Bab III Metodologi
III.1 Identifikasi masalah dan model pendekatannya Salah satu permasalahan utama dalam lingkungan Tentara Nasional Angkatan Darat (TNI AD) Republik Indonesia adalah dalam bidang peralatan, sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa peralatan di lingkungan TNI rata-rata sudah mencapai umur yang relatif “uzur”. Ketika anggaran belanja yang dialokasikan untuk TNI tidak lagi mencukupi untuk peremajaan (pembelian baru) peralatan akan tetapi kondisi politik di Indonesia semakin meningkat, menuntut agar tingkat kesiagaan atas peralatan tempur untuk segera diperbaiki dan diperbaiki supaya dalam pelaksanaan tugas dapat maksimal, maka dari itu perlu dipikirkan sebuah pilihan (alternative) untuk mencapai tingkat kesiagaan yang diinginkan. Tesis ini membahas tentang optimasi biaya perawatan kendaraan tempur di lingkungan TNI-AD dengan skenario penambahan jumlah bengkel yang mempunyai kemampuan untuk melaksanakan retrofit (perawatan besar dengan siklus 10 tahun) terhadap kendaraan tempur tersebut. Data yang dipergunakan dalam kajian ini berasal dari data riil kondisi dan jumlah kendaraan tempur di lingkungan TNI AD yang sudah tentu bersifat rahasia, dengan kondisi seperti itu maka seluruh tampilan data maupun hasil dari optimasi ditampilkan dengan menggunakan format prosentase dari nilai keseluruhan. Meskipun data dan hasil simulasi ditampilkan dengan cara ini, tetapi format tersebut tidak mempengaruhi hasil dari keseluruhan tesis ini. Penggunaan dan pengambilan sample dilakukan pada Direktorat Peralatan yang berperan menangani pemeliharaan dan perawatan kendaraan tempur Angkatan Darat. Proses pengumpulan dan pengolahan data untuk dilakukan sebuah dioptimasi dalam skenario dan model perhitungan tentang optimasi biaya perawatan kendaraan tempur di lingkungan Angkatan Darat dapat dilakukan dengan baik.
20
Kemudian beberapa data dipisahkan berdasarkan tingkat kekhususan agar tidak membuat kesalahan dalam suatu perhitungan. Selanjutnya data tersebut dibuat dalam beberapa kelompok sesuai spesifikasi dan fungsinya sehingga memudahkan dalam perhitungan. Pemilahan kendaraan tempur tersebut berdasarkan tentang jumlah, kondisi dan sebarannya. Berdasarkan jenis pengelompokanya, kendaraan tempur tersebut ada dua kelompok besar yaitu jenis Tank beroda rantai dan jenis panser beroda ban. Pertanyaan yang hendak dijawab melalui tesis ini adalah “ Seperti apa sistem perawatan kendaraan tempur yang efektif dan efisien serta dampak apa saja yang ditimbulkan oleh sistem tersebut bila ditinjau secara ekonomi.”.Dengan dukungan data yang ada dapat di identifikasi problem yang bakal terjadi, maka dibuatlah sebuah judul yang di harapkan dapat menjawab tantangan tersebut dengan judul” Optimasi Biaya Perawatan Kendaraan Tempur di lingkungan Angkatan Darat.” III.2 Model optimasi biaya perawatan kendaraan tempur Dengan permasalahan seperti yang dikemukakan di atas, maka metodologi yang dipergunakan pada penelitian ini adalah aplikasi dari metode pemrograman linier untuk optimasi biaya perawatan Ranpur dan kemudian dilanjutkan dengan aplikasi metoda SWOT untuk mendapatkan posisi strategis dari sistem perawatan saat ini bila dibandingkan dengan sistem perawatan Ranpur usulan.
