51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Nazir (1986) dalam Husain (2013: 159) pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang beroriantasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah karena orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan di laboratorium melainkan harus terjun di lapangan. Oleh sebab itu, penelitian semacam ini disebut dengan field study. Menurut Sugiono (2010: 1) Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbal, tekhnik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi. Lebih lanjut menurut Denzin dan Lincold
(1994) dalam Maleong
(2012: 5) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
51
52
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian alamiah yang bertujuan untuk memahami suatu
fenomena
dalam
konteks
sosial
secara
alamiah
dengan
mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dan fenomena yang diteliti. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi, karena terkait langsung dengan gejala-gejala yang muncul di sekitar lingkungan manusia terorganisir dalam satuan pendidikan formal. Menurut Orleans (1981) dalam Wirawan (2012: 135) fenomenologi tidak pernah berusaha mencari pendapat dari informan apakah hal ini benar atau salah, akan tetapi fenomenologi berusaha akan mereduksi kesadaran informan dalam memahami fenomena itu. Begitu juga dalam memahami persepsi masyarakat dalam hal ini masyarakat kampus civitas akademika Universitas Negeri Gorontalo terhadap perbankan syariah. Tidak hanya melihat apa yang tampak dipermukaan, akan tetapi lebih kepada pemahaman masyarakat kampus civitas akademika Universitas Negeri Gorontalo terhadap perbankan syariah, baik itu mengenai pelayanannya, kemudahan untuk memperoleh pendanaan maupun mengenai produkproduk yang di tawarkan oleh pihak perbankan syariah. Tentulah sejalan dengan pendapatnya Orleans (1981) tentang fenomenologi sebelumnya, dalam penelitian ini peneliti juga tidak akan berusaha mencari pendapat informan apakah itu benar atau salah tetapi peneliti berusaha akan mereduksi kesadaran informan dalam memahami fenomena itu. Hal ini
53
sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh Mar’at (1981) dalam Dewi (2010: 14) persepsi pada hakikatnya adalahsuatu proses pengamatan seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya. Selanjutnya
dalam
penelitian
ini
menggunakan
paradigma
interpretatif, menurut Morissan (2009) paradigma interpretatif merupakan paradigma yang dilakukan dengan menginterprestasikan karya seni berdasarkan sudut pandang pengamat, baik dari kesamaan pengalaman, unsur estetis, dan pengetahuan yang dimiliki oleh pengamat. Lebih lanjut Menurut Burel dan Morgan (1993) seperti yang dikutip dalam Sopanah (2012) bahwa paradigma interpretatif mempunyai pendirian yang sama dengan kaum fungsionalis tetapi lebih subjektif. Memahami kenyataan sosial apa adanya, kesadaran terlibat, kenyataan sosial dibentuk oleh kesadaran dan tindakan seseorang mencari makna dibalik sesuatu. Para penganut paradigma interpretif lebih menekankan aspek partisipan dari pada aspek pengamat. Tetapi penganut paradigma ini tetap menekankan pada aspek regularitas karena adanya asumsi bahwa masyarakat merupakan suatu entitas yang bersatu dan teratur. Berdasarkan pendapat di atas maka peneliti menggunakan pendekatan
interpretatif.
Disamping
itu
pertimbangan
peneliti
menggunakan pendekatan interpretatif karena kajian yang diteliti menyangkut dimensi kemanusiaan atau lebih pada sisi subyektifitasnya sehingga paradigma yang tepat adalah paradigma Interpretatif.
54
3.2. Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti merupakan unsur penting dalam penelitian ini. Peneliti sebagai perencana, yang melaksanakan pengumpulan data dan informasi, menganalisis dan pada akhirnya melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti wajib hadir dan terjun langsung di lokasi penelitian karena peneliti merupakan istrumen utama dalam pengumpulan data dan informasi. Dalam penelitian ini peran peneliti sebagai pengamat partisipan, selain itu juga kehadiran peneliti diketahui statusnya. Dengan demikian peneliti selalu berusaha menghindari pengaruh subyektif dan menjaga lingkungan tetap alamiah agar proses penelitian berjalan lancar sesuai yang diharapkan. 3.3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Negeri Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo yang beralamatkan di Jl. Jendral Sudirma No. 6 ini merupakan perguruan tinggi di lingkungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di bawah pembinaan Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi yang berkedudukan di Provinsi Gorontalo. Beberapa alasan penulis melakukan penelitian di Universitas Negeri Gorontalo yakni: 1) Belum ada mahasiswa yang melakukan penelitian tentang persepsi Perbankan
Syariah yang
mengambil
Universitas Negeri Gorontalo.
subyek
penelitiannya
di
55
2) Universitas Negeri Gorontalo merupakan tempat dimana peneliti menuntut ilmu, sehingga dalam proses berinteraksi dengan calon informan bisa dengan mudah dilakukan. 3) Pemilihan masyarakat kampus civitas akademika Universitas Negeri Gorontalo sebagai obyek penelitian dilatar belakangi kenyataan bahwa kampus Universitas Negeri Gorontalo sebagai gudangnya kaum intelektual yang antara lain bercirikan terbuka terhadap informasi dan hal-hal baru serta realistis dalam menentukan suatu pilihan. 3.4. Sumber data Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh di lapangan melalui wawancara langsung dengan informan terpilih dan dilengkapi dengan pedoman wawancara proses wawancara direkam menggunakan alat bantu seperti handphone dan ipad, peneliti juga menggunakan alat bantu buku catatan dan alat tulis untuk membantu pencatatan, data primer berikutnya adalah dokumentasi dan observasi. Selanjutnya adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari berbagai dinas/instansi seperti tekhnis perbankan dankantor Biro Pusat Statistik,yang relevan dengan kebutuhan dan analisis data. Menurut Bungin (2012: 53) Penelitian Kualitatif tidak bermaksud untuk menggambarkan karakteristik populasi atau menarik generalisasi untuk menggambarkan yang berlaku bagi suatu populasi, melainkan lebih terfokus kepada respresentasi terhadap fenomena social. Dari tujuan
56
penelitian kualitatif tersebut, maka dalam prosedur sampling yang terpenting bagaimana menentukan informan kunci (key informan). Tekhnik yang digunakan menentukan informan dalam penelitian ini ada dua yaitu purpose sampling dan snowball sampling. Menurut Sugiono (2012: 392), purpose sampling adalah tekhnik penentuan informan dengan pertimbangan tertentu. Sedangkan snowball sampling adalah tekhnik pengambilan informan sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Dalam hal ini pertimbangan peneliti menentukan informan dalam penelitian ini ada 2 kriteria, antara lain: 1). Informan masih termasuk dalam ruang lingkup Civitas Akademika Universitas Negeri Gorontalo, baik itu dosen, mahasiswa atau staf tekhnisi, 2). Para Informan masih sementara atau pernah menjadi nasabah di bank syariah. Berdasarkan dari kedua kriteria informan ini peneliti yakin para informan mampu mengartikulasikan pengalaman dan pandangan mereka mengenai perbankan syariah di Gorontalo. 3.5. Prosedur Pengumpulan data Dalam
penelitian
ini
peneliti
menggunakan
tiga
prosedur
pengumpulan data yaitu: 1. Observasi Bentuk observasi yang peneliti lakukan adalah observasi partisipatif pasif dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut (Sugiono, 2010: 66).
57
2. Wawancara Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field research) melalui wawancara mendalam (IndepthInterview), yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab kepada informan untuk mendapatkan data yang diperlukan. 3. Dokumentasi Pengumpulan data bentuk dokumentasi dalam penelitian ini adalah peneliti mendokumentasikan baik itu foto profil dari informan kemudian kartu identitas, dari pendokumentasian kedua hal tersebut adalah bisa digunakan sebagai bukti bahwa informan benar-benar merupakan masyarakat kampus civitas akademika Universitas Negeri Gorontalo, selain itu juga sebagai bukti bahwa peneliti benar-benar terjun langsung ke lapangan melakukan penelitian. Waktu yang diperlukan dalam pengumpulan data selama dua bulan yaitu bulan Februari dan Maret. 3.6. Analisis Data Analisis data kualitatif menurut Miles dan Hiberman (1984) dalam Sugiono (2010: 91),mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan consclusion drawing/verification.
58
Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut: 1. Tahap Reduksi data Tahap pertama adalah peneliti mengetik kembali hasil wawancara peneliti dengan informan guna untuk memudahkan mereduksi data, kemudian peneliti mengelompokan berdasarkan jenis variabel yang diteliti yaitu mengelompokan data yang masuk pada kategori persepsi terhadap keberadaan perbankan syariah, persepsi tentang produk dan jasa bank syariah, dan juga persepsi tentang potensi pengembangan bank syariah,data yang sudah terpisah kemudian direduksi data atau membuang data yang tidak penting. 2. Tahap Display Tahap kedua adalah data yang sudah dikelompokan ditentukan temanya dimana tema merupakan keseluruhan informasi tentang fenomena sosial yang disimpulkan peneliti setelah mendalami data di lapangan. Berikutnya tema yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya dikaitkan dengan masalah penelitian dan teori yang relevan. 3. Tahap consclusion drawing/verification. Hasil interpretasi dituangkan dalam hasil penelitian.tahap terakhir adalah pengecekan keabsahan data.
