BAB III METODE PENELITIAN
A.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sukmadinata (2010) penelitian dan pengembangan merupakan pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk baru atau penyempurnaan produk yang telah ada. Produk yang dihasilkan bisa berbentuk software, ataupun hardware seperti buku, modul, paket, program pembelajaran ataupun alat bantu
belajar.
Adapun
menurut
Sugiyono
(2008),
Research
and
Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Borg dan Gall, 1989 (dalam Sukmadinata, 2010) menuliskan langkahlangkah dalam penelitian dan pengembangan sebagai berikut: 1.
Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting).
2.
Perencanaan (planning).
3.
Pengembangan draft awal (develop preliminary from product).
4.
Uji coba lapangan awal (preliminary field testing).
5.
Revisi hasil uji coba (main product revision).
6.
Uji coba lapangan (main field testing).
39
40
7.
Penyempurnaan product hasil uji lapangan (operating product revision).
8.
Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing).
9.
Penyempurnaan dan product akhir (final product revision).
10.
Desiminasi dan implementasi (dessimination and implementation). Selanjutnya Sukmadinata memodifikasi sepuluh langkah penelitian
dan pengembangan yang dilakukan Borg dan Gall menjadi tiga langkah sebagai berikut: 1.
Studi Pendahuluan,
2.
Pengembangan model,
3.
Uji Model. Dalam penelitian dan pengembangan prosedur pratikum berbasis
material lokal ini hanya sampai langkah kelima dari langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall, atau sampai tahap kedua dari langkah penelitian dan pengembangan hasil modifikasi Sukmadinata. Untuk memudahkan penelitian ini, maka alur penelitian ditunjukkan dalam Gambar 3.1. berikut.
41
Kajian Hasil Penelitian Prosedur Praktikum Berbasis Material Lokal Studi kepustakaan
Analisis Materi Reaksi Kimia sesuai Standar Isi
Survei lapangan
Analisis kondisi praktikum reaksi kimia di sekolah
Pembuatan Prosedur Praktikum Berbasis Material Lokal Perbaikan Optimasi dan validasi Prosedur Praktikum Berbasis Material Lokal Hasil Optimasi dan validasi Prosedur Praktikum Berbasis Material Lokal
Studi Pendahuluan Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Lembar judgement Perbaikan Validasi LKS dan Lembar judgement oleh Pembimbing Penyusunan Produk awal LKS Revisi 1
Lembar judgement
Penyusunan Instrumen (Lembar Observasi, dan Angket Siswa) Perbaikan Validasi Instrumen oleh Pembimbing
Instrumen Lembar Observasi, dan Angket Siswa hasil validasi 1 Judgement LKS oleh guru SMP/MTs Siswa
Validasi Lembar Observasi, dan Angket siswa oleh guru SMP/MTs Perbaikan
LKS Revisi 2
Judgement LKS
Lembar Observasi, dan Angket siswa hasil validasi 2
Penyusunan Instrumen Isian Rumpang Perbaikan Validasi Instrumen Isian Rumpang oleh Pembimbing Instrumen Isian Rumpang hasil validasi
Uji Keterbacaan Prosedur Praktikum
Uji Keterlaksanaan Prosedur Praktikum
Penjaringan respons siswa
Pengolahan data
Pengembangan Model
Uji coba terbatas
Kesimpulan
Gambar 3.1. Alur Penelitian
42
B.
Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Langkah dalam penelitian dan pengembangan ini terbagi ke dalam dua
tahapan, sebagai berikut: 1.
