BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini mengambil lokasi di jalur sepeda Sentul City, Bogor, Indonesia (Gambar 4). Adapun waktu kegiatan penelitian ini kurang lebih selama 6 bulan, dari bulan Maret 2012 sampai dengan Agustus 2012.
U Tanpa Skala
Peta Jalur Sepeda Sentul City Keterangan gambar: Lokasi Penelitian Sumber: Masterplan Sentul City, 2008 Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah)
13
3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta jalur sepeda Sentul City, survey sheet, dan kuisioner. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian antara lain: 1. GPS untuk tracking jalur sepeda di Sentul City; 2. Kamera untuk pengambilan gambar; 3. Software untuk mengolah data dan gambar seperti AutoCAD 2011, Adobe Photoshop CS6, Garmin Map Source, Google Sketch Up 8, dan lainnya. 3.3 Metode Penelitian Kegiatan penelitian evaluasi jalur sepeda di Sentul City dijabarkan dalam tiga tahap yaitu, pengumpulan data, analisis data menggunakan analisis SWOT, dan perumusan rekomendasi. 1. Pengumpulan data aspek fisik dan biofisik jalur sepeda di Sentul City, aspek sosial, aspek ekonomi, dan aspek pengelolaan. a. Pengukuran jalur sepeda Pengumpulan data mengenai jalur sepeda di Sentul City dilakukan dengan tracking menggunakan GPS, untuk mengetahui berapa luas, lebar, dan jalanjalan yang dihubungi oleh jalur sepeda ini. b. Evaluasi fisik dan biofisik jalur sepeda Pengumpulan data mengenai kondisi fisik dan biofisik dari jalur sepeda yang ada di Sentul City berupa fasilitas penunjang jalur sepeda, vegetasi, kondisi jalur sepeda, dan sebagainya. c. Wawancara pengelola dan pengguna dengan menggunakan kuisioner Wawancara pengelola dan pengguna dilakukan untuk mengetahui data sosial, ekonomi, dan budaya tentang perilaku, aktivitas, kondisi ekonomi dan budaya dari pengguna yang ada di jalur sepeda Sentul City. Selain itu, wawancara juga dilakukan untuk mengetahui data mengenai aspek pengelolaan tentang kegiatan pengelolaan yang sudah ada untuk memelihara jalur khusus sepeda. Untuk mengetahui aspek sosial, ekonomi, dan budaya, dilakukan penyebaran kuisioner kepada pengunjung. Kuisioner ini digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai aktivitas,
perilaku, dan
karakteristik pengunjung Sentul City mengenai jalur khusus sepeda. Metode
14
kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup, yaitu pertanyaanpertanyaan yang sudah dibatasi dengan pilihan-pilihan yang tersedia bagi responden. Responden yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 30 responden yang dipilih secara sengaja. d. Analisis data dengan menggunakan SWOT Tahap ini merupakan tahap di mana dilakukan pengolahan dan penyusunan data yang telah terkumpul dari hasil survey untuk memperoleh informasi tentang: a. deskripsi aspek fisik dan biofisik jalur sepeda; b. deskripsi aspek pengguna jalur sepeda; c. deskripsi aspek pengelolaan yang sedang berjalan di jalur sepeda. Analisis SWOT, yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi (Rangkuti, 1997). SWOT adalah singkatan dari Strenght (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Threats (ancaman). Dari analisis SWOT akan dihasilkan matriks SWOT. Matriks ini dapat menghasilkan 4 strategi kemungkinan alternatif. Keempat strategi itu adalah: 1. SO, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya; 2. ST, yaitu strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman; 3. WO, yaitu strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada; 4. WT, yaitu strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Kerangka kerja dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT adalah sebagai berikut: a) analisis penilaian faktor internal dan faktor eksternal; b) penentuan bobot setiap variable; c) penentuan peringkat (rating); d) penyusunan alternatif strategi;
15
e) pembuatan tabel rangking alternatif strategi. Penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Analisis Penilaian Faktor Internal dan Eksternal Penilaian faktor internal (IFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan serta memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Sedangkan penilaian faktor eksternal (EFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana ancaman dan peluang yang dimiliki dengan cara mendaftarkan ancaman dan peluang (David, 2008). Identifikasi berbagai faktor tersebut secara sistematis digunakan untuk merumuskan strategi untuk pengelolaan jalur khusus sepeda.