Model matematis pemrograman linear Model matematis dari pemrograman linear dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu: Objective function (fungsi objektif), constraints (Batasan) dan decision variable (variabel keputusan),. Berikut ini akan dibahas masing masing dari komponen tersebut: 1. Fungsi Objektif Fungsi objektif yang hendak diminimumkan dalam simulasi ini adalah “biaya total keseluruhan perawatan ranpur”, dimana secara matematis fungsi objektif dari simulasi ini dapat di jabarkan pada persamaan berikut ini:
21
Minimumkan biaya : Overall Cost = ΣiΣjΣk Costships x Volranpur + ΣiΣj Cost harwat x Volranpur + Σj Investasi
Biaya keseluruhan yang dimaksud meliputi total biaya pengapalan yang menggunakan jalur laut terhadap pengangkutan kendaraan tempur dikalikan dengan volume kendaraan tempur, selanjutnya terhadap total biaya pemeliharaan dan perawatan yang akan dilakukan dan dikalikan dengan volume kendaraan tempur, dan terakhir adalah biaya investasi yang diperlukan. 2. Batasan Ada dua buah batasan yang dipergunakan dalam simulasi ini, kedua batasan tersebut adalah: • Batasan jumlah Ranpur jenis tertentu pada suatu region tertentu adalah jumlah ranpur yang harus dirawat oleh agregat kapasitas bengkel kelas IV maupun swasta, yang secara matematis dapat dirumuskan dalam persamaan berikut ini :
• Batasan Kapasitas bengkel kelas IV, masing-masing bengkel kelas IV dalam simulasi ini mempunyai kapasitas maksimum untuk merawat Ranpur. Dengan adanya kapasitas tersebut maka jumlah Ranpur yang dikirim untuk dirawat di bengkel tersebut tidak bisa melebihi kapasitas bengkel tujuan. Secara matematis batasan ini dapat dirumuskan dalam persamaan berikut ini.
22
3. Variable keputusan Variabel keputusan yang dipergunakan dalam simulasi ini adalah “TNI Mengerjakan perawatan berat Ranpur sendiri (mendirikan/menambah kapasitas bengkel kelas IV baru) atau menyerahkan perawatan Ranpur kepada pihak swasta (tidak mendirikan bengkel baru)”.
Pembuatan model ini telah disesuaikan dengan kapasitas dan kondisi yang sedang berlangsung dalam proses pengerjaan dan pengolahan data yang digunakan,dari beberapa pembahasan yang dilakukan hanya tiga bagian besar yang menjadi prioritas pembahasan model yang menyangkut penggunaan biaya, yaitu antara lain : Biaya keseluruhan (Overall Cost). Berikut ini adalah gambaran region satu sampai duabelas dimana pada masingmasing region memiliki lima jenis Ranpur dan didistribusikan pada workshop yang melayani perbaikan Ranpur tersebut. Ilustrasi ini menunjukan jarak tempuh transportasi pada lima skenario bengkel yang ditambah jumlahnya.
23
Gambar III. 1 Model Sistem Transportasi Perawatan Kendaraan Tempur.
24
Seperti yang terlihat pada gambar III.1 model sistem transportasi perawatan kendaraan tempur usulan yang menggambarkan skenario pembangunan pada lima bengkel yang diharapkan dapat menampung pengerjaan upgrade untuk kendaraan tempur dalam sebuah model simulasi. Jaringan yang telah dibentuk menggunakan jalur transportasi laut sebagai alat perpindahan kendaraan tempur dari satu region kepada masing-masing workshop. Jalur tersebut akan dapat menentukan jumlah dan banyaknya layanan angkutan yang akan terjadi, seperti banyaknya jumlah jaringan yang terlihat pada gambar diatas. Faktor biaya yang dipergunakan dalam simulasi ini merupakan estimasi biaya perawatan Ranpur yang diturunkan dari berbagai macam biaya riil dalam pengerjaan perawatan yang pernah dilakukan oleh Bengpuspalad pada tahun 1996. Estimasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan faktor eskalasi nilai dolar dan perkiraan kenaikan biaya material dan personil dari tahun 1996 hingga tahun 2007. Penjelasan berikutnya adalah biaya perawatan yang diperkirakan bila dikaitkan dengan kontrak kerja yang pernah dilakukan, kemudian dihubungkan dengan nilai saat ini seperti harga engine per unit, biaya perbaikan kelisrikan, biaya perbaikan suspensi, biaya senjata, biaya perbaikan bodi, dan modifikasi serta biaya alat kerja. Kegiatan ini banyak menggunakan alat kerja khusus sehingga dalam pengerjaannya dimasukkan dalam hitungan tersendiri. Pilihan penggunaan kapal laut merupakan sarana untuk sistem pendistribusian Ranpur dengan menggunakan transportasi jalur laut. Pengiriman itu termasuk Panser dan Tank untuk antar pulau masih lebih murah dibanding angkutan lainya. Pengunaan biaya transportasi laut dalam hal ini lebih ditekankan pada biaya pengapalan dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya, diharapkan lokasi bengkel tidak jauh dari pelabuhan kapal laut yang ada. Tujuan ini adalah untuk memperpendek jarak transportasi dari pelabuhan ke bengkel dan sebaliknya. Kondisi ini akan menimbulkan masaalah baru bila lokasi bengkel terlalu jauh dari pelabuhan.