Tahap Studi Pendahuluan Menurut Sukmadinata (2010) pada tahap pertama studi pendahuluan
merupakan tahap awal atau persiapan untuk pengembangan. Tahap ini terdiri atas tiga langkah, pertama studi kepustakaan, kedua survei lapangan dan ketiga penyusunan produk awal atau draft awal. Adapun tahap studi pendahuluan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Studi Kepustakaan Peneliti mengkaji hasil penelitian pengembangan prosedur praktikum
yang telah dikembangkan sebelumnya pada beberapa skripsi yang ada di jurusan pendidikan kimia FPMIPA UPI. Penelitian lebih terfokus pada pencarian
materi
yang
cocok
dan
mudah
teraplikasikan
dengan
menggunakan metode praktikum berbasis material lokal. Setelah dianalisis, maka materi yang cocok untuk menggunakan praktikum berbasis material lokal berdasarkan Standar Isi (SI) adalah materi reaksi kimia yang dipelajari pada jenjang Sekolah Menengah Pertama. Hal ini karena kimia belum terlalu spesifik, namun penting untuk diperkenalkan kepada siswa yang baru belajar IPA bidang kimia. Materi disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada dalam standar isi, kemudian dibuat indikator yang sesuai dengan standar isi. Adapun dari studi literatur pada buku kimia SMP, artikel maupun jurnal, maka reaksi
43
kimia yang mudah dilakukan praktikumnya adalah tahap identifikasi reaksi kimia, berdasarkan ciri-ciri terjadinya reaksi kimia.
b.
Survei Lapangan Studi lapangan diawali dengan latar belakang metode praktikum yang
jarang
dilaksanakan
di
sekolah
sehingga
perlu
adanya
antisipasi/penanggulangan. Terbukti setelah dilakukan survei mengenai keterlaksanaan praktikum reaksi kimia di sekolah menengah pertama, hanya tiga sekolah yang melakukan praktikum dari sepuluh sekolah yang dilakukan survei. Buku yang ada maupun lembar kerja siswa yang beredar di jenjang sekolah menengah pertama menuliskan prosedur praktikum yang menggunakan bahan-bahan yang sulit dan cukup berbahaya bagi siswa SMP, bahkan pada beberapa lembar kerja siswa tidak menuliskan aspek praktikum (hanya teori dan latihan soal saja). Sehingga pembuatan prosedur praktikum pada reaksi kimia cocok untuk dikembangkan menggunakan material lokal.
c.
Penyusunan Produk awal Pada tahap penyusunan produk awal dilakukan tahapan sebagai
berikut: 1)
Pembuatan Prosedur Praktikum Berbasis Material Lokal Prosedur praktikum yang dibuat disesuaikan dengan standar isi. Judul
dari
prosedur
praktikum
ini
adalah
“Identifikasi
Reaksi
Kimia
Menggunakan Material Lokal”. Karena prosedur praktikum yang dibuat
44
menggunakan material lokal, maka praktikum dibuat berbeda dari prosedur praktikum yang biasa ada pada buku maupun lembar kerja siswa yang ada di jenjang SMP/MTs pada judul reaksi kimia. Dalam pembuatan prosedur praktikum
ini,
peneliti
menyatukan
tiga
judul
praktikum
secara
berkesinambungan yang menunjukkan tiga ciri reaksi kimia dengan menggunakan alat dan bahan yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
2)
Optimasi dan Validasi Prosedur Praktikum Berbasis Material Lokal Optimasi prosedur praktikum dilakukan untuk mendapatkan prosedur
praktikum yang layak dari segi kemudahan melakukan praktikum, kemudahan memperoleh bahan dan alokasi waktu maksimal yang bisa dilakukan siswa. Selanjutnya dilakukan validasi oleh dosen pembimbing sehingga didapatkan masukan terhadap prosedur praktikum yang telah dibuat. Berdasarkan bimbingan dan masukan, maka dilakukan revisi dan optimasi sampai didapat prosedur praktikum yang optimal. Prosedur praktikum hasil optimasi terdapat di Lampiran 3.1 halaman 84.
3)
Penyusunan Lembar Kerja Siswa dan Lembar judgement Prosedur praktikum hasil optimasi disajikan dalam bentuk lembar
kerja siswa yang dibuat lebih menarik, untuk memotivasi siswa sebagai pengguna lembar kerja tersebut. Lembar kerja siswa yang dibuat, terdapat pada Lampiran 3.2 halaman 87.
45
Sebelum lembar kerja siswa tersebut digunakan, maka terlebih dahulu divalidasi oleh dosen pembimbing dan selanjutnya dinilai oleh guru IPA SMP/MTs. Maka dari itu, peneliti membuat instrumen untuk melakukan penilaian terhadap lembar kerja siswa. Instrumen yang dibuat untuk menilai lembar kerja siswa terdiri dari empat format, antara lain: penilaian kesesuaian lembar kerja siswa dengan standar isi; penilaian kelayakan prosedur praktikum sebagai prosedur praktikum berbasis material lokal; penilaian keefektifan kalimat dalam lembar kerja siswa; dan penilaian tata letak dan perwajahan lembar kerja siswa.
