46
BAB III METODE PENELITIAN
A. Latar Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Tolotio, Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Sekolah ini didirikan pada tahun 1952 dan mengalami renovasi pada tahun 1982. Luas lahan keseluruhan 3000 m2
dengan total
bangunan sekolah 252 m2 dan fasilitas lainnya yaitu lapangan upacara, lapangan olah raga, taman, selasar penghubung 48 m2 . Visi dari sekolah ini yaitu Terwujudnya Masyarakat Sekolah yang CERIA (Cerdas, Inovatif, dan Berakhlak Mulia). Dan Misi dari Sekolah ini yaitu 1) Menanamkan keyakinan / Akidah melalui pengamalan ajaran agama, 2) Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan, 3) Mengembangkan pengetahuan dibidang IPTEK, Bahasa, Olahraga dan Seni Budaya sesuai dengan bakat, minat dan potensi siswa, 4) Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan. Ditinjau dari segi personil, guru pada SDN 1 Tolotio, Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo berjumlah 8 orang Guru PNS dan 5 orang tenaga GTT, jenjang pendidikan bervariasi antara S1, D2 dan SMA/SMK. Sementara jumlah siswa sampai dengan tahun ajaran 2010/2011 yaitu sebanyak 201 siswa yang tersebar pada enam tingkatan kelas. Tabel 3.1 Jumlah Siswa SDN 1 Tolotio, Tahun Ajaran 2010/2011 Tahun 2011/2012
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI Jumlah 33
32
33
33
34
36
201
47
Sumber Data : SDN 1 Tolotio, Kec. Tibawa, Kab. Gorontalo, Mei 2010 Selama ini SDN 1 Tolotio, Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo telah mengukir prestasi baik dalam bidang akademik maupun dalam bidang non akademik. Adapun prestasi yang diraih oleh SDN 1 Tolotio, Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo adalah sebagai berikut: 1. Berprestasi dalam pencapaian nilai rata-rata ujian 2. Berprestasi dalam bidang olah raga 3. Berprestasi dalam bidang kesenian 4. Berprestasi dalam bidang PMR dan Pramuka 5. Terampil membaca ayat suci Al Quran dengan baik dan benar Berbagai prestasi yang diraih tersebut merupakan manifestasi dari kerja keras para guru di sekolah yang didukung oleh komite sekolah dan masyarakat. Prestasi yang dimiliki tersebut sekaligus menempatkan sekolah ini sebagai salah satu sekolah yang cukup dibanggakan khususnya oleh masyarakat di sekitar sekolah. Meskipun belum memiliki fasilitas yang lengkap layaknya sekolah unggulan, namun SDN 1 Tolotio, Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo telah dapat menunjukkan kiprahnya sebagai lembaga pendidikan yang kredibel di mata masyarakat. Berdasarkan uraian di atas jelaslah sekolah ini memiliki prestasi yang cukup baik. Selanjutnya melalui bantuan operasional sekolah (BOS) diharapkan secara maksimal dapat mempertahankan dan meningkatkan terus prestasi tersebut. Sekolah ini seperti halnya sekolah lainnya merupakan sekolah penerima dana BOS Sejak tahun pelajaran 2005/2006. Dana tersebut telah dipergunakan secara
48
maksimal untuk keperluan peningkatan mutu pendidikan serta untuk keperluan lain yang berhubungan dengan operasional pendidikan lainnya.