25
Berikut ini adalah bentuk umum penulisan kajian yang telah dilakukan sebagai berikut: 1. Investasi = Land value + Building value + P Tools + personel wages 2. Maintenance cost = P Engine+ P Electrical+ P Suspensi+ P weapon + P Body + P Tools 3. Transportation = Port to port distance x Shipping rate. Penjelasan diatas merupakan bagian dari unsur penelitian agar kerangka dasar dalam sebuah konsep penulisan menghasilkan pemikiran yang tidak merangkum terlalu jauh dari konsep tersebut di bandingkan dengan kenyataan yang ada. Penjelasan diatas menyatakan bahwa konsep pemikiran perlu dibangun untuk sebuah pemikiran pada sebuah model sederhana, lalu melanjutkannya dengan memadukan dalam berbagai problem yang sedang dihadapi, kemudian membuat berbagai pertanyaan yang ingin deselesaikan secara matematis. Dukungan data yang lengkap dapat membantu proses tersebut, sehingga pokok pikiran tersebut dapat diarahkan pada sasaran yang dinginkan. Penyelesaian seperti inilah akan melahirkan ide baru dalam penyelesaian masaalah yang sedang dihadapi. Dukungan data dan informasi sangat diperlukan dalam pengolahan simulasi ini.
III.3 Data Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat kita bagi menjadi dua pengelompokan besar seperti yang telah di jelaskan di atas, selanjutnya untuk lebih jelasnya bahwa data tersebut dapat di bagi lagi dalam beberapa kategori yang lebih spesifik sesuai karakteristik kendaraan tersebut. Anatara lain dalam kategori tank beroda rantai. Dalam hal ini tidak dilakukan pemilahan atau pengelompokan karena peran dan fungsinya sama. Kategori panser beroda ban dibagi menjadi empat kelompok besar sesuai dengan peran dan fungsinya seperti kendaraan tempur Khusus, kendaraan tempur Intai, kendaraan tempur Arteleri Medan dan kendaraan tempur buatan Inggris. Pemisahan ini dilakukan untuk membedakan peran dan fungsinya dalam tugas tempur. Perbedaan lain yang
26
diperoleh adalah bentuk dan ukuran sangat berbeda, sehingga akan mempengaruhi hasil perhitungan waktu dan biaya pengerjaan. Pembahasan dari data diatas merupakan data awal sebagai acuan dalam perhitungan dalam sebuah model yang sangat mempengaruhi hasil optimasi. Selanjutnya adalah bagian yang merupakan bentuk data sebagai bahan olahan lanjutan yang tidak kalah pentingnya. Bagian ini dapat dikelompokan dalam tiga bagian besar seperti Nilai Investasi, Biaya perawatan dan biaya transportasi. Dengan penjelasan terhadap nilai yang telah didapat mencerminkan bahwa nantinya dalam pengolahan data sangat mempengaruhi hasil penelitian ini. Tentang nilai dan besaran angka ataupun menyangkut biaya yang diperlukan untuk pembangunan beberapa bengkel seperti yang telah dijelaskan dapat dilihat pada tabel berikut yang akan diterangkan kemudian pada bab selanjutnya.
