BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Disain Penelitian Penelitian ini memfokuskan pada upaya untuk memahami dinamika yangterjadi
dalam
implementasikebijakanmanajemenalternatifpelayananpublik
yang dalampenelitianiniadalahstudiimplementasikebijakanmanajemenalternatifpelayana npublik di Perusahaan Daerah Air MinumKabupatenMajalengka. Dinamika yang dimaksud
adalah
bagaimanameningkatkanpelayananpublik
lingkunganperusahaandaerah
di air
minumKabupatenMajalengkamelaluikebijakanmanajemenalternatifpelayananpubl ik. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan metode analisis deskriptif, Locke, Spriduso dan Silferman (dalam Creswell, 1994:147) mengemukakan bahwa qualitative research is interpretative research. As such, the biases, values and judgement of the researches become stated explicitly in the research report. Such openess is considering to be useful and positive. Kemudian menurut Moleong, (1995:3) metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
62
63
diamati. Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori substantif yang berdasarkan data. Melalui pendekatan kualitatif ini diharapkan kajian tentang implementasi kebijakan manajemen alternatif terhadap kualitas pelayanan publik di perusahaan daerah air minum Kabupaten Majalengka ini akan mampu memberikan informasi yang akurat sehingga sangat membantu proses interpretasi informasi dan data yang diperoleh. Pendekatan kualitatif yang menekankan metode epistemologik dalam
penelitianini
diharapkan
mampu
melahirkan
reformulasi
dan
rekonseptualisasi kajian manajemen alternatif pelayanan publik dalam konteks perbaikan pelayanan publik di lingkungan perusahaan daerah air minum Kabupaten Majalengka, dari kombinasi antara perspektif yang diteliti dan perspektif peneliti sendiri.
3.2. Data Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tentang kronologi dari dinamika
yang
terjadisebelumdansesudahberlakunyakebijakanmanajemenalternatifpelayananpubl ik, termasuk di dalamnya tentang perangkat hukum yang memayunginya, faktorfaktor penghambat, kelembagaan yang mewadahi serta persepsi para pihak – pihakterkait berkaitandenganimlementasikebijakanmanajemenalternatifpelayananpublik lingkunganPerusahaan Daerah Air MinumKabupatenMajalengka.
yang di
64
3.3. Sumber dan Jenis Data Sumber utama data penelitian ini adalah informan kunci. Informan kunci adalah pihak-pihak yang karena pengalamannya atau intensitasnya terlibat dalam dinamika terjadidalamimplementasikebijakanmanajemenalternatifpelayananpublik.
yang Selain
itu informan kunci adalah pihak-pihak yang karena jabatannya menjadikan ia menjadi pihak yang kompeten untuk memberikan data yang diperlukan penelitian ini. Untuk melengkapi data yang diperoleh dari informan (primer), maka diperlukan data pendukung (sekunder), seperti dokumen-dokumen resmi kerjasama, hasil-hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dapat diperoleh melalui jurnal, buku, data statistik atau sumber-sumber lainnya yang relevan. Untuk menghindari terjadinya bias yang terjadi pada informan kunci (key informant bias) dalam penelitian ini, maka dilakukan Triangulasi terhadap informasi yang diberikan oleh informan kunci baik wawancara maupun data-data atau informasi cetak atau tertulis. Triangulasi dilakukan dengan membandingkan antara data dan informasi yang didapat untuk diujikan validitasnya.
3.4. Penentuan dan Pemilihan Informan Informan ditetapkan berdasarkan kebutuhan data penelitian, yaitu mereka yang dianggap kompeten, arena memiliki pemahaman yang komprehensif dan memadai
tentang
imlementasikebijakanpemerintahKabupatenMajalengkatentangmanajemenalternat ifpelayananpublik di perusahaandaerah air minumKabupatenMajalengka sebagai
65
informan kunci. Dasar pemilihan ini adalah, mereka merupakan representasi dari masing-masing
pihak
yang
berkaitanlangsungdenganpermasalahan
yang
dikajidalampenelitianini. Mereka juga dianggaap lebih memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang
lebih
lengkap
guna
memahami
permasalahan
implementasikebijakanmanajemenalternatifpelayananpublik
di
KabupatenMajalengka. Tabel 3.1. Daftar Informan
N o
Status Informan
1
Representasi PemerintahKabupatenMajalengka
2
RepresentasiPelaksanaPelayananPublik
Informan/ Nara Sumber InformanPemkab. Majalengka Pimpinan, JajaranPegawai di PDAM Pemkab. Majalengka
3
RepresentasiPenerimaJasaPelayananPublik
PenggunaJaringa n PDAM Pemkab. Majalengka
4
RepresentasiKonsultanManajemenAlternatifPelayananP ublik (DSF - WORLD BANK)
Konsultan
5
RepresentasiPengamat/organisasisosialmasyarakat
LSM
3.5. Instrumen Penelitian Keberadaan penulis dalam penelitian kualitatif sangat berperan dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih topik, mengolah topik tersebut, mengumpulkan data, hingga analisis, menginterprestasikan dan menyimpulkan hasil penelitian.