4)
Penyusunan Instrumen (Lembar Observasi dan Angket Siswa) Setelah lembar kerja siswa dirancang, lalu dibuat instrumen selain
lembar judgement, yaitu lembar observasi dan angket respons siswa. Lembar observasi tersebut untuk mengetahui keterlaksanaan prosedur praktikum. Adapun angket respons siswa berisi pertanyaan respons siswa terhadap prosedur praktikum yang disajikan dalam bentuk lembar kerja siswa dan respons siswa terhadap keterlaksanaan praktikum.
5)
Validasi Instrumen (lembar Observasi dan Angket Siswa) dan Penilaian/Judgement Lembar Kerja Siswa oleh Guru SMP/MTs Lembar observasi dan angket siswa divalidasi terlebih dahulu oleh
pembimbing dan juga divalidasi oleh guru IPA SMP bersamaan dengan judgement lembar kerja siswa. Alat evaluasi yang digunakan adalah lembar validasi instrumen seperti yang terlampir pada Lampiran 3.3-3.5 halaman 99.
46
Penilaian lembar kerja siswa oleh guru SMP/MTs dilakukan di kota Bandung dan kabupaten Cianjur, yaitu lima orang guru dari SMP negeri maupun swasta di kota Bandung dan lima orang guru dari sekolah di kabupaten Cianjur. Hal ini agar data penilaian lebih representatif. Guru yang menjadi penilai dibagi ke dalam dua kategori, yaitu kategori guru yang mempunyai pengalaman mengajar lebih dari 10 tahun dan kategori guru yang pengalaman mengajarnya kurang dari 10 tahun. Adapun klasifikasi judger adalah sebagai berikut. Tabel 3.1. Klasifikasi Judger Lembar Kerja Siswa Guru dengan pengalaman
Guru dengan pengalaman
mengajar lebih dari 10 tahun
mengajar kurang dari 10 tahun
Guru SMP N 15 Bandung
Guru SMP Pasundan 4 Bandung
Guru SMP N 29 Bandung
Guru SMP Pasundan 3 Bandung
Guru SMP N 2 Cianjur
Guru SMP N 40 Bandung
Guru SMP N 4 Cianjur
Guru SMP N 1 Cianjur
Guru SMP N 1 Warungkondang, Cianjur
Guru MTs N Sawah Gede, Cianjur
6)
Revisi Lembar Kerja Siswa dan Instrumen (Lembar Observasi dan Angket Siswa) serta Penyusunan Instrumen Isian Rumpang Lembar kerja siswa yang telah dinilai oleh guru IPA SMP/MTs,
kemudian direvisi. Lembar kerja siswa hasil revisi terdapat pada Lampiran 3.6 halamam 102. Adapun dasar teori lembar kerja siswa tersebut dibuat instrumen tes rumpang. Tes rumpang digunakan untuk mengetahui keterbacaan prosedur praktikum. Sesuai dengan ketentuan pembuatan tes rumpang, wacana yang digunakan dalam tes rumpang terdiri dari wacana
47
yang berbentuk uraian, sehingga yang dibuat isian rumpang hanya dasar teori, namun hal tersebut sudah bisa mewakili keseluruhan lembar kerja siswa. Instrumen isian rumpang divalidasi oleh pembimbing, sedangkan instrumen lainnya (lembar observasi dan angket siswa) direvisi setelah divalidasi oleh guru IPA SMP/MTs. Setelah semua instrumen valid, maka instrumen tersebut siap untuk digunakan dalam uji coba secara terbatas.
2.
Tahap Pengembangan Model Pada tahap pengembangan model dalam penelitian ini, hanya
dilakukan uji coba terbatas. Adapun dalam uji model ini dilakukan langkah sebagai berikut: a.
Uji Keterbacaan Prosedur Praktikum Untuk uji keterbacaan prosedur praktikum digunakan instrumen isian
rumpang. Siswa diminta untuk mengisi isian rumpang dasar teori sebelum melaksanakan praktikum. Adapun untuk pelaksanaan tes rumpang dilakukan secara individu.
b.
