BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih untuk menggunakan paradigma interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma interpretif merupakan paradigma yang memandang bahwa kebenaran, realitas atau kehidupan nyata tidak memiliki satu sisi, tetapi dapat memiliki banyak sisi, sehingga dapat dikaji dari berbagai sudut pandang34. Paradigma ini menolak adanya anggapan bahwa kebenaran atau pengetahuan yang telah ada harus selalu diverifikasi, sehingga kelak suatu kebenaran yang tunggal dapat tercapai dan terbangun. Paradigma ini memandang bahwa realita dunia ini terdiri dari banyak kebenaran yang saling terkait. Untuk mengungkapkan kebenaran-kebenaran tersebut dan keterkaitannya, manusia harus memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan atau menafsirkan setiap fenomena yang dapat ditangkap oleh inderawinya. Paradigma tersebut dipilih karena peneliti bermaksud mengggali sebanyak-banyaknya fakta dan realitas mengenai pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah plastik dan usaha-usaha yang telah dan akan terus dilakukan oleh berbagai pihak terutama oleh GIDKP untuk menggerakan masyarakat ke arah yang lebih baik. 34
VanWynsberghe, R., Carmichael J., & Khan, S. Conceptualizing sustainability: Simulating concrete possibilities in an imperfect world. Local Environment: The International Journal of Justice and Sustainability, 12(3). 2007. hal.279-294
48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
3.2 Metode Penelitian Pendekatan ilmiah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif sendiri menurut pendapat Bogdan dan Taylor35 diartikan sebagai sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara utuh.Sejalan dengan pendapat tersebut Kirk dan Miller36, mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Sementara itu metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Menurut Prof. Sugiyono37, studi kasus merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap program, kejadian, proses, aktivitas terhadap satu atau lebih orang. Studi kasus terikat oleh waktu dan aktivitas dan peneliti melakukan pengumpulan data dan dalam waktu yang berkesinambungan. Senada dengan itu Yin38 mendefinisikan studi kasus sebagai strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan “how” dan “why”, bila penelitian hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa
35
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2012. Hal.4 36 Ibid. Hal.4 37 Sugiyono. Metode Penelitian Kombinas (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. 2012. Hal.14 38 Robert K Yin. Studi Kasus Desain Dan Metode. Jakarta : Remaja Grafindo Persada. 2002. Hal.11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
yang akan diselidiki dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. Lebih jauh Yin membagi metode penelitian studi kasus menjadi beberapa jenis sesuai dengan objek penelitiannya, yang dapat dijelaskan melalui ilustrasi sebagai berikut :
Gambar 3.2 : Jenis-jenis Dasar Penelitian Studi Kasus (Sumber: Yin, 2009, hal 46)
Berdasarkan pembagian jenis-jenis penelitian studi kasus tersebut diatas maka penelitian mengenai strategi kampanye humas oleh GIDKP ini akan menggunakan varian metode studi kasus tunggal holistic. Penelitian studi kasus tunggal holistik (holistic single-case study) adalah penelitian yang menempatkan sebuah kasus sebagai fokus dari penelitian. Terdapat lima alasan mengapa sebuah penelitian studi kasus hanya menggunakan satu kasus, yaitu : a. Kasus yang dipilih mampu menjadi bukti dari teori yang telah dibangun dengan baik. Teori yang dibangun memiliki proposisi yang jelas, yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
sesuai dengan kasus tunggal yang dipilih sehingga dapat dipergunakan untuk membuktikan kebenarannya. b. Kasus yang dipilih merupakan kasus yang ekstrim atau unik. Kasus tersebut dapat berupa keadaan, kejadian, program atau kegiatan yang jarang terjadi, dan bahkan mungkin satu-satunya di dunia, sehingga layak untuk diteliti sebagai suatu kasus. c. Kasus yang dipilih merupakan kasus tipikal atau perwakilan dari kasus lain yang sama. Pada dasarnya, terdapat banyak kasus yang sama dengan kasus yang dipilih, tetapi dengan maksud untuk lebih menghemat waktu dan biaya, penelitian dapat dilakukan hanya pada satu kasus saja, yang dipandang mampu menjadi representatif dari kasus lainnya. d. Kasus dipilih karena merupakan kesempatan khusus bagi penelitinya. Kesempatan tersebut merupakan jalan yang memungkinkan peneliti untuk dapat meneliti kasus tersebut. Tanpa adanya kesempatan tersebut, peneliti mungkin tidak memiliki akses untuk melakukan penelitian terhadap kasus tersebut. e. Kasus dipilih karena bersifat longitudinal, yaitu terjadi dalam dua atau lebih pada waktu yang berlainan. Kasus yang demikian sangat tepat untuk penelitian yang dimaksudkan untuk membuktikan terjadinya perubahan pada suatu kasus akibat berjalannya waktu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
Penggunaan studi kasus tunggal holistic yang dipilih dikarenakan peneliti merasa bahwa kasus yang diangkat memenuhi kriteria poin b, c, dan d. Urgensi dari adanya kegiatan pengurangan limbah plastik membuat kampanye public relation yang dilakukan oleh GIDKP menjadi sebuah hal yang harus dilakukan, hal ini sejalan dengan kriteria pada poin b. Penelitipun dalam kesempatan ini memiliki akses untuk dapat melakukan penelitian pada organisasi non profit tersebut yang mana hal ini sesuai dengan criteria poin d.
3.3 Subyek Penelitian Subjek penelitian didefinisikan sebagai sumber yang memahami dan memiliki kompetensi atas informasi dari objek penelitian. Subjek penelitian juga kerap kali disebut sebagai informan. Informan adalah orang yang diwawancarai, dimintai informasi oleh pewawancara. Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian. Dalam wawancara mendalam peran informan tetap menjadi sentral, walaupun kadang informan berganti-ganti39. Pemilihan informan dalam penelitian ini didasarkan pada teknik purposive sampling. Hal ini bertujuan agar informan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan (kredibel) berkaitan dengan masalah yang diteliti, walaupun tidak mewakili keseluruhan populasi (representatif) dan mengingat bahwa penelitian
39
Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2007. Hal. 108-109.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
kualitatif tidak ada tujuan untuk melakukan generalisasi40. Purposive sampling sering juga disebut sebagai judgemental sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan penilaian (judgement) peneliti mengenai siapa-siapa yang pantas dan memenuhi persyaratan untuk dijadikan sampel. karenanya agar tidak sangat subjektif, peneliti harus memiliki latar belakang pengetahuan tertentu mengenai sampel yang dimaksud agar benar-benar bisa mendapatkan yang sesuai dengan persyaratan dan tujuan untuk penelitian dan data yang diperoleh menjadi akurat. Untuk studi kasus, jumlah informan dan individu yang dijadikan informan dipilih sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian. Orang yang dapat dijadikan informan adalah orang-orang yang memiliki pengalaman sesuai dengan penelitian, orang-orang dengan peran tertentu dan tentu saja mudah untuk diakses. Melalui metode kualitatif, kita dapat mengenal subjek secara pribadi dan melihat mereka mengembangkan defenisi mereka sendiri tentang dunia dan komunikasi. Mempertimbangkan hal tersebut diatas, maka subjek penelitian yang dipilih adalah sebagai berikut : 1. Tiza Mafira, selaku salah satu penggagas lahirnya perkumpulan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik yang juga aktif sebagai koordinator umum. 2. Rahyang Nusantara, selaku koordinator nasional dari perkumpulan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik.
