BAB III METODOLEGI PENELITIAN
1.1 Metode dan Desain Penelitian Metode atau jenis penelitian yang akan digunakan adalah metode eksperimen dengan desain penelitian Posttes Only Control Design karena kemampuan siswa di setiap kelas dianggap sama, serta sumber bahan ajar yang diberikan sama sehingga dapat dikatakan siswa di setiap kelas memiliki kemampuan yang sama. di dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara claster random sampling (R) atau dua kelompok yang dipilih secara acak (diundi) dari banyaknya anggota populasi yang terdiri dari 9 kelas/kelompok. Kelompok yang diberikan pemberlakuan dengan menggunakan kartu indeks dan media video interaktif merupakan kelompok atau kelas eksperimen sedangkan kelompok yang diberikan model pembelajaran kooperatif dengan media gambar dinamakan kelompok kontrol, dalam artian pengaruh adanya perlakuan (Italic) adalah O1= O2. (Sugiyono, 2011: 112). Berikut ini adalah desain penelitian yang merupakan salah satu jenis penelitian eksperimen yang dapat digambarkan sebagai berikut : R1
X1
O1
R2
X2
O2
Gambar 7. Desain Penelitian
36
37
Keterangan : R1 R2 X1 X2 (O1 : O2.)
= Kelompok yang dipilih secara acak dan diberikan perlakuan kartu indeks dan video interktif (kelas eksperimen); = Kelompok yang dipilih secara acak dan tidak diberi perlakuan kartu indeks dan video interktif (kelas kontrol); = Kelompok yang diberi perlakuan (kelas eksperimen); = Kelompok yang tidak diberi pemberlakuan kartu indeks dan video interktif (kelas kontrol) = Tes akhir (posttest) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kwandang di kelas X3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X1 sebagai kelas kontrol. Lokasi SMA Negeri 1 Kwandang terletak di Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo dengan titik koordinat 0°50’35.04” N 122°54’47.45” E
Gambar 7 : Citra Lokasi SMA Negeri 1 Kwandang terletak di Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo Sumber : Google Eart, Citra SIO, NOA, U.S. Navy, NGA, GEBCO Tahun 2010
38
3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan ± 4 bulan yaitu dari bulan Maret – Juni 2013 pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yang meliputi beberapa tahapan yaitu tahap persiapan dilakukan selama proses bimbingan proposal 5 minggu, tahap pelaksanaan penelitian selama 3 minggu, tahap bimbingan hasil penelitian dan penyusunan laporan 1 bulan dan persiapan seminar ujian hasil dan ujian sarjana selama 1 bulan. Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan No
Kegiatan
1
Persiapan: Penyusunan Proposal dan Proses Pembimbingan Pelaksanan: Pelaksanaan Penelitian berlangsung Pelaporan: Penyusunan Laporan dan Proses bimbingan Persiapan Seminar Ujian Hasil dan Ujian Sarjana
2
3
Bulan Ke Bulan Ke Bulan Ke Bulan Ke I II III IV Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.3 Populasi dan Sampel 1.3.1 Populasi Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi populasi yang akan digunakan untuk
39
penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Kwandang yang duduk di kelas X pada Tahun Ajaran 2012/2013 dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut: Tabel 3. Distribusi jumlah siswa kelas X SMA N 1 Kwandang No Nama Kelas Jumlah Siswa 1 X–1 38 2 X–2 35 3 X–3 35 4 X–4 39 5 X–5 36 6 X–6 38 7 X–7 36 8 X–8 35 9 X–9 35 (Sumber : Data base sekolah yang di ambil pada saat pelaksanaan observasi PPL-2 di SMA N 1 Kwandang, tahun ajaran 2012-2013). 1.3.2 Sampel Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan cara-cara tertentu. Masalah sampel dalam penelitian disebabkan oleh penelitian bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besar jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja yang mewakili dari keseluruhan populasi. Selain itu peneliti bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil kepenelitiannya, dalam arti mengenakan kesimpulan kepada objek, gejala atau kejadian yang lebih luas. Dari populasi yang ada maka penulis akan menentukan 2 kelas sebagai sampel penelitian. Untuk pengambilan sampel dapat menggunakan teknik Cluster Random Sampling (pengambilan sampel secara acak). Jumlah kelas keseluruhan adalah 9 (sembilan) kelas, dengan jumlah keseluruhan siswa 334 oarang. Dari jumlah