B. Pendekatan dan Rancangan Penelitian 1.
Pendekatan Penelitian Adapun jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
pendekatan studi kasus, yaitu suatu pendekatan dimana peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang diamati mereka, pendekatan ini diarahkan pada individu secara kholistik (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis. Penelitian ini memiliki beberapa ciri, diantaranya adalah : (1) mempunyai latar yang alami sebagai sumber data langsung dan peneliti merupakan instrumen kunci; (2) bersifat deskriptif; (3) lebih memperhatikan proses dari hasil atau produk semata; (4) data dianalisa secara induktif dan merupakan hal yang esensial (Bogdan dan Biklen, dalam Arifin. 2009:60). Pertama, peneliti dengan latar alami artinya bahwa dalam penelitian ini dikumpulkan data secara langsung, latar penelitian tidak dimodifikasikan dan peneliti langsung sebagai instrumen kunci. Alat bantu yang digunakan untuk pengambilan data adalah camera, yang berfungsi untuk merekam data visual lainnya. Kedua, penelitian ini bersifat
49
deskriptif, artinya data dipaparkan secara lisan dalam bentuk kata dan kalimat. Pendeskripsian dilakukan setelah memperoleh data tentang partisipasi komite sekolah dalam pemanfaatan dana bantuan operasional sekolah (BOS) studi kasus di SDN 1 Tolotio Kec. Tibawa Kab. Gorontalo. Ketiga, Lebih memetingkan proses dari pada hasil, artinya dalam proses pengumpulan data lebih diutamakan pada pendekatan proses. Keempat, analisis data dilakukan secara induktif, mengandung konsep data dianalisis melalui proses yang berlangsung dari data menuju teori dan bukan sebaliknya dari teori kedata. Kelima, hal yang esensial merupakan kebermaknaan selalu mengacu pada masalah dan hasil penelitian. Kebermaknaan itu ditinjau dari sudut pandang teoritis dan praktis. Dengan demikian makna, pendekatan yang digunakan adalah kualitatif karena metode dan prosedur penelitian akan menghasilkan data deskriptif berupa fakta-fakta tertulis atau lisan dari perilaku yang diamati. Berdasarkan pendapat diatas, maka dalam penelitian ini yang merupakan fokus pengamatan peneliti adalah keseluruhan dari kegiatan yang ada hubungannya dengan partisipasi komite sekolah dalam pemanfaatan dana BOS di SDN 1 Tolotio.
2. Rancangan Penelitian Rancangan atau desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Kasusnya adalah bagaimana partisipasi komite sekolah dalam pemanfaatan dana bantuan operasional sekolah di SDN 1 Tolotio Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Bogdan dan Biklen (1982) menyarankan bahwa rancangan
50
penelitian studi kasus paling baik disajikan dalam bentuk cerebong (funnel). Bentuk cerebong ini merupakan suatu langkah sistematis, berawal dari eksplorasi yang bersifat luas dan dalam, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pengumpulan data dan analisis data yang lebih menyempit dan terarah pada suatu topik tertentu. Sebagaimana halnya dengan metode yang lain, studi kasus memiliki beberapa kekuatan dan kelemahan. Berdasarkan kekuatan dan kelemahan tersebut, perlu diketahui ciri-ciri studi kasus yang baik berdasarkan kriteria yang diberikan. Disamping itu, rancangan studi kasus banyak memiliki kelebihan antara lain (bersifat luwes, (2) menjangkau dimensi sesungguhnya dari topik yang diselidiki, (3) dapat dilaksanakan secara praktis (Bogdan dan Biglen, 1982). Rancangan studi kasus dalam penelitian kualitatif banyak ragamnnya. Namun demikian memiliki prosedur yang sama. Bogdan dan Biklen, (dalam Arifin, 2009) membedakan menjadi enam berdasarkan objek studinya yaitu (1) studi kasus kesejarahan mengenai organisasi dalam kurun waktu tertentu; (2) studi kasus observasi, yang memutuskan perhatian pada suatu tempat tertentu dengan teknik observasi peran serta (participant observation); (3) studi kasus sejarah hidup, yakni melakukan wawancara intensif untuk memperoleh rincian sejarah tentang objek hidup (manusia); (4) studi kasus masyarakat sekitar (community study) yang memusatkan perhatian pada suatu lingkungan tertentu; (5) studi kasus analisis situasi (situational analysis) memutuskan perhatian pada kejadian tertentu yang
51
dipelajari; (6) mikroetnograti, studi kasus yang dilakukan pada unit kecil yang mempunyai keunikan spesifik.
