BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif jenis studi kasus ( case study ), dengan menggunakan data kualitatif (pendekatan kualitatif). Sukmadinata (2005: 12) mengemukakan ; “ Berdasarkan pendekatan, secara garis besar dibedakan menjadi dua macam penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif ”. Sejalan dengan yang dikemukakan Sukmadinata (2005: 18) bahwa dalam penelitian metode deskriptif, dapat pula menggunakan pendekatan kualitatif, yang memberikan penggambaran secara naratif kualitatif. Data dan temuan yang diperoleh selama proses penelitian akan dianalisa hingga menghasilkan simpulan dan asumsi berkaitan dengan masalah yang diteliti. Melalui metode ini, peneliti dapat secara terperinci menguraikan berbagai gejala dan fenomena yang ada, untuk kemudian menarik kesimpulan. Disarikan dari Alwasilah (2008: 104), karakteristik pendekatan kualitatif diantaranya adalah latar alamiah, manusia sebagai instrumen, metode-metode kualitatif, nara sumber ditentukan secara purposive, analisis data induktif, serta penyimpulan didasarkan pada temuan data di lapangan, sehingga peneliti melaporkan data dan informasi dari nara sumber maupun hasil pengamatan apa adanya, untuk kemudian dilakukan analisa terhadapnya. Mengenai
penelitian
metode
deskriptif,
mengemukakan :
63
Sukmadinata
(2005:
54)
64
Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada. Yang berlangsung pada saat ini, atau saat yang lampau.
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian studi kasus, karena penelitian ini mengambil tema realitas yang dipengaruhi gejala sosial di lingkungan tempat penelitian, yang dipandang sebagai objek yang layak untuk dikaji atau diteliti. Hal ini sejalan dengan keterangan yang bersumber dari Sukmadinata (2005: 64) : Studi kasus (case study) merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap suatu ‘kesatuan sistem’. Kesatuan sistem ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu. Studi kasus ialah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut.
Dengan demikian, peneliti berusaha mengungkap data dan informasi yang diharapkan pembahasannya akan semakin dalam dan berkembang dengan berdasar pada fakta empirik dalam lingkungan yang alamiah. Dalam penelitian ini diungkap sejumlah informasi yang dapat memperkaya teori dan khasanah pengetahuan
yang
berkaitan
dengan
kurikulum,
khususnya
prosedur
pengembangan kurikulum yang diberlakukan di Sekolah Alam Bandung sebagai sekolah non-konvensional. Alwasilah (2008: 92) mengungkapkan karakter penelitian kualitatif yang disarikan dari tabel karakteristik penelitian kuantitatif dan kualitatif, dimana dari aspek tujuan, penelitian kualitatif berfungsi untuk “ pemahaman, deskripsi, temuan, dan pemunculan hipotesis ”.
65
Maka peneliti berasumsi bahwa penelitian terhadap kurikulum lebih tepat dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang dapat mengungkap informasi dan temuan-temuan yang dapat terus diperdalam dan dikembangkan. Metode dan pendekatan seperti diuraikan di atas ditempuh karena titik beratnya pada proses pengkajian untuk memahami, mendeskripsikan, dan memunculkan temuan serta asumsi dan teori yang berkaitan dengan prosedur pengembangan kurikulum yang diterapkan dalam sebuah institusi pendidikan. B. Lokasi dan Nara Sumber Penelitian ini dilakukan di Sekolah Alam Bandung (SAB) yang berlokasi di Jl. Dago Pojok Tanggulan Cikalapa II No. 4, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong. Lokasi ini dipilih karena Sekolah Alam Bandung (SAB) dinilai telah menjadi salah satu model dari sekolah non-konvensional yang berbasis alam, serta memiliki pendekatan dalam pengembangan kurikulum yang mandiri sebagai implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku di Indonesia. Sekolah Alam Bandung juga menjadi institusi yang seringkali dijadikan lokasi untuk kegiatan studi banding, hal ini menjadikan Sekolah Alam Bandung cukup menjadi sorotan dan memiliki pengaruh yang besar sebagai model bagi sekolah berbasis alam. Sugiyono (2007: 298) menyebutkan bahwa “ Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian “. Dalam penelitian ini, penentuan nara sumber dilakukan setelah peneliti terjun pada lingkungan objek penelitiannya. Seperti yang diungkapkan Lincoln & Guba (1985) dalam Sugiyono
66
(2007: 301) bahwa “ Sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum, bukan untuk digeneralisasikan.”. Peneliti menempatkan orang-orang yang memahami dan terlibat langsung dalam lingkungan penelitian sebagai nara sumber, atau yang memiliki otoritas untuk memberikan informasi dan mengarahkan personal lain agar dapat memberikan keterangan dan data yang dibutuhkan. Dengan demikian, penentuan nara sumber pada penelitian ini dilakukan secara purposive, dimana pemilihan nara sumber berdasarkan pertimbangan-pertimbangan subjektif peneliti ( Sandjaja dan Heriyanto, 2006: 182). Adapun subjek ataupun pihak-pihak yang bertindak sebagai nara sumber dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut : 1.
