penelitian Informan adalah orang dalam latar penelitian. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian, berbicara, bertukar pikiran atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subyek lainnya Dalam penelitian ini, informan yang kami gunakan sebagai penunjang data adalah istri subyek.
52
f. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian Menyiapkan segala macam perlengkapan
penelitian yang
diperlukan. Diantaranya yaitu alat tulis seperti pensil, ballpoint, kertas, buku catatan, map, klip, dan lain-lain. Alat kamera seperti foto digital dan tape recorder juga dipersiapkan dalam penelitian ini. g. Persoalan Etika Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti juga menyesuaikan diri serta membaca baju adat, kebiasaan dan kebudayaannya, kemudian untuk sementara menerima seluruh nilai dan norma sosial yang ada dalam masyarakat latar penelitiannya dan meninggalkan budaya sendiri.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan Uraian tentang pekerjaan lapangan dibagi atas tiga bagian yaitu: memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan, berperan serta sambil mengumpulkan data. Tahap pengumpulan data ini dilaksanakan selama 8 hari berturut-turut dengan cara peneliti datang dan melakukan observasi partipasi pasif dibarengi dengan wawancara dan dokumentasi selama 5 sampai 12 jam sehari. Yaitu pada tanggal 25 Juni sampai dengan 30 Juni 2009.
53
3. Tahap Analisis Data Tahap ini terdiri dari tahap analisis data kualitatif yang dikemukakan dalam konsep yang diberikan oleh Miles dan Huberman dan Spradly. Hal ini akan dijelaskan secara terperinci pada sub bab berikutnya.
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data menggunakan multi sumber bukti (triangulasi) artinya teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti akan menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. 54 Observasi Partisipatif Sumber Data Sama
Wawancara Mendalam Dokumentasi
Gambar 3.1: Triangulasi Sumber
54
Sugiyono, “Meemahami Penelitian Kualitatif”….h: 83
54
1. Observasi Partisipatif Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa dalam observasi partisipatif peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpatisipasi aktif dalam aktiivitas mereka. Penelitian partisipatif ini kemudian dikhususkan lagi menjadi partisipasi pasif (passive participation) artinya peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.55 Alasan penggunaan pengamatan adalah karena teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung. Kedua karena teknik pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Ketiga, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposisional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Keempat, dapat mencegah bias yang biasanya terjadi pada proses wawancara. Kelima, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasisituasi yang rumit.56
55 56
Sugiyono, “Meemahami Penelitian Kualitatif”….h: 65-66 Lexy J. Maleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif”…...h:174-175
55
Obyek observasi oleh Spradley dinamakan situasi sosial, yang terdiri atas:57 a. Place, tempat di mana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung. b. Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu. c. Activity, kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung. Tahapan observasi menurut Spradley (1980) terdiri atas 3 tahapan, yaitu:58 a. Observasi deskriptif Dilakukan saat pertama kali memasuki situasi sosial tertentu sebagai subyek penelitian. Melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Semua data direkam. Disebut juga grand tour observation karena mampu menghasilkan kesimpulan pertama. b. Observasi terfokus Termasuk mini tour observation, artinya observasi telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek-aspek tertentu, yaitu aspek respon stres dan coping stres. c. Observasi terseleksi
57 58
Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif”….h: 68 Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif”….h: 69-71
56
Peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan sehingga datanya lebih rinci.
2. Interview (Wawancara) Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara wawancara
semi
yang
digunakan
terstruktur
dalam
penelitian
(semistructure
ini
interview)
di
adalah mana
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif
jawabannya
telah
disiapkan.
Bedanya
dengan
semiterstruktur di sini adalah tidak memakai alternatif jawaban, namun pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.59 Wawancara
ini
termasuk
wawancara
mendalam
(in–depth
interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
59
Sugiyono “Memahami Penelitian Kualitatif”….h: 72-73
57
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.60 Langkah-langkah dalam wawancara menurut Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal terdiri dari 7 tahap, yaitu: a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilaksanakan b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan c. Mengawali atau membuka alur wawancara d. Melangsungkan alur wawancara e. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya f. Menuliskan hasil wawancara ke dalam cacatan lapangan g. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. Alat-alat yang kami gunakan dalam wawancara adalah buku catatan, laptop, tape recorder dan camera. Hal ini bermanfaat untuk mencatat dan mendokumentasikan semua percakapan dengan sumber data, di mana kesemuanya telah digunakan setelah mendapat izin dari sumber data. Karena wawancara yang digunakan adalah semi terstruktur, berikut ini adalah rancangan format wawancara yang memuat pointpointnya saja. 60
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D”, (Bandung: Alfabeta.2009) h:231-233
58
3. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam hal ini kami menggunakan foto dan beberapa dokumen yang menceritakan tentang daftar riwayat hidupnya.
