BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional Definisi operasional yang dimaksud yaitu untuk menghindari kesalahan pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam judul skripsi. Maka operasional yang perlu dijelaskan, yaitu : 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Wina Sanjaya (2007:212), dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Dalam penelitian ini, penyelesaian masalah ditekankan pada pemecahan soal yang ada dalam Lembar Kerja Siswa yang terbagi kedalam tiga buah soal yang berbeda. Lembar Kerja Siswa tersebut harus diselesaikan dengan prosedur Model Pembelajaran Berbasis Masalah. 2. Model
pembelajaran
ekspositori
adalah
strategi
pembelajaran
yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. 3. Hasil Belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah melalui proses belajar mengajar yang dapat diketahui melalui daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan baik secara individu maupun kelompok melalui perbedaan hasil pretes dan postes.
30
31
3.2 Metode dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu dengan memberikan dua perlakuan yang berbeda terhadap dua kelompok siswa yang dipilih sebagai sampel. Kelompok pertama sebagai kelompok eksperimen yang mendapatkan pengajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dan kelompok kedua yang mendapat pengajaran dengan model ekspositori sebagai kelompok kontrol. Pada penelitian ini penulis hendak mengamati sejauh mana peningkatan prestasi belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang menggunakan model ekspositori pada program diklat Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika di kelas 1 SMK Negeri 12 Bandung. Untuk menghindari adanya faktor-faktor lain yang akan mempengaruhi jalannya penelitian ini, maka dilakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Melaksanakan proses belajar mengajar kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam waktu yang sama. 2. Menyamakan waktu pelaksanaan tes antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 3. Menyamakan pemberian materi pelajaran dan tes sesuai dengan kurikulum antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 4. Mengusahakan proses belajar mengajar secara alamiah sebagaimana siswa melakukan proses belajar mengajar sehari-hari.
32
3.2.2 Desain Penelitian Desain yang dipilih adalah desain faktorial, hal ini disebabkan dalam penelitian ini terdapat dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan kelas kontrol yang menggunakan model ekspositori. Selanjutnya, masing-masing kelas dari kedua kelas tersebut dibagi lagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok atas, kelompok sedang, dan kelompok bawah. Dengan desain faktorial, kita dapat melihat dan menganalisa efek utama dari dua jenis variabel bebas dan interaksi antar variabel bebas. Dalam penelitian ini, desain faktorial yang digunakan adalah desain faktorial 2 x 3, sebab mengandung dua variabel bebas yang masing-masing variabel bebas mempunyai tiga kelompok. Dua variabel yang dimanipulasi berfungsi sebagai variabel eksperimen dan tiga variabel lainnya berfungsi sebagai variabel kontrol (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2004:48). Apabila dilukiskan desainnya sebagai berikut : Tabel 3.1 Desain faktorial
KELOMPOK
Tinggi Sedang Rendah
PERLAKUAN (METODE PENGAJARAN) Model Pembelajaran Model Ekspositori Berbasis Masalah x1 x4 x2 x5 x3
Keterangan :
x1 = x 4 : Nilai rata-rata gain hasil belajar kelompok tinggi
x6
33
x 2 = x 5 : Nilai rata-rata gain hasil belajar kelompok sedang x3 = x6 : Nilai rata-rata gain hasil belajar kelompok rendah Nilai gain didapat dari selisih nilai postes dan nilai pretes.
3.3 Variabel dan Paradigma Penelitian Variabel secara sederhana dapat diartikan ciri, karakteristik dari individu, objek, gejala, peristiwa yang nilainya berubah-ubah. Ciri tersebut memungkinkan untuk dilakukan pengukuran, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Hasil pengukuran suatu variabel bisa konstan atau tetap, bisa pula berubah-ubah. Contoh variabel antara lain : jenis kelamin, motivasi, prestasi belajar, kepemimpinan, sikap, metode pengajaran, dan lain-lain (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2004:11). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yakni variabel bebas yang sering diberi notasi X adalah variabel penyebab atau yang diduga memberikan suatu pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain, dan variabel terikat sering diberi notasi Y adalah variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2004:12). Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dijabarkan sebagai berikut : 1. Variabel bebas (X) : model pembelajaran berbasis masalah dan model ekspositori. 2. Variabel terikat (Y) : prestasi belajar siswa pada ranah kognitif yang ditekankan pada pengetahuan, pemahaman, penerapan dan analisis.
