BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Objek dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan diseluruh pengusaha tembakau mole iris di Kecamatan
Tanjungsari yang masih aktif pada tahun 2007-2011, jumlah dari pengusaha yang masih aktif pada tahun 2007-2010 adalah sebanyak tujuh perusahaan sedangkan pada akhir tahun 2011 menjadi lima perusahaan, sehingga objek dari penelitian ini adalah para pengusaha hasil tembakau iris mole. Subjek dari penelitian ini adalah kebijakan pajak hasil tembakau. Akbibat dari ketidak sanggupan para pengusaha dalam memenuhi kebijakan pajak hasil tembakau sehingga terdapat perusahaan yang tutup usaha. Tempat
penelitian
dipilih
secara
sengaja
(purposive)
dengan
mempertimbangkan bahwa Kecamatan Tanjungsari merupakan salah satu sentral produksi tembakau mole dengan jumlah pengusaha yang cukup dominan di Kabupaten Sumedang. 3.2
Desain dan Teknik Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kualitatif.
Penelitian kualitatif yaitu metode-metode penelitian untuk mengekplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau kelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan (John W. Creswell, 2009).
40
41
Menurut Sugiyono (2007) menyatakan bahwa penelitian metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam suatu data yang mengandung makna. Teknik penelitian yang digunakan berupa studi kasus (case study) yaitu penelitian yang terinci tentang seseorang atau suatu unit selama kurun waktu tertentu. Metode ini akan melibatkan kita dalam penyelidikan yang lebih mendalam dan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap tingkah laku seseorang individu. (Consuelo dkk, 1993). Terkait dengan penelitian ini, penentuan responden dilakukan pada semua pengusaha tembakau mole iris yang masih aktif dan memiliki Nomor Pokok Pajak Barang Kena Cukai yaitu tujuh perusahaan pada tahun 2007-2011 di Kecamatan Tanjungsari. Selain responden dikalangan pengusaha yang masih aktif dan memiliki Nomor Pokok Pajak Barang Kena Cukai, peneliti juga melakukan wawancara bersama beberapa pihak dari Asosiasi Pengusaha Tembakau Indonesia, Pemerintah terkait seperti Kementrian Keuangan Bea dan Cukai. 3.3
Data/ Informasi yang Diperlukan (Operasionalisasi Konsep/Variabel)
3.3.1
Variabel Pendapatan Pengusaha Tembakau Mole Iris 1. Biaya Produksi, yaitu semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung, terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. a. Biaya tetap, yaitu biaya yang besar kecilnya mempengaruhi pada hasil produksi, terdiri dari penyusutan alat (Rp/Proses Produksi) dan Pajak. b. Biaya variabel, yaitu biaya yang besar dan kecilnya mempunyai pengaruh langsung pada hasil produksi, meliputi :
42
Bahan baku dan biaya penunjang (Rp/Kg), Tenaga kerja (Rp/hari kerja) dan biaya trasportasi. 2. Hasil produksi, yaitu banyaknya hasil yang diperoleh dari usaha pengolahan per proses produksi dinyatakan dalam (bungkus/pack) 3. Harga jual adalah harga yang diterima dari hasil penjualan tembakau mole iris (Rp). 4. Penerimaan usaha adalah pendapatan kotor usaha pengolahan tembakau yang berasal dari nilai penjualan hasil pengolahan sebelum dikurangi biaya produksi (Rp/proses produksi) 5. Pendapatan usaha pengolahan adalah penerimaan usaha dikurangi biaya produksi (Rp/ Proses produksi) 6. RC rasio, yaitu penerimaan usaha dibagi biaya usaha yang dikeluarkan. RC rasio menunjukan pendapatan kotor yang diterima untuk setiap biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi. 3.3.2
Variabel Kebijakan Pajak Hasil Tembakau Iris 1. Undang- Undang Republik Indonesia no 11 tahun 1995 mengenai manademen cukai tentang tarif cukai hasil, penetapan harga dasar (batasan harga jual eceran) dan batasan produksi hasil tembakau. 2. PMK Nomor 200/PMK.04/2008 mengenai sayarat dan prosedur pemberian Nomor Pokok Pajak Barang Kena Cukai (NPPBKC) 3. PMK Nomor 68/PMK.03/2010 mengenai pengusaha kena pajak (pajak pertambahan nilai)
43
Tabel 5. Operasionalisasi Variabel
Konsep
Variabel
Abstrak (Subvariabel /Dimensi)
Indicator Kongkrit (Data/Informasi)
Pajak Bumi dan Bangunan Biaya Tetap Penyusutan Bahan baku dan bahan penunjang Biaya Analisis Pembayaran pajak Cukai dan Biaya Pendapatan PPN Variabel Usaha Tenaga kerja Hasil Transportasi Tembakau Total produksi Volume Iris Mole Produksi Biaya total Penerimaan Jumlah penerimaan Nilai Penjualan Harga jual Total Total penerimaan R/C Rasio Penerimaan Total biaya UU RI Tarif Pajak Cukai, Harga Dasar Nomor 11 (batasan HJE) dan Batasan Tahun 1995 Jumlah Produksi Pabrik PMK Prosedur Pemberian Nomor 200/ Kebijakan dan NPPBKC PMK.08/ Pemerintah Persyaratan 2008 Usaha PMK Pengusaha kena pajak (PPN) Nomor 68/ Apabila omset lebih dari PMK.03/ Rp 600 Juta 2010 3.4
Macam Data/ Informasi Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer
Primer
Primer
Sumber Data dan Cara Menentukannya Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data autentik atau data langsung dari tangan pertama tentang masalah yang diungkap atau disebut juga data asli.