Ketua Yayasan Sekolah Alam Bandung ( Eko Kurnianto, S.T.)
2.
Kepala Sekolah Alam Bandung ( Teddy Sunandar, S.Pt)
3.
Koordinator tim kurikulum Sekolah Alam Bandung ( Kodiron, S.Si.)
4.
Guru kelas 4A merangkap staf tim kurikulum ( Sholeh, S.Pd.)
Peneliti tidak menempatkan siswa maupun pihak lainnya sebagai informan, karena penelitian bertujuan untuk menelaah konsep mengenai model kurikulum Tematik Spider Web dan aspek-aspek tertentu dalam proses pengembangannya, tanpa mengidentifikasi sejauh mana keberhasilan atau efektiftas model tersebut terhadap prestasi belajar siswa, maupun persepsi siswa terhadapnya. Oleh karena itu, pihak-pihak yang dipandang memahami seluk-beluk tema penelitian dijadikan sebagai nara sumber dalam penelitian ini.
67
C. Definisi Operasional 1. Model Model dalam konteks penelitian ini bermakna pendekatan maupun bentuk (form), yang dicetuskan dari hasil studi dan penjabaran terhadap teori-teori mengenai pengembangan kurikulum. 2.
Pengembangan Kurikulum Pengembangan kurikulum dalam penelitian ini bermakna suatu proses
yang dilakukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Sekolah Alam Bandung untuk merancang, menafsirkan, dan menerapkan sistem pembelajaran, sumber belajar, serta evaluasi, sehingga menjadi sistem yang mengatur penyelenggaraan pembelajaran di Sekolah Alam Bandung demi mencapai tujuan institusional yang telah ditetapkan. 3.
Kurikulum Sekolah Alam Bandung (SAB) Kurikulum Sekolah Alam Bandung adalah suatu sistem dan konsep yang
mengatur penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di Sekolah Alam Bandung, berisi tujuan institusional, sistem pembelajaran, sumber belajar, serta sistem evaluasi yang berlaku di Sekolah Alam Bandung dengan konsep tematik Spider Web yang diterapkan mulai jenjang Taman Kanak-kanak hingga kelas 4 Sekolah Dasar. D. Instrumen Penelitian Sugiyono (2007: 305) menjelaskan bahwa “ Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri”. Peneliti bertindak sebagai instrumen, dengan menggunakan alat bantu seperti tape-
68
recorder, video recorder, field notes, dll. (Sandjaja dan Heriyanto, 2006: 53). Oleh karena itu, peneliti sendirilah yang bertindak sebagai instrumen pengumpul data sekaligus menjadi penafsirnya. Disamping lembar catatan penelitian, dalam penelitian ini digunakan alat bantu elektronik untuk mengambil foto, rekaman suara, dan rekaman video. Dengan demikian, dalam penelitian ini bertindak sebagai instrumen utama adalah peneliti sendiri, yang bertindak sebagai pengumpul data dengan menggunakan sejumlah alat bantu, untuk kemudian menggali, mengidentifikasi, menganalisa, serta menyimpulkan data-data yang ditemukan selama proses penelitian berlangsung.
E. Tehnik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Keseluruhan tehnik tersebut dipandu dengan adanya pedoman observasi, wawancara, dan studi dokumentasi yang telah dikonsultasikan sebelumnya dengan pembimbing skripsi. Observasi dilakukan terhadap kegiatan yang terjadi di dalam lingkungan penelitian, proses belajar-mengajar, serta aktivitas lain yang relevan untuk diobservasi dan mendukung kebutuhan data dan informasi penelitian. Wawancara dilakukan terhadap nara sumber yang memenuhi kriteria dari peneliti, dan yang dipandang memiliki pemahaman terhadap objek penelitian dan aspek-aspek lain yang terlibat dalam penelitian. Studi dokumentasi menekankan pada catatan peristiwa baik tulisan, dokumen maupun arsip dalam bentuk lainnya. Sejumlah
69
tehnik pengumpulan data tersebut telah lumrah digunakan dalam desain penelitian studi kasus, karena bertujuan untuk mendapatkan dan mengungkap informasi yang maksimum. 1.
