28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Sehubungan dengan penelitian ini, objek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian yaitu karsa utama mall kota Gorontalo. Penetapan objek penelitian pada lokasi ini didasarkan atas pertimbangan lokasi mudah di jangkau oleh peliti dan dapat memberikan keterangan yang lengkap tentang masalah yang diteliti. 3.1.2 Waktu penelitian Dari objek yang telah ditetapkan, maka lamanya waktu yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah terhitung dari bulan Januari-Juni 2013. 3.2 Desain penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif yakni menggambarkan adanya pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain yaitu variabel X1 (kualitas pelayanan), X2 (Kepuasan pelanggan) dan variabel Y (loyalitas pelanggan). Berdasarkan metode penelitian tersebut maka desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Kualitas pelayanan (X1) Loyalitas pelanggan (Y) Kepuasan pelanggan (X2) Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian
29
Ket : = Garis hubungan parsial = Garis hubungan Simultan 3.3 Definisi operasional variabel Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Variabel penelitian dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
3.3.1 Variabel Independen dan Dependen Variabel independen merupakan variabel bebas yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Sedangkan Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen. Sehingga dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai variabel independen adalah kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan, variabel dependen adalah loyalitas pelanggan. Maka dapat digambarkan dalam bentuk tabel berikut :
30
Tabel 3.1 Variabel Independen dan Variabel Dependen N o 1.
Variabel
Sub Variabel
Kualitas Pelayana n (X1)
1. Kehandalan
Konsep Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan para pelanggan atas layanan yang diberikan. (Tjiptono) Kehandalan adalah kemampuan yang dapat diandalkan, akurat, dan konsisten dalam mengerjakan jasa sesuai dengan yang diinginkan konsumen.
Indikator
1.Kemampuan 2.Akurat
3.Konsistensi
1.Kemauan
2. Tanggapan
ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.
2.Segera
3.Kesesuaian
4.Kecepatan
Tingkat Pengukuran
1.Tingkat sejauh mana kemampuan pengusaha dalam memberikan pelayanan. 2.Tingkat sejauh mana akurasi pelayanan. 3.Tingkat sejauh mana konsistensi pelayanan kepada konsumen. 1.Tingkat sejauh mana kemauan pengusaha dalam pelayanan membantu konsumen. 2.Tingkat sejauh mana pengusaha dalam memberikan pelayanan dengan segera kepada konsumen. 3.Tingkat
Skala
Ordinal
Ordinal
31
3. Assurance
2. Assurance mencakup keandalan atau jaminan kompetensi, dapat dipercya, kejujuran pemberi jasa, pemilikan kecakapan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengerjakan jasa, dan kredibilitas.
4. Empati
sejauh mana kesesuaian pelayanan 1.Jaminan kepada konsumen. 2.Kepercayaan 4.Tingkat sejauh mana kecepatan 3.Kejujuran pengusaha dalam memberikan pelayanan. 4.Kecakapan
5.Pengetahua n
1.Kemudahan akses
2.Komunikasi yang mudah
Secara umum konsumen membutuhkan kemudahan akses, komunikasi yang mudah (baik), dan memiliki keinginan untuk dipahami kebutuhannya.
5. Tangible
3.Memahami Keinginan
1.Kesan kualitas
2.
1.Tingkat sejauh mana perusahaan dalam memberikan jaminan pelayanan 2.Tingkat sejauh mana perusahaan dapat dipercaya dalam pelayanan. 3.Tingkat sejauh mana kejujuran pelayanannya. 4.Tingkat sejauh mana kecakapan pelayanan kepada konsumen. 5.Tingkat sejauh mana pengetahuan pelayanan.
1.Tingkat sejauh mana kemudahan akses dalam pelayanan. 2.Tingkat sejauh mana
Ordinal
Ordinal
Ordinal
32
Kenyamanan
3.Keamanan
Kepuasa n Pelangg an (X2)
1. Kualitas produk
Tangible dapat mencakup penampilan fasilitas atau elemen-elemen fisikal, peralatan, personel, dan material-material komunikasi. Tujuannya adalah untuk memperkuat kesan kualitas, kenyamanan dan keamanan dari jasa yang ditawarkan kepada konsumen. 1. daya tahan
2. Kualitas pelayanan atau jasa
3. Harga
kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Kotler dalam Tjiptono dan Diana (2003:102)
2. kenyamanan
pelanggan akan merasa puas bila hasil mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.
