BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian Fenomena yang dijadikan objek penelitian adalah isi editorial Hortikultura Tabloid Sinar Tani periode Januari 2013 sampai Desember 2013. Penentuan obyek penelitian menggunakan metode ex post facto, yaitu isi editorial Hortikultura dari kejadian-kejadian yang telah berlangsung atau sudah terjadi. 3.2 Paradigma Penelitian Menurut Earl Babbie, paradigma merupakan model atau skema fundamental yang mengorganisir pandangan kita tentang suatu hal, walaupun paradigma tidak secara tepat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang penting. Secara umum, paradigma didefinisikan sebagai suatu keseluruhan sistem berpikir (a whole system of thinking) (Neuman, 2003, h.70). Thomas Khun menggambarkan arti penting paradigma lewat salah satu keuntungan yang akan diperoleh masyarakat ilmiah yakni mempunyai suatu kriteria untuk memilih permasalahan, yang dapat diasumsikan memiliki solusi (Babbie, 2006, h.39). Sesuai dengan sifat dan karakter permasalahan data yang diangkat dalam penelitian ini, maka paradigma yang relevan dalam penelitian ini adalah paradigm Interprettif. Adapun pada tradisi kualitatif-interpretatif, manusia lebih dipandang sebagai makhkuk rohaniah alamiah (natural). Dalam pandangan ini, manusia sebagai makhluk sosial sehari-hari bukan “berperilaku” berkonotasi mekanistik alias bersifat otomatis seperti hewan, melainkan “bertindak” mempunyai konotasi
68
69 tidak otomatis/mekanistik, melainkan humanistik alamiah : melibatkan niat, kesadaran, motif-motif, atau alasan-alasan tertentu, yang disebut Weber sebagai social action (tindakan sosial) dan bukan sosial behavior (perilaku sosial) karena ia bersifat intensional; melibatkan makna dan interpretasi yang tersimpan di dalam diri pelakunya. Dunia makna itulah yang perlu dibuka, dilacak, dan dipahami untuk bisa memahami fenomena sosial apa pun, kapan pun, dan dimana pun. (Vardiansyah 2008: 67). Pendekatan interpretif akan digunakan bila pengalaman penerimaan diri subyek tidak sesuai dengan kerangka berpikir yang telah digunakan sebelum penelitian, maka peneliti akan terbuka terhadap pengalaman subyek dan akan mencari kerangka yang lebih sesuai dengan pengalaman tersebut. Alasan lain mengapa penulis memilih paradigma interpretif dalam penulisan ini adalah berikut : Pertama, penelitian kualitatif dekat dengan asumsi–asumsi paradigma fenomenologis interpretetif. Kedua, penelitian kualitatif mencoba menerjemahkan pandanganpandangan dasar interpretif dan fenomenologis yang antara lain: (a) Realitas sosial: sesuatu yang subyektif dan diinterpretasikan, bukan sesuatu yang lepas di luar individu- individu. Maka hal- hal yang diteliti disini adalah tentang bagaimana cara individu mendapatkan kemandiriannya. (b) Manusia tidak secara sedrehana disimpulkan mengikuti hukum-hukum alam diluar dirinya, melainkan menciptakan rangkaian makna menjalani hidupnya. Dalam penelitian ini akan dilakukan suatu pemahaman mengenai rangkaian kehidupan subyek sehingga
70 akan dicapai suatu kesimpulan tentang terbentuknya kemandiran subyek. (c) Ilmu didasarkan pada pengetahuan sehari- hari, bersifat induktif, ideographs dan tidak bebas nilai.
3.3 Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian ini dipilih dengan alasan bahwa pendekatan kualitatif dapat mengungkap dan menjelaskan permasalahan yang menjadi obyek penelitian secara naratif dan mendalam. Mengenai pendekatan penelitian kualitatif ini, Bungin et.al. (2006:29) menjelaskan : Di tingkat metodologi (philosophy of research process; a general approach to studying research topic), semenjak awal pertumbuhan ilmuilmu social sudah dikenal ada dua mazhab penelitian social, yaitu pertama, mazhab penelitian social yang menggunakan pendekatan kuantitatif, atau yang lebih popular dengan sebutan “Pendekatan Penelitian Kuantitatif”, kedua, mazhab penelitian social yang menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, atau yang biasa dikenal dengan sebutan “Pendekatan Penelitian Kualitatif”. Pendekatan penelitian kuantitatif lahir dan berkembang biak dari tradisi (main stream) ilmu-ilmu social Prancis dan Inggris yang kental oleh tradisi ilmu-ilmu kealaman (natural scaiences). Ia kental diwarnai aliran filsafat materialisme, naturalisme, empirisme, dan positivisme. Dari situlah lahir dan berkembangan biak ilmu social positivisme yang mengkedepankan pendekatan penelitian kualitatif sebagai satu-satunya cara andal untuk menjelaskan fenomena social (perilaku manusia). Melalui metode kualitatif dengan pendekatan analisis framing Gamson dan Modigliani diharapkan dapat mengetahui perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan ketika memilih isu dan berita, maka jumlah (aspek kuantitatif) berita bukan menjadi tujuan penelitian ini. Frame sebagai alat penyelidikan kualitatif memberi perhatian kepada terciptanya bangunan berita
71 editorial dari media masing-masing, sehingga yang dilihat bukanlah berita,
akan
tetapi
bagaimana
suatu
peristiwa
menjadi
jumlah
relitas
teks
editorial.(Eriyanto (2011: 221) Model gamson dan modigliani dipilih oleh peneliti, sebab didalam model ini, terdapat dua perangkat ide utama yang diterjemahkan dalam editorial. Pertama, framing devices (perangkat framing) yaitu perangkat yang berhubungan langsung dengan ide utama atau tingkat yang ditentukan dalam teks. Perangkat framing ini ditandai dengan pemakaian kata, kalimat, grafik/gambar, dan metafora tertentu, sedangkan perangkat yang kedua adalah Reasoning Devices (perangkat penalaran) yaitu sebuah gagasan tidak hanya berisi kata atau kalimat namun selalu ditandai oleh dasar pembenar, atau alasan tertentu, dan sebagainya. Melalui aspek penalaran tersebut, khalayak akan menerima pesan itu sehingga tampak sebagai kebenaran, alamiah dan wajar. Apabila dalam satu teks tidak terdapat elemen penalaran, maka gagawan akan tampak aneh, tidak beralasan, dan orang akan mempertanyakan pesan gagasan tersebut. Berdasarkan kedua perangkat diatas, analisa editorial mengenai holtikultura, akan dikupas secara lengkap dan detil sehingga terlihat bagaimana konstruksi tersebut disusun. Model analisis framing yang dikembangkan oleh Gamson dan Modigliani digunakan oleh peneliti sebagai guidance dalam menganalisis editorial holtikultura, sehingga peneliti bebas menambahkan atau mengurangi perangkat framing ataupun perangkat penalaran yang terdapat dalam model Gamson dan Modigliani.
72 Objek dalam penelitian ini adalah 5 isi editorial tentang hortikultura di Tabloid Sinar Tani dari bulan Januari 2013 sampai bulan Desember 2013. Sampel yang diambil diantaranya sebagai berikut: Tabel 3.1 Edisi Tabloid Sinar Tani dan Judul Editorial Tabloid Sinar Tani Judul Editorial Edisi 23 – 29 Januari 2013 Kenapa Tidak Memilih Buah Nusantara? Edisi 27 Maret – 2 April 2013 Bahagianya Petani Bawang Merah Edisi 3 – 9 April 2013 Dokumen Import Horti Sepanjang 1 Km Edisi 8 – 14 Mei 2013 Pengaturan Import Horti Musiman Edisi 5 – 11 Juni 2013 Menukar Salak dengan Gempuran Buah China Sumber:Tabloid Sinar Tani edisi 23-29 Januari 2013 sampai edisi 5-11 juni 2013
3.4 Unit Analisis Menurut Arikunto (2009:251), unit analisis diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan fokus/ komponen yang diteliti. Lebih lanjut dikatakan bahwa, unit analisis suatu penelitian dapat berupa individu, kelompok, organisasi, benda, wilayah dan waktu tertentu sesuai dengan pokus permasalahannya. Unit analisis yang berupa benda dapat berupa buku, kitab suci, pikiran/gagasan, naskah, undang-undang, kebijakan-kebijakan. Cerita-cerita rakyat, adat, dan sebagainya. Unit Analisis dalam penelitian ini adalah editorial tentang hortikultura pada Tabloid Sinar Tani edisi 23-29 Januari 2013 sampai edisi 5-11 juni 2013.
3.5 Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan teknik selektif, observatif, dan studi kepustakaan. Teknik selektif yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan pemilihan terhadap media, yaitu Tabloid Sinar Tani serta pemilihan editorial tentang
73 hortikultura edisi Januari 2013 sampai desember 2013. Teknik observatif yang dilakukan peneliti adalah dengan mengamati editorial tentang hortikultura, yang terdapat pada Tabloid Sinar Tani untuk kemudian dijadikan data dalam penelitian ini. Sedangkan studi kepustakaan yang dilakukan peneliti adalah dengan memanfaatkan berbagai teori dan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan penelitian. Dengan demikian data yang diperoleh adalah berikut : 1. Data Primer : Data yang diperoleh dari Tabloid Sinar Tani pada pemberitaan hortikultura. yang diteliti berdasarkan aspek dan sifat berita hortikultura. edisi Januari 2013 sampai dengan Desember 2013. Pengumpulan data primer misalnya editorial tentang hortikultura dalam satu tahun diambil 5 editorial. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh melalui berbagai literatur yang relevan dengan penelitian ini, yaitu buku, thesis , jurnal penelitian dan situs internet.
3.6 Teknik Analisis Data Analisis data menurut Patton dalam Saputra (2005:21) adalah proses pengaturan urutan data, mengorganisasikannya kedalam aturan yang berlaku. Artinya, analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan, sehingga ditemui makna dan implikasi yang lebih luas dari hasil penelitian. Analisis framing adalah salah satu metode analisis teks (kualitatif) yang berada dalam katagori penelitian konstruksionis. Paradigma ini memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi hasil dari
74 konstruksi. Karenanya, konsentrasi analisis pada paradigma konstruksi adalah menemukan bagaimana peritiwa atau realitas tersebut dikonstruksi dengan cara apa konstruksi itu dibentuk. Teknik yang digunakan dalam
analisis ini
adalah
analisis bingkai
atau framing analysis yang dilihat sebagaimana wacana publik tentang suatu isu, peristiwa atau kebijakan dikonstruksikan atau dinegosiasikan. Analisis framing termasuk studi dengan pendekatan kualitatif. Analisis framing adalah salah satu metode analisis teks yang berada dalam kategori penelitian konstruksionis. Paradigma yang memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tapi hasil dari sebuah konstruksi. Karenanya konsentrasi analisis para paradigm konstruksionis adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, dengan cara apa konstruksi itu dibentuk.(Eriyanto 2011:37) Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis framing model Gamson dan Modigliani. Menurut Gamson dan Modigliani, sebuah frame mempunyai struktur internal. Pada titik ini ada sebuah pusat organisasi atau ide, yang membuat peristiwa menjadi relevan dan menekankan pada suatu isu. Gamson melihat wacana media terdiri atas sejumlah kemasan (package) melalui mana konstruksi atau suatu peristiwa dibentuk. Kemasan itu merupakan skema atau struktur pemahaman yang dipakai oleh seseorang ketika mengkonstruksi pesan-pesan yang dia sampaikan, dan menafsirkan pesan yang dia terima. (Eriyanto 2011: 224). Analisis Framing sebagai konsep bingkai tentang daya saing hortikultura dianalisis melalui dua turunannya, yaitu simbol berupa framing device (Perangkat Framing) dan reasoning device (Perangkat Penalaran). Framing device (Perangkat
75 Framing) menunjuk pada penyebutan Pembatasan Impor Hortikultura, sedangkan Reasoning device menunjuk pada analisis sebab-akibat berupa pembatasan impor hortikultura berdampak pada daya saing hortikultura. Dalam analisa framing device ini terdapat beberapa “turunan”, yaitu metafora, berupa
perumpamaan atau pengandaian, catchphrases merupakan
slogan slogan yang harus dikerjakan, exemplar mengaitkan bingkai dengan contoh, teori atau pengalaman masa silam. Depiction
penggambaran
atau
pelukisan suatu isu yang bersifat konotatif. Visual image adalah gambar gambar yang mendukung bingkai secara keseluruhan. Pada Reasoning device (Perangkat Penalaran), ada roots memperlihatkan analisis sebab-akibat, appeals to principles merupakan premis atau klaim moral dan consequences merupakan efek atau konsekuensi yang didapat dari bingkai Tabel 3.2 Analisis Framing model Gamson dan Modigliani FRAMING DEVICES REASONING DEVICES (Perangkat Framing) (Perangkat Penalaran) Methapora Roots Perumpamaan atau Pengandaian Analisis kausal atau sebab-akibat Catchphrases Appeal to Principle Frase yang menarik, kontras, menonjol Frase yang menarik, kontras, dalam suatu wacana. Ini umumnya berupa menonjol jargon atau slogan. Dalam suatu editorial Exemplar Consenquences Mengaitkan bingkai dengan contoh Efek atau konsekuensi yang didapat uraian yang memperjelas bingkai dari bingkai Depiction Penggambaran atau pelukisan suatu isu yang bersifat konotatif Visual images Gambar, grafik, citra yang mendukung bingkai secara keseluruhan (foto, kartun. Grafik untuk menekankan dan mendukung pesan yang ingin disampaikan. Sumber: Eriyanto (2011: 225)
76 3.7 Teknik Konfirmasi Data Framing sebagai sebagai konsep bingkai tentang daya saing hortikultura
dianalisis melalui dua turunannya, yaitu simbol berupa framing device (Perangkat Framing) dan reasoning device (Perangkat Penalaran), juga perlu dilakukan upayah konfirmasi data melalui penelusuran kembali editorial yang dibingkai agar data yang di sajikan hanyalah data yang valid serta relevan dengan tujuan penelitian.