C. Kehadiran Peneliti Adapun peneliti dalam penelitian kualitatif
adalah sebagai instrumen
utama yang sudah tentu harus beradaptasi dengan kondisi yang ada di lapangan untuk kepentingan penelitian sehingga kehadiran peneliti di lokasi penelitian di ketahui oleh obyek penelitian. Menurut Sugiyono (2010:59) bahwa peneliti berfungsi sebagai pelaku utama dalam penelitian, tentu saja sebagai manusia biasa dengan segala kemampuan masih terbatas, maka dalam pengumpulan data masih diperlukan catatan lapangan (note field). Kenyataannya, penelitian kualitatif tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan pengumpulan data yang sangat terpengaruh dalam analisis data, interpretasi data serta penarikan generalisasi. Penelitian akan berperan sebagai instrumen kunci dalam pengumpulan data kepada informan utama yang jujur agar menghasilkan suatu data yang pasti dan akurat. Kehadiran peneliti di sini sebagai pengamat penuh sejak awal hingga akhir penelitian karena peneliti lapangan adalah instrumen kunci. Penelitian harus bersifat kritis, rendah hati dan sungguh-sungguh di lapangan
karena
sekaligus
sebagai
perencana,
pelaksana,
pengumpul,
penganalisis, penafsir data dan akhirnya dapat melaporkan hasilnya secara transparansi dan akurat (Maleong, 1998). Tingkat kepercayaan yang tinggi akan membantu kelancaran proses penelitian sehingga data yang diinginkan dapat diperoleh dengan mudah dan lengkap. Peneliti harus menghindari kesan-kesan
52
yang meragukan informan. Kehadiran dan keterlibatan peneliti di lapangan harus diketahui secara terbuka oleh subjek penelitian sehubungan dengan itu peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut : (a) peneliti bertemu dengan kepala sekolah SDN 1 Tolotio untuk menyerahkan surat izin penelitian dan menyatakan maksud dan tujuan kehadiran peneliti; (b) mengadakan observasi di lapangan untuk memahami latar belakang penelitian yang sebenarnya; (c) membuat jadwal kegiatan berdasarkan kesepakatan antara penelitian dan subjek penelitian; dan melaksanakan kunjungan untuk mengumpulkan data sesuai dengan yang disepakati.
D. Sumber Data Sumber data penelitian adalah manusia dan non manusia, sumber data manusia berfungsi sebagai subjek atau informan kunci (key informant). Sumber data manusia berfungsi sebagai objek atau nara sumber yang diambil secara snowball sampling. Menurut Sugiyono (2010:85-86) Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang tetap karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Berdasarkan pendapat ini, sampel yang digunakan dalam penelitian ini diasumsikan pada kompetensi dan pemahaman subjek penelitian terhadap masalah
53
yang diteliti. Selain itu, teknik snowball sampling digunakan untuk mengarahkan pengumpulan data sesuai dengan kebutuhan melalui penambahan nara sumber yang benar-benar menguasai informasi dan mendalam serta dipercaya untuk menjadi sumber data. Snowball sampling digunakan oleh peneliti untuk bebas menentukan keterikatan proses formal dalam mengambil sampel. Sampel yang dimaksud bukan mewakili populasi melainkan didasarkan pada relevansi dan kedalam informasi. Namun demikian, pemilihan sampel tidak sekedar kehendak subjek penelitian, melainkan berdasarkan tema yang muncul dilapangan. Penentuan informan dalam penelitian ini di dasarkan oleh kriteria berikut (1)
subjek cukup lama dan intensif menyatu dengan medan aktivitas yang
menjadi sasaran penelitian; (2) subjek yang masih aktif terlibat di lingkungan aktivitas menjadi sasaran penelitian; (3) subjek yang masih mempunyai banyak waktu untuk dimintai keterangan atau informasi; (4) subjek yang tidak mengemas informasi tetapi relatif memberikan informasi yang sebenarnya akurat, dan (5) subjek yang tergolong asing bagi peneliti.