III.4 Analisis SWOT Analisis SWOT digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk sebuah kajian dalam menentukan sebuah analisis pendekatan teori yang sedang berkembang sehingga diharapkan dapat menentukan tingkat kegunaan atau mamfaat yang akan diperoleh lebih besar. Penggunaan beberapa perangkat analisis sangat membantu penulis dalam pembuktian hasil riset. Pembuktian tersebut sangat diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan sebuah
kebijakan.
Selanjutnya
(Strength,
penulis
mencoba
menggunakan
analisis
SWOT
Weaknesses, Opportunities, Threats). Sebagai salah satu perangkat guna mencari sebuah perencanaan strategis sebagai dasar penentuan posisi ideal dalam menyusun program-program pengembangan perwatan kendaraan tempur yang lebih kopetitif dimasa datang dan kondisi siap pasukan terhadap alat peralatan yang memadai dapat terpenuhi. Gambaran tentang pembahasan dalam penggunaan analisis SWOT yang perlu diperhatikan terdiri dari dua faktor utama yang mempengaruhi analisis tersebut antara lain : faktor pengaruh dari dalam dan faktor pengaruh dari luar dalam setiap proses tinjauan permasaalahan yang akan dilaksanakan. 27
Tinjauan tentang faktor pengaruh dari dalam dan faktor pengaruh luar tersebut dapat diperhatikan sebagai berikut : 1. Faktor pengaruh dari dalam maksudnya adalah sudut pandang kita saat itu.kita benar-benar berada pada posisi sebagai bagian dari sistem yang akan kita amati. Ini dikatakan Faktor pengaruh dari dalam (Indikator internal system). Selanjutnya,bila kita meninjau kondisi saat kita berada pada posisi dari dalam sistem maka yang kita lihat adalah gambaran adanya faktor peluang tentang kekuatan dari sistem yang akan kita gunakan dan sebaliknya kita juga akan melihat adanya faktor kelemahan dari sistem pada saat itu. Tentang kekuatan yang dimaksud dalam analisa ini adalah ketersedian sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan keahlian yang diinginkan cukup banyak,selanjutnya biaya opersional dan pengupahan murah, serta tingkat kepercayaan dan flesibilitas perawatan mendapat respon yang baik didalam negeri. Hal ini memberi peluang besar dalam meraih kesempatan dan berpotensi untuk dikembangkan. Ini merupakan sumber kekuatan. Tentang kelemahan yang dimaksud adalah bentuk keterbatasan yang mungkin timbul sebagai ujud bentuk perlawanan yang dapat mengurangi peluang kekuatan,atau kemampuan pada suatu kesempatan, seperti berubahnya kebijakan makro pemerintah, faktor ini yang dapat melemahkan kekuatan. 2. Faktor pengaruh dari luar maksudnya adalah sudut pandang kita saat itu.kita benar-benar berada pada posisi di luar dari sistem yang akan kita amati. Ini dikatakan Faktor pengaruh dari luar (Indikator eksternal sistem). Kita meninjau kondisi saat kita berada pada posisi dari luar sistem maka yang kita lihat adalah gambaran adanya faktor peluang atau kesempatan dari sistem yang akan kita gunakan dan sebaliknya kita juga akan melihat adanya faktor ancaman dari sistem pada saat itu. Tentang Peluang yang dimaksud adanya penghematan devisa Negara, multiplier effect bagi pengembangan industri dalam negeri, penguasaan
28
teknologi lebih lanjut, serta
potensi perawatan berkelanjutan
relatif
besar,ini merupakan bentuk peluang yang dimungkinkan. Tentang ancaman yang dimaksud adalah berupa tantangan yang mungkin akan dihadapi berupa tidak stabilnya nilai tukar Rupiah terhadap dollar,embargo suku cadang terhadap produk asing, cepat berubahnya kemajuan teknologi. Hal ini keterbatasan yang mungkin timbul sebagai ujud bentuk perlawanan dari luar sistem yang dapat mempengaruhi posisi peluang dari lingkungan yang diharapkan.
29