1. perhatian
3. wujud luar
komunikasi yang mudah dan sopan dalam pelayanan. 3.Tingkat sejauh mana pengusaha memahami kebutuhan kebutuhab pelanggan pengusaha dalam memberikan pelayanan.
1.Tingkat sejauh mana kesan tentang kualitas 2.Tingkat sejauh mana kenyamanan pelayanan kepada konsumen. 3.Tingkat sejauh mana keamanan perusahaan dalam memberikan pelayanan.
2. keramahan
3. kepedulian
1. Tingkat sejauh mana
Ordinal
Ordinal
33
pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.
1. kesesuaian harga
2. harga terjangkau
3. daya saing harga
4. Biaya 1. tidak ada biaya tambahan produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggan .
2. tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan produk
3. cenderung puas terhadap produk
3. Loyalitas Pelangg an (Y)
pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau
1.Melakukan pembelian secara teratur. 2.Membeli diluar lini produk atau jasa 3.Merekomend asikan produk
pelanggan merasa puas terhadap daya tahan produk 2.Tingkat sejauh mana pelanggan merasa puas terhadap kenyamanan produk 3. tingkat sejauh mana pelanggan merasa puas terhadap wujud luar produk 1. tingkat sejauh mana pelanggan merasa puas terhadap perhatian yang diberikan perusahaan 2. tingkat sejauh mana keramahan dapat memberikan kepuasan pelanggan 3. tingkat sejauh mana kepedulian dapat memberikan kepuasan pelanggan
1.tingkat sejauh mana dengan kesesuaian harga pelanggan merasa puas 2. tingkat sejauh mana
Ordinal
Ordinal
Ordinal
34
jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut.
loyalitas Pelanggan lebih ditujukan kepada suatu perilaku, yang ditunjukan dengan pembelian rutin, didasarkan pada unit pengambialan keputusan. Griffin dalam Hurriyati (2010:128),
lain 4.Menunjukan kekebalan daya tarik produk sejenis dari pesaing.
dengan harga terjangkau pelanggan merasa puas 3. tingkat sejauh mana dengan daya saing harga pelanggan akan merasa puas . 1. tingkat sejauh mana pelanggan merasa puas tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan. 2. tingkat sejauh mana pelanggan merasa puas tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan produk. 3. tingkat sejauh mana pelanggan merasa puas dan cenderung puas terhadap produk. 1. Tingkat sejauh mana pelanggan yang loyal akan melakukan pembelian secara teratur/berulang 2. tingkat sejauh mana pelanggan yang loyal akan membeli diluar lini produk atau
35
jasa 3.tingkat sejauh mana pelanggan yang loyal akan merekomendasi kan produknya kepada orang lain 4.tingkat sejauh mana pelanggan yang loyal akan menunjukan kekebalan daya tarik produk sejenis dari pesaing
36
3.4 Populasi dan sampel 3.4.1 Populasi Ferdinand, (2006:223) populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti, karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut maka yang menjadi penelitian ini adalah pelanggan yang telah melakukan transaksi pembelian pada Karsa Utama Mall kota Gorontalo. Yang diasumsikan tidak diketahui karena jumlah konsumen yang berbelanja sudah memiliki jumlah yang besar dari berbagai kalangan yang setiap harinya tidak di ketahui jumlah konsumennya. 3.4.2 Sampel Menurut Sugiyono (2011:81) sampel adalah
bagian
dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Maka untuk menentukan besarnya jumlah sampel konsumen digunakan rumus sebagai berikut, Louis M dan Richard A. Parker (Eriyanto 2007:292).
n=
Z². p(1 − p) E²
Ket : n
= Jumlah sampel
Z2 = Nilai Z yang tergantung pada tingkat kepercayaan E = Kesalahan sampling yang dikehendaki P(1-p) = Variasi Populasi (Jika tidak diketahui maka nilai p diasumsikan sebesar 0.5, Jika tingkat kepercayaan 95% dan sampling error yang dikehendaki sebesar 10% adalah sebesar :
n=
Z². p(1 − p) E²
37
n=
(1.96) . 0.5(1 − 0.5) 0.1
n=
0.9604 0.01
n = 96 Orang Berdasarkan rumus di atas dapat diperoleh sampel dari populasi sebanyak 96 orang. Dalam pengambilan sampel teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Probability Sampling, yaitu semua elemen dalam populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel (Ferdinand, 2006:231). Hal ini dilakukan karena mengingat keterbatasan waktu yang ada, maka metode pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Metode Accidental Sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa yang kebetulan bertemu yang dipandang cocok dan sesui dengan sumber data. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan instrumen berupa : 1) Observasi Untuk memperoleh data yang akurat dalam suatu penelitian, maka sebagai langkah awal yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah observasi. peneliti mengadakan observasi langsung pada setiap pelanggan, guna untuk mendapatkan data yang valid.