E. Prosedur Pengumpulan Data. Adapun prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : a).
Observasi Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-
fenomena yang diteliti (sutrisno, 1990:36). Dengan cara pengamatan ini, peneliti melakukan penelitian lapangan tentang partisipasi komite sekolah dalam
54
pemanfaatan dana BOS di SDN 1 Tolotio Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo, sehingga untuk menjaring informasi yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan secara berstruktur yang berarti apa yang dilakukan dan diamati telah disusun sebelumnya oleh peneliti dan meyakini dapat melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku sebagaimana yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya. b.
Wawancara Wawancara merupakan alat utama dalam mengumpulkan data dan juga
informasi bagi obyek yang diteliti. Metode ini digunakan untuk mewawancarai secara langsung dengan kepala sekolah, bendahara Bos, guru kelas dan Komite Sekolah di SDN 1 Tolotio Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Dalam kegiatan wawancara ini, penulis menggunakan panduan sehingga wawancara dapat berjalan sesuai kebutuhan penelitian dan akan dilaksanakan secara berulang-ulang sampai diperoleh data yang meyakinkan tentang apa yang akan diteliti. Adapun tahap dalam wawancara ini yaitu tahap pertama, peneliti menentukan siapa orang yang akan diwawancara sebagai informan kunci. Informan kunci adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan wawancara, seperti kepala sekolah, bendahara BOS, guru kelas dan ketua komite; Tahap kedua, peneliti mempersiapkan wawancara dengan daftar pertanyaan sementara yang hal-hal pokok yang akan disampaikan lewat wawancara berdasarkan fokus penelitian; Tahap ketiga, melakukan wawancara dan tetap memelihara suasana yang konduktif dan produktif. Pada tahap ini peneliti
55
mengajukan berbagai pertanyaan yang bersifat grand tour, yaitu pertanyaan yang bersifat umum dan dalam suasana santai disamping memberikan informasi yang akurat, responden diberi kesempatan secara bebas dan terbuka untuk mengorganisasi jalan pikiran sendiri, dan selanjutnya pertanyaan tersebut difokuskan pada hal-hal yang diungkap sesuai focus penelitian dengan responden pada
beberapa
pertanyaan
yang
telah
disampaikan.
Tahap
keempat,
menghentikan wawancara sementara setelah peneliti mendapat informasi dan responden kelihatan lelah. Pada akhir percakapan peneliti akan merangkum kembali dan mengecek kembali apakah yang telah disampaikan responden itu sudah benar atau belum. Wawancara dilakukan secara manual dengan menggunakan alat tulis menulis dan dibantu dengan alat perekam tape recorder, namun dari segi etikanya sebelum merekam peneliti memohon ijin dan menyampaikan kepada yang diwawancarai tersebut akan direkam. Hal ini dilakukan agar wawancara dapat berlangsung dengan lancer dan informan dapat member informasi secara akurat, terbuka dan menyeluruh tanpa keraguan dari peneliti.
c). Dokumentasi Dokumentasi
yaitu
mengumpulkan
dokumen-dokumen
yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, laporan, foto, dan sebagainya. Sifat utama
56
data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga member peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam.
