BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif jenis quasi eksperimen. Menurut
Sugiyono
(2012:77)
“Quasi
eksperimental
design
merupakan
pengembangan dari true experimental design yang memiliki kelas kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen”. Design yang digunakan dalam penelitian ini adalah posttest only control design. Menurut Sugiyono (2012:76) pada design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random. Kelompok pertama diberi model pembelajaran GI dan kelompok kedua diberi model PBL. Kelompok pertama disebut kelas GI dan kelompok kedua disebut kelas PBL. Kelas GI
X
O1
Kelas PBL
X
O2
GAMBAR 2 POSTTEST-ONLY CONTROL DESIGN Keterangan: X : Treatment/perlakuan O1 : hasil pengukuran kelas yang diberi model pembelajaran GI O2 : hasil pengukuran kelas yang diberi model PBL
24
3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
Penentuan populasi, sampel, dan teknik sampling merupakan hal yang penting dalam proses penelitian. Penentuan sampel dengan teknik sampling yang benar dapat membuat sampel benar-benar mewakili populasi dalam penelitian. Dalam subbab ini akan dipaparkan tentang penentuan populasi, sampel penelitian, dan teknik sampling yang digunakan.
3.2.1 Populasi
Menurut Arikunto (2010:173) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Populasi dalam penelitiaan ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Lampung Utara tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari empat kelas dengan jumlah populasi sebanyak 167 orang siswa. TABEL 5 JUMLAH POPULASI MTs NEGERI 2 LAMPUNG UTARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 KELAS JUMLAH SISWA VIII.1 42 VIII.2 42 VIII.3 42 VIII.4 41 Jumlah Siswa 167 Sumber: MTs N 2 Lampung Utara
3.2.2 Sampel Penelitian
Setelah menentukan populasi, diambil sampel yang merupakan bagian dari populasi. Menurut Sugiyono (2012:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
25
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam penelitian ini sampel dari populasi yang telah ditetapkan adalah siswa kelas VIII.1 dan siswa kelas VIII.2 MTs Negeri 2 Lampung Utara Tahun pelajaran 2014/2015.
3.2.3 Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive random sampling. Teknik ini merupakan gabungan dari teknik purposive sampling dan random sampling. Menurut Sugiyono (2012:85) “Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan beberapa pertimbangan yaitu karena kelas VIII.1 dan VIII.2 memiliki kemampuan awal yang sama atau kedua kelas homogen yang dapat dilihat dalam lampiran 9-11 halaman 81-85. Selain itu juga diantaranya kedua kelas diajar oleh guru yang sama dan buku panduan yang digunakan sama. Selanjutnya random sampling terletak pada pengundian yang dilakukan secara acak dengan metode arisan untuk menentukan kelas mana yang akan diajar menggunakan model GI dan kelas mana yang akan diajar menggunakan model PBL. Setelah dilakukan pengundian didapat kelas VIII.1 yang menjadi kelas GI, sedangkan kelas VIII.2 yang menjadi kelas PBL.
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes yang berbentuk soal uraian, dengan skor maksimal adalah 100. Tes dilakukan dengan tujuan untuk
26
mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi bangun ruang. Dalam subbab ini akan dipaparkan instrumen kemampuan pemecahan masalah bangun ruang dan kisi-kisi instrumen.
3.3.1 Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Bangun Ruang
a. Definisi Konseptual
Kemampuan pemecahan masalah bangun ruang dalam penelitian ini adalah suatu upaya kesanggupan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan terkait bangun ruang yang dianggap sulit yang memerlukan berbagai konsep dan keterampilan guna mencapai suatu tujuan.
b. Definisi Operasional
Kemampuan pemecahan masalah bangun ruang dalam penelitian ini adalah mengukur kemampuan pemecahan masalah bangun ruang dengan cara siswa diberi tes pemecahan masalah yang berbentuk uraian tentang materi bangun ruang, yaitu kubus dan balok. Soal tes meliputi menghitung luas permukaan dan volume pada kubus dan balok. Kemudian dari soal uraian tersebut siswa mampu menyelesaikan
soal
dengan
memenuhi
indikator-indikator
kemampuan
pemecahan masalah yaitu mengidentifikasi masalah, penetapan tujuan, pencarian strategi, melakukan perhitungan matematika dan pemeriksaan kembali hasil perhitungan.
27
3.3.2 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah TABEL 6 KISI-KISI INSTRUMEN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH Standar Kompetensi: Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok
Materi Pembelajaran
Indikator Pembelajaran
Bentuk Soal
No Soal
Luas permukaan kubus dan balok. Volume kubus dan balok.
Menghitung luas permukaan kubus dan balok.
Uraian
1, 3, 8, 9
Menghitung volume kubus dan balok.
Uraian
6, 7
Menghitung unsur-unsur yang lain dari kubus dan balok jika diketahui luas permukaan atau volumenya.