2) Wawancara
38
Metode pengumpulan data dengan cara wawancara langsung dengan pihak-pihak tertentu dan dikerjakan dengan sistematis berdasarkan dengan tujuan penelitian. 3) Kuesioner Yaitu proses pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yang disususn secara sistematis dan bersifat tertutup artinya responden memberikan jawaban berdasarkan pilihan jawaban yang disediakan. Daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk mengenai data yang dikumpul dengan cara memberikan nilai skor masing-masing adalah sebagai berikut : a. Diberi skor 5, dengan kategori Sangat Setuju (SS) b. Diberi skor 4, dengan kategori Setuju (S) c. Diberi skor 3, dengan kategori Biasa Saja (BS) d. Diberi skor 2, dengan kategori Tidak Setuju (TS) e. Diberi skor 1, dengan kategori Sangat Tidak Setuju (STS) 3.6 Teknik Anilisis Data. 3.6.1
Analisis Regresi Berganda Analisis Regresi berganda adalah suatu metode statistik umum yang
digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel dependen dengan beberapa variabel independen Dari data yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden yang dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Dimana Y adalah varabel terikat (Dependent variable) dan X1,X2 adalah variabel bebas (Independent variable). Bentuk persamaan regresi linear berganda dapat digunakan dengan software SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Adapun rumus sebagai berikut :
39
Pengukuran regresi linear berganda sebagai berikut : Y= a +
+
+e
Ket : Y : loyalitas pelanggan (variabel dependen) : variabel kualitas pelayanan (variabel independen) : Variabel kepuasan pelanggan (variabel independen) a : Konstanta : Koefisien regresi variabel Harga : Koefisien regresi variable Kondisi Lokasi Usaha e : error 3.7
Pengujian Instrumen
3.7.1
Pengujian Validitas Pengujian validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu
kuesioner.. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Ghozali (2001). Misalnya dalam mengukur keputusan pembelian dalam suatu produk dimata konsumen, maka diukur dalam enam pertanyaan berupa satu pertanyaan tiap indikator. Untuk mengukur variabel keputusan pembelian jawaban responden dikatakan valid apabila item-item item item dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dalam kuesioner tersebut. Dalam penguji validitas menggunakan software SPSS (Statistical Statistical Product and Service Solutions) Solutions) dan dapat pula digunakan rumus teknik korelasi product moment.. Umar (2003:84). 1. Rumus Korelasi Product Momen Pearson
40
r= Dimana : r : koefisien korelasi n : jumlah responden respon X : skor total setiap pertanyaan X2 : kuadrat skor total setiap butir Y : skor total responden Y2 : kuadrat skor total 2. Menentukan taraf nyata Batas toleransi minimal taraf kepercayaan dalam penelitian ini adalah 95% dan ketidakpercayaan, α = 5% atau 0.05 0 3. Kriteria pengujian < α atau
>
: mempunyai hubungan signifikan dan
bersifat
valid
> α atau
<
: tidak mempunyai hubungansignifikan dan tidak bersifat valid
Dimana : = tingkat signifikan α
= batas kelonggaran/error 5% atau 0,05 = nilai hitung (corerlation pearson/product momen) = nilai tabel (buku statistik)
4. Cara Pengujian Pengujian validitas aliditas dapat dilakukan dengan melihat korelasi antara skor masing-masing masing item dalam kuesioner dan total skor yang ingin diukur
41
yaitu menggunakan Coefficient Corelation Pearson dalam SPSS. Apabila tingkat
lebih besar dari α maka tidak mempunyai yai hubungan yang
signifikan. Sebaliknya jika tingkat
lebih kecil dari α
maka
mempunyai hubungan yang signifikan. Perhitungan lain membandingkan dan
, apabila nilai
kurang dari nilai
mempunyai hubungan yang signifikan sebaliknya jika nilai kecil dari 3.7.2
maka tidak lebih
maka mempunyai hubungan yang signifikan.
