BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan oleh Peneliti adalah paradigma post
positivisme. Munculnya gugatan terhadap positivisme di mulai tahun 19701980an. Pemikirannya dinamai “post-positivisme”. Paham ini menentang positivisme, alasannya tidak mungkin menyamaratakan ilmu-ilmu tentang manusia dengan ilmu alam, karena tindakan manusia tidak bisa di prediksi dengan satu penjelasan yang mutlak pasti, sebab manusia selalu berubah. Post-positivisme merupakan perbaikan positivisme yang dianggap memiliki kelemahan-kelemahan, dan dianggap hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Secara ontologism aliran postpositivisme bersifat critical realism dan mengangap bahwa realitas tersebut dapat dilihat
secara
benar
oleh
peneliti.
Secara
epistomologis
:
modified
dualist/objectivist, hubungan peneliti dengan realitas yang di teliti tidak bisa dipisahkan tapi harus interaktif dengan subjektivitas seminimal mungkin. Secara metodologis adalah modified experimental/manipulatif.32. Bogdan & Biglen menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi, konsep, atau proposisi yang berhubungan secara logis, yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian 33 . Sedangkan Baker mendefinisikan paradigma sebagai seperangkat aturan yang (1) membangun atau mendefinisikan 32 33
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2006. Hal 49 http://www.iier.or g.au/iier16/mackenzie.html
43
44
batas-batas; dan (2) menjelasan bagaimana sesuatu harus dilakukan dalam batasbatas itu agar berhasil. Cohenn & Manion membatasi paradigma sebagai tujuan atau motif filsofis pelaksanaan suatu penelitian. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa paradigma merupakan seperangkat konsep, keyakinan, asumsi, nilai, metode, atau aturan yang membentuk kerangka kerja pelaksanaan sebuah penelitian. Paradigma post positivisme ialah aliran yang ingin memperbaiki kelemahan pada positivisme. Satu sisi postpositivisme sependapat dengan positivisme bahwa realitas itu memang nyata ada sesuai hukum alam. Tetapi pada sisi lain postpositivisme berpendapat manusia tidak mungkin mendapatkan kebenaran dari realitas apabila peneliti membuat jarak dengan realitas harus bersifat interaktif, untuk itu perlu menggunakan prinsip trianggulasi yaitu penggunaan bermacam-macam metode, sumber data, data dan lain-lain. Menurut paradigma post positivisme, realitas sosial yang diamati oleh seseorang tidak dapat digenerasikan pada semua orang yang biasa dilakukan oleh kaum klasik dan positivis. Peneliti menggunakan paradigma post positivisme karena peneliti ingin mendapatkan pengembangan pemahaman yang membantu proses intepretasi suatu peristiwa. Peneliti ingin mencari tahu bahwa apa saja strategi public relations PT. Transportasi Jakarta untuk memperbaiki pelayanan kepada pengguna bus transjakarta.
45
3.2
Metode Penelitian Metode erat kaitannya dengan bagaimana seorang peneliti menerapkan
cara untuk melihat suatu masalah sesuai dengan cara untuk menuju hasil tertentu. Metode berkaitan dengan suatu cara kerja yang sistematis dengan memahami suatu objek atau subjek penelitian sebagai suatu upaya untuk menemukan jawaban yang dipertanggungjawabkan secara ilmiah termasuk keabsahannya 34. Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orangorang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya sehingga lebih mendalam membahas objek penelitiannya tidak hanya luarnya saja35 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif. Hal ini disebabkan karena peneliti ingin menggali lebih dalam tanpa dibatasi dalam meneliti bentuk strategi public relations PT Transjakarta dalam memperbaiki pelayanan pada pengguna bus transjakarta. Fokusnya adalah analasis strategi yang dilakukan oleh public relations PT Transjakarta dalam memperbaiki pelayanan pada pengguna bus transjakarta. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor dalam Moleong yang menyatakan ”metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
34
Rosady, Ruslan. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2004, Hal 2 35 Lexy J. Moleong, Op.cit, Hal 3
46
dapat diamati. Dengan kata lain, penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan36 . Penelitian kualitatif ini menggunakan metode studi kasus dari Robert K. Yin merupakan sebuah metode yang mengacu pada penelitian yang mempunyai unsur how dan why pada pertanyaan utama penelitiannya dan meneliti masalahmasalah kontemporer (masa kini) serta sedikitnya peluang peneliti dalam mengontrol peristiwa (kasus) yang ditelitinya 37 . Studi kasus adalah bentuk penelitian mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia didalamnya38. Studi kasus adalah salah satu strategi dan metode analsis data kualitatif yang menekankan pada kasus-kasus yang terjadi pada objek yang dianalisis39. 3.3.