34
Paradigma penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut : Pretes Kls. Eksperimen (X1)
PBM dengan MPBM
Postes Kls. Eksperimen (Y1)
Kesimpulan
Pretes Kls. Kontrol (X2)
Peningkatan (Y1-X1)
Dibandingkan
PBM dengan Model Ekspositori
Postes Kls. Kontrol (Y2)
Peningkatan (Y2-X2)
Gambar 3.1 Skema Paradigma Penelitian
3.4 Data dan Sumber Data Penelitian 3.4.1 Data Penelitian Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan (Suharsimi Arikunto 2002:91). Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
Data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol
Data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol
35
3.4.2 Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 SMK Negeri 12 yang sedang mengikuti program diklat Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika.
3.5 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 84) mengemukakan : Populasi maknanya berkaitan dengan elemen, yakni unit tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut bisa berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi, dan lain-lain. Dengan kata lain populasi adalah kumpulan dari sejumlah elemen. Sesuai dengan lingkup penelitian, populasi atau wilayah data yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa tingkat satu Program Keahlian Avionics dan Program keahlian Aircraft Electrical yang mengambil Program Diklat Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika di SMKN 12 Bandung Tahun ajaran 2007– 2008 yaitu kelas 1E sebanyak 36 siswa dan 1F sebanyak 37 siswa. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2004:85), sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi. Menurutnya juga bahwa tidak ada ketentuan yang baku atau rumus pasti, sebab keabsahan sampel terletak pada sifat dan karakteristiknya, mendekati populasi atau tidak, bukan pada jumlah atau banyaknya. Dalam penelitian ini penarikan sampel dilakukan dengan teknik random sederhana yang dilakukan sebelum pretes dilaksanakan, yaitu memilih secara acak
36
sebanyak 30 siswa dari setiap kelasnya. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 orang yang terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas 1E sebanyak 30 orang yang diperlakukan
sebagai
kelompok
eksperimen
yang
akan
diajar
dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan 1F sebanyak 30 orang yang diperlakukan sebagai kelompok kontrol yang akan diajar dengan menggunakan model ekspositori.
3.6 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data mengacu pada cara apa data yang diperlukan dalam penelitian dapat diperoleh. Kaitannya dalam hal tersebut, serta dengan melihat konsep analitis dalam penelitian ini, maka sumber data yang diperoleh didapatkan dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Tes, yaitu cara pengumpulan data melalui sejumlah soal mengenai materi yang telah dipelajari oleh siswa dan disampaikan kepada siswa selaku responden secara tertulis. 2. Metode Observasi langsung, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Observasi dilakukan oleh penulis di SMKN 12 Bandung. 3. Studi
kepustakaan,
dilakukan
untuk
mendapatkan
informasi
dengan
memanfaatkan literatur yang relevan dengan penelitian ini yaitu dengan cara membaca, mempelajari, menelaah, mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet, surat kabar, dan sumber lainnya.
37
3.7 Prosedur Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir, seperti pada bagan di bawah ini. TAHAP PERSIAPAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Studi pendahuluan : mencari literatur, konsultasi. Membuat proposal. Survey ke sekolah sekaligus menentukan lokasi penelitian. Membuat perizinan. Menyusun instrumen penelitian. Uji coba instrumen. Analisis uji coba instrumen Perbaikan instrumen.