Observasi Jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi
partisipasif pasif. Partisipasi pasif ( passive participation ) menurut Susan Stainback (1988) dalam Sugiyono (2007: 312), berarti ; “The researcher is present at the scene of action but doesn’t interact or participate”, yang berarti ; peneliti hadir di tempat dimana gejala sosial terjadi, namun tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatannya. Peneliti dalam mengumpulkan data bertindak murni sebagai peneliti untuk mengamati dan mempelajari aspekaspek yang terkait dalam penelitian, seperti orang (pelaku), aktifitas, lingkungan, dan hubungan diantaranya. Dengan melakukan observasi, peneliti akan mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, dan dapat menemukan hal-hal yang biasanya tidak terungkap dalam wawancara. Sugiyono (2007: 314) menguraikan aspek-aspek dalam observasi : a. Place (tempat), b. Actor (Pelaku), c. Acivity (aktivitas/ kegiatan). Tiga elemen tersebut dapat diperluas, sehingga yang dapat kita amati adalah : 1) Ruang dalam aspek fisiknya (space), 2) Orang yang terlibat dalam situasi sosial (actor), 3) Seperangkat kegiatan yang dilakukan orang (activity). 4) Bendabenda yang terdapat di tempat itu (object), 5) perbuatan atau tindakan (act), 6) rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang (event), 7) urutan kegiatan
70
(time), 8) Tujuan yang ingin dicapai orang-orang (goal), 9) Emosi dan ekspresi orang-orang (feeling). Observasi pasif dilakukan karena peneliti menempatkan diri sepenuhnya sebagai subjek yang bertugas untuk meneliti. Disamping itu, segala kegiatan yang dilakukan di institusi tempat penelitian dilaksanakan, telah dikerjakan oleh orang-orang yang berkompeten dengan tugas yang telah terspesifikasi khusus, sehingga tidak memberikan peluang bagi peneliti untuk melibatkan diri lebih jauh melebihi kapasitas sebagai peneliti. 2.
Wawancara Wawancara diperlukan baik secara lisan maupun tulisan untuk
menghimpun data primer dari nara sumber, serta untuk menggali informasi dan keterangan yang telah didapatkan. Jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara lisan semi terstruktur. Wawancara tersebut dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi, serta keperluan sasaran informasi yang ingin didapatkan, dan dapat berkembang bahkan selama wawancara berlangsung, hal ini sejalan dengan pernyataan yang bersumber dari Alwasilah (2008: 195) “ … pertanyaan-pertanyaan itu senantiasa dilandaskan pada data lapangan. Tidaklah aneh, bila setiap tahapan interviu, ada modifikasi materi pertanyaan “. Penekanan teknis wawancara adalah pada substansi target informasi yang ingin diperoleh, sehingga tidak selalu menggunakan redaksi pertanyaan secara rigid, akan tetapi mengalir dan menyesuaikan dengan situasi yang ada.
71
Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan wawancara adalah sebagai berikut : a.
Menetapkan informasi yang diperlukan
b.
Menetapkan nara sumber yang akan diwawancara
c.
Melangsungkan wawancara
d.
Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
e.
Menyeleksi dan meringkas hasil wawancara
f.
Mengkonfirmasi kepada nara sumber
Setelah itu, peneliti akan menindak-lanjuti hasil wawancara yang telah diperoleh dengan menganalisanya secara lebih mendalam. 3.
Studi Dokumentasi Sugiyono (2007: 29) menyatakan, dokumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu, baik berbentuk tulisan, gambar, atau hasil karya dari seseorang. Dokumen dapat dijadikan bukti penunjang dalam penelitian, sehingga membuat hasil observasi maupun wawancara dapat lebih kredibel. Uraian Guba dan Lincoln (1981) yang dikutip Alwasilah (2008: 156) menerangkan ; “ Dokumen berperan sebagai sumber pelengkap dan pemerkaya bagi informasi yang diperoleh lewat interview atau observasi ”. Selain itu, studi dokumen juga dapat digunakan untuk memperoleh data dan informasi baru untuk kemudian dianalisa dan dikonfirmasi melalui observasi maupun wawancara.
72
Studi dokumentasi pada penelitian ini dilakukan terhadap dokumendokumen yang disebut lesson plan, weekly plan, handbook Sekolah Alam Bandung, dan dokumentasi yang termuat dalam situs Sekolah Alam Bandung. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan adalah dengan cara menganalisa temuan serta data yang didapat di lapangan, menyusunnya secara sistematis yang didapat dari wawancara, catatan lapangan ( termasuk hasil observasi ), dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori sesuai dengan poin-poin rumusan masalah penelitian, memilih data dan informasi yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan. Analisis data bersifat induktif, data yang diperoleh dikembangkan pola hubungannya atau berkembang menjadi asumsi dan hipotesis. Jenis analisis data yang digunakan adalah model analisis Miles and Huberman dengan langkah-langkah ; 1. Pengumpulan data, 2. Reduksi Data, 3. Display Data, 4. Kesimpulan/ verifikasi. Berikut ini ilustrasi analisis data model Miles and Huberman (Sugiyono, 2007: 339) :
Bagan 3.1 Analisis Data Model Miles & Huberman.
