BAB III METODOLOGI
3.1
Pengenalan Delphi 7.0 Borland Delphi adalah pemrograman yang bekerja pada ruang lingkup
windows kemampuannya dapat dipakai untuk merancang program aplikasi yang berpenampilan seperti program aplikasi lainnya yang berbasis windows. Kemampuan
Borland
Delphi
secara
umum
adalah
menyediakan
komponen-komponen yang memungkinkan kita membuat program aplikasi yang sesuai tampilan dan cara kerja MS Windows. Bahasa pemrograman Delphi disebut bahasa pemrograman procedural artinya bahasa/sintaxnya mengikuti urutan tertentu. Ada jenis pemrograman non prosedural seperti pemrograman kecerdasan buatan seperti bahasa prolog. Delphi termasuk keluarga visual sekelas visual basic, visual C artinya perintah-perintah untuk membuat obyek dapat dilakukan secara visual. Tinggal memilih obyek apa yang ingin dimasukkan kedalam form atau window. Delphi merupakan bahasa berorientasi obyek, property dan methode dikemas menjadi satu kemasan.
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
3.2
Memulai Program Delphi 7.0 Untuk memulai pemrograman Delphi lakukan langkah-langkah sebagai
berikut : 1. Klik tombol start, dalam sistem operasi windows. 2. Pilih menu Borland Delphi, kemudian sorot Delphi 7 dan pilih. Seperti tampilan dibawah ini.
Gambar 3.1 Menu Program Delphi 7 3. Setelah dipilih maka akan muncul menu utama pemrograman Delphi 7 dan Delphi siap digunakan seperti gambar dibawah ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Gambar 3.2 Tampilan Delphi 3.3
Proses Kerja Delphi Delphi
merupakan
sebuah
perangkat
untuk
memudahkan
dalam
melakukan pembuatan disain program. Pada skripsi ini sistem kerja delphi dibagi menjadi tiga main program. Dibaginya menjadi 3 main program dimaksudkan untuk memudahkan dalam pembuatan program dan juga memudahkan dalam pengoreksian. Main program yang pertama adalah perhitungan volatile ratio, main program yang kedua merupakan perhitungan dari ash containt, dan main program yang ketiga adalah nilai dari ukuran partikel batubara.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Output dari ketiga main program ini adalah jumlah lamanya spray water dalam tekanan 5 kg/
. Output spray ini memberikan perintah seberapa lama air spray
yang akan diberikan untuk menanggulangi bahaya ledakan. 3.3.1
Main Program 1 Main program dimaksudkan memudahkan dalam pengecekan
terhadap error data pada pembuatan program. Main program yang pertama merupakan perhitungan dari ketiga sisi input (hydrocarbon,methan, dan carbon monoksida) yang kemudian di konversi oleh program menjadi volatile matter. Volatile ratio merupakan hasil perhitungan dari volatile matter dan fixed carbon. Hasil keluaran dari Main program yang pertama adalah volatile ratio. ( )
( )
( )
Berikut adalah coding main program 1: //-----------------------------------------------------------------------------// Volatile matter Total //------------------------------------------------------------------------------
procedure Tform1.VM; begin //a:=0; a:= strtofloat(edit1.text); b:= strtofloat(edit2.text); c:= strtofloat(edit3.text);
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
d:= (a+b+c)/3;
edit6.text:= floatToStr(d); end;
Pada program simulasi ini terjadi dua kali pengambilan data volatile matter (hydrocarbon, methan, dan carbon monoksida) yang pertama terjadi di sisi inlet bunker dan yang kedua pada outlet bunker. Pada prinsipnya pengolahan data yang terjadi pada sensing yang pertama sama dengan yang terjadi pada sensing yang kedua. Perbedaannya adalah nilai sensing yang kedua lebih kecil dari yang pertama. Hal ini dikarenakan telah terjadi spray pada tahap pertama sebelum batubara masuk ke dalam bunker, sehingga telah terjadi penurunan harga volatile matter. Berikut adalah coding program 1 pada sensing yang kedua: //-----------------------------------------------------------------------------// Volatile matter Total II //------------------------------------------------------------------------------
procedure Tform1.VM1; begin //a:=0; a1:= strtofloat(edit8.text);
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
b1:= strtofloat(edit9.text); c1:= strtofloat(edit10.text);
d1:= (a1+b1+c1)/3;
edit15.text:= floatToStr(d1); end;
Gambar 3.3 Tampilan Main program 1 3.3.2
Main Program 2 Volatile matter jika di konversi dengan nilai dari hasil laboratorium
kualitas batubara yaitu carbon, maka kita dapat mengkonversi volatile matter menjadi volatile ratio. Volatile ratio merupakan banyaknya rasio dari volatile matter.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
( ) ( ) Berikut coding main program yang ke dua: //-----------------------------------------------------------------------------// Volatile Ratio //------------------------------------------------------------------------------
procedure Tform1.VR; begin e:= strtofloat(edit5.text);
f:= d/(d+e); g:= f*100;
edit7.text:= floatToStr (g); end; Pada main program 2 ini juga memiliki hasil volatile ratio yang berbeda dengan yang pertama. Hal ini dikarenakan nilai volatile matter pertama juga berbeda dengan volatile matter yang kedua. Berikut adalah coding main program 2 dengan hasil sensing yang kedua: //-----------------------------------------------------------------------------// Volatile Ratio //------------------------------------------------------------------------------
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
procedure Tform1.VR1; begin //e1:= strtofloat(edit5.text);
f1:= d1/(d1+e); g1:= f1*100;
edit16.text:= floatToStr (g1); end;
Gambar 3.4 Tampilan main program 2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
3.3.3
Main Program 3 Output yang diharapkan dari sistem simulasi ini selain untuk
mengetahui nilai volatile matter dan volatile ratio juga diharapkan keluaran berupa penanggulangan atas bahaya informasi dari Main program satu dan main program 2. Output pada main program tiga adalah spray water dimana berfungsi sebagai penanggulangan terhadap bahaya kebakaran dan ledakan yang terjadi. Berikut adalah coding program 3: //-----------------------------------------------------------------------------// Spray duration I //------------------------------------------------------------------------------
procedure Tform1.SP; begin h:= strtofloat(edit14.text); i:= strtofloat(edit4.text);
if g>=50 then j:=5; if (g<50)and (g>13) then j:=2; if g<=12 then j:=0;
if h>=70 then k:=0; if (h<70)and (h>30) then k:=2; if h<=30 then k:=4;
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
if i>=150 then l:=3; if i<=100 then l:=0; if (i<150)and (i>100) then l:=1; m:=j+k+l;
edit11.text:= floatToStr (m); end; Sama halnya dengan main program yang pertama dan yang kedua, main program tiga juga terjadi dua kali perhitungan, yaitu pada sensing 1 dan pada sensing 2. Berikut merupakan coding program tiga dengan sensing yang kedua: //-----------------------------------------------------------------------------// Spray duration II //------------------------------------------------------------------------------
procedure Tform1.SP1; begin //h1:= strtofloat(edit14.text); //i1:= strtofloat(edit4.text);
if g1>=50 then j1:=5; if (g1<50)and (g1>13) then j1:=2; if g1<=12 then j1:=0;
if h1>=70 then k1:=0;
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
if (h1<70)and (h1>30) then k1:=2; if h1<=30 then k1:=4;
if i1>=150 then l1:=3; if i1<=100 then l1:=0; if (i1<150)and (i1>100) then l1:=1;
m1:=j1+k1+l1;
edit12.text:= floatToStr (m1); end;
Gambar 3.5 Tampilan Main Program 3
http://digilib.mercubuana.ac.id/