BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dalam bentuk Pre-eksperimen dengan jenis one-group pretest-postest design yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat setelah digunakan media playdough. Desain penelitian pre-eksperimen ini dilakukan 2 kali observasi yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (O2) disebut post-test. Perbedaan antara O1 dan O2 yakni O2-O1 diasumsikan merupakan efek dari treatment atau eksperimen.
Pre-test
Desain Pre-Eksperimen One Group Pre Test-Post Test Design Tabel 3.1 Treatment
Post-test
O1
X
O2 (Arikunto, 2006: 85)
Keterangan : O1
: pre-test, sebelum diberikan perlakuan
X
: perlakuan, dalam hal ini penggunaan media playdough
O2
: post-test, sesudah diberikan perlakuan
36
37
B. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan 2 jenis variabel, yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi terhadap variabel terikat sedangkan yang dimaksud variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini media playdough merupakan variabel bebas, sedangkan kreativitas merupakan variabel terikat.
C. Definisi Operasional 1. Munandar, (1985: 50) mengungkapkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas
dalam
berpikir,
serta
kemampuan
untuk
mengelaborasi
(mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan. 2. Media playdough merupakan salah satu alat permainan edukatif karena dapat mendorong imajinasi anak (Dwirosanty, 2008). Media playdough ini akan membuat anak suka berkreasi sehingga dapat mengembangkan kreativitasnya, anak akan menggunakan imajinasinya untuk membuat atau menciptakan suatu bangunan atau benda sesuai dengan khayalannya seperti angka, abjad, binatang, dll. Dengan bermain playdough anak dilatih untuk membuat bentukbentuk sesuai dengan imajinasi dan keinginan anak. Anak dapat menciptakan atau membuat bentuk-bentuk seperti bunga, rumah, binatang dan lain sebagainya.
38
D. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, instrument penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan alat ukur kreativitas yang dinamakan TTCT (Torrance Test of Creativity). Salah satu tesnya adalah Tes Kreativitas Figural (TKF) yang terdiri dari 65 lingkaran yang berdiameter 2 cm. Adapun langkah pelaksanaan penggunaan alat Tes Kreativitas Figural (TKF) dalam pengambilan data baik data pre-test maupun data post-test adalah anak mengikuti instruksi untuk membuat gambar sebanyak-banyaknya dari lingkaran-lingkaran yang ada pada lembaran Tes Kreativitas Figural dalam waktu 10 menit (Wardhani, 2008). Munandar (2009: 69) mengungkapkan bahwa Tes Kreativitas Figural merupakan adaptasi dari Circle Test dari Torrance, pertama digunakan di Indonesia pada tahun 1976 kemudian tahun 1988 dilakukan penelitian standarisasi. Lebih lanjut, Munandar (2009: 70) menyatakan bahwa Tes Kreativitas Figural ini mengukur aspek kelancaran, kelenturan, orisinalitas dan elaborasi dari kemampuan berpikir kreatif. Guilford (Wardhani, 2008: 76) mengungkapkan sub tes dari Tes Kreativitas Figural ini untuk mengukur: 1. Kelancaran (fluency) merupakan aspek penilaian kelancaran didasarkan pada kuantita atau jumlah gambar yang relevan yang dapat dihasilkan oleh subyek dalam waktu 10 menit pada setiap tugas, bukan didasarkan pada kualitas gambar. Respon sederhana tidak mendapat nilai jika respon hanya merupakan pengulangan dan tidak relevan. Skor tinggi pada aspek ini menunjukan bahwa
39
dalam waktu terbatas. Subyek tersebut lancer dalam menuangkan ide-idenya melalui imajinasi figural. 2. Keaslian (originality) merupakan aspek originalitas menggunakan jawaban (Munandar, 1992). Yaitu skor 1 diberikan pada jawaban yang diberikan oleh 5% sampai 9% dari sampel. Skor 2 diberikan pada jawaban yang diberikan oleh 2% sampai 4% dari sampel. Respon yang adanya imajinasi dan kreativitas yang tinggi diberi nilai 3. Bonus orisinalitas diberikan jika sebanyak menggunakan beberapa lingkaran dengan ketentuan sebagai berikut: a. 2 lingkaran dinilai 2 b. 3-5 lingkaran dinilai 5 c. 6-10 lingkaran dinilai 10 d. 11-15 lingkaran dinilai 15 e. Lebih dari 15 lingkaran dinilai 25 3. Fleksibilitas
(fleksibility)
merupakan
skor
yang
diperoleh
dengan
menjumlahkan kategori respon yang dapat dihasilkan oleh suyek. Jika respon tidak dapat dimasukan dalam salah satu kategori yang sudah ada, dapat dibuat satu kategori baru untuk mengklasifikan respon tersebut. 4. Penguraian (elaboration) merupakan skor yang didasarkan pada penambahan detail yang diberikan pada ide minimum dasar.
