BAB III METODE PENELITIAN
A. PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development) digunakan dalam penelitian ini, karena bertujuan untuk mengembangkan suatu model pembelajaran dalam program produktif SMK yang cocok untuk meningkatkan kompetensi lulusan sesuai standar yang diharapkan. Borg & Gall (1993 : 624) menggunakan model penelitian dan pengembangan ini dalam bidang pendidikan. Mereka mengungkapkan bahwa “a process used to develop and validate educational product“. Dengan pengertian itu dalam proses penelitian dan pengembangan ini, mengacu kepada suatu bentuk siklus di mana berdasarkan kajian temuan penelitian, kemudian ditindak lanjuti dengan proses pengembangan suatu produk. Pengembangan produk yang didasarkan pada temuan kajian pendahuluan ini, kemudian diuji dalam suatu situasi tertentu dan dilakukan revisi terhadap hasil uji coba tersebut, sampai pada akhirnya diperoleh suatu produk akhir dalam hal ini model yang dapat digunakan untuk
memperbaiki
output.
Dengan
demikian,
penelitian
ini
berupaya
menghasilkan seperangkat komponen dalam sistem pendidikan, melalui pengembangan dan validasi. Pendekatan penelitian ini berbeda dengan penelitian pendidikan pada umumnya. Penelitian pendidikan lebih menekankan pada penemuan pengetahuan baru atau menjawab pertanyaan khusus tentang persoalan praktis bidang
111
pendidikan, namun kurang dalam hal pengembangan produk pendidikan baru yang benar-benar dapat digunakan di sekolah. Secara konseptual, pendekatan penelitian dan pengembangan mencakup 10 langkah umum, sebagaimana diuraikan Borg & Gall (1993:775), yaitu: 1.
Research and information collecting; termasuk dalam langkah ini antara lain studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, observasi kelas, dan persiapan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian;
2.
Planning, termasuk dalam langkah ini merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan, menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, dan jika mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara terbatas;
3.
Develop preliminary form of product, yaitu mengembangkan bentuk permulaan dan produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini adalah persiapan komponen pendukung pembelajaran, menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap keyakan alat-alat pendukung;
4.
Preliminary field testing, yaitu melakukan ujicoba lapangan awal dalam skala terbatas, dengan melibatkan 1 sampai dengan 3 sekolah, dengan jumlah subjek tertentu. Pada langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau angket;
5.
Main product revision, yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal yang dihasilkan berdasarkan hasil ujicoba awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam
112
ujicoba terbatas, sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap diujicoba lebih luas; 6.
Main field testing, adalah ujicoba utama yang melibatkan khalayak lebih luas, yaitu minimal 3 sekolah, dengan jumlah subjek lebih banyak disbanding pada ujicoba terbatas. Pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif, terutama dilakukan terhadap kinerja sebelum dan sesudah penerapan ujicoba. Hasil yang diperoleh dari ujicoba ini dalam bentuk evaluasi terhadap pencapaian hasil ujicoba (desain model) yang dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dengan demikian pada umumnya langkah ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen;
7.
Operational product revision, yaitu melakukan perbaikan/penyempumaan terhadap hasil ujicoba lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan desain model operasional yang siap divalidasi;
8.
Operational field testing, yaitu langkah uji validasi terhadap model operasional yang telah dihasilkan. Tujuan langkah ini adalah untuk menentukan apakah suatu model yang dikembangkan benar-benar siap dipakai di sekolah tanpa harus dilakukan pengarahan atau pendampingan oleh peneliti/pengembang model. Khalayak yang terlibat dalam langkah ini minimal 3 sekolah, mencakup sejumlah subjek tertentu. Pengumpulan dan analisis data dalam langkah ini dapat dilakukan melalui wawancara, observasi atau angket;
9.