Uji Keterlaksanaan Prosedur Praktikum Uji keterlaksanaan prosedur dilakukan di kelas VII SMP N 29
Bandung. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan diminta mengerjakan praktikum sesuai yang tercantum dalam prosedur praktikum. Menurut Fathoni (2006) observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan/perilaku objek sasaran. Orang yang melakukan observasi disebut
48
pengobservasi (observer). Keterlaksanaan prosedur praktikum diuji oleh observer menggunakan lembar observasi. Dalam hal ini observer melakukan observasi terhadap setiap kelompok untuk mengamati keterlaksanaan prosedur praktikum menggunakan lembar observasi khusus yang berbentuk rubrik.
c.
Penjaringan respons siswa Setelah melakukan praktikum, siswa diminta untuk merespons apa
yang ada dalam angket. Menurut Fathoni (2006) angket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner (daftar pertanyaan/isian) untuk diisi langsung oleh responden. Respons tersebut digunakan untuk menjaring informasi terhadap penggunaan lembar kerja siswa maupun pelaksanaan praktikum.
C.
Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu pada
tahap
pendahuluan
berupa
penyusunan
produk
awal
dan
tahap
pengembangan model berupa uji coba terbatas. Pada tahap penyusunan produk awal berupa prosedur praktikum dalam bentuk lembar kerja siswa, yang menjadi sumber data adalah sepuluh orang guru IPA SMP/MTs Kelas VII dari sepuluh sekolah, terdiri dari lima sekolah negeri maupun swasta yang ada di kota Bandung dan lima sekolah negeri di kabupaten Cianjur. Guru tersebut bertindak sebagai judger/penilai lembar kerja siswa sekaligus validator instrumen penelitian (angket dan lembar observasi). Nama-nama
49
guru dari setiap sekolah yang menjadi judger terdapat pada Lampiran 3.7 halaman 111. Adapun pada tahap uji coba terbatas yang menjadi sumber data adalah siswa-siswi kelas VII pada SMP N 29 Bandung yang sedang mempelajari materi reaksi kimia. Siswa yang dijadikan sampel dari SMP tersebut berjumlah 36 orang. Siswa tersebut dikelompokkan menjadi delapan kelompok. Adapun data pengelompokan siswa terdapat di Lampiran 3.8 halaman 112.
D.
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Lembar penilaian/judgement Lembar penilaian/judgement dalam penelitian ini digunakan sebagai
alat pengumpul data untuk mengetahui penilaian guru IPA terhadap lembar kerja siswa sebagai bentuk penyajian dari prosedur praktikum berbasis material lokal. Lembar penilaian dapat dilihat pada Lampiran 3.9-3.12 halaman 113.
2.
Isian Rumpang Tes rumpang adalah salah satu cara untuk mengukur tingkat
keterbacaan seseorang dalam hal ini dilihat dari tingkat kesukaran atau kemudahan wacananya. Pengukuran keterbacaan dalam penelitian ini melibatkan siswa secara langsung untuk menentukan tingkat keterbacaan
50
wacana. Naskah isian rumpang dapat dilihat pada Lampiran 3.13 halaman 124.
3.
Lembar Observasi Lembar Observasi sebagai instrumen untuk mengetahui tingkat
keterlaksanaan praktikum menggunakan prosedur praktikum berbasis material lokal. Lembar Observasi terdapat pada Lampiran 3.14 halaman 126.
4.
Angket Angket dalam penelitian ini digunakan sebagai alat pengumpul data
untuk mengetahui respons siswa terhadap prosedur praktikum yang disajikan dalam bentuk lembar kerja siswa serta terhadap pelaksanaan praktikum dengan menggunakan prosedur praktikum berbasis material lokal tersebut. Adapun angket respons siswa dapat dilihat pada Lampiran 3.15 halaman 127.
E.
Prosedur Pengolahan Data Teknik pengolahan data untuk penilaian/judgement guru, tes rumpang,
lembar observasi, dan angket respons siswa dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
51
1.
Pengolahan penilaian/judgement guru Tahapan pengolahan data untuk lembar penilaian/judgement guru
adalah sebagai berikut: a.