F. Analisis Data Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, yaitu proses analisisnya dimulai dengan menelaah dan mengkaji seluruh data yang diperoleh dari berbagai sumber terkait. Untuk penganalisaan data ditempuh melalui langkah-langkah sebagaimana yang ditentukan oleh spraley (sugiyono, 2010:102) yakni :
1. Reduksi Data Reduksi data yaitu suatu analisis untuk menajamkan, menggabungkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sedemikian rupa, sehingga Nampak komponen – komponen finalnya untuk penarikan kesimpulan. Dengan demikian reduksi data bermaksud untuk merangkum dengan menonjolkan hal-hal pokok yang relevan dan focus penelitian, proses ini dimulai dari menelaah data yang ada. Analisis data dengan alur reduksi dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut, pertama-tama, setiap selesai dilakukan bebeapa kali pengumpulan data, semua catatan lapangan dibaca, dipahami dan lalu dibuat ringkasannya, ringkasan tersebut oleh Miles dan Humberman (1984) disebut sebagai ringkasan kotak, yaitu selembar kertas yang berisikan uraian singkat hasil penelaahan terhadap semua catatan lapangan, pemfokusan dan penjawaban terhadap setiap rumusan masalah penelitian.
57
Selanjutnya, begitu data yang diperlukan telah selesai dikumpulkan dan penulis telah meninggalkan lapangan penelitian, semua catatan lapangan yang dibuat selama pengumpulan data dianalisis lebih lanjut secara lebih intensif, penganalisisan yang demikian dapat disebut dengan analisis setelah pengumpulan data Langkah – langkah yang ditempuh dalam menganalisisnya adalah sebagai berikut : Pertama, pengembangan system kategori pengkodean, dalam rangka itu semua data yang berwujud catatan lapangan termaksud semua ringkasan wawancara sementara yang pernah dibuat selama pengumpulan data, dibaca dan ditelaah secara seksama, berdasarkan penelaah tersebut lalu di identifikasikan topik-topik liputan, setiap topik liputan dibuat kode yang menggambarkan topik tersebut, kode-kode tersebut nantinya dijadikan alat untuk mengorganisasikan satuan-satuan data, agar kode-kode berfungsi demikian, untuk setiap kode dibuatkan batasan operasional. Kedua, adalah penyortiran data, istilah kode-kode tersebut dibuat lengap dengan batasan operasionalnya masing-masing semua catatan lapangan dibaca kembali dan setiap satuan data yang tertera didalamnya dibuat kode yang sesuai. Yang dimaksud dengan satuan data adalah potongan-potongan catatan lapangan berupa kalimat satu alinea, atau urutan alinea. Kode-kode tersebut dituliskan pada bagian tepi lembaran catatan lapangan, kemudian semua catatan lapangan difoto kopi. Hasil kopiannya dipotong-potong berdasarkan satuan datanya, sementara catan lapangan yang aslinya disimpan sebagai arsip. Potongan-potongan catatan lapangan tersebut dipilah-pilah atau dikelompok-
58
kelompokkan berdasarkan kodenya masing-masing sebagaimana tercantum pada bagian tepi kirinya. Untuk mempermudah pelacakannya pada catatan lapangan yang asli maka pada bagian bawah setiap satuan data tersebut diberik notasi. Salah satu contoh satuan data penelitian ini adalah seperti sebagai berikut : Kegiatan perencanaan dana BOS di SDN 1 Tolotio, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo selalu diawali dengan kegiatan identifikasi kebutuhan, guna mengetahui secara pasti berbagai keperluan sekolah dengan cara mengurutkannya. (1.1/W/K.S/04.5.12). Dibawah satuan data tersebut diatas terdapat sebuah notasi sebanyak 16 digit. Digit pertama menunjukkan fokus penelitian yakni 1.1 penyusunan rencana BOS. Digit ketiga menunjukkan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpul data. Satuan data yang diperoleh melalui wawancara mendalam ditandai dengan huruf W. Satuan data yang dikumpulkan dengan teknik observasi ditandai dengan huruf O. Sedangkan satuan data yang diperoleh melalui teknik studi dokumentasi ditandai dengan huruf D. selanjutnya digit kelima yaitu KS menunjukkan salah satu informan yang diwawancarai dalam pengumpulan data. Sementara digit ketujuh sampai 16 menunjukkan waktu pengambilan data. Sedangkan garis miring (/) dan titik (.) menunjukkan tanda pemisah belaka. Dengan membaca notasi yang tertera dibawahnya, maka asal setiap satuan data penelitian ini dapat diketahui dan dilacak dengan mudah.