G. TEKNIK ANALISIS DATA Menurut Bogdan, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatatn lapangan dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya
ke dalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.61 Tahap ini terdiri dari tahap analisis data kualitatif yang dikemukakan dalam konsep yang diberikan oleh Spradly. Spradly membagi analisis data dalam penelitian kualitatif berdasarkan tahapan dalam penelitian kualitatif. Tahapan tersebut bisa susun secara sistematis sebagaimana berikut:62
61 62
Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif”….h:90 Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif”….h:100-102
59
Gambar 3.2: Diagram Tahap-Tahap Penelitian
12. Menulis Laporan
11. Temuan Budaya 10. Analisis Tema Budaya 9. Analisis Komponensial 8. Observasi Terselaksi 7. Analisis Taksonomi 6 Observasi Terfokus 5. Analisis Domain 4. Observasi Deskriptif 3. Mencatat Observasi+Wawancara 2. Melakukan Obervasi Partisipan 1. Memilih Situasi Sosial (Place, Actor, Activitu
a. Analisis Domain Memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh dari subyek penelitian atau situasi sosial. Ditemukan berbagai domain. Kemudian peneliti menetapkan domain tertentu sebagai pijakan untuk penelitian selanjutnya.
60
b. Analisis Taksonomi Domain yang telah tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi lebih rinci, dan untuk mengetahui struktur internalnya dilakukan observasi terfokus. c. Analisis Komponensial Mencari ciri spesifik pada setiap struktur internal dengan cara mengkontraskan antar elemen. Dilakukan melalui observasi dan wawancara terseleksi dengan pertanyaan yang mengkontraskan. d. Analisis Tema Budaya Mencari hubungan antar domain, dan bagaimana hubungan dengan keseluruhan, dan selanjutnya dinyatakan ke dalam tema atau judul penelitian.
H. TEKNIK PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA Teknik pengujian keabsahan data dalam penelitian ini meliputi uji credibility (validitas internal), uji transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan uji confirmability (obyektivitas). Dalam hal ini, karena penelitian yang digunakaan adalah studi kasus data tunggal, maka peneliti hanya menguji validitas dan reliabilitasnya dengan tiga uji, yaitu:63
63
Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif”….h:121-131
61
1.
Uji Kredibilitas (Validitas Internal) Kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, analisis kasus negatif dan member check. a. Perpanjangan Pengamatan Dalam penelitian ini diperpanjang sampai dengan beberapa kali, yaitu wawancara dilakukan lebih dari sekali. Wawancara tidak hanya dilakukan dengan subyek, tetapi juga dilakukan dengan beberap informan (signifikant other). Hal itu juga dilakukakan beberapa kali. Hal ini dikarenak kondisi subyek yang sangat tidak stabil, sehingga perlu wawancara mendalam yang pelaksanannya tidak cukup hanya satu kali. Begitu juga pada tahap observasi. Observasi yang diulang sebanyak 5 kali, melalui observasi intens. Artinya observasi dilakukan dengan waktu yang cukup dalam satu harinya. Baik itu saat pagi hari, siang hari atau pun malam hari.
b. Peningkatan Ketekunan Pengujian kredibilitas berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Peneliti membaca seluruh catatan hasil penelitian secara lebih cermat, sehingga diketahui kesalahan dan
62
kekurangannya. Hal ini dilakukan dengan memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
c. Triangulasi Hal ini dilakukan dengan triangulasi teknik, triangulasi waktu dan triangulasi sumber. Tringulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi pada sumber data primer. Tringulasi waktu artinya pengumpulan data dilakukan pada berbagai kesempatan, yaitu pagi, siang dan sore hari. Sedangkan tringulasi sumber dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama melalui sumber data yang berbeda, yaitu selain wawancara dilakukan dengan subyek, kami juga menanyakan hal yang sama dengan orang terdekat subyek yaitu istri subyek dan sahabat subyek.
d. Analisis Kasus Negatif Dalam hal ini peneliti melakukan analisis kasus negatif yang berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Jika dalam penelitian ini terdapat beberapa kasus negatif yang telah ditemukan, akan ditanyakan kembali kapada sumber data sehingga mendapat kesepakatan dan data menjadi tidak berbeda. Namun jika dari beberapa nara sumber memberikan data yang sama, maka data telah kredibel.
63
e. Menggunakan Bahan Referensi Dalam penelitian ini, untuk mendukung dan membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti, kami akan memberikan data dokumentasi berupa foto-foto hasil observasi.
2.
Uji Transferability (Validitas Eksternal) Transeferability menunjukkan derajad ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil. Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Agar orang lain dapat memahami hasil penelitian ini untuk selanjutnya dapat diterapkan, maka pembuatan laporan ini akan dibuat secara rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Bila dalam hal ini pembaca memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya tentang ”semacam apa” hasil penelitian ini dapat diberlakukan, maka laporan ini telah memenuhi standar transeferability (Sanafiah Faisal, 1990).
3.
Uji Dependability (Reliabilitas) Dependability disebut jugs reliabilitas. Suatu penelitian yang reliable adalah apabila orang lain dapat mengulangi atau mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam hal ini, uji dependability ini dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat “jejak aktivitas lapangan” atau “field
64
note” yang akan dilampirkan pada halaman belakang laporan yang isinya meliputi bagaimana peneliti mulai menentukan fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai dengan membuat kesimpulan.