44
Data sekunder adalah data yang mengutip dari sumber lain sehingga tidak bersifat autentik karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan selanjutnya atau disebut juga data tidak asli (Nawawi, 2005). Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung dan wawancara secara mendalam dengan objek penelitian (responden dan informan) yang sesuai dengan ruang lingkup dan kebutuhan penelitian ini. Objek penelitian adalah pengusaha tembakau mole iris yang masih aktif pada tahun 2007-2011 dengan jumlah total sebanyak tujuh perusahaan hasil tembakau iris mole di Kecamatan Tanjungsari, dan subjek dari penelitian ini adalah kebijaka pajak hasil tembakau. Data sekunder diperoleh dari literatur kepustakaan dan catatan atau dokumen lain dari instansi-instansi atau lembaga-lembaga terkait seperti kantor dinas kehutanan dan perkebunan kabupaten sumedang, asosiasi petani tembakau Indonesia, asosiasi pengusaha tembakau Indonesia, dan lain-lain. 3.5
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Teknik observasi, dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian, dalam hal ini adalah pengusaha tembakau mole iris. 2. Teknik wawancara, tanya jawab secara langsung kepada objek penelitian, yaitu ketua asosiasi petani tembakau, asosiasi pengusaha tembakau, pemilik dan karyawan pabrik tembakau mole iris. 3. Studi kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan objek penelitian.
45
3.6
Rancangan Analisis Data/Informasi
A.
Untuk menjawab identifikasi yang pertama diperlukan analisis data mengenai 1. Perhitungan Pajak Cukai Tembakau Jenis Seri Cukai Tembakau a)
Seri I isi 120 Keping
b)
Seri II isi 56 Keping
c)
Seri III isi 150 Keping
1) Tarif Pajak Cukai Tembakau Persentase Seri Cukai Tembakau x Lembar x Harga Jual Eceran x Tarif (%) 2) Tarif Gramase Seri Cukai Tembakau x Lembar x Isi Tiap Bungkus (gr) x Tarif 2. Pajak Pertambahan Nilai Seri Cukai x Lembar x Harga Jual Eceran x Tarif (8,4%) 3. Pendapatan dan keuntungan pengusaha tembakau mole digunakan analisis biaya dan pendapatan sebagai berikut: a. Biaya produksi yang dihitung adalah biaya total dari proses pengolahan tembakau mole iris, yaitu penjumlahan dari seluruh komponen biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. TC = FC + VC Dimana : TC = Biaya total (Total Cost) FC = Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost) VC = Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost)
46
b. Penerimaan adalah nilai tambah semua produk yang dihasilkan dalam setiap proses produk, yaitu total produksi dikalikan dengan harga jual. TR = Y x Hy Dimana : TR = Total Penerimaan (Total Revenue) Y = Total Produksi Hy = Harga Jual/Unit c. Pendapatan Merupakan Keuntungan yang dihasilkan dalam setiap proses produksi, yang merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya total. Π = TR - TC Dimana :
Π TR TC
= Pendapatan/Keuntungan = Total Penerimaan (Total Revenue) = Biaya Total (Total Cost)
d. RC ratio adalah nilai perbandingan antara jumlah penerimaan dengan jumlah biaya produksi dalam setiap kali proses produksi. RC ratio = Penerimaan / Total biaya Kriteria : 1. R/C Ratio > 1, maka usaha tersebut layak untuk diusahakan (untung) 2. R/C Ratio < 1, maka usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan (Rugi) 3. R/C ratio = 1, maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi (impas)
47
B. Untuk menjawab identifikasi yang kedua dibutuhkan informasi mengenai syarat dan prosedur mendirikan usaha hasil tembakau yang diantaranya sebagai berikut : a. UU RI Nomor 11 Tahun 1995
Kebijakan Tarif Pajak Cukai 1. PMK Nomor 118/PMK.04/2006 Perubahan kedua atas peraturan menteri keuangan Nomor 43/PMK.04/2005, terhitung mulai tanggal 1 Maret 2007. Dengan ketentuan tarif cukai sebesar 4% dari total omset. 2. PMK Nomor 134/PMK.04/2007 Perubahan ketiga atas peraturan menteri keuangan Nomor 43/PMK.04/2005, terhitung mulai tanggal 1 Januari 2008. Dengan ketentuan tarif cukai sebesar 8% dari total omset. 3.
PMK Nomor 203/PMK.011/2008 Perubahan ketiga atas peraturan menteri keuangan Nomor 43/PMK.04/2005, terhitung mulai tanggal 1 Februari 2009. Dengan ketentuan tarif cukai sebesar 8% dari total omset.
4. PMK Nomor 181/PMK.011/2009, terhitung mulai tanggal 1 Januari 2010. Dengan ketentuan tarif cukai sebesar Rp. 5/gr. 5. PMK Nomor 190/PMK.011/2010, terhitung mulai tanggal 1 Januari 2011. Dengan ketentuan tarif cukai sebesar Rp. 5/gr.
48
Penetapan Harga Dasar (Batasan Harga Jual Eceran) -
PMK Nomor 118/PMK.04/2006 Perubahan kedua atas peraturan menteri keuangan Nomor 43/PMK.04/2005, terhitung mulai tanggal 1 Maret 2007. Bab III, Pasal 4, menyatakan bahwa batasan harga jual eceran hasil tembakau minimum Rp. 40/gr.
-
PMK Nomor 134/PMK.04/2007 Perubahan ketiga atas peraturan menteri keuangan Nomor 43/PMK.04/2005, terhitung mulai tanggal 1 Januari 2008. Pasal 7, menyatakan bahwa batasan harga jual eceran hasil tembakau minimum Rp. 40/gr.
-
PMK Nomor 203/PMK.011/2008 Perubahan ketiga atas peraturan menteri keuangan Nomor 43/PMK.04/2005, terhitung mulai tanggal 1 Februari 2009. Bab III, Pasal 4, menyatakan bahwa batasan harga jual eceran hasil tembakau minimum Rp. 40-149/gr. Dan kebijakan tersebut masih diberlakukan sampai tahun 2011.
Batasan Jumlah Produksi Pabrik -
PMK Nomor 118/PMK.04/2006 Perubahan kedua atas peraturan menteri keuangan Nomor 43/PMK.04/2005, terhitung mulai tanggal 1 Maret
2007.
Menyatakan
bahwa
batasan
produksi
pabrik
diperbolehkan melebihi 50 juta gram dan tidak melebihi dari 500 juta gram.
49
-
PMK Nomor 134/PMK.04/2007 Perubahan ketiga atas peraturan menteri keuangan Nomor 43/PMK.04/2005, terhitung mulai tanggal 1 Januari 2008. Menyatakan bahwa batasan produksi pabrik tidak lebih dari 500 juta gram.
-
PMK Nomor 203/PMK.011/2008 Perubahan ketiga atas peraturan menteri keuangan Nomor 43/PMK.04/2005, terhitung mulai tanggal 1 Februari 2009. Menyatakan bahwa tidak ada batasan produksi pabrik. Dan kebijakan tersebut masih diberlakukan sampai tahun 2011.
b. PMK Nomor 200/PMK.08/2008, Syarat dan Prosedur Mendapatkan Nomor Pokok Pajak Kena Cukai (NPPBKC) untuk Usaha Hasil Tembakau Tabel 6. Syarat Mendapatkan Nomor Pokok Pajak Kena Cukai No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Syarat Mendapatkan Nomor Pokok Pajak Barang Kena Cukai (NPPBKC) IMB Izin yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat berdasarkan UU mengenai gangguan Izin usaha industri atau Tanda daftar industri Surat izin usaha perdagangan Rekomendasi Disnaker Nomor pokok wajib pajak Surat Keterangan Catatan Kepolisian Kartu tanda penduduk pemilik usaha Memiliki luas bangunan pabrik atau tempat usaha pada tahun 2007 seluas 5 m2 diperluas pada tahun 2008 menjadi 200 m2 Sumber : PP No. 72 Tahun 2008 jo. PMK No.200/PMK.04/2008
50
c. PMK Nomor 68/PMK.03/2010, Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Pengusahan wajib dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak, apabila sampai dengan satu bulan dalam tahun buku jumlah penerimaan bruto/omsetnya melebihi Rp 600.000.000, dilakukan paling lambat akhir bulan berikutnya setelah bulan saat jumlah penerimaan bruto/omset melebihi Rp 600.000.000. Apabila diperoleh data yang menunjukan adanya kewajiban pajak tidak dipenuhi oleh pengusaha, Direktur Jendral Pajak dapat mengukuhkan pengusaha tersebut sebagai pengusaha kena pajak secara jabatan. 3.7
Jadwal Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut: No 1 2 3 4
Fase-fase penelitian Persiapan Pengumpulan Data/Informasi Pengolahan Data/Informasi Penulisan Skripsi Jumlah
Lamanya Januari 2012 Januari 2012 - 29 Februari 2012 1 Maret 2012 – 15 Mei 2012 15 Mei – Juni 2012 6 Bulan