40
keseluruhan tersebut diambil 2 (dua) kelas sebagai sampel penelitian yang dianggap dapat mewakili keseluruhan populasi kelas X (sepuluh) yang ada. Berdasarkan pengambilan sampel yang diambil secara acak (diundi), maka ditentukan sampel yang terdiri dari kelas kontrol yaitu kelas X1 dengan jumlah siswa 38 orang dan kelas eksperimen yaitu kelas X3 dengan jumlah 36 orang. Kedua kelas ini dinilai homogen ditinjau dari guru pemberi mata pelajaran, kemampuan akademik masing-masing siswa, materi yang diajarkan, dan bahan ajar yang digunakan guru mengajar di kelas. 3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Perlakuan (Independen Variable) Variabel perrlakuan merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel respon (terikat). Adapun, variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ”Penggunaan Kartu Indeks dan Media Video Interaktif ” yang diberlakukan pada kelas eksperimen untuk dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa dan objek yang lain dijadikan sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan menggunakan pengajaran kooperatif dengan media gambar. 3.3.2 Variabel Respon (Dependent Variable) Variabel respon adalah variabel yang mendapatkan respon atau yang menjadi akibat karena adanya variabel perlakuan. Variabel respon dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa yang dikategorikan sebagai tingkat kemampuan belajar yang dimiliki siswa terhadap materi hidrosfer di SMA kelas X yang telah diajarkan sebagai
41
dampak pemberlakuan dalam proses pembelajaran, berdasarkan Taksonomi Bloom yang berupa : 1. Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat kembali (Recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses berfikir yang paling rendah. 2. Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat dilihat dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan dapat memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberikan uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-kata sendiri. 3. Aplikasi adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tatacara ataupun metode-metode prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkrit. 4. Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian sehingga jelas hirarkinya dan atau susunanya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Hasil belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan skor tes hasil belajar yang diperoleh melalui siswa pada kelas yang di berlakukan dengan menggunakan Kartu Indeks dan Media Video Interaktif dan kelas yang belajarkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dengan media gambar.
42
3.4 Tehnik Pengumpulan Data 3.4.1 Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2011: 148) Alat yang digunakan untuk mengukur penelitian dinamakan instrumen penelitian. Sehingga untuk memperoleh data, maka diperlukan instrumen penelitian. Adapun, yang menjadi instrumen penelitian adalah tes objektif dan observasi media video yang digunakan dalam proses pembelajaran berlangsung pada kelas eksperimen. Tes yang digunakan dalam mengukur sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa yang akan didapatkan dengan menerapkan penggunaan kartu indeks dan media video interaktif yang pada akhirnya dapat mempengaruhi aspek penilaian yaitu, pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan analisis. Observasi media dilakukan guna untuk mengamati kelayakan media video dalam proses pelaksanaan pembelajaran dengan materi yang telah diberikan. Tabel 4. Istrumen Observasi Media No
Aspek yang diamati
Ya
1
Video tersebut menarik bagi siswa !
Alasan 2
Skenario
tersebut
relevan
atau
terdapat hubungannya dengan materi siklus hidrologi dan tujuan yang akan dicapai ! Alasan 3
Dengan
adanya
video
siklus
hidrologi dan perairandarat tersebut,
Tidak
Skala Penilaian 4
3
2
1
43
dapat memberikan inovasi kepada siswa terhadap materi yang di ajarkan ! Alasan Video tersebut dapat menyampaikan 4
isi pesan dari materi yang di ajarkan dengan baik !