Pemberian skor pada jawaban setiap item Dalam hal ini pemberian skor pada jawaban setiap item dengan
menggunakan
Skala
Likert
dan
Skala Guttman.
Pemberian
skor
menggunakan Skala Likert dimodifikasi sesuai dengan apa yang tercantum dalam penilaian. Penilaian terdapat pada Tabel 3.2. berikut.
Tabel 3.2. Skor Angket Berdasarkan Skala Likert No. Jawaban Item Instrumen Lembar Penilaian 1. Sesuai/Terkait/Tepat/Jelas/Layak 2. Kurang Sesuai/ Kurang Terkait/ Kurang Tepat/ Kurang Jelas/ Kurang Layak 3. Tidak Sesuai/ Tidak Terkait/ Tidak Tepat/ Tidak Jelas/ Tidak Layak
Skor 3 2 1
Adapun item jawaban yang menggunakan Skala Guttman diberikan skor 1 (satu) untuk jawaban setuju dan skor 0 (nol) untuk item jawaban tidak setuju. b.
Mengolah skor Pengolahan skor dengan membaginya ke dalam kuartil-kuartil dan
mengikuti tahapan sebagai berikut: 1)
menentukan skor maksimal.
2)
menentukan skor minimal.
3)
menentukan nilai tengah (median) atau kuartil ke-2.
52
4)
menentukan nilai kuarti ke-1.
5)
menentukan nilai kuartil ke-3.
6)
membuat skala skor.
Minimal
Kuartil 1
Kuartil 3
Kuartil 2
Maksimal
Gambar 3.2. Rentang Skor Penilaian Judger Berdasarkan Skala Likert 7)
menentukan batas-batas skor untuk masing-masing kategori.
8)
membuat tabel distribusi frekuensi sikap tiap judger sesuai dengan aspek penilaian. Tabel 3.3. Distribusi Skor Setiap Kategori untuk Penilaian Judger Kategori Sikap sangat positif Sikap positif Sikap negatif Sikap sangat negatif
c.
Rentang skor Kuartil 3 ≤ x ≤ skor maksimal Median ≤ x < kuartil 3 Kuartil 1 ≤ x < median Skor minimal ≤ x < kuartil 1
Menafsirkan presentase penilaian judger Tafsiran presentase judger digunakan untuk mengetahui banyaknya
guru yang memberikan respon. Tafsiran menurut Koentjaraningrat, 1997 (dalam Nurafriani, 2009) adalah sebagai berikut. Tabel 3.4. Tafsiran Presentase Penilaian Judger Rentang skor (%) 0 1-25 26-49 50 51-75 76-99 100
Kategori Tidak ada Sebagian kecil Hampir setengahnya Setengahnya Sebagian besar Hampir seluruhnya Seluruhnya
53
2.
Pengolahan Hasil Tes Rumpang Langkah-langkah dalam mengolah hasil tes rumpang adalah sebagai
berikut: a.
Memeriksa hasil jawaban siswa.
b.
Menghitung presentase skor tiap siswa Menurut Kei (2010) cara menghitung skor siswa adalah sebagai berikut. ݆݈ܽ݉ݑℎ ݆ܽݎܾܽ݊݁ ܾ݊ܽܽݓ
Skor siswa = ݆݈ܽ݉ݑℎ ݃݊ܽ݉ݑݎ ݏ݁ݐ ݈ܽݏx 100 % c.
Menafsirkan hasil tes rumpang Tafsiran hasil tes rumpang yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tafsiran menurut Earl F. Rankin dan Joseph W. Culhane. Adapun hasil interpretasinya adalah sebagai berikut. Tabel 3.5. Tafsiran Skor Tes Rumpang Rentang Presentase (%) skor > 60 41 < skor ≤ 60 skor ≤ 41
No. 1. 2. 3.
3.
Penggolongan wacana Mudah Sedang sukar
Penggolongan Pembaca Independen/bebas Instruksional Frustasi/gagal
Pengolahan Lembar Observasi Tahapan pengolahan data untuk lembar observasi adalah sebagai
berikut: a.