Uraian
2, 4, 5, 10
TABEL 7 PEDOMAN PENSKORAN TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH No Langkah-langkah Indikator Skor 1 Identifikasi Masalah Tidak memahami masalah/tidak menjawab 0 Memperhatikan syarat-syarat soal/interpretasi 1 soal kurang tepat 2 Penetapan tujuan Tidak merumuskan masalah 0 Merumuskan masalah yang ditanya dalam 1 soal tetapi kurang tepat Merumuskan masalah yang ditanya dalam 2 soal dengan tepat 3 Pencarian strategi Tidak ada strategi 0 penyelesaian Terdapat strategi tetapi tidak relevan 1 masalah Terdapat strategi tetapi kurang tepat 2 Terdapat strategi dan tepat 3 4
Pelaksanaan prosedur perhitungan dan pemeriksaan kembali perhitungan
Tidak ada prosedur Terdapat prosedur tetapi tidak relevan Terdapat prosedur tetapi jawaban tidak selesai Terdapat prosedur tetapi jawaban salah perhitungan Terdapat prosedur serta jawaban selesai dan benar
0 1 2 3 4
28
3.4 Pengujian Instrumen
Setelah soal diujicoba kemudian dilakukan analisis terhadap instrumen untuk mengetahui kevalidan instrumen yang akan digunakan. Instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat penting, yaitu valid dan reliabel.
3.4.1 Uji Validitas
Validitas menurut Arikunto (2010:211) adalah “Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Budiyono (2011:9) menyatakan bahwa suatu instrumen valid menurut validitas isi apabila isi instrumen tersebut merupakan sampel yang representative dari keseluruhan isi hal yang akan diukur. Penilaian validitas isi dilakukan oleh pakar, seperti yang dikemukakan oleh Budiyono (2011:10), penilaian instrumen mempunyai validitas isi yang tinggi dilakukan melalui expert judgement (penilaian yang dilakukan oleh para pakar atau validator). Adapun kriteria yang ditentukan dalam validator, yaitu butir soal sesuai kisi-kisi, butir soal dirumuskan dengan jelas dan butir soal menggunakan kaidah bahasa yang baik dan benar. Adapun yang menjadi validator instrumen penelitian ini adalah sebanyak 2 orang pakar, yaitu 1 orang dosen Pendidikan Matematika program Strata-2 STKIP Muhammadiyah Kotabumi-
29
Lampung, Bapak Zainuddin, M.Pd dan guru mata pelajaran matematika kelas VIII di MTs Negeri 2 Lampung Utara, Bapak Dedi Supriyanto, S.Pd. Setelah dilakukan uji validitas isi, selanjutnya untuk mengetahui tingkat validitas tiap butir soal yang telah diujicobakan, yaitu dengan cara menghitung koefisien validitas setiap butir soal. Untuk menghitung validitas item soal dalam penelitian ini menggunakan Korelasi Product Moment. Rumus Korelasi Product Moment (Arikunto, 2010:326).
rxy =
N ΣXY − ΣX (ΣY) N ΣX 2 −(ΣX)2 N ΣY 2 −(ΣY)2
Keterangan: rxy = koefisien korelasi antara gejala X dan Y ∑XY = jumlah dari perkalian nilai X dan nilai Y ∑X = jumlah skor X ∑Y = jumlah skor Y ∑X2 = penjumlahan dari nilai X kuadrat ∑Y2 = penjumlahan dari nilai Y kuadrat (∑X)2 = jumlah dari X kuadrat (∑Y)2 = jumlah dari Y kuadrat N = jumlah siswa
Setelah didapatkan nilai r, untuk menentukan soal valid atau tidak digunakan derajat kebebasan db = (N – 2) dikonsultasikan dengan tabel nilai “r” product moment, pada taraf signifikansi 5%. Dengan kriteria validitas soal jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka soal valid dan jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka soal tidak valid.
3.4.2 Taraf Kesukaran
Menurut Arikunto (2010:176) yang dimaksud dengan taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes
30
yang dapat mengerjakan dengan benar. Jika banyak subjek peserta tes yang dapat menjawab dengan benar maka taraf kesukaran tes tersebut tinggi, dan sebaliknya. Taraf kesukaran tes dinyatakan dalam indeks kesukaran. Menurut Budiyono (2011:40)
rumus
indeks
tingkat
kesukaran
𝑃=
untuk
tes
uraian
adalah:
𝑆 𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠
Keterangan: P : Indeks tingkat kesukaran 𝑆 : Rerata skor butir ke-i 𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 : Skor maksimum butir ke-i Menurut Budiyono (2011:30) kriteria butir soal yang baik adalah jika memiliki indeks tingkat kesukaran pada interval 0,3 ≤ P ≤ 0,7.
3.4.3 Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas instrumen, selanjutnya soal-soal yang valid akan diuji keabsahannya dengan uji reliabilitas instrumen agar soal yang diberikan dapat benar-benar dipercaya. Reliabilitas menurut Arikunto (2010:221) menunjuk pada satu pengertian bahwa “Suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena intrumen tersebut sudah baik”. Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas item soal esai digunakan rumus Alpha (α). Menurut Arikunto (2010:239) “Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas intrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”. Rumus Alpha menurut Sudijono (2011:208), yaitu sebagai berikut:
𝑟11 =
n 𝑛−1
1−
𝑠𝑖2 st2
31
Dengan rumus untuk mencari varian adalah:
𝑠𝐼2 =
xi2
−
Xi N
2
N
Keterangan: r11 = kooefisien reliabilitas tes n = banyak butir soal (item) 1 = bilangan konstanta 2 𝑠𝑖 = jumlah varians skor setiap soal (item) 2 𝑠𝑡 = varians skor total Kriteria uji reliabilitas adalah rhitung dibandingkan dengan rtabel product moment dengan taraf signifikan 5%. Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka tes tersebut reliabel. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 0.70. (Budiyono, 2011:14)
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes tertulis berupa soal uraian. Dalam penelitian ini data diambil dari posttest. Postest dilakukan diakhir pembelajaran dimana siswa telah diberikan perlakuan. Posttest digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah materi bangun ruang. Tes dilakukan satu kali dikelas Model GI dan Model PBL.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan teknik uji persyaratan analisis yang mensyaratkan data normal dan homogenitas. Data yang digunakan dalam analisis data adalah data dari hasil posttest tentang kemampuan pemecahan masalah materi bangun ruang dari kedua kelas.
32
3.6.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dua kelompok yang diteliti berdistribusi normal, karena syarat untuk analisis data dalam penelitian ini adalah salah satunya berdistribusi normal. Dengan hipotesis: Ho
: Sampel yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal
Ha
: Sampel
yang diambil berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
Menurut Sudjana (2005:466) uji normalitas dengan rumus liliefor’s memerlukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan bilangan baku Zi =
xi − x s
Keterangan: Zi xi x s
: Bilangan baku : Nilai-nilai yang diperoleh : Rataan : Simpangan baku
2. Menentukan peluang masing-masing bilangan baku dengan rumus F Zi = P(Z ≤ Zi ) 3. Menentukan proporsi dengan menggunakan rumus S Zi =
banyaknya z 1 ,z 2 ,…,z n ,yang ≤ z i n
4. Menghitung harga mutlak dengan menggunakan rumus F Zi − S Zi 5. Menentukan harga mutlak terbesar yang selanjutnya disebut L0 kemudian bandingkan L0 dengan Ltabel 6. Kriteria normal apabila L0 < Ltabel maka kelompok berdistribusi normal.
33
3.6.2
Uji Homogenitas
Jika suatu data berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Rumus hipotesis yang dibuktikan adalah: H0
: sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians yang homogen
Ha
: sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians yang tidak homogen
Pengujian homogenitas varians digunakan uji f F=
varians terbesar varians terkecil
(Sugiyono, 2012:199)
Hipotesis statistiknya adalah : H0
: σ12 = σ22
Ha
: σ12 ≠ σ22
Taraf signifikan = 0, 05 Langkah-langkah yang diperlukan untuk menguji homogenitas, yaitu. 1. Menentukan harga Fhitung dari kedua kelompok yang diteliti 2. Menentukan Ftabel dengan dk pembilang yaitu n2 – 1 dan dk penyebut n1 − 1 3. Setelah didapat Fhitung dan Ftabel maka dilakukan uji homogenitas dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel 4. Ketentuan uji homogenitas apabila Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. H0 diterima berarti varians homogen.
3.6.3 Uji Hipotesis
Apabila data berdistribusi normal dan bersifat homogen, maka langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan dalam
34
penelitian ini, yaitu dengan uji hipotesis dua rata-rata (uji t). Menurut Sugiyono (2012:197) rumus uji t sebagai berikut: t=
𝑥 1 −𝑥 2 𝑛 1 −1 𝑠₁²+ 𝑛 2 −1 𝑠₂² 1 1 + 𝑛 ₁+𝑛 ₂−2 𝑛₁ 𝑛₂
Keterangan: 𝑥1 : Rataan kelas GI 𝑥2 : Rataan kelas PBL n1 : Jumlah sampel kelas GI n2 : Jumlah sampel kelas PBL s12 : Varians kelas GI s22 : Varians kelas PBL Kriteria pengujian sebagai berikut. Jika t hitung ≤ t tabel maka H0 diterima (Ha ditolak, berarti tidak ada perbedaan) Jika t hitung > t tabel maka Ha diterima (H0 ditolak, berarti ada perbedaan) hipotesis statistiknya adalah 𝐻0 : 𝜇1 = 𝜇2 dan
𝐻𝑎 : 𝜇1 ≠ 𝜇2
Hipotesis yang akan dibuktikan adalah: H0 :
Tidak ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah materi bangun ruang antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran GI dan model PBL pada siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Lampung Utara tahun pelajaran 2014/2015.
Ha :
Ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah materi bangun ruang antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran GI dan model PBL pada siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Lampung Utara tahun pelajaran 2014/2015.