73
Data yang telah dikumpulkan dengan tehnik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi kemudian menempuh tahap reduksi. Menurut Sugiyono (2007: 338), maksud dari reduksi data adalah “ Merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang data yang tidak perlu ”. Kemudian setelah itu, dilakukan display data (penyajian data), berdasarkan keterangan Sugiyono (2007: 341), “ Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya”. Sementara itu, Sukmadinata ( 2005: 60 ) mengemukakan ; Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan- catatan. Mengenai tahap kesimpulan ( verivication ), “ Dapat berupa deskripsi atau gambaran objek yang sebelumnya masih remang-remang, sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.” (Sugiyono, 2007: 345).
Pembahasan dan analisa data dalam penelitian ini
diuraikan secara deskriptif dan naratif, pada bagian tertentu yang menerangkan suatu rangkaian proses disajikan dalam bentuk bagan alur. Model Miles & Huberman digunakan karena peneliti tidak melakukan observasi secara partisipatif (contohnya seperti pada model analisa Spradley), serta model ini dinilai oleh peneliti lebih sederhana dan lebih teliti, karena reduksi data, display data, serta verifikasi dilakukan berbarengan dengan proses pengumpulan data, dan tidak ditempatkan di akhir penelitian.
74
G. Uji Keabsahan Data Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2007: 367), diantaranya meliputi uji credibility (validitas internal), transferablility (validitas eksternal), dan dependability (reliabilitas). Adapun uji confirmability (objektifitas) dilakukan bersamaan dengan uji dependabilitiy, seperti dikemukakan Sugiyono (2007: 377) ; “ Uji confirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan, adapun uji confirmability berarti menguji hasil penelitian, dengan proses di lapangan ”. Pengujian keabsahan data pada penelitian kualitatif menitikberatkan pada validitas internal (kredibilitas data). Uji kredibilitas data dilakukan dengan cara member check.. “Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. … apabila data yang ditemukan disepakati oleh para nara sumber berarti data tersebut valid.” (Sugiyono, 2007: 375). Adapun teknis member check, dilakukan melalui penanda-tanganan lembar member check oleh nara sumber yang dilibatkan dalam penelitian (terlampir). Penelitian
kualitatif
tidak
bertujuan
untuk
membuat
generalisasi
(generalization), tapi lebih pada daya alih/ keteralihan (transferability). Mengenai uji transferability, Sugiyono (2007: 377) mengutip Sanafiah Faisal (1990), yang menyatakan ; “ Bila pembaca laporan memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya, ‘semacam apa’ suatu hasil penelitian dapat diberlakukan, maka laporan tersebut memenuhi transferabilitas”. Oleh karena itu, dalam laporan penelitian ini pembahasan diuraikan secara rinci melalui deskripsi kental (thick description),
75
sehingga diupayakan dapat memberikan gambaran sejelas-jelasnya untuk mencapai derajat transferabilitas yang tinggi. Bersumber dari Alwasilah (2008: 187), Guba dan Lincoln (1985) lebih menyarankan untuk menggunakan istilah dependability. Uji dependability dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan audit terhadap keseluruhan proses penelitian, “ Jika peneliti tidak mempunyai dan tak dapat menunjukkan jejak aktifitas lapangannya, maka dependabilitas penelitiannya patut diragukan.” (Sugiyono, 2007: 377). Uji dependability dilakukan oleh peneliti dengan menunjukkan bukti-bukti penelitian seperti member check, hasil wawancara, surat-surat dan dokumen penelitian, dll. yang dapat menunjukkan bukti bahwa peneliti telah benar-benar melaksanakan penelitian. Uji dependability dilakukan oleh pembimbing skripsi yang juga bertugas sebagai auditor dalam penelitian ini. H. Prosedur Penelitian Adapun prosedur yang ditempuh untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Melakukan penjajagan lapangan dengan melakukan observasi awal
2.
Seleksi tema penelitian berdasarkan observasi awal
3.
Penyusunan proposal penelitian
4.
Bimbingan tahap awal dengan dosen pembimbing
5.
Menyusun instrumen penelitian berdasarkan pada kisi-kisi yang telah dibuat.
6.
Mempersiapkan perijinan penelitian
7.
Melakukan observasi, wawancara, studi dokumentasi.
76
8.
Melakukan uji keabsahan data
9.
Mengolah data hasil penelitian di lapangan
10. Menganalisa data yang telah diperoleh 11. Membuat penafsiran dan kesimpulan hasil penelitian.
Bagan 3.2 Prosedur Penelitian