22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi pada mencit (Mus musculus) yang telah diberikan tramadol dan simetidin secara peroral yang kemudian dianalisis interaksi obat tersebut terkait efek analgetiknya. Pengambilan data dilakukan secara langsung oleh peneliti. Pengolahan data dilakukan dengan uji kuantitatif terhadap jumlah respon mencit terhadap rangsang panas yang diberikan berupa melompat dan menjilat kaki. Penyajian data dilakukan secara deskriptif disertai dengan tabel, narasi, dan pembahasan serta diambil kesimpulan penelitian. B. Varibel Penelitian Variabel bebas
: Pemberian simetidin
Variabel terkontrol
: Efek analgetik tramadol
Variabel terkendali
: Hewan uji (mencit jantan galur balb/c), metode (rangsang panas), pembuatan larutan sediaan, kondisi perlakuan mencit
C. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta pada bulan Februari sampai dengan April 2016.
23
D. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kandang tikus, gelas beker Pyrex 100 ml, sonde oral, batang pengaduk, spuit injeksi 1 ml yang didapatkan dari Apotek Sebelas Maret, gelas ukur Pyrex, dan hotplate. Adapun hewan uji yang digunakan adalah mencit (Mus musculus). Mencit diperoleh dari Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret lalu dilakukan pengkondisian selama satu minggu dengan diberi makan dan minum setiap hari selama satu minggu. Hal ini dilakukan agar mencit memiliki kondisi yang sama hingga saat pengujian untuk mengurangi variasi keadaan yang mungkin terjadi. Bahan-bahan yang diperlukan berupa simetidin tablet 200mg, tramadol kapsul 50 mg, dan pelarut aquades. Sampel yang digunakan adalah kontrol negatif berupa aquades sebanyak 0,5 ml, kontrol positif berupa tramadol sebanyak 0,13mg/20gram mencit, dan kelompok perlakuan berupa tramadol sebanyak 0,13mg/20gram yang kemudian juga diinjeksikan kembali secara peroral simetidin sebanyak 0,52mg/20gram. Tramadol dalam sediaan kapsul didapatkan dari Apotek Sebelas Maret dan simetidin tablet didapatkan dari Apotek Amanah Farma, sedangkan aquades yang digunakan sebagai pelarut didapatkan dari Saba Kimia. E. Jalannya Penelitian a. Pengelompokan hewan uji Hewan uji yang telah dikondisikan kemudian diambil secara acak untuk kemudian dikelompokan ke dalam tiga kelompok yaitu kontrol
24
positif, kontrol negatif, dan kelompok perlakuan. Masing-masing kelompok terdiri dari empat ekor mencit. Sebelum diberikan perlakuan, mencit dipuasakan terlebih dahulu selama 11 jam namun tetap diberi minum. b. Pembuatan Larutan Stok Karena sediaan yang digunakan berbentuk tablet dan kapsul, maka perlu dilakukanpelarutan sediaan menggunakan aquades. Adapun dosis masing-masing mencit dapat dilihat pada lampiran 5. c. Pemberian obat Pemberian obat dilakukan kepada mencit secara peroral menggunakan sonde oral berukuran kecil. Pada kontrol positif mencit diberikan tramadol. Pada kontrol negatif hanya diberikan pelarut aquades. Untuk kelompok perlakuan, dilakukan pemberian tramadol dilanjutkan dengan simetidin secara peroral. d. Uji aktivitas analgetik Rangsang panas dilakukan dengan menggunakan hot plate yang telah diatur pada suhu 55oCĀ±0,5oC. Tikus kemudian diletakkan diatas hotplate dan dihitung banyaknya respon mencit terhadap panas. Respon mencit terhadap panas dihitung dari banyaknya mencit menjilat kaki dan melompat yang merupakan konversi terhadap aktivitas analgetik. Tramadol memiliki onset selama 15 menit (Erowid, 2002), oleh karena itu dilakukan perhitungan respon mencit pada menit ke 0, 15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, dan 120 menit.
25
F. Pengolahan dan Analisis Data Data yang didaptkan diolah secara statistik menggunakan program SPSS (Statistical Package for the Social Science). Pengolahan data awalnya dilakukan dengan menguji normalitas dari data yang telah didapatkan. Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan metode Shapiro-Wilk. Dasar pemilihan metode uji normalitas ini adalah data yang didapatkan oleh peneliti tidak terlalu banyak (<100). Sehingga, metode yang cocok untuk melakukan uji normalitas adalah metode Shapiro-Wilk. Pada uji normalitas, data dikatakan terdistribusi normal apabila memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05.
Setelah
dilakukan
uji
normalitas,
selanjutnya
dilakukan
uji
homogenitas. Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi sama. Uji homogenitas dikatakan homogen apabila memiliki signifikansi lebih dari 0,05. Pada uji normalitas, apabila sebaran data yang dihasilkan terdistribusi normal, maka data tersebut merupakan data parametrik. Dalam analisis data untuk pengujian hipotesis, data parametrik pada pengujian lebih dari dua kelompok yang berbeda dianalisis datanya menggunakan metode One-way ANOVA. Apabila data yang dihasilkan tidak terdistribusi normal, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut merupakan data non parametrik. Data non parametrik dapat dianalisis menggunakan metode Kruskal-wallis. Uji statistik
26
ANOVAuntuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara kontrol negatif, kontrol positif, dan kelompok perlakuan dalam pengujian hipotesis.
27
Diagram Alir Cara Kerja
Simetidin dan Tramadol
Mencit
Dikonversi dosis dan dilarutkan
Dikondisikan 1 minggu
Larutan stok oral
Mencit terkondisi Larutan diberikan secara peroral Kontrol positif : Tramadol Kontrol negatif : Aquades Kelompok perlakuan : Tramadol + Simetidin Dilakukan
Rangsang panas dengan menaruh mencit pada hot plate pada suhu 55oC Diamati
Respon mencit dalam menjilat kaki atau melompat karena rangsang panas
Didapatkan data dan diolah SPSS dengan metode One-way ANOVA