Subyek Penelitian Kedudukan nara sumber dalam penelitian kualitatif ini sangat penting,
sebab nara sumber tidak hanya menjadi responden melainkan juga sebagai pemilik informasi. Mereka disebut sebagai informan atau disebut juga sebagai subjek yang diteliti karena ia bukan saja sebagai sumber data melainkan juga pelaku yang ikut menentukan berhasil tidaknya sebuah penelitian berdasarkan informasi yang diberikan. Dalam penelitian ini peneliti memilih Key Informan dan Informan yang sesuai dengan penelitian ini dan bisa memberikan informasi yang relevan. Key Informan : 36
Ibid. Robert K. Yin. Studi Kasus Desain dan Metode. Rajawali Pres. Jakarta. 2012. Hal 1 38 S. Nasution. Metode Research Pendekatan Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara. 2007. Hal 27 39 Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif. Komunikasi Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Hal 229 37
47
1.
Ibu Sri Ulina sebagai Kepala Divisi Bagian Humas PT. Transportasi Jakarta karena beliau merupakan Kepala Bagian dari Divisi Humas dari PT Transportasi Jakarta dimana sumber utama informasi dan segala jenis kegiatan public relations ditangani oleh beliau.
Informan : 2.
Bapak Ferry Togi sebagai Staff Humas PT Transportasi Jakarta karena sebagai staff dari Ibu Ulina, peneliti dapat me-recheck data atau informasi yang diberikan oleh Ibu Sri Ulina.
3. Pengguna Bus Transjakarta, untuk mendapatkan informasi mengenai dampak yang diterima secara langsung oleh strategi public relations yang dijalankan. Adapun periode penelitian ini dilaksanakan sejak 1 April – 30 Juni 2015. 3.4.
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan40. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dua macam, yaitu sebagai berikut : 3.4.1. Data Primer Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam pengelolaan media sosial yang relatif lama. Wawancara merupakan
40
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2006. hal 40
48
proses interaksi antara peneliti dengan informan atau responden guna memperoleh data atau informasi untuk kepentingan tertentu. Wawancara mendalam merupakan suatu cara memperoleh data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti.41 3.4.2. Data Sekunder a. Studi Dokumen data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan, berita-berita dari koran ataupun website, laporan harian, foto, dan sebagainya. b. Studi Kepustakaan dilakukan dengan mempelajari teori yang berkaitan dengan bentuk-bentuk kegiatan strategi public relations dan pelayanan yang dilakukan, diperoleh melalui membaca buku, internet dan bahan-bahan lain yang berkaitan dengan masalah yang dibahas guna mendapatkan data yang akurat dan teoritis, yang akan dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam pembahasan masalah. 3.5.
Teknik Analisis Data Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis melalui teknik analisis data deskritptif dimana data yang terkumpul akan dibaca, ditelaah, dan diolah serta dicari hubungan antar fenomena sehingga dihasilkan suatu uraian yang diruntut dan sistematis, yang pada akhirnya diperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai pokok permasalahan dalam
41
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2007. Hal 157
49
penelitian ini42. Pada bagian teknik pengolahan data, peneliti mentranskrip data lapangan yang asli dari hasil wawancara secara utuh. Tahap selanjutnya adalah peneliti mereduksi data yang sesuai (dibutuhkan) dan yang tidak sesuai (tidak dibutuhkan).
Tahap
terakhir
peneliti
melakukan
tipikasi
data
yaitu
mengelompokan data-data yang telah direduksi. 3.6.
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Teknik pemeriksaan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan triangulasi. Dalam penelitian kualitatif, triangulasi merujuk pengumpulan data sebanyak mungkin dari berbagai sumber. Triangulasi
adalah
teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain, selain itu untuk memperluas pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya43. Triangulasi berarti cara yang terbaik untuk menghilangkan perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dalam kata lain bahwa dengan triangulasi, penelitian dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkan dengan berbagai sumber, metode atau teori. Untuk itu maka penelitian dapat melakukannya dengan jalan44 : 1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan 2. Mengeceknya dengan berbagai sumber data
42
Moleong. Op.cit. Hal 103 Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010. Hal 330 44 Ibid, hal 332 43
50
3. Memanfaatkannya dengan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan. Teknik triangulasi yang digunakan penulis adalah dengan teknik triangulasi narasumber. Peneliti mewawancara narasumber dengan mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan dan mengeceknya dengan berbagai sumber data.