TAHAP PELAKSANAAN
Perlakuan Terhadap Subjek Penelitian Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Tes Awal
Tes Awal
Perlakuan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Perlakuan Menggunakan Model Ekspositori
Tes Akhir
Tes Akhir
Analisis Uji Statistik
TAHAP AKHIR Menarik Kesimpulan
Menyusun Laporan
Gambar. 3.1 Bagan Alur Penelitian
38
3.8 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes pilihan ganda dengan empat pilihan. Soal-soal tersebut terlebih dahulu diuji coba pada kelas II yang telah memperoleh materi sub kompetensi Menerapkan Rangkaian Dasar Kelistrikan. Kemudian hasil tes tersebut dianalisis tingkat kesukaran (TK), daya pembeda (DP), validitas item (VI), dan reliabilitas (R). 3.8.1
Uji Tingkat Kesukaran Soal Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap soal pilihan ganda digunakan
rumus :
P=
B Js
Keterangan : P = Koefisien tingkat kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab benar Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi Indeks Kesukaran : Tabel 3.2 Tingkat Kesukaran dan Kriteria No.
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
Klasifikasi
1.
0,70 ≤ TK ≤ 1,00
Mudah
2.
0,30 ≤ TK < 0,70
Sedang
3.
0,00 ≤ TK < 0,30
Sukar (Suharsimi Arikunto, 2003:210)
39
3.8.2
Uji Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Untuk menentukan daya pembeda butir soal pilihan ganda, rumus yang digunakan yaitu :
D=
BA JA
−
BB JB
Keterangan : D = Daya pembeda BA = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah Kriteria nilai koefisien Daya pembeda adalah sebagai berikut : Tabel 3.3 Klasifikasi Daya Pembeda No.
Rentang Nilai D
Klasifikasi
1.
D < 0,20
Jelek
2.
0,20 ≤ D < 0,40
Cukup
3.
0,40 ≤ D < 0,70
Baik
4.
0,70 ≤ D ≤ 1,00
Baik sekali (Suharsimi Arikunto, 2003:218)
3.8.3
Uji Validitas Soal Untuk mendapatkan ketepatan data hasil tes, maka soal-soal yang telah
disusun perlu diketahui dulu tingkat validitasnya sebelum digunakan untuk mengumpulkan data. Suatu soal dikatakan valid apabila soal tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas yang diukur merupakan validitas item atau butir soal.
40
Rumus yang digunakan untuk menguji validitas butir soal pilihan ganda adalah rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu : r xy=
{N (ΣX
N .ΣXY − (ΣX ) − (ΣY ) 2
}{ (
)
) − (ΣX ) 2 N ΣY 2 − (ΣY ) 2
}
Keterangan : r xy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y N : jumlah siswa X : skor tiap butir soal Y : skor total tiap siswa uji coba ΣXY : jumlah perkalian XY (Suharsimi Arikunto, 2003: 72) Selanjutnya, nilai r dari masing-masing butir item diuji dengan menggunakan rumus :
t=
r n−2 1− r2
Dimana : t r n
= uji keberartian korelasi = koefisien korelasi = jumlah responden
Jika t hitung > t tabel pada taraf signifikansi α = 0,05, maka butir item signifikan dan jika tidak dipenuhi dianggap tidak signifikan.
3.8.4
Uji Reliabilitas Soal Alat ukur dapat dikatakan reliabel bila senantiasa memberikan hasil yang
sama, setiap kali diterapkan (dikenakan) pada situasi atau objek yang sama. Dengan perkataan lain, alat ukur dikatakan reliabel bila hasilnya dapat diulangulang dengan prosedur yang sama dan menunjukkan hasil yang sama pula.
41
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpa (Suharsimi Arikunto, 2002: 171) sebagai berikut :
k Vt − ∑ pq r11 = Vt k − 1 Harga varians total (Vt) dihitung dengan menggunakan rumus :
Vt =
∑X
2
−
( ∑ X )2 N
N (Suharsimi Arikunto, 2002: 171)
dimana : Σ X = Jumlah skor total N
= Jumlah responden
Hasilnya yang diperoleh yaitu r11 dibandingkan dengan nilai dari tabel r-
Product Moment. Jika r11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel, sebaliknya r11 < rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel.