40
Michael Quinn Patton. Qualitative Research and Evaluation Methods. Sage Publication: 2001. Hal. 234-235
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
3. Nadine Zamira, Selaku spoke person dari perkumpulan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik. Alasan memilih mereka menjadi informan (narsumber) karena mereka adalah orang-orang yang menguasai, mengerti benar terhadap kegiatan serta memiliki data-data informasi yang akurat dan faktual dari fenomena yang sedang dijadikan penelitian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini sumber data terbagi menjadi dua yaitu data premier dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan disesuaikan dengan klasifikasi sumber data, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
3.4.1 Pengumpulan Data Primer Menurut Bungin41 data primer adalah data yang diambil dari sumber pertama dimana sebuah data dihasilkan. Dengan demikian data primer juga dapat diartikan sebagai data yang diperoleh langsung dari obyek yang diteliti baik dari individu atau kelompok. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui dua metode sebagai berikut:
41
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Sosial Dan Ekonomi Format-format Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran. Jakarta: Pranada Media Group. 2013. Hal. 129
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
a) Wawancara Terfokus Wawancara dalam sebuah penelitian studi kasus merupakan sumber infomasi yang sangat penting. Menurut Robert K Yin42, terdapat beberapa jenis wawancara yang dapat dilakukan pada penelitian studi kasus diantaranya adalah wawancara terfokus. Wawancara tipe ini dilakukan dalam waktu yang relatih singkat namun tetap dapat bersifat open-ended dan mengasumsikan cara percakapan namun pewawancara tidak perlu mengikuti serangkaian pertanyaan tertentu yang diturunkan dari protokol studi kasusnya. b) Observasi Langsung Metode observasi penelitian yang digunakan adalah obervasi langsung tidak berstruktur. Yang dimaksud dengan observasi sendiri menurut Bungin43 adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung pada objek yang diobservasi. Dengan demikian observasi ini dapat pula diartikan sebagai sebuah metode pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan terhadap kenyataan yang terjadi atau fenomena yang diteliti. Observasi tidak berstruktur mengharuskan peneliti mampu secara pribadi mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek oleh karenanya peneliti 42
Robert K Yin. Studi Kasus Desain Dan Metode. Jakarta : Remaja Grafindo Persada. 2002. Hal.103 43 Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Sosial Dan Ekonomi Format-format Kuantitatif dan Kualitatif Untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran. Jakarta: Pranada Media Group. 2013. Hal. 128
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
diharapkan menguasai “ilmu” tentang objek secara umum yang hendak diamati.
3.4.2
Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder diartikan oleh Bungin44 sebagai data yang diperoleh
dari sumber kedua atau sumber sekunder. Data sekunder digunakan sebagai data pendukung dari data primer, diharapkan data ini dapat memberikan keterangan lebih jauh dari data primer dan atau sebagai pelengkap serta bahan pembanding. Data sekunder yang dalam penelitian ini diperoleh melalui dua metode sebagai berikut: a) Studi kepustakaan Penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang bersifat ilmiah dan sumber tertulis lainnya seperti jurnal dan buletin yang berkaitan dengan topik penelitian yaitu mengenai strategi kampanye public relations dan mengenai limbah plastik. b) Studi dokumentasi. Untuk pengumpulan data melalui studi dokumentasi peneliti berusaha melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek penelitian. . 44
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Sosial Dan Ekonomi Format-format Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran. Jakarta: Pranada Media Group. 2013. Hal. 128
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
3.5 Teknik Analisa Data Moleong mendefenisikan analisis data sebagai proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar dapat ditemukan tema dan dirumuskan hipotesis kerja45. Melalui pendekatan kualitatif, data yang diperoleh dari lapangan diambil kesimpulan yang bersifat khusus kepada yang bersifat umum kemudian disajikan dalam bentuk narasi. Menurut Bungin pada penelitian studi kasus analisa data yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Mengorganisir informasi. b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode. c. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya. d. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori. e. Selanjutnya
peneliti
melakukan
interpretasi
dan
mengembangkan
generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain. f. Menyajikan secara naratif
45
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2000. Hal.103
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Pemeriksaan keabasahan data dalam penelitian ini menggunakan tekhnik triangulasi. Triangulasi data dapat dilakukan dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda ataupun memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi sebagai salah satu cara paling penting dan mudah dalam uji keabsahan hasil penelitian adalah dengan melakukan triangulasi peneliti, metode, teori dan sumber data. Peneliti memilih menggunakan triangulasi metode dan sumber data. Triangulasi dengan model ini dipilih karena sifat penelitian kualitatif yang dinamis yang menggunakan lebih dari satu metode pengumpulan data. Moleong46 menyebutkan triangulasi sumber dapat dilakukan melalui lima tahapan yaitu : 1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, 2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, 3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, 4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan
menengah
atau
tinggi,
orang
berada,
orang
pemerintahan,
46
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2013. Hal.331
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Sementara pada triangulasi dengan metode, menurut Patton dalam Moleong47 terdapat dua strategi yang digunakan, yaitu : 1) Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa tekhnik pengumpulan data dan, 2) Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
47
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2013. Hal.331
http://digilib.mercubuana.ac.id/