Pengujian Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator or dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu Ghozali (2001). Dalam pengujian reliabilitas menggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Service Solutions), adapun uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien alpha (α) dari cronbach dengan rumus Umar (2003:96) :
=
) (1-
dan
=
Dimana : = reliabilitas instrumen k
= banyak butir pertanyaan = jumlah varian butir = varian total
n
= jumlah responden
X
= nilai skor yang dipilih
42
1. Kriteria Pengujian Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala 0 sampai dengan 1. Skala tersebut dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan range yang sama. Hal ini dapat dilihat pada table sebagai berikut : Tabel 3.3 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha No
Alpha
Tingkat Reliabilitas
1
0,00 S.d. 0,20
Kurang reliable
2
> 0,20 S.d. 0,40
Agak reliabel
3
> 0,40 S.d. 0,60
Cukup Reliabel
4
> 0,60 S.d. 0,80
5
> 0,80 S.d. 1,00
Reliabel Sangat Reliabel
2. Cara Pengujian Dalam penelitian ini misalnya variabel kualitas pelayanan diukur dalam lima pertanyaan berupa satu pertanyaan tiap indikator. Untuk mengukur variabel kualitas produk satu jawaban responden dikatakan reliable jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten. Karena masingmasing pertanyaan hendak mengukur hal yang sama yaitu kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan. Tingkat reliabilitas suatu konstruk dapat dilihat dari hasil uji statistic Cronbach alpha. 3.7.3
Method of Succesive Interval
43
Data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner berupa data yang berskala ukur ordinal. Sedangkan syarat untuk dapat digunakannya analisis statistic parametric adalah data harus berskala ukur minimal interval. Untuk itu sebelum dilakukan analisis analisis lebih lanjut maka terlebih dahulu data penelitian yang diperoleh ditranformasikan menjadi data yang berskala ukur interval. Teknik mengkonversi data dari ordinal ke interval menggunakan metode MSI (Methode of Successive Interval). Tahapan MSI secara garis is besar adalah sebagai berikut : a. Menentukan frekuensi responden yang memberikan respon terhadap setiap item kuesioner. b. Membuat proporsi untuk setiap bilangan frekuensi. c. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon, sehingga diperoleh nilai proporsi p kumulatif. d. Menentukan nilai Z untuk setiap kategori, dengan asumsi bahwa proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku. e. Menetukan nilai density untuk setiap nilai z. f.
Menghitung SV (scale value) dengan rumus : SV=
g. SV (scale le value) yang nilainya terkecil (yang memiliki harga negating terbesar), diubah menjadi sama dengan satu (=1). h. Mentransformasikan nilai skala dengan menggunakan rumus : Y = SV +
|
Dalam penelitian ini menggunakan teknik transformasikan transformasikan data ordinal menjadi data interval menggunakan software MSI (Method of Successive Interval) berupa aanalisis tambahan pada Microsoft exel.
44
3.8
Pengujian Hipotesis
3.8.1
Pengujian t-test test Pengujian t dilaksanakan untuk melihat signifikan dari pengaruh
independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel dependen yang bersifat kontan Sulaiman (2002:154). Pengujian t digunakan dengansoftware SPSS (Statistical Product and service solutions). Adapun tahap-tahap tahap yang digunakan dalam dal pengujian parsial : 1. Merumuskan hipotesis parsial -
Ho :
≤ 0, yaitu X1 tidak berpengaruh positif terhadap Y.
-
H1 :
> 0, yaitu X1 berpengaruh positif terhadap Y.
-
Ho :
≤ 0, yaitu X2 tidak berpengaruh positif terhadap Y.
-
H1 :
> 0, yaitu X2 berpengaruh positif terhadap Y.