3.9 Teknik Pengolahan Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang belum memberikan gambaran nyata mengenai permasalahan yang diteliti. Oleh karena itu, data harus diolah sehingga dapat memberikan arah pengkajian lebih lanjut. Karena data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, maka cara pengolahannya dilakukan dengan menggunakan teknik statistik.
42
3.9.1
Teknik Analisis Data Pretes Pretes dilakukan untuk melihat kemampuan awal dari kedua kelas apakah
sama atau berbeda. Hal ini dapat dilihat melalui uji perbedaan dua rata-rata terhadap data hasil pretes kedua kelas. Uji ini dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 10, yaitu dengan menggunakan Independent Sample T Test, jika hasil pengujian menunjukkan hasil yang signifikan, artinya tidak ada perbedaan ratarata yang berarti antara kedua kelas, maka dapat dikatakan bahwa kemampuan awal kelas kontrol dan eksperimen adalah sama. Asumsi yang harus dipenuhi sebelum dilakukan uji t adalah normalitas dan homogenitas data, oleh karena itu sebelum pengujian Independent Sample T Test dilakukan maka terlebih dahulu dilakukan pengujian untuk melihat normal serta homogennya data tersebut, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Saphiro Wilk, sementara untuk menguji homogenitas varians dilakukan pengujian Lavene (Lavene Test). 3.9.2
Teknik Analisis Data Peningkatan Data peningkatan maksudnya yaitu selisih antara hasil postes terhadap
hasil pretes. Analisis terhadap data peningkatan memiliki tiga tujuan, yaitu : a. Melihat apakah terdapat peningkatan prestasi yang signifikan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. b. Melihat apakah terdapat peningkatan prestasi yang signifikan antara kelompok atas, sedang, dan bawah. c. Melihat apakah terdapat perbedaan interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dengan pembagian kelompok siswa.
43
Pengelompokkan dilakukan berdasarkan pada nilai pretes kedua kelas dengan ketentuan sebagai berikut :
27% sebagai kelompok atas
46% sebagai kelompok sedang
27% sebagai kelompok bawah Proses analisis dilakukan dengan menggunakan ANOVA (Analysis of
Variance) dua jalur, karena data yang dianalisis terdiri dari dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen, dan setiap kelas terdiri atas tiga kelompok yaitu atas, sedang, dan bawah. Proses analisis dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 10. 3.9.3
Proses Analisis Data Menggunakan SPSS 10 Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa teknik pengolahan data diproses
dengan menggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 10, yang meliputi : 1. Saphiro Wilk dan Lavene Test Saphiro Wilk dan Lavene Test adalah dua buah pengujian yang dilakukan secara bersamaan, hal ini dikarenakan keduanya terdapat dalam submenu yaitu submenu Descriptive Statistic. Meskipun demikian, keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Pengujian Saphiro Wilk dilakukan untuk menguji normalitas data sedangkan Lavene Test dilakukan untuk menguji homogenitas varians. Langkah-langkah pengujian Saphiro Wilk dan Lavene Test : Buka lembar kerja baru, dari menu utama File, pilih New dan pilih Data.
44
Isikan properti variabel pada sheet Variable View, dan selanjutnya mengisikan data pada sheet Data View. Pilih menu Analyze, lalu pilih submenu Descriptive Statistics, dilanjutkan dengan memilih Explore. Selanjutnya akan tampil kotak dialog Explore.
Pengisian :
Dependent List, klik variabel “pretest”, kemudian klik tanda ‘>’
Factor List, klik variabel “kelas”, kemudian klik tanda ‘>’
Label Cases by, diabaikan.