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Arikunto (2006: 168) mengungkapakan bahwa instrument yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.
40
1. Validitas Penelitian yang dilakukan oleh Laila (Wardhani, 2008: 76) yang menguji kesasihan tes circle test ini dan menemukan bahwa daya daya diskriminasi item tes bergerak antara 0,6227 sampai 0,7849. 2. Reliabilitas Instrumen Koefisien reliabilitas kreativitas yang didapat pada penelitian Laila (Wardhani, 2008:77) sebesar 0,7553 yang berarti bahwa alat tes lingkaran dari TCCT yang terdiri dari 65 lingkaran dan berdiameter 2 cm sebagai stimulus, cukup handal untuk mengukur kreativitas figural seseorang.
F. Teknik Analisis Data Pengolahan terhadap data hasil penelitian dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut. 1.
Tingkat Kreativitas Anak Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Media Playdough Langkah-langkah menentukan kriteria tingkat kreativitas anak TK sebelum
dan sesudah menggunakan media playdough adalah sebagai berikut: a. Mencari skor maksimal
X aktual = Skor maksimal yang diperoleh sampel b. Menghitung rata rata aktual dengan rumus 1 X aktual = X aktual 2 c. Menghitung standar deviasi dengan rumus 1 S aktuall = X aktual 3
41
Dari langkah-langkah diatas, didapat kriteria sebagai berikut.
2
Tabel 3.2 Kategorisasi Tingkat Kreativitas Anak Interval Kategori Tinggi Sekali X ≥ X aktual + 1,5Saktual Tinggi X aktual + 0,5S ≤ X < X aktual + 1,5S
3
X aktual − 0,5Saktual ≤ X < X aktual + 0,5Saktual
Rata-Rata
4
X aktual − 1,5Saktual ≤ X < X aktual − 0,5Saktual
Rendah
5
X < X aktual − 1,5Saktual
No 1
aktual
aktual
Rendah Sekali (Cece Rakhmat dan Solehudin, 1988:86)
Dari langkah-langkah diatas, maka didapat tingkat kreativitas anak sebelum dan sesudah menggunakan media playdough. Tabel 3.3 berikut menyajikan perhitungan kategorisasi untuk mendapatkan tingkat kreativitas anak. Tabel 3.3 Perhitungan Kategorisasi Tingkat Kreativitas Anak Sebelum dan Sesudah Menggunakan Media Playdough Data Nilai Nilai Maksimum Aktual 267 Rata-Rata 133,4 Standar Deviasi 44,5
Dari tabel 3.3 diatas, diperoleh kategori seperti yang tersaji pada tabel 3.4 berikut. Tabel 3.4 Kategorisasi Tingkat Kreativitas Anak Sebelum dan Sesudah Menggunakan Media Playdough Kategori Interval Tinggi Sekali X ≥ 200 Tinggi 156 ≤ X < 200 Rata-rata 111 ≤ X < 156 Rendah 67 ≤ X < 111 Rendah Sekali X < 67
42
2.
Pengaruh Media Playdough Untuk Meningkatkan Kreativitas Anak Di Kelas A TK Angkasa I Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, dilakukan uji normalitas dengan
menggunakan statistik uji Z Kolmogrov-Smirnov (p>0,05) dengan menggunakan bantuan SPSS 17.0. Pengujian pengaruh media playdough dalam meningkatkan kreativitas Anak Usia Taman Kanak-kanak dilakukan dengan uji t berpasangan (paired sample t test) dengan tahapan sebagai berikut. a.
Hipotesis H0 : µ
pretest
=µ
posttest
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kreativitas pretest dan tingkat kreativitas posttest sebelum dan sesudah menggunakan media playdough Ha : µ
pretest
>µ
posttest
Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kreativitas pretest dan tingkat kreativitas posttest sebelum dan sesudah menggunakan media playdough b.
Dasar Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan dilakukan dengan dua cara, yaitu membandingkan nilai t hitung dengan t tabel atau dengan membandingkan nilai probabilitas yang diperoleh dengan α=0,05. Berdasarkan nilai t hitung: Terima H0 jika – t 1- ½ α < t hitung < t 1- ½ α , dimana t 1- ½ α didapat dari daftar tabel t dengan dk = ( n1 + n2 – 1) dan peluang 1- ½ α . Untuk harga-harga t lainnya H0 ditolak.
43
Berdasarkan angka probabilitas (nilai p ): a. Jika nilai p < 0,05, maka H0 ditolak b. Jika nilai p > 0,05, maka H0 diterima c.
Mencari t hitung Tahapan mencari t hitung adalah sebagai berikut: a.
Menghitung selisih (d), yaitu data pretest – data posttest
b.
Menghitung total d, lalu mencari mean d
c.
Menghitung d – (d rata rata), kemudian mengkuadratkan selisih tersebut, dan menghitung total kuadrat selisih tersebut,
d.
Mencari Sd2 , dengan rumus : Sd2 =
e.
[
1 x total (d − d rata − rata) 2 (n − 1)
]
Mencari t hitung dengan rumus
t Hitung =
d Sd/ n
Dimama :
d = rata rata d Sd = standar deviasi n = banyaknya data (Sudjana 1996:242)
44
G. Populasi Arikunto (2006, 130) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah anak di TK Angkasa I Bandung.
H. Sampel dan Teknik Sampling Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2004). Arikunto (2006: 131) mengungkapkan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua populasi di kelompok A TK Angkasa I dengan jumlah siswa 10 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel yang digunakan dengan pertimbangan tertentu yang dilakukan oleh peneliti sendiri (Sugiyono, 2008).
I. Prosedur Penelitian Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti. Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah menyusun instrument penelitian serta melengkapi berbagai persyaratan administrasi yang berkenaan dengan perizinan penelitian. Tahap ini bermanfaat agar pada saat pengumpulan data berlangsung tidak terjadi hal-hal yang dapat menghambat proses penelitian. Adapun kegiatan dalam tahap ini adalah :
45
1. Persiapan penelitian Dilakukan untuk mencari dan memperoleh gambaran secara jelas tentang subjek yang ada di lapangan, studi pendahuluan inilah yang mendasari berbagai aspek dalam penelitian ini. 2. Permohonan ijin Secara birokrasi permohonan ijin penelitian dimulai dari Ketua Jurusan PG PAUD, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Rektor Universitas Pendidikan Indonesia yang selanjutnya disampaikan kepada Yayasan Ardhya Gharini Jln. Pajajaran No. 148 Bandung. 3. Pelaksanaan penelitian a. Menentukan subjek penelitian. b. Melaksanakan tes awal (pre-test) untuk mengetahui tingkat kreativitas anak kelompok A TK Angkasa I sebelum diberi perlakuan. c. Pelaksanaan perlakuan berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media playdough. d. Melaksanakan tes akhir (post-test) untuk mengetahui tingkat kreativitas anak kelompok A TK Angkasa I setelah diberi perlakuan.