Alasan 5
Dengan ditayangkanya video siklus hidrologi tersebut, siswa dapat lebih berfikir dengan kritis dan mampu menganalisis
unsur-unsur
yang
hirologi
yang
dimaksut ! Alasan 6
Video
siklus
ditayangkan sebagai media dalam menyampaikan materi sudah sesuai ! Alasan Jumlah Presentase (%) Keterangan 4 = (sangat baik/sangat layak) 3 = (baik/layak) 2 = (cukup baik/cukup layak) 1 = (tidak baik/kurang layak)
44
3.4.2 Uji Validitas Suatu soal dikatakan valid apabila soal itu dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dalam penelitian kuantitatif, kriteria utama terhadap data hasil penelitian adalah valid, reliable dan obyektif. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi antara pada obyek peneliti dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiono, 2011: 363). Untuk menghitung validasi yang digunakan adalah analisis butir. Formula yang digunakan adalah Baserial Coorelation atau korelasi biserial untuk melihat hubungan antara dua variabel, selain itu juga data digunakan untuk mencari korelasi antara item dengan seluruh tes, yang mencari validitas item, (Taruh, 2008: 18) rumusnya adalah sebagai berikut :
rbis
Xi Xi St
pi qi
(1)
Keterangan : rbis (i) = koefesien korelasi biserial antara skor butir soal nomor i dengan skor total Xi = rata-rata skor total responden yang menjawab benar butir soal nomor i Xt = Rata-rata skor total semua responden St = Standar deviasi skor total semua responden pi = Proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i qi = Proporsi jawaban yang salah untuk butir soal nomor I (1-pi). Tabel 5. Uji Coba Validitas Berdasarkan Perhitungan Pada Lampiran 6 No Butir r hitung
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
0.736
0.920
0.470
0.652
0.736
0.659
0.540
0.592
0.547
0.435
0.490
0.515
0.624
V
V
V
V
V
V
r tabel Status
0.334 V
V
V
V
V
V
V
45
Lanjutan No Butir
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
r hitung
0.487
0.251
0.869
0.096
0.506
0655
0.370
0.067
0.426
0.646
0.675
0.670
0.590
TV
V
V
V
V
V
r tabel Status
0.334 V
TV
V
TV
V
V
V
Berdasarkan hasil pengujian validitas dengan menggunakan formulasi korelasi biserial pada Lampiran 6, dari 26 butir soal yang telah diujikan terdapat 3 butir soal yang tidak valid dan 23 butir soal yang dinyatakan valid maka butir soal yang layak untuk dijadikan sebagai tes hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol hanya 23 soal, butir soal dinyatakan valid apabila nilai rhitung lebih besar dari rtabel untuk n = 35 pada taraf signifikan 5% = 0,334. 3.4.3 Uji Reliabilitas Reabilitas istrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrument. Oleh karena itu instrument yang valid umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian reabilitas instrument perlu dilakukan (Sugiono, 2011: 174). Disamping tes harus valid tes juga harus reliabel sehingga dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya. Selanjutnya untuk pengujian reliabilitas atau menghitung reliabilitas dapat dilakukan dengan teknik analisis korelasi yang menggunakan formasi Kuder Richarson (KR)-20 (Sugiyono, 2011: 185-186) dengan rumus sebagi berikut : 2 k s t pi q i ri 2 (k 1) st
(2)
46
Keterangan : k pi qi St2
= Jumlah item dalam instrument = Proporsi banyaknya sumbjek yang menjawab pada item 1 = 1 - pi = Varians total Kriteria yang digunakan dalam reliabilitas ini adalah semakin besar nilai dari r 11
maka reliabilitas suatu tes semakin tinggi. Ariunto, 2001 dalam skripsi (Eko Cahyono 2010). Untuk mengiterpretasikan reabilitas suatu tes digunakan kriteria sebagai berikut: a. Bila r11 antara 0,8 – 1,0 berarti reliabilitas tersebut cukup tinggi b. Bila r11 antara 0,6 – 0,8 berarti reliabilitas tersebut tinggi c. Bila r11 antara 0,4 – 1,6 berarti reliabilitas tersebut cukup d. Bila r11 antara 0,2 – 1,4 berarti reliabilitas tersebut rendah e. Bila r11 antara 0,8 – 1,0 berarti reliabilitas tersebut agak rendah Pengujian reliabilitas dengan menggunkan formula Kuder Richarson (KR)-20. Pada pengujian reliabilitas nilai yang diperoleh atau didapatkan adalah 0,67 yang dapat dilihat pada Lampiran 9 sehingga menunjukan bahwa instrument tes dinyatakan valid dan reliabel serta dapat dijadikan sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian. 3.4.4 Tingkat Kesukaran Item Menurut Taruh (2008: 13) Tingkat kesukaran item adalah proporsi jumlah peserta tes yang menjawab benar terhadap butir soal tersebut, yaitu perbandigan
47
jumlah peserta tes yang menjawab benar dan jumlah peserta tes seluruhnya. Bila diwujudkan dalam rumus bentuknya adalah sebagai berikut : P
B T
(3)
P = Tingkat kesukaran soal B = Jumlah peserta tes yang menjawab dengan benar soal pilihan ganda T = Jumlah seluruh peserta tes Menurut Taruh (2008: 13) Kriteria tingkat kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. P = 0,00 – 0,25 adalah soal sulit a. P = 0,26 – 0,75 adalah soal sedang b. P = 0,76 – 1,00 adalah saol mudah Tabel 6. Ujicoba Tingkat Kesukaran Item Berdasarkan Perhitungan Pada Lampiran 7 No. Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nilai P
0,71
0,68
0,68
0,22
0,25
0,62
0,65
0,77
0,60
0,74
0,74
0,77
Kriteria
Sedang
Sedang
Sedang
Sulit
Sulit
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Lanjutan
No.