66
Dalam mengumpulkan data-data penulis membutuhkan alat bantu yang disebut dengan instrumen penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut :
1. Pedoman wawancara Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 2. Alat Perekam Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tanpa harus berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban dari subjek. Dalam pengumpulan data, alat perekam baru dapat dipergunakan setelah mendapat ijin dari subjek untuk mempergunakan alat tersebut pada saat wawancara berlangsung.
3.6. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan studi kepustakaan. a. Wawancara Pada penelitian ini wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Menurut Patton (1987) dalam proses wawancara dilengkapi
67
pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung. b. Observasi Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.
3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Dalam penelitian ini, teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dalam beberapa tahapan-tahapan diantaranya : a. Mengorganisasikan Data
68
Data yang didapatkan langsung dari subjek melalui wawancara mendalam (indepth inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan tape recorder dibantu alat tulis lainya kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang supaya dapat memahami benar data atau hasil yang telah di dapatkan. b. Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, disusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat. Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh responden. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap pengalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek. c. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data
69
Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti akan menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam Bab II, sehingga dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan faktor-faktor yang ada. d. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti masuk ke dalam tahap penjelasan dan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitanya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatu alternatif penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran. e. Menulis Hasil Penelitian Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang
70
dipakai adalah presentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subjek dan significant other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subjek dan significant other, dibaca berulang kali sehinggga penulis mengerti benar permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari subjek. Selanjutnya dilakukan
interprestasi
secara
keseluruhan,
dimana
di
dalamnya
mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.
3.8. Uji Validitas Data Sebuah penelitian studi kasus, menurut Winston (1997), adalah sebuah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan strategi Triangulasi. Strategi Triangulasi diperlukan untuk memastikan bahwa proses penelitian dari studi kasus yang dilakukan sudah sesuai atau valid. Validitas proses penelitian dari studi kasus menjadi penting untuk menghindari hasil penelitian yang diragukan reliabilitasnya atau subjektifitas peneliti yang berlebihan. Proses Triangulasi dalam penelitian ini lakukan dengan menggunakan pemahaman yang disampaikan oleh Denzin (1998) dan Patton (1987: 331) yaitu sebagai berikut: a. Triangulasi Sumber. Triangulasi ini dilakukan dengan membandingkan dan mengujikan derajat kebenaran atau validitas suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dilakukan dengan jalan: (1)
71
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti; (2) membandingkan pernyataan informan yang disampaikan di depan umum dengan yang apa yang disampaikan oleh informan tersebut secara pribadi; (3) membandingkan apa yang disampaikan oleh orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang disampaikan dalam kurun waktu tertentu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan pihak lain seperti rakyat biasa, masyarakat berpendidikan yang berbeda,
masyarakat dengan status
sosial yang berbeda, dan dari kalangan pemerintahan. (5) membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang mendukung atau berkaitan. b. Triangulasi Metode Pada prinsipnya, Triangulasi Metode ini dilakukan menggunakan dua strategi yaitu: (1) pengecekan derajat kebenaran temuan hasil penelitian dari beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Triangulasi Metode dilakukan dengan menggabungkan dua metode atau lebih untuk melakukan penelitian ini, misalnya menggunakan metode wawancara dan metode observasi dengan melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan. c. Triangulasi Pengamat atau Investigator Triangulasi Pengamat atau Investigator dilakukan dengan cara menggunakan lebih dari satu orang dalam pengumpulan dan analisis data. Teknik ini akan memperkaya pengetahuan mengenai informasi yang digali dari subjek
72
penelitian. Selain itu, Triangulasi ini juga dilakukan untuk menghindari subjektifitas peneliti.
3.9. Waktu dan Jadwal Penelitian Penelitian iniberlangsung selama 17 (tujuh belas) bulan mulai bulan Mei 2012 hingga bulan September 2013, dengan perincian kegiatan sebagai berikut : Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan No. 1 2 3
4
5 6
7 8
Kegiatan 5 Persiapan Pengumpulan Data Analisis DataSementar a Seminar UsulanPenelit ian Revisi Usulan Penelitian Penulisan Hasil Penelitian Ujian Tesis Revisi
2012 6
7
8
9
2013 10
11
12
1 2
3
4
5
6
7
8
9
10