BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat Penelitian Populasi dalam penelitian ini terdiri dari seluruh Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia. Berdasarkan data statistik yang dihimpun oleh Bank Indonesia per Oktober 2009 terdapat 6 Bank Umum Syariah yang telah beroperasi. Untuk sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 Bank Umum Syariah, yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI). Ketiga bank tersebut dinilai memenuhi kriteria sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
B. Desain Penelitian Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda dan menemukan hubungan sebab-akibatnya (Marzuki, 1999:122). Sementara itu, menurut Kerlinger (dikutip Emzir, 2010:119) penelitian kausal komparatif (causal comparative research) yang disebut juga penelitian ex post facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis di mana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena keberadaan dari variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi.
39
40
Berdasarkan pengertian diatas, sebagian ahli menyebutkan ex post facto (bahasa latin „setelah fakta‟) karena peneliti tidak memulai prosesnya dari awal, melainkan langsung melihat hasilnya. Dari hasil yang diperoleh tersebut peneliti mencoba mencari sebab-sebab terjadinya peristiwa itu (Subana dan Sudrajat, 2009:42). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki
kemungkinan
hubungan
sebab-akibat
berdasarkan
atas
pengamatan terhadap akibat yang ada, dan mencari kembali fakta yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
C. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulankesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis mrupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Ho1
: Tidak ada pengaruh negatif antara Rasio CAR terhadap praktik manajemen laba di Bank Umum Syariah
Ha1
: Ada pengaruh negatif antara Rasio CAR terhadap praktik manajemen laba di Bank Umum Syariah
Ho2
: Tidak ada pengaruh negatif antara Rasio RORA terhadap praktik manajemen laba di Bank Umum Syariah
Ha2
: Ada pengaruh negatif antara Rasio RORA terhadap praktik manajemen laba di Bank Umum Syariah
41
Ho3
: Tidak ada pengaruh negatif antara Rasio NPM terhadap praktik manajemen laba di Bank Umum Syariah
Ha3
: Ada pengaruh negatif antara Rasio NPM terhadap praktik manajemen laba di Bank Umum Syariah
Ho4
: Tidak ada pengaruh negatif antara Rasio ROA terhadap praktik manajemen laba di Bank Umum Syariah
Ha4
: Ada pengaruh negatif antara Rasio ROA terhadap praktik manajemen laba di Bank Umum Syariah
Ho5
: Tidak ada pengaruh negatif antara Rasio FDR terhadap praktik manajemen laba di Bank Umum Syariah
Ha5
: Ada pengaruh negatif antara Rasio FDR terhadap praktik manajemen laba diBank Umum Syariah
D. Variabel dan Skala Pengukuran Variabel adalah apapun yang dapat membedakan, membawa variasi pada nilai (Sekaran, 2006). Secara garis besar, dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel dependen dan variabel independen. 1. Variabel Independen Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang membantu menjelaskan varians dalam variabel terikat (Sekaran, 2006). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian Zahara dan Veronica (2009) yaitu rasio CAMEL. Rasio CAMEL terdiri dari :
42
1. Capital (permodalan) Rasio CAR digunakan untuk mengukur Capital dengan menggunakan perhitungan skala rasio: CAR =
Total Ekuitas Total Asset
x 100%
2. Asset Quality Rasio RORA digunakan untuk mengukur Asset Quality dengan menggunakan perhitungan skala rasio: RORA =
Laba Sebelum Pajak Asset Produktif
x 100%
dimana aset produktif adalah semua aset baik dalam rupiah maupun valuta asing yang dimiliki bank syariah untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya; 3. Management Rasio NPM digunakan untuk mengukur kemampuan manajerial dengan menggunakan perhitungan skala rasio: NPM =
Laba Operasi Pendapatan
x 100%
4. Earnings Rasio
ROA
digunakan
untuk
mengukur
Earnings
menggunakan perhitungan skala rasio: ROA =
Laba Sebelum Pajak Total Asset
x 100%
dengan
43
5. Liquidity Rasio
FDR
digunakan
untuk
mengukur
Liquidity
dengan
menggunakan perhitungan skala rasio: FDR =
Jumlah Pembiayaan Jumlah Dana Pihak Ketiga
x 100%
dimana dana pihak ketiga (dana masyarakat) merupakan dana yang dihimpun oleh bank melalui produk-produk simpanan antara lain giro, deposito, tabungan dan pemberian jasa bank (Bastian dan Suhardjono, 2006).
2. Variabel Dependen Variabel dependen atau biasa disebut variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba (earnings management). Variabel Dependen: Manajemen laba dapat diukur melalui akrual diskresioner yang dihitung dengan menselisihkan total akrual dengan akrual nondiskresioner. Atau dapat dikatakan total akrual merupakan
jumlah
antara
akrual
diskresioner
nondiskresioner, sesuai dengan definisinya maka : TAit = ANDit + ADit
dengan
akrual
44
Dimana: TAit adalah total akrual, ANDit adalah akrual non kelolaan dan ADit adalah akrual kelolaan. Akrual diskresioner adalah suatu cara untuk mengurangi atau menyatakan pelaporan laba yang sulit dideteksi melalui manipulasi kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan akrual, misalnya dengan cara menaikkan biaya depresiasi (Listyani, 2007). Manajemen laba dalam penelitian ini diproksikan melalui akrual diskresioner yang dideteksi dengan model Healy (1985) dan Jones (1991) seperti yang digunakan dalam penelitian Zahara dan Veronica (2009). Model tersebut dirumuskan sebagai berikut : TAit = (∆PMADit +∆BDDit +∆UMPit –∆BYDit –∆UPit –BAPit –Depit)/(Ait-1)
Dimana: TAit
= total akrual bank syariah i pada tahun t,
∆PMADit
= selisih pendapatan masih akan diterima bank syariah i pada tahun t
∆BDDit
dengan t-1,
= selisih beban dibayar dimuka bank syariah i pada tahun t dengan t-1,
∆UMPit
= selisih uang muka pajak bank syariah i pada tahun t dengan t-1,
∆BYDit
= selisih beban yang harus dibayar bank syariah i pada tahun t dengan t-1,
45
∆UPit
= selisih utang pajak bank syariah i pada tahun t dengan t-1,
BAPit
= beban penyisihan aktiva produktif bank syariah i pada tahun t,
Depit
= beban depresiasi bank syariah i pada tahun t,
Ait-1
= total aktiva bank syariah i pada tahun t-1.
Kemudian, dilakukan estimasi dengan menggunakan model : TAit / Ait-1 = a1(1/Ait-1) + b1(∆POit /Ait-1) + b2(PPEit /Ait-1) + εit Dimana: TAit
= total akrual bank syariah i pada tahun t,
Ait-1
= total aktiva bank syariah i pada tahun t-1,
∆POit
= selisih pendapatan operasi bank syariah i pada tahun t dengan t-1,
PPEit
= property, plant, and equipment (aktiva tetap) bank syariah i pada tahun t.
Perkiraan error (εit) dalam persamaan di atas menunjukkan akrual diskresioner (discretionary accruals). Nilai unstandardized residual yang diperoleh dari persamaan regresi diatas merupakan nilai akrual diskresioner yang digunakan sebagai proksi manajemen laba. Untuk menguji indikasi praktik manajemen laba di bank umum syariah digunakan uji beda, yaitu apakah rata-rata nilai AD pada bank syariah ≠ 0. Sedangkan untuk menguji
46
pengaruh rasio CAMEL terhadap praktik manajemen laba di bank umum syariah digunakan model berikut: ADit = α+ β1CARit + β2 RORAit + β3NPMit + β4ROAit + β5 FDRit + ε
Dengan ekspektasi : β1 < 0, β2 < 0, β3 < 0, β4 < 0 dan β5 < 0 Dimana : ADit
= Akrual Diskresioner (akrual abnormal) bank umum syariah i pada bulan t
CARit
= nilai rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) bank umum syariah i pada bulan t
RORAit = nilai rasio RORA (Return On Risked Assets) bank umum syariah i pada bulan t NPMit
= nilai rasio NPM (Net Profit Margin) bank umum syariah i pada bulan t
ROAit
= nilai rasio ROA (Return On Assets) bank umum syariah i pada bulan t
FDRit
= nilai rasio FDR (finance to Deposit Ratio) bank umum syariah i pada bulan t
E. Metode Pengumpulan Data Penelitian kepustakaan (library research) yaitu mengumpulkan datadata dan informasi yang diperoleh mengenai teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yang diperoleh melalui buku-buku, jurnal,
47
laporan penelitian pihak lain, dan sumber lain yang berkaitan dengan skripsi ini. Sumber dapat diakses langsung melalui situs Bank Indonesia (www.bi.go.id) atau situs-situs bank perusahaan sampel.
F. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder. Data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa laporan keuangan perbankan yang terdaftar di BI selama periode tahun 2009 sampai dengan 2011. Data yang akan diolah dalam penelitian ini adalah laporan keuangan triwulan pada PT. Bank Muamalat Indonesia, PT. Bank Syariah mandiri, PT. Bank Syariah Mega Indonesia.
G. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan syariah di Indonesia. Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia itu sendiri sebanyak 11 Bank. Sedangkan pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling agar mendapat sampel sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah: 1. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan triwulan untuk periode Januari 2009 sampai dengan Desember 2011 yang dinyatakan dalam rupiah (Rp). 2. Data laporan keuangan tersedia lengkap secara keseluruhan terpublikasi periode Januari 2009 sampai dengan Desember 2011, baik yang
48
diperlukan untuk mendeteksi manajemen laba maupun menghitung rasio CAMEL. Berdasarkan kriteria tersebut, total sampel yang akan diolah adalah tiga bank umum syariah, yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI). Laporan keuangan yang dipakai adalah laporan keuangan triwulan periode Januari 2009 sampai Desember 2011, dengan jumlah 36 laporan keuangan yang diteliti.
H. Metode Analisis Data Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis melalui beberapa tahap. Pertama, analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui dispersi dan distribusi data. 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).
Standar
deviasi,
varian,
maksimum
dan
minimum
menunjukkan hasil analisis terhadap dispersi data. Sedangkan skewness (kemencengan) dan kurtosis menunjukkan bagaimana data terdistribusi. Varian dan standar deviasi menunjukkan penyimpanagan data terhadap nilai rata-rata (Sulistyowati, 2009). Apabila standar deviasi kecil, berarti nilai sampel atau populasi mengelompok di sekitar nilai rata-rata
49
hitungnya, karena nilainya hampir sama dengan nilai ratarata, maka dapat disimpulkan bahwa setiap anggota sampel atau populasi mempunyai kesamaan. Sebaliknya, apabila nilai deviasi besar, maka penyebaran dari rata-rata juga besar. Hal tersebut menunjukkan adanya selisih nilai maksimum dan minimum yang terlalu ekstrim (Suharyadi dan Purwanto, 2003 dalam Sulistyowati, 2009).
2. Uji Asumsi klasik Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kelayakan penggunaan model dalam penelitian ini. Pengujian ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa di dalam model regresi tidak terdapat multikolinearitas,
heteroskedastisitas,
autokorelasi
serta
untuk
memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal (Ghozali, 2005). Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, data yang diperoleh dalam penelitian ini diuji terlebih dahulu untuk memenuhi asumsi dasar. Pengujian yang akan dilakukan pada penelitian ini sama dengan pengujian yang dilakukan oleh Zahara dan Veronica (2009), antara lain: a. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal agar uji statistic untuk jumlah sampel kecil hasilnya tetap valid (Ghozali, 2005). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
50
statistik. Analisis grafik dalam penelitian dilakukan dengan cara melihat grafik Histogram dan Normal P-P Plot. Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual dalam penelitian ini adalah uji statistik nonparametric Kolmogorov Smirnov. Uji ini diyakini lebih akurat daripada uji normalitas dengan grafik, karena uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan, jika tidak hati-hati secara visual kelihatan normal (Ghozali, 2005). Uji Kolmogorov Smirnov dilakukan dengan membuat hipotesis : H0 : Data residual berdistribusi normal H1 : Data residual tidak berdistribusi normal. Apabila asymptotic significance lebih besar dari 0,05, maka data terdistribusi normal (Ghozali, 2005).
b. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidak samaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas, yaitu keadaan dimana variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap. (Ghozali, 2005). Uji Heteroskedastisitas yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan grafik Scatterplot. Uji grafik dilakukan dengan membaca pola Scatterplot. Apabila titik-titik membentuk pola tertentu
51
pada Scatterplot, maka dapat disimpulkan terdapat heteroskedastisitas dan model regresi harus diperbaiki.
c. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolinearitas diantara variabel independen (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dalam penelitian ini dengan melihat (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Operasionalnya, setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap variabel independen lainnya (Ghozali, 2005).
d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t
dengan
kesalahan
pengganggu
pada
periode
t-1
(sebelumnya) (Ghozali, 2005). Uji ini dilakukan karena data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data time series, dimana seperti diketahui bahwa dalam data jenis ini sering muncul problem autokorelasi yang dapat saling “mengganggu” antar data (Ghozali,
52
2005). Pada penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-Watson, dengan hipotesis: H0 : tidak ada autokorelasi (r=0) H1 : ada autokorelasi (r≠0) Tabel 3.1 Kriteria Autokorelasi Durbin-Watson Hipotesis Nol
Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak
0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif
No decision
dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi negatif
Tolak
4 – dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif
No decision
4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi, positif
Tidak ditolak
du < d < 4 – du
atau negatif Sumber: Ghozali, 2005
3. Uji Hopotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan setelah dilakukan pengujian terhadap data-data terkait manajemen laba bank umum syariah, mengingat data akrual diskresioner yang merupakan variabel dependen dalam model yang diuji diperoleh setelah koefisien model Healy (1985) dan Jones (1991) diperoleh dengan rumus: TAit = (ΔPMADit + ΔBDDit + ΔUMPit – ΔBYDit – ΔUPit – BAPit – Depit)/(Ait-1)
53
Setelah diperoleh nilai koefisien masing-masing variabel dalam model tersebut, kemudian langkah selanjutnya adalah mengestimasi rumus ke dalam model berikut: TAit / Ait-1 = a1(1/Ait-1) + b1(ΔPOit /Ait-1) + b2(PPEit /Ait-1) + εit Nilai
akrual
diskresioner
diukur
berdasarkan
nilai
unstandardized residual dari persamaan regresi tersebut. Selanjutnya pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi berganda. Berdasarkan hipotesis yang diajukan, maka model yang digunakan untuk melihat pengaruh rasio CAMEL terhadap manajemen laba adalah sebagai berikut: ADit = α + β1CARit + β2RORAit + β3NPMit + β4ROAit + β5FDRit + ε Dengan ekspektasi: β1 < 0, β2 < 0, β3 < 0, β4 < 0 dan β5 < 0
a.
Uji Koefisien Determinan (R2) Koefisien
determinasi
(R2)
pada
intinya
mengukur
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masingmasing pengamatan, sedangkan untuk data runtut waktu (timeseries) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2005).
54
b. Uji Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk mengetahui variable independen mempengaruhi variabel dependen secara bersama-sama. Nilai signifikan yang digunakan yaitu kurang dari 0,05.
c.
Uji Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui varians koefisien regresi parsial dari model yang digunakan, artinya variable independen mempengaruhi secara parsial veriabel dependen. Hipotesis 1,2,3 dan 4 dalam penelitian ini didukung apabila nilai signifikansi t < 0,05. Jika nilai signifikasi lebih besar dari level of significance ( sig>α) berarti tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel independen terhadap variabel dependen secara individual.
d. Analisis Regresi Linear Berganda Analisa Regresi Linear Berganda digunakan untuk menguji antara variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Adapun model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = α0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X41 + β5X5 + ε Dimana : Y
: Akrual Diskresioner
α
: Konstanta
55
X1 : CAR (capital adequacy ratio) X2 : RORA (return on risk asset) X3 : NPM (net profit margin) X4 : ROA (return of asset) X5 : FDR (finance to deposit ratio) β1 : Koefisian regresi X1 β2 : Koefisian regresi X2 β3 : Koefisian regresi X3 β4 : Koefisian regresi X4 β5 : Koefisian regresi X5 ε
: Error