b. Penentuan Bobot Setiap Variabel Sebelum melakukan pembobotan faktor internal maupun eksternal, terlebih dahulu ditentukan tingkat kepentingannya. Setiap faktor internal dan eksternal diberi nilai berdasarkan tingkat kepentingannya (Tabel 2). Khusus untuk faktor internal kekuatan, tingkat kepentingan harus diberi nilai 3 atau 4, dan faktor internal kelemahan, harus diberi nilai 1 atau 2. Tabel 2. Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Internal dan Eksternal Simbol
Tingkat kepentingan
1
Tidak penting
2
Kurang penting
3
Penting
4
Sangat Penting
Penentuan bobot dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak pengelola. Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal (Tabel 3).
16
Tabel 3. Formulir Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal
No.
Faktor Internal
Tingkat Jumlah RataKepentingan Bobot Responden Rata 1 2 3 4 5
Total No.
Faktor Eksternal
Tingkat Jumlah RataKepentingan Bobot Responden Rata 1 2 3 4 5
Total c. Penetuan peringkat (rating) Penentuan tiap variabel terhadap kondisi objek diukur dengan menggunakan nilai peringkat berskala 1-4 terhadap masing-masing faktor strategis yang dimiliki jalur khusus sepeda (Tabel 4 dan 5). Tabel 4. Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Internal Simbol
Tingkat kepentingan
1
Sangat lemah
2
Lemah
3
Kuat
4
Sangat Kuat
Tabel 5. Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal Simbol
Tingkat kepentingan
1
Respon pengelola kurang baik
2
Respon pengelola cukup baik
3
Respon pengelola baik
4
Respon pengelola sangat baik
Total skor pembobotan berkisar antara 1-4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor pembobotan IFE di bawah 2,5 maka dapat dinyatakan bahwa kondisi internal
17
lemah, sedangkan jika berada di atas 2,5 maka dinyatakan kondisi internal kuat, Demikian juga total pembobotan EFE, jika dibawah 2,5 menyatakan bahwa kondisi eksternal lemah dan jika di atas 2,5 menyatakan bahwa kondisi eksternal kuat (David, 2008) (Tabel 6 dan 7). Tabel 6. Formulir Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor strategis internal Kekuatan
Bobot
Skor (Bobot x Rating)
Rating
1. Kelemahan 1. Total Sumber: Rangkuti, 1997 Tabel 7. Formulir Matriks External Factor Evaluation (EFE) Faktor strategis eksternal Peluang
Bobot
Rating
Skor (Bobot x Rating)
1. Ancaman 1. Total Sumber: Rangkuti, 1997 d. Penentuan Alternatif Strategi Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT (Tabel 8). Tabel 8. Matriks SWOT Eksternal Internal Strenght
Opportunity
Threats
Menggunakan kekuatan
Menggunakan kekuatan
yang dimiliki untuk
yang dimiliki untuk
mengambil kesempatan
mengatasi ancaman yang
yang ada
dihadapi
18
Lanjutan Tabel 8.
Weakness
Mendapatkan keuntungan Meminimumkan dari kesempatan yang ada kelemahan dan untuk mengatasi
menghindari ancaman
kelemahan kelemahan
yang ada
Sumber: Rangkuti, 1997 e. Perumusan rekomendasi Tahapan terakhir ini merupakan perumusan rekomendasi untuk menghasilkan strategi pengelolaan guna meningkatkan pengelolaan lanskap jalur khusus sepeda di Sentul City. Pembuatan rekomendasi dilakukan berdasarkan hasil analisis yang telah diperoleh dan studi literatur sebagai bahan pertimbangan atau acuan dalam pembuatan rekomendasi.
19