2. Penyajian Data Penyajian data yang dimaksud sebagai sesuatu yang menemukan pola-pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan dalam penyajian data ini dilakukan dengan cara menggunakan berbagai jenis
59
matriks, grafik, jaringan dan bagan atau bentuk kalimat. Yang kesemuanya di rancang untuk mepermudah peneliti dalam menggambarkan informasi serta menarik segala kesimpulan. Informasi yang dimaksudkan adalah uraian tentang fokus penelitian. Demikian pula Miles dan Huberman (1992) menegaskan bahwa penyajian data yang dimaksudkan untuk menentukan pola yang bermakna serta memberikan kemngkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengamblan tindakan. Penyajian dalam penelitian ini juga dimaksudkan untuk menemukan suatu makna dari data yang telah diperoleh kemudian di susun secara sistematis, dari bentuk informasi yang kompleks menjadi sederhana namun selektif. Penyajian data akan disajikan dalam bentuk naratif, sesuai dengan fokus penelitian.
3. Penarikan Kesimpulan Atau Verifikasi Penarikan kesimpulan dimaksudkan untuk memudahkan semua data yang diperoleh lalu dikumpulkan guna menarik kesimpulan dari berbagai hasil analisis yang baik melalui catatan di lapangan, hasil observasi dan dokumen – dokumen. Pada
penarikan
atau
verifikasi
peneliti
berusaha
agar
dapat
menggambarkan kerepresentatifan suatu peristiwa kejadian atau obyek (Miles dan Huberman, 1992)
karena itu peneliti
melakukan analisis
data secara
berkesinambungan selama dan sesudah pengumpulan data, sehingga dapat menemukan pola tentang peristiwa-peristiwa
yang terjadi, pengambilan
kesimpulan ini dilakukan peneliti sejak awal yaitu setiap pengumpulan data walaupun masih bersifat terbuka untuk umum.
60
G. Pengecekan Keabsahan Data. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan cara Uji kredibilitas, uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul dapat dipercaya, sehingga mampu mengungkap apa yang diteliti. Teknik ini dilakukan dengan a) Triangulasi, teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pengecekan terhadap data melalui berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan triangulasi ini maka peneliti dapat saling mengkomparasikan data hasil penelitian sehingga diperoleh data yang akurat. b) member chek, teknik ini dilakukan dengan mengkonfirmasikan data dari satu responden ke responden yang lain. Dengan teknik ini maka akan semakin jelas data dan keakuratannya, c) mengamati secara cermat berulang-ulang, pengamatan ini dilakukan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh melalui penelitian
benar-benar sesuai dengan kondisi yang
diharapkan d) memperpanjang jangka waktu penelitian, e) mengecek kebenaran dan kecocokan hasil interpretasi dari simpulan yang sudah dirumuskan pada dokumen yang pernah diperoleh atau pula pada hasil observasi yang pernah dilakukan, hal ini dilakukan agar data yang diperoleh benar-benar valid dan dapat diyakini kebenarannya.
H. Tahap Penelitian Tahapan penelitian yang direncanakan akan dijalani yaitu: a) mengadakan observasi awal, b) menyiapkan panduan wawancara, c) mengadakan wawancara dengan responden penelitian secara berulang, d) mengadakan verifikasi terhadap data yang terkumpul sebagai hasil dari wawancara, e) menganalisis hasil
61
wawancara, f) mengadakan triangulasi atau pengecekan keabsahan data untuk memperoleh data yang akurat, g) mengadakan generalisasi terhadap hal-hal yang teramati di lapangan selama penelitian, h) membuat laporan penelitian.