Final product revision, yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model yang dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final);
113
10. Dissemination
and
implementation,
yaitu
langkah
menyebarluaskan
produk/model yang dikembangkan kepada khalayak/masyarakat luas, terutama dalam bidang pendidikan. Langkah pokok dalam fase ini adalah mengkomunikasikan dan mensosialisasikan temuan/model, baik dalam bentuk seminar hasil penelitian, publikasi pada jurnal, maupun pemaparan kepada stakeholders yang terkait dengan temuan penelitian. Penyelenggaraan pembelajaran di kelas maupun lingkungan sekolah, adakalanya menghadapi berbagai kendala dan faktor lingkungan yang kadang kurang mendukung diterapkannya prinsip dan langkah-langkah Borg and Gall tersebut secara utuh; misalnya jumlah sekolah yang besar, lokasi/jarak sekolah yang berjauhan, jumlah guru yang besar, kondisi sarana sekolah yang beragam dan sebagainya. B. TAHAP PELAKSANAAN PENELITIAN : Secara teknis tahapan atau langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan ini dilakukan penyederhanaan dalam 5 (lima) bagian. Bagian kesatu yaitu pelaksanaan penelitian, mencakup langkah-langkah: a) persiapan teknis dan administratif; b) ujicoba instrumen studi pendahuluan; c) pengumpulan data studi pendahuluan; d) pengembangan model pembelajaran program produktif dalam rangka implementasi kurikulum; e) ujicoba terbatas dan lebih luas; f) pelaksanaan uji validasi model; dan g) analisis dan kesimpulan hasil. Bagian kedua menguraikan temuan hasil penelitian dari studi pendahuluan, mencakup: a) gambaran umum tentang bentuk penyelenggaraan pembelajaran dalam program produktif dalam rangka implementasi kurikulum SMK saat ini;
114
b) prosedur penyusunan rencana pembelajaran; c) bentuk penyelenggaraan pembelajaran dalam program produktif; d) pelaksanaan tugas guru program produktif; e) bentuk dukungan stakeholders terkait; dan f) dukungan alat dan fasilitas pembelajaran dalam program produktif; dan g) gambaran tentang hasil pembelajaran dalam program produktif (kompetensi) siswa. Bagian ketiga yaitu uraian tentang pelaksanaan dan hasil pengembangan desain model, yang mencakup: a) pengembangan desain model pembelajaran dalam program produktif dalam rangka implementasi kurikulum pada program keahlian Teknik Mekanik Otomotif; b) pelaksanaan dan hasil ujicoba terbatas; c) pelaksanaan dan hasil ujicoba lebih luas. Bagian keempat yaitu uraian tentang pelaksanaan dan hasil uji validasi model, yang mencakup paparan tentang penerapan model serta dampaknya terhadap peningkatan kompetensi siswa, dan pelaksanaan tugas guru program produktif. Bagian kelima yaitu interpretasi dan pembahasan hasil penelitian, yang memaparkan tentang kajian kritis terhadap hasil penelitian berdasarkan rujukan teoretis dan empiris, untuk berikutnya menjadi dasar dalam pengambilan kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian. 1. Persiapan Adminsitratif Tahap ini ditempuh yaitu setelah disetujuinya desain penelitian dan ditetapkannya Tim Komisi Pembimbing, penulis melakukan persiapan yaitu melakukan penjajagan terhadap SMK-SMK yang akan menjadi lokasi penelitian. Selanjutnya, penulis mengurus ijin penelitian pada Sekolah Pascasarjana UPI.
115
2. Pengembangan dan Ujicoba Instrumen Studi Pendahuluan Instrumen pengumpulan data dikembangkan untuk memperoleh data awal sebagai
langkah
studi
pendahuluan.
Instrumen
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data dalam penelitian studi pendahuluan ini ada dua macam, yaitu: (a) angket untuk Ketua Prodi, Guru/Instruktur program produktif, Instruktur lapangan/industri, Asesor eksternal, dan untuk siswa; (b) daftar centang (check list) untuk mengamati dan mengidentifikasi kondisi yang dijelaskan dalam angket. Ada dua tahap dalam melakukan ujicoba instrumen, yaitu penilaian para pakar (expert
judgement), dan uji keterbacaan, baik untuk angket maupun daftar
centang. Penilaian pakar dilakukan untuk menilai struktur dan isi (content) pada tiap-tiap sub pertanyaan/observasi. Sedangkan uji keterbacaan dilakukan untuk menilai apakah redaksi dan rumusan kalimat dalam instrumen dapat dipahami oleh responden. Dengan demikian instrumen ini mendasarkan kepada kesahihan isi (content validity), dan validasinya menggunakan penilaian para pakar. Hasil uji coba instrumen studi pendahuluan dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Koreksi terhadap aspek struktur dan isi instrumen, yaitu: 1) perlu kejelasan sasaran angket dengan cara dipilