35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Paradigma Penelitian Paradigma
kualitatif
ini
merupakan
paradigma
penelitian
yang
menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistis, kompleks, dan rinci. Penelitian yang menggunakan pendekatan induksi yang mempunyai tujuan penyusunan konstruksi teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta merupakan penelitian yang menggunakan paradigma kualitatif. Paradigma ini disebut juga dengan pendekatan konstruktifis, naturalistik atau interpretatif .
Penelitian kualitatif adalah satu model penelitian humanistik, yang menempatkan manusia sebagai subyek utama dalam peristiwa sosial/budaya. Jenis penelitian ini berlandaskan pada filsafat fenomenologis dari Edmund Husserl (1859-1928) dan kemudian dikembangkan oleh Max Weber (1864-1920) ke dalam sosiologi. Sifat humanis dari aliran pemikiran ini terlihat dari pandangan tentang posisi manusia sebagai penentu utama perilaku individu dan gejala sosial. Dalam pandangan Weber, tingkah laku manusia yang tampak merupakan konsekwensi-konsekwensi dari sejumlah pandangan atau doktrin yang hidup di kepala manusia pelakunya. Jadi, ada sejumlah pengertian, batasan-batasan, atau kompleksitas makna yang hidup di kepala manusia pelaku, yang membentuk tingkah laku yang terkspresi secara eksplisit.
35
36
Paradigma kualitatif meyakini bahwa di dalam masyarakat terdapat keteraturan. Keteraturan itu terbentuk secara natural, karena itu tugas peneliti adalah menemukan keteraturan itu, bukan menciptakan atau membuat sendiri batasan-batasannya berdasarkan teori yang ada. Atas dasar itu, pada hakikatnya penelitian kualitatif adalah satu kegiatan sistematis untuk menemukan teori dari kancah – bukan untuk menguji teori atau hipotesis. Karenanya, secara epistemologis, paradigma kualitatif tetap mengakui fakta empiris sebagai sumber pengetahuan tetapi tidak menggunakan teori yang ada sebagai bahan dasar untuk melakukan verifikasi.
Dalam penelitian kualitatif, ‘proses’ penelitian merupakan sesuatu yang lebih penting dibanding dengan ‘hasil’ yang diperoleh. Karena itu peneliti sebagai instrumen pengumpul data merupakan satu prinsip utama. Hanya dengan keterlibatan peneliti alam proses pengumpulan datalah hasil penelitian dapat dipertanggungjawakan.
3.2.
Metodologi penelitian Dalam peneltian ini penelti menggunakan metode penelitian Deskriptif
kualitatif. Metode ini digunakan karena peneliti ingin menggambarkan aktivitas Pembinaan Teritorial (Binter), salah satunya adalah kemmapuan komuniukasi sosial yang merupakan bagian dari strategi Public Relations di Kodim 0509/ Kab. Bekasi yang dapat digunakan dalam membentuk citra positif terhadap masyarakat.
37
Metode penelitan pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian dan data yang diperoleh akan mendapatkan hasil yang dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan megantiipasi masalah35.
Definisi penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bemaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan, yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata dan bahasa yang untuk mneggambarkan tentang karakteristik (ciri-ciri) individu, situasi, atau kelompok tertentu36.
Karakteristik penelitian deskriptif kualitatif 37, yaitu ; 1. Penelitian dilakukan secara ilmiah, (sebagai lawan adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci. 2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. 3. Penelitian kulitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome. 4. Penelitian kuliatatif melakukan analisis data secara induktif. 5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)
35
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alpabeta,2005 Hal 2 Moleong,2005:6 37 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alpabeta,2005 Hal 9 36
38
Pada penelitian kulaitatif terdapat beberapa karakteristik penelitian
38
yaitu: 1. Penggunaan kata Pada penelitian kualitatif lebih difokuskan pada penggunaan kata di dalam penelitian dari pada penggunaan angka meskipun kadang-kadang angka digunakan untuk mengindikasi sebuah pemikiran yang ditemukan pada penelitian. 2. Keterkaitan peneliti Alat penelitian yang utama dalam penelitian kualitatif adalah orang yang meneliti penelitian tersebut yaitu yang sering disebut dengan peneliti, penelitilah yang langsung terkait dengan orang-orang yang akan terlibat dalam penelitian (nara sumber). Hal ini yang membedakan dari penelitian kuantitatif diamana peneliti berada jauh dari nara sumber karena dalam penelitian kuantitatif hanya berdasarkan pada cara penelitian seperti survey dan interview. 3. Pandangan nara sumber Dalam penelitian kulaitatif terjadi penggabungan beragam pandangan nara sumber yang akan ditampilkan dalam penelitian. Hal ini merupakan hak istimewa
dalam
subjektifitas
juga
merupakan
salah
satu
cara
menginterpretasikan data yang dipengaruhi oleh latar belakang peneliti serta keterkaitan hubungan dengan nara sumber.
38
Ruslan, Roesady. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005 Hal 5
39
4. Penelitian dalam cangkupan sempit Penelitian kualitatif memfokuskan pada pencarian data yang lebih dalam untuk memperoleh hasil penelitian yang mengandung banyak makna, lengkap. Oleh sebab itu nara sumber yang di gunakan hanya dalam jumlah kecil. 5. Fleksibel Meskipun peneliti memiliki topik dan agenda yang digunakan dalam penelitian, biasanya peneliti juga melakukan pencarian data yang terbaru yang didapat dari nara sumber yang dapat merubah keinginan dan pemahaman peneliti. 6. Mudah diproses Penelitian kualitatif jarang menggunakan data statistik untuk sebuah fenomena yang akan diteliti tetapi penelitiannya hanya banyak menggunkan data sebagai bahan untuk penelitian dan di dalam penelitian ini akan memungkinkan adanya perubahan pada saat terjadinya proeses penelitian. 7. Latarbelakang yang natural Dalam keseluruhan penelitian kualitatif lebih banyak menggunakan penelitian pada kehidupan sehari-hari seprti ditempat kerja dan di tempat perbelajaan. Hal ini memudahkan peneliti untuk mengobservasi aktivitas dan interkasi nara sumber. 8. Berfikir secara induktif kemudian deduktif
40
Dalam penelitian kualitatif penelitian diawali dengan pandanganpandangan secara induktif lalu kemudian melalui proses secara bertahap yang disuaikan dengan pandangan secara deduktif. Hal ini berarti bahwa ide yang diperoleh yaitu dari perolehan data dan analisis data yaitu dari perubahan dari induktif dari data yang spesifik menjadi data yang lebih umum. Kemudian data yang diperoleh di uji dan dikaitkan pada perolehan data secara deduktif.
3.3.
Narasumber Narasumber merupakan orang yang mampu memberikan informasi yang
berhubungan dengan penelitian atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti dan dapat membantu penulis dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan beberapa narasumber
berdasarkan atas keahlian, kopetensi, dan pemahaman dalam bidangnya yang terkait dengan objek peneltian dalam proses mengumpulkan data melalui wawancara dengan :
3.3.1. Komandan Kodim (DANDIM) 0509/ Kab. Bekasi.
1. Biodata a.
Nama
: Zainul Bahar
b. Pangkat/ Korp
: Letkol Inf/ 11950041040472
c.
: Nganjuk, 3 April 1972
Tempat/tgl lahir
d. Jabatan
: Komandan Kodim 0509/ Kab. Bekasi
41
e.
Agama
: Islam
f.
Pendidikan
: Akademi Militer Tahun 1995
g. Alamat
: Asrama Kodim 0509/ Kab. Bekasi.
2. Komandan Kodim 0509/ Kab. Bekasi bertanggung jawab dalam penyelenggaraan Pembinaan Teritorial (Binter) secara terus menerus di wilayah Kabupaten Bekasi, melakukan koordinasi dan memelihara hubungan kerja sama dengan masyarakat dan instansi terkait guna mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dalam mendukung citra KODIM 0509. Dandim 0509/ Kabupaten Bekasi juga bertanggung jawab dalam membuat perencanaan strategi yang akan digunakan dalam menyusun program - program Pembinaan Teritorial (Binter) di wilayah Kabupaten Bekasi. Peneliti memilih Komandan Kodim 0509/Kab. Bekasi sebagai narasumber karena dapat membantu penulis dalam memperoleh informasi mengenai berbagai kegiatan Pembinaan Teritorial (Binter) yang dilakukan Kodim 0509/ Kab. Bekasi kepada masyarakat yang dapat digunakan untuk membentuk citra positif TNI.
3.3.2. Kepala Staf Kodim (KASDIM) 0509/ Kab. Bekasi
1. Biodata a.
Nama
: Eko Pramono Arifin
b.
Pangkat/ Korp
: Mayor Inf/ 11990034250976
c.
Tempat/tgl lahir : Nganjuk, 25 September 1976
42
d.
Jabatan
: Kepala Staf Kodim 0509/ Kab. Bekasi
e.
Agama
: Islam
f.
Pendidikan
: Akademi Militer Tahun 1999
g.
Alamat
: Asrama Kodim 0509/ Kab. Bekasi
2. Sebagai Wakil dari Komandan Kodim (Dandim) yang bertugas memimpin, mengatur dan mengawasi segala kegiatan staf serta mengkoordinir kegiatan staf dalam menyusun rencana penyelenggaraan Pembinaan Teritorial (Binter).
Peneliti memilih Kepala Staf Kodim
(Kasdim) sebagai narasumber karena dapat membantu penulis dalam memperoleh informasi tentang proses penyelenggaraan Pembinaan Teritorial (Binter) yang dilakukan Kodim 0509/ Kab. Bekasi kepada masyarakat yang dapat digunakan untuk membentuk citra TNI.
3.3.3. Kepala Seksi Teritorial (KASITER) Kodim 0509/ Kab. Bekasi 1. Biodata a.
Nama
: Sarwono
b. Pangkat/ Korp
: Kapten Inf/ 542544
c.
: Wonosobo, 1 November 1962
Tempat/tgl lahir
d. Jabatan
: Kepala Seksi Teritorial Kodim 0509/ Kab. Bekasi
e.
Agama
: Islam
f.
Pendidikan
: Secapa reguler Tahun 2002
g. Alamat
: Asrama Kodim 0509/ Kab. Bekasi.
43
2. Merupakan Staf Komandan Kodim 0509/ Kabupaten Bekasi yang bertanggung jawab pada program teritorial di wilayah Kabupaten Bekasi. Peneliti memilih KASITER Kodim 0509/ Kab. Bekasi sebagai narasumber karena dapat membantu penulis dalam memberika berbagai data terkait kegiatan-kegiatan teritorial yang telah dan akan dilaksanakan Kodim 0509/ Kab Bekasi yang dapat digunakan untuk membentuk citra TNI khususnya dalam penyelenggaraan Binter di Kodim 0509 Kab. Bekasi.
3.3.4. Kepala badan Kesbangpolinmas Kabupaten Bekasi.
1. Biodata a.
Nama
b. Jabatan
: Ahmad Kosasih : Kaban Kesbangpolinmas Kab. Bekasi
2. Salah seorang pemuka masyarakat yang dapat memberikan feedback dari implentasi kebijakan strategi Public Relations yang ditetapkan demi membentuk citra positif pada KODIM 0509/ Kab. Bekasi.
3.3.5. Ketua Fraksi PAN DPRD Kabupaten Bekasi.
1. Biodata a.
Nama
: Jamil, S.Sos., SE.
b.
Tempat Tanggal lahir
: Bekasi, 29 Mei 1968
c.
Alamat
: Kampung Bulu, RT 04 Rw 03 No. 168
44
Desa Setiamekar Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. d.
Pekerjaan
: Anggota DPRD Kabupaten Bekasi
e.
Jabatan
: Ketua Fraksi PAN
2. Salah seorang tokoh masyarakat dalam kelembagaan legislatif di Kab. Bekasi yang dapat memberikan feedback dari implentasi kebijakan strategi Public Relations dalam membentuk citra positif pada Kodim 0509/ Kab. Bekasi.
3.3.6. Kepala Desa Mangun Jaya Kecamatan Tambun Selatan
1. Biodata a.
Nama
: H. Idi Rohidi
b.
Umur
: 54 tahun
c.
Agama
: Islam
d.
Alamat
: Kampung Siluman RT 02 RW 04 Desa Mangun Jaya Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
e.
Pekerjaan
: Kepala Desa Mangun Jaya Kecamatan Tambun Selatan
f.
Jabatan
: Kades periode 2014-2020
45
2. Salah seorang pemuka masyarakat yang dapat memberikan feedback dari implentasi kebijakan strategi Public Relations dalam membentuk citra positif pada Kodim 0509/ Kab. Bekasi.
3.4.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah dengan
meggunakan wawancara dan menggunakan jenis data primer dan data sekunder.
3.4.1 Data primer Definisi sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Peneliti memperoleh data primer yang diperlukan dengan melakukan tehnik pengumpulan data sebagai berikut39: 1. Wawancara Tehnik wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada orang-orang atau nara sumber yang berhubungan dengan penelitian ini. Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi sari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.
Wawancara secara
garis besar terbagi dua 40, yakni:
39 40
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alpabeta,2005 Hal 129 Mulyana, 2004: 180
46
a. Wawancara tak terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering disebut juga wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan wawancara terbuka (open-ended interview), wawancara etnografis. Metode ini mirip dengan percakapan informal dan bertujuan memperoleh bentuk-bentuk tertentu informasi dari semua responden, tetapi susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan ciri-ciri setiap responden. Motede ini bersifat luwes, susunan pertanyaannya dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara. b. Wawancara terstruktur. Wawancara
terstruktur
sering
juga
disebut
wawancara
baku
(standardized interview), yaitu susunan pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya (biasanya tertulis) dengan pilihan-pilihan jawaban yang sudah disediakan. Metode ini biasanya merupakan metode penelitian objektif,
survey misalnya,
yang jawabannya
dianalisis
secara
kuantitatif. 2. Observasi Berdasarkan penjelasan diatas maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara tak struktur karena dalam penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif dan pertanyaan yang akan ditanyakan akan dapat berubah berdasarkan data yang akan diterima. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu
47
pengamatan dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau prilaku objek sasaran (Fathoni 2006:104). Teknik observasi yang dipilih adalah Non Participant Observation. Peneliti melakukan pengamatan non partisipan ini melakukan observasi pengumpulan data dan informasi tanpa melibatkan diri secara langsung di lingkungan sosial tersebut. Cukup seorang peneliti duduk diruangan itu (dengan memperoleh izin) sambil memperhatikan Customer Service jam kerja sibuk melayani pelanggan. (Ruslan, 2003:36)
3.4.2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data primer yang diperoleh dari pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpul data primer atau pihak lain yang biasanya disajikan dalam betuk tabel atau diagram. Data sekunder mumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap ataupun untuk diproses lebih lanjut
41
. Data
sekunder dalam penelitian ini dapat diperoleh melalui : 1. Data-data dari KODIM 0509 2. Buku-buku yang relevan dengan penelitian 3. Internet Beberapa alat (tool) yang dipergunakan dalam memperoleh data-data dari KODIM 0509 itu sendiri, yaitu ;
41
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alpabeta,2005 Hal 17
48
1. Laporan Binter Bhakti TNI AD merupakan pelibatan dan pendayagunaan kemampuan TNI sebagai kekuatan pertahanan dalam menjalankan Binter untuk menunjang pertahanan negara tanpa mengabaikan program pembangunan nasional dengan pendekatan kesejahteraan atau lebih mengutamakan meningkatkan pembangunan masyarakat yang mengandung aspek pertahanan dengan kegiatan antara lain : membantu menyelenggarakan kegiatan kemanusiaan (civic mission), dan menangani masalah-masalah sosial dan kemanusiaan atas permintaan instansi terkait dan atau atas inisiatif sendiri yang dilaksanakan secara bersama-sama dengan instansi terkait dan masyarakat tanpa mengabaikan kesiapan satuan. 2. Media TNI AD a.
Website TNI AD www.tniad.mil.id merupakan media informasi dan komunikasi TNI AD dalam memberikan berbagai informasi berbagai kegiatan yang dilakukan oleh personel TNI AD di seluruh wilayah Indonesia yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat dan sebagai sarana komunikasi antara TNI dengan masyarakat.
b. Majalah Yudhagama merupakan media komunikasi internal TNI AD yang mengemban misi dalam meyebarluaskan kebijakan pimpinan TNI AD kepada seluruh prajurit dijajaran TNI AD, memberikan wadah untuk pemikiran-pemikiran yang konstruktif dalam pembinaan Angkatan Darat dan fungsi tehnis pembinaan satuan sesuai tugas pokok Angkatan Darat sebagai kekuatan pertahanan negara matra
49
darat, selain itu menyediakan sarana komunikasi untuk penjabaran kemanunggalan TNI-Rakyat.
3.5.
Definisi Konsep Penelitian ini berupaya melihat sejauh mana penerapan strategi Public
Relations dalam membentuk citra positif TNI AD melalui penyelenggaraan Pembinaan Teritorial di wilayah Kodim 0509/Kab. Bekasi.
3.5.1. Aktivitas Public Relations Aktivitas penyelenggaraan
Public
Relations
Pembinaan
Teritorial
Kodim
0509/kab.
meliputi
Bekasi
Perencanaan
dalam
Pembinaan
Terotorial (Binter) meliputi beberapa ruang lingkup yaitu: latar belakang, maksud dan tujuan, pokok - pokok penyelenggaraan, pelaksanaan program, administrasi, komando, komunikasi dan pengendalian, publikasi serta evaluasi.
3.5.2. Public Relations Public Relations adalah usaha untuk membangun dan memelihara komunikasi bersama antara organisasi dan publik, dengan melibatkan manajemen untuk mengetahui dan merespon opini publik serta membantu manajemen untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, berguna sebagai peringatan awal untuk membantu mengantisipasi tren dengan menggunakan komunikasi sebagai alat utama.
50
3.5.3. Citra Positif Citra positif adalah sesuatu yang abstrak (intangible) dan tidak dapat diukur dalam ukuran nominal tertentu. Citra mempunyai wujud yang dapat dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk, seperti tanggapan yang positif maupun negatif seperti sinis yang khususnya datang dari publik (mitra kerja) dan masyarakat pada umumnya.
3.5.4. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat TNI adalah alat negara dibidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara. Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
3.5.5. Komando Distrik Militer (Kodim) Komando Distrik Militer (Kodim) adalah komando pembinaan dan operasional
kewilayahan
TNI
AD
dibawah
Korem
yang
bertugas
menyelenggarakan pembinaan teritorial (Binter), pembinaan satuan dan perlawanan rakyat secara terus menerus diwilayahnya untuk menciptakan ketahanan wilayah dalam rangka mendukung tercapainya tugas pokok TNI.
51
3.5.6. Pembinaan Teritorial (Binter) Pembinaan Teritorial (Binter) merupakan kegiatan TNI AD dalam membina hubungan dengan segenap lapisan masyarakat sehingga tercipta kemanunggalan TNI – Rakyat untuk didayagunakan bagi kepentingan pertahanan negara.
3.6.
Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis yang
diperkenalkan oleh Miles and Huberman yang dikenal dengan sebutan model interaktif. Menurut Miles dan Huberman (1994) dalam Punch (2005: 197-199) tekniks analasis ini pada dasarnya terdiri dari tiga tahapan atau komponen yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing and verifying conclusion). 1. Reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung dan itu merupakan bagian dari analisis data dengan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak diperlukan Dalam proses reduksi, data dikelompokkan, di edit, disegmentasikan, dan diringkas untuk kemudahan, diolah sesuai tema-tema atau pola-pola tertentu dari data yang ada. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
52
2. Selanjutnya, dalam tahap penyajian, dilakukan proses pengorganisasian data, dimana data yang ada dikelompokkan dengan kelompok data yang lainnya, menjadi kesatuan data, yang kemudian disajikan dalam bentuk kalimat-kalimat deskriptif maupun naratif, guna menjelaskan temuan penelitian. 3. Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti – bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, di dukung oleh bukti – bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Gambar 5 Komponen Analisis Data Model Miles dan Huberman (1994)
Sumber: Punch (2005:197-199)
3.7.
Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data
53
Menurut Satori dan Komariah (2009: 64-167) yang dikutip mengatakan di dalam
penelitian
keterpercayaan
kualitatif
(credibility),
dinyatakan keteralihan
absah
apabila
(transferability),
memiliki
derajat
kebergantungan
(dependability) dan kepastian (confirmability). Adapun penjelasannya akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Keterpercayaan (credibility) Penelitian berangkata dari data, data adalah segala-galanya dalam penelitian. Oleh karena itu, data harus benar-benar valid. Ukuran validitas suatu penelitian terdapat pada alat untuk menjaring data, apakah sudah tepat
benar,
Keterpercayaan
sesuai
dan
mengukur
apa
yang
harus
(credibility) adalah ukuran kebenaran data
diukur. yang
dikumpulkan, yang menggambarkan kecocokan konsep penelitian dengan hasil penelitian. Keterpercayaan (credibility) data diperiksa melalui kelengkapan data yang menggambarkan kecocokan konsep penelitian dengan hasil penelitian. Keterpercayaan (credibility) data diperiksa melalui kelengkapan data yang diperoleh dari berbagai sumber. 2. Keteralihan (transferability) Uji terhadap ketepatan suatu penelitian kualitatif selain dilakukan pada internal penelitian juga pada keterpakaiannya oleh
eksternal.
Suatu
penelitian yang nilai transferabilitasnya tinggi senantiasa dicari orang lain untuk dirujuk, dicontoh, dipelajari lebih lanjut, untuk diterapkan tempat lain. oleh karena itu peneliti perlu membuat laporan yang baik agar terbaca dan memberikan informasi yang lengkap jelas, sistematis dan dapat
54
dipercaya. Bila pembaca mendapat gambaran yang jelas dari suatu hasil penelitian dapat dilakukan (transferability), maka hasil penelitian tersebut memenuhi standar transferabilitas. 3.
Kebergantungan (dependability) Kebergantungan disebut juga audit kebergantungan menunjukan bahwa penelitian memiliki sifat ketaatan dengan menunjukan konsitensi dan stabilitas data atau temuan yang dapat direflikasi. Pengujian ini dilakukan dengan mengaudit keseluruhan proses penelitian. kalau proses penelitian tidak dilakukan dilapangan dan datanya ada, maka penelitian tersebut tidak reliabel atau dependable.
Audit dilakukan oleh indepeden atau
pembimbing untuk mengaudit keseluruhan akitivitas peneliti dalam melakukan penelitian. Bagaimana peneliti menentukan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data dan membuat kesimpulan. Jika peneliti tidak mempunyai dan tidak dapat menunjukan aktivitas yang dilakukan dilapangan, maka dependabilitas penelitiannya patut diragukan. 4. Kepastian (confirmability) Kepastian atau audit kepastian yaitu bahwa data yang diperoleh dapat dilacak kebenarannya dan sumber informannya jelas. Uji confirmability hampir sama dengan uji dependabilitas, sehingga pengujian dapat dilakukan secara bersamaa. Uji confirmability berarti menguji berarti menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan,
55
maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability. Artinya, seorang peneliti melaporkan hasil penelitian karena ia telah melakukan serangkaian kegiatan penelitian di lapangan.
Dalam praktiknya konsep confirmability (kepastian data) dilakukan melalui pemeriksaan anggota, triangulasi, pengamatan ulang atas rekaman, pemeriksaan kembali, melihat kejadian yang sama di lokasi atau tempat kejadian sebagai bentuk konfirmasi. Berdasarkan uraian yang telah dikemukan di atas terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai kesimpulan bahwa signifikan penelitian kualitatif terdiri dari derajat keterpercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability) dan kepastian (confirmability).