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Nilai P
0,65
0,68
0,22
0,80
0,25
0,65
0,62
0,80
0,65
0,82
0,85
Kriteria
Sedang
Sedang
Sulit
Mudah
Sulit
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Mudah
Mudah
Soal
Dari tabel diatas dapat terlihat tingkat kesukaran soal. Untuk kriteria soal yang mudah = 6 butir, soal yang sedang = 13 butir, dan soal untuk kriteria sulit = 4 butir total keseluruhan soal sebanyak 23 butur soal.
48
Pada dasarnya tingkat kesukaran butir soal sangat dipengaruhi oleh tingkat kemampuan anggota kelompok pada tes. Tingkat kesukaran dapat dilihat berdasarkan pada interval 0,0 sampai dengan 1,0. Jadi semakin tinggi tingkat kesukaran soal berarti semakin mudah soal tersebut dan sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran soal berarti semakin sukar soal tersebut. 3.5 Teknik Analisis Data 3.5.1 Uji Normalitas Data. Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh peneliti berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini Uji Normalitas yang digunakan adalah Uji Lilefors (Sudjana, 2005: 466). Untuk pengujian hipotesis nol tersebut kita tempuh prosedur sebagai berikut: a.
Pengamatan
X 1 , X 2 ,......., X n dijadikan bilangan baku
Z 1 , Z 2 ,......., Z n dengan
menggunakan rumus :
Xi X1 : ( X dan s adalah masing-masing merupakan rata-rata dan s 2
Z1
simpangan baku sampel) b.
Untuk tiap bilangan baku menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F Zi PZ Zi .
49
c.
Selanjutnya dihitung profosi Z1 , Z 2 ,......., Z n yang lebih kecil atau sama dengan
Zi S (Z i )
Jika
proporsi
ini
dinyatakan
oleh
S( Z i ),
maka
Banyaknya Z 1 , Z 2 ,..., Z n yang Z i n
d.
Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e.
Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini LO Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, perlu membandingkan L0 dengan
nilai kritis L yang diambil dan daftar nilai kritis untuk uji Lilliefors, untuk taraf nyata α nyata yang dipilih. Adapun kriterianya adalah: H0 : L0 ≤ Ldaftar : Data skor tes hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal H1 : L0 ≥ Ldaftar : Data skor tes hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berdistribusi normal Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil penelitian yang didapatkan terdistribusi normal, sehingga pengujian hipotesis dapat dilanjudkan. Dalam pengujian normalitas data baik data postes kelas eksperimen maupun data postes kelas kontrol digunakan uji Liliefors pada taraf nyata α = 0,05. data yang diuji yaitu data sekor hasil belajar siswa pada kelas yang diberikan pemberlakuan dengan menggunakan “Kartu Indeks dan Media Video Interaktif” dan kelas kontrol yang yang diberi pemberlakuan menggunakan metode pembelajaran kooperatif dengan
50
analisis gambar. Berdasarkan hasil perhitugan pada uji normalitas untuk kedua kelas tersebut adalah sebagai berikut : a. Pengujian data kelas eksperimen Berdasarkan hasil postest kelas eksperimen pada Lampiran 10 dan hasil perhitungan pada Lampiran 13 diperoleh Lo sebesar 0.1459 untuk taraf nyata α = 0,05 dan n = 35, sedangkan nilai dari Ltabel sebesar 0,1498. Sehingga, dapat disimpulkan dapat disimpulakan Lo < Ldaftar (0,1459 < 0,1498 ) yang artinya skor hasil belajar untuk kelompok yang diajarkan dengan memberikan perlakuan kartu indeks dan media video interaktif terdistribusi normal, sehingga sampel tersebut berdistribusi normal. b. Pengujian data kelas kontrol Berdasarkan hasil postest kelas kontrol pada Lampiran 11 dan hasil perhitungan pada Lampiran 14 diperoleh Lo sebesar 0.1396. untuk taraf nyata α = 0,05 dan n = 38, sedangkan nilai Ltabel sebesar 0,1437 pada n = 38. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Lo < Ltabel (0.1396 < 0,1437) ini berarti sampel untuk kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan media gambar tersebut terdistribusi normal. Dari perolehan hasil diatas peneliti dapat menyimpulkan secara keseluruhan pada uji normalitas setelah dihitung kedua data tersebut terdistribusi normal baik kelas yang diajarkan dengan meggunakan kartu indeks dan media video interaktif (kelas eksperimen) dan kelas yang diajarkan menggunakan pembelajaran kooperatif
51
dengan analisis gambar (kelas kontrol). Data yang dimaksudkan adalah data skor hasil belajar. 3.5.2 Uji Homogenitas Varians Pengujian homogenitas varians bertujuan untuk menguji kesamaan rata-rata dari beberapa varians. Karena dalam penelitian ini hanya menggunakan dua kelas maka rumus yang digunakan adalah uji kesamaan dua varians. Langkah-langkah pengujian kesamaan dua varians (Sudjana, 2005: 249-250) adalah sebagai berikut : F
VariansTer bersar VarianTerk ecil
(4)
Kriteria pengujian tolak H0 hanya jika F > F1/2α (µ1,µ2) dengan F1/2α (µ1,µ2) di dapat dari daftar distribusi F dengan peluang
1/2 α,
sedangkan derajat kebebasan µ1
dan µ2 masing – masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut, seperti α = taraf nyata. Pengujian homogenitas bertujuan untuk menguji kesamaan rata-rata dua varians dengan menggunakan rumus Uji F. Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas varians yang dilampirkan pada Lampiran 15 menunjukkan bahwa uji homogenitas untuk kelas eksperimen dan kelas kontol diperoleh data hasil belajar siswa sebagai berikut: Untuk N1 = 35, S = 3,94,
= 15,53 ,
= 17,4
Untuk N2 = 38, S = 4,21,
= 17,69 ,
= 14,24
Berdasarkan data yang ada dapat dilihat yang memiliki varians terbesar itu 17,69 dan varians terkecil adalah 15,53. Sehingga diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,139.
52
Untuk n1=35 dan Untuk n2 = 38, dalam hal ini derajat kebebasan untuk pembilang 37 dan penyebutnya 34 dari daftar distribusi untuk harga F pada taraf
= 0.05 adalah
F0.025(37,34) = 1,74 oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa F(hitung) < Ftabel (1,139 < 1,74) pengujian adalah homogen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa F(hitung) < Ftabel (1,139 < 1,74) dengan demikian data tersebut homogen. Pengujian homogenitas dihitung bertujuan untuk menentukan teknik uji hipotesis yang akan digunakan. Karena data homogen maka uji hipotesis yang digunakan adalah statistik uji t. 3.5.3 Uji Hipotesis Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode eksperimen yaitu ingin menguji adanya perbedaan dalam penerapan suatu perlakuan pada dua objek yang berbeda. Untuk menguji hipotesis yaitu beda rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menentukan apakah perbedaan itu signifikan maka dilakukan uji t. Berikut adalah rumus uji t: x1 x 2
t S
1 1 n1 n 2
(5)
Keterangan : t = Nilai hitung untuk uji t X1 = Nilai rata-rata kelas eksperimen X2 = Nilai rata-rata kelas kontrol n1 = Jumlah anggota sampel kelas eksperimen n2 = Jumlah anggota sampel kelas kontrol S = Simpangan baku (Sudjana, 2005: 239)
53
Statistik hipotesis yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut: H0: µ1 = µ2 : Tidak terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan kartu indeks dan video interaktif dengan yang menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan media gambar. H1: µ1 = µ2 : Terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan metode kartu indeks dan video interaktif dengan yang menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan media gambar.. Dengan kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis nol (Ho) hanya jika thitung > ttabel untuk dk = (n1 + n2 - 2) dan taraf = 1 – ½(α) = 1 – ½ (0,05) = 0,975