Memberikan skor Pemberian skor untuk lembar observasi yaitu skor 3 jika siswa
melakukan dengan baik, skor 2 jika siswa melakukan dengan kurang baik,
54
skor 1 jika siswa melakukan dengan tidak baik. Adapan kategori-kategori keterlaksanaan praktikum terdapat dalam rubrik penilaian. Rubrik penilaian terdapat di Lampiran 3.16 halaman 128. b.
Menghitung presentase skor tiap siswa ݆݈ܽ݉ݑℎ ݎ݇ݏ
Skor siswa = ݈ܽ݉݅ݏ݇ܽ݉ ݎ݇ݏx 100 % c.
Mengolah skor Pengolahan skor seperti halnya pengolahan skor penilaian/judgement
guru dengan membaginya ke dalam kuartil-kuartil dan mengikuti tahapan sebagai berikut: 1)
menentukan skor maksimal.
2)
menentukan skor minimal.
3)
menentukan nilai tengah (median) atau kuartil ke-2.
4)
menentukan nilai kuarti ke-1.
5)
menentukan nilai kuartil ke-3.
6)
membuat skala skor.
Minimal
Kuartil 1
Kuartil 2
Kuartil 3
Maksimal
Gambar 3.3. Rentang Skor Lembar Observasi Berdasarkan Skala Likert 7)
menentukan batas-batas skor untuk masing-masing kategori.
8)
membuat tabel distribusi frekuensi sikap tiap keterlaksanaan praktikum sesuai dengan aspek penilaian.
55
Tabel 3.6. Distribusi Skor Setiap Kategori untuk Keterlaksanaan Praktikum Kategori Sikap sangat positif Sikap positif Sikap negatif Sikap sangat negatif
4.
Rentang skor Kuartil 3 ≤ x ≤ skor maksimal Median ≤ x < kuartil 3 Kuartil 1 ≤ x < median Skor minimal ≤ x < kuartil 1
Pengolahan Angket Respons Siswa Tahapan pengolahan data dari angket respons siswa adalah sebagai
berikut: a.
Memberikan skor dengan menggunakan Skala Likert Angket respons siswa yang dibuat menggunakan pernyataan positif
seluruhnya dengan rentang Skala Likert yaitu skor 5 untuk pernyataan Sangat Setuju (SS), skor 4 untuk pernyataan Setuju (S), skor 3 untuk pernyataan Ragu-ragu (R), skor 2 untuk pernyataan Tidak Setuju (TS), dan skor 1 untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS). b.
Mengolah skor Pengolahan skor seperti halnya pengolahan skor penilaian/judgement
guru maupun lembar observasi dengan membaginya ke dalam kuartil-kuartil dan mengikuti tahapan sebagai berikut: 1)
menentukan skor maksimal.
2)
menentukan skor minimal.
3)
menentukan nilai tengah (median) atau kuartil ke-2.
4)
menentukan nilai kuarti ke-1.
5)
menentukan nilai kuartil ke-3.
56
6)
membuat skala skor.
Kuartil 1
Minimal
Kuartil 3
Kuartil 2
Maksimal
Gambar 3.4. Rentang Skor Angket Respons Siswa Berdasarkan Skala Likert 7)
menentukan batas-batas skor untuk masing-masing kategori.
8)
membuat tabel distribusi frekuensi sikap tiap respons siswa sesuai dengan aspek penilaian. Tabel 3.7. Distribusi Skor Setiap Kategori untuk Angket Respons Siswa Kategori Sikap sangat positif Sikap positif Sikap negatif Sikap sangat negatif
c.
Rentang skor Kuartil 3 ≤ x ≤ skor maksimal Median ≤ x < kuartil 3 Kuartil 1 ≤ x < median Skor minimal ≤ x < kuartil 1
Menafsirkan presentase angket respons siswa Tafsiran presentase angket respons siswa digunakan untuk mengetahui
banyaknya
siswa
yang
memberikan
respons.
Tafsiran
menurut
Koentjaraningrat, 1997 (dalam Nurafriani, 2009) antara lain sebagai berikut. Tabel 3.8. Tafsiran Presentase Angket Respons Siswa Rentang skor (%) 0 1-25 26-49 50 51-75 76-99 100
Kategori Tidak ada Sebagian kecil Hampir setengahnya Setengahnya Sebagian besar Hampir seluruhnya Seluruhnya