59
3.7. Pengecekan Keabsahan Data Pengecekan keabsahan data dalam penelitian sangatlah penting karena dengan pengecekan keabsahan data dapat mengurangi kesalahan dalam proses penelitian berikutnya agar data yang dihasilkan dapat dipercaya
dan
dapat
dipertanggungjawabkan.
Untuk
mengadakan
pengecekan terhadap keabsahan data dilakukan hal-hal seperti: 1. Perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan Perpanjangan
kehadiran
peneliti
dalam
peneliti
ini
hanya
memfokuskan pada pengecekan kembali data yang telah diperoleh sebelumnya dilapangan apakah data yang didapat di lapangan tersebut sudah benar-benar kredibel atau tidak seperti yang dijelaskan oleh Sugiono (2010:123). Dalam perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh, apakah data yang diperoleh itu setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, berubah atau tidak, bila setelah dicek kembali dilapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan peneliti di lapangan dapat diakhiri. 2. Meningkatkan ketekunan Meningkatkan ketekuan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memeriksa kembali isi tulisan dalam penelitian yang telah dikerjakan apakah terdapat kesalahan atau tidak, masih ada data yang kurang atau tidak. Menurut Sugiono (2010: 124), meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengalaman secara lebih cermat dan berkesinambungan.
60
Dengan cara tersebut data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. 3.8. Tahap-Tahap Penelitian Pada tahap penelitian ini akan dijelaskan proses pelaksanaan penelitian mulai dari awal pencarian masalah yang akan diangkat dalam penelitian sampai pada akhir penulisan laporan. Berikut penjelasannya: Tahap pertama adalah peneliti mencari sebuah masalah yang akan diangkat dalam penelitian, setelah menemukan masalah yang cocok untuk diteliti maka peneliti kemudian mencari subyek penelitian yang
akan
dijadikan tempat untuk peneliti melakukan penelitian. Tahap kedua adalah peneliti berkonsultasi dengan pembimbing 1 dan pembimbing 2 mengenai masalah yang akan diangkat oleh peneliti dalam penelitian nanti, maksud dan tujuan dari peneliti berkonsultasi dengan pembimbing untuk mendaptkan masukan atau arahan sekaligus persetujuan dari pembimbing apakah judul penelitian yang akan diangkat oleh peneliti ini dilanjutkan atau tidak. Setelah mendapatkan persetujuan dari pembimbing 1 dan pembimbing 2, kemudian peneliti menyusun proposal penelitian dengan diawali studi pendahuluan terhadap subyek yang akan diteliti yaitu masyarakat kampus civitas akademik Universitas Negeri Gorontalo, pada tahap ini juga peneliti terjun langsung di lapangan untuk mencari data yang relevan untuk memperkuat studi pendahuluan, yakni peneliti mencari data dibeberapa instansi seputar data yang diperlukan, yakni dengan tahap pencarian data di Kantor Bank Indonesia
61
Perwakilan Gorontalo dan Kanwil Kementrian Agama Provinsi Gorontalo. Setelah mendapatkan data atau informasi yang relevan kemudian peneliti menyusun kembali studi pendahulan, setelah selesai menyusun studi pendahuluan kemudian peneliti berkonsultasi lagi dengan pembimbing 1 dan pembimbing 2 untuk mendapatkan arahan yakni desain penelitian apa yang cocok untuk peneliti gunakan, apakah metode kuantitatif atau atau kualitatif. Tahap ketiga adalah pengembangan desain penelitian, pada tahap ini peneliti menentukan instrumen penelitian untuk pengumpulan data yang sesuai dengan metode yang digunakan peneliti dalam penelitian, dalam hal ini meneliti menggunakan metode kualitatif. Pada tahap ini peneliti menggunakan instrumen pengumpulan data trianggulasi yaitu penggabungan antara pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Tahap keempat tahap penelitian sebenarnya, pada tahap ini peneliti menggunakan metode dan prosedur penelitian yang akan dijelaskan pada bab hasil penelitian. Pada tahap ini juga peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun berdasarkan dimensi kebermaknaan hidup sesuai
dengan
permasalahan
yang
dihadapi
informan.
Pedoman
wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan mendasar yang nantinya akan berkembang dalam wawancara. Pedoman wawancara yang telah disusun ditunjukan kepada yang lebih ahli dalam hal ini adalah pembimbing penelitian untuk mendapat masukan mengenai isi pedoman
62
wawancara. Pada tahapan ini juga peneliti mencari informan yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Untuk itu sebelum wawancara dilaksanakan peneliti bertanya kepada informan tentang kesiapannya untuk diwawancarai. Setelah informan bersedia untuk diwawancarai, peneliti membuat kesepakatan dengan informan tersebut mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara. Tahap kelima adalah penulisan laporan, dalam hal ini peneliti menyusun hasil atau data yang diperoleh di lapangan menjadi skripsi.