2. Menetukan taraf nyata Batas toleransi minimal taraf kepercayaan dalam penelitian ini adalah 95% dan ketidakpercayaan, α = 5% atau 0,05 Derajat bebas “db” = n – k Dimana : n = Jumlah sampel responden k = Jumlah variabel penelitian 3. Mencari t hitung
=
45
Dimana : = koefisien variabel ke-i ke = parameter ke-I ke yang dihipotesiskan = kesalahan standar 4. Kriteria Pengujian < α atau
>
maka Ho ditolak dan
diterima
> α atau
<
maka Ho diterima dan
ditolak
5. Cara Pengujian Pengaruh signifikan tersebut dapat diestimasi dengan membandingkan antara nilai dari
nilai
dengan nilai maka
variabel
. Apabila nilai independen
lebih besar secara
mempengaruhi variabel dependen, sebaliknya jika nilai dari nilai
individual lebih kecil
maka variabel independen secara individual tidak
mempengaruhi variabel dependen, pengujian lain juga memband membandingkan dan α dengan melihat kriteria pengujian. 3.8.2 Pengujian F Pengujian F ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel variabel-variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen (sulaiman, 2002:154). Pengujian F digunakan denagn software SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Adapun tahap-tahap tahap tahap yang digunakan dalam pengujian simultan : 1. Merumuskan hipotesis simultan -
Ho :
=
= 0, yaitu variabel independen secara bersama bersama-sama tidak berpengaruh positif terhadap variabel dependen.
46
-
Ho :
=
≠ 0, yaitu variabel independen secara bersama bersama-sama berpengaruh positif terhadap variabel dependen.
2. Menentukan probabilitas Batas toleransi minimal taraf kepercayaan dalam dalam penelitian ini adalah 95% dan tingkat probability 5% atau 0,05 Df = Regression dan Residual
Kolom regression yaitu jumlah kuadrat dari varians yang dihasilkan ole model persamaan regresi.
Kolom residual yaitu jumlah kuadrat varians yang tidak dihasilkan dari model persamaan regresi.
3. Mencari F hitung
F hitung =
=
Dimana : Y = nilai pengetahuan Y = nilai Y yang ditaksir dengan menggunakan model regresi Y = nilai rata-rata rata pengamatan N = jumlah pengamatan/sampel K = jumlah variabel independen 4. Kriteria pengujian < α atau
>
maka Ho ditolak dan
> α atau
<
maka Ho diterima dan
5. Cara pengujian
diterima ditolak
47
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai Apakah nilai independen
secara
lebih besar dari nilai bersama sama bersama-sama
mempunyai
dan nilai maka variabel pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen, sebaliknya jika nilai kecil nilai
yang lebih
maka variabel independen secara bersama bersama-sama tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan signifikan terhadap variabel dependen, pengujian lain juga membandingkan
dan α dengan melihat kriteria
pengujian. 3.9 Pengujian Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dapat dilakukan agar model regresi yang digunakan dapat memberikan hasil yang representatif. representatif. Uji asumsi tersebut dapat digunakan dengan software SPSS (Statistical Product and Service Soultions). 3.9.1 Pengujian Normalitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Kita dapat melihat dari normal probability plot yang membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data yang akan dibandingkan dengan garis diagonalnya. Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti engikuti arah garis diagonal pada grafik histogram maka menunjukkan pola distribusi normal sebaliknya jika data jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal pada grafik histogram maka menunjukkan poa distribusi tidak normal Ghozali (2001). 01). 3.9.2 Pengujian Multikolinearitas Pengujian multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas. Model yang baik seharusnya
48
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen dan tidak orthogonal atau nilai korelasi antarsesama variabel independen sama dengan nol. Dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan Variante Inflation Factor (VIF), nilai Tolerance yang besarnya diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas pada variabel independen Ghozali (2001). 3.9.3 Pengujian Heteroskedastisitas Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Kita dapat melihatnya dari grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Dasar membentuk pola tertentu atau teratur maka mengidentifikasi telah terjadi heteroskedastisitas sebaliknya apabila titiktitik yang ada menyebar diatas dan dibawah angka 0 sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali (2001). 3.9.4 Pengujian Koefisien Korelasi dan Determinasi Untuk mengetahui arah dan kekuatan hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) digunakan koefisien korelasi (R) besarnya koefisien korelasi adalah : 0 sampai dengan 1. Jika koefisien korelasi 0 berarti hubungan antara variabel independen dan variabel dependen tidak ada hubungan, sebaliknya jika koefisien korelasi semakin mendekati 1 maka hubungan tersebut positif dan kuat. Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui tingkat yang paling baik antara dua variabel atau diguanakan untuk mengukur besarnya kontribusi (share) dari variabel X terhadap variasi naik turunnya variabel Y yang biasanya dinyatakan dalam presentase Ghozali (2001).