Kemudian klik Statistics, akan tampak di layar :
45
Untuk pengisian diabaikan sesuai dengan Default dari SPSS, selanjutnya klik Continue. Klik pilihan Plots, maka akan tampak kotak dialog.
Pengisian :
Pada Boxplots, pilih None, atau tidak akan dibuat boxplots.
Pada Descriptive, tidak ada yang dipilih.
Klik pilihan Normality Plots with Test, untuk uji normalitas
Pada pilihan Spread vs Level with Lavene Test, pilih Power Estimation untuk menguji homogenitas varians.
Lalu pilih Continue.
Pada bagian Display pilih Both dan dilanjutkan dengan memilih OK. Selanjutnya SPSS akan menampilkan hasil pengolahan data pada lembar outputnya.
46
2. Independent Sample T Test Pengujian dengan menggunakan Independent Sample T Test bertujuan untuk melihat perbedaan dua rata-rata pada subjek yang bebas tidak saling terikat satu sama lainnya. Langkah-langkah pengujian : Isikan properti variabel pada sheet Variable View, dan selanjutnya mengisikan data pada sheet Data View. Dari menu utama, pilih menu Analyze, lalu pilih submenu Compare-Means yang dilanjutkan dengan Independent Sample T-Test, maka di layar akan muncul kotak dialog :
Pengisian :
Test Variable, klik variabel “pretes” lalu klik tanda ‘>’ sehingga variabel nilai pretes berpindah tempat ke Test Variable(s).
Grouping Variable, oleh karena pengelompokan berdasarkan pada variabel kelas, maka klik variabel “kelas”, lalu klik tanda ‘>’ dan variabel kelas akan berpindah ke Grouping Variable.
47
Klik Define Group dan akan muncul kotak dialog.
Pengisian :
Untuk Group 1 isi dengan 1, atau group 1 berisi kelas eksperimen.
Untuk Group 2 isi dengan 2, atau group 2 berisi kelas kontrol.
Setelah pengisian selesai lalu tekan Continue.
Klik Options, selanjutnya akan muncul kotak dialog.
Pengisian :
Untuk Confidence Interval atau tingkat kepercayaan dibiarkan pada posisi default (95%).
Untuk Missing Values atau data yang hilang, maka dibiarkan saja karena dalam kasus ini tidak ada data yang hilang, atau tetap pada default yaitu Exclude cases analis by analysis.
Tekan Continue jika pengisian sudah selesai.
Kemudian tekan OK untuk mengakhiri pengisian prosedur analisis. SPSS akan melakukan pekerjaan analisis dan terlihat outputnya.
48
3. Anava Dua jalur Jika uji t (Independent Sample T Test) di atas digunakan untuk pengujian dua sampel, maka uji Anova (Analysis of Variance) digunakan untuk pengujian lebih dari dua sampel. Langkah-langkah pengujian : Isikan properti variabel pada sheet Variable View, dan selanjutnya mengisikan data pada sheet Data View. Dari menu utama, pilih menu Analyze, lalu pilih submenu General-Linier Model yang dilanjutkan dengan Univariate, maka akan tampak layar kotak dialog.
Pengisian :
Dependent List atau variabel dependent yang akan diuji. Oleh karena nilai gain yang akan diuji maka klik variabel data “gain_kel” lalu klik tanda ‘>’
49
sehingga variabel data gain kelompok berpindah tempat ke Dependent List.
Factor(s) atau group, oleh karena variabel pengelompokan berdasarkan variabel kelompok dan kelas, maka proses dilakukan satu persatu.
Untuk variabel “kelompok”
Klik variabel “kelompok” lalu klik tanda ‘>’ dan variabel kelompok akan berpindah ke Factor.
Untuk variabel kelas
Klik variabel “kelas” lalu klik tanda ‘>’ dan variabel kelas akan berpindah ke Factor.
Untuk kolom Options diabaikan.
Tekan OK untuk mengakhiri pengisian, dan selanjutnya SPSS akan melakukan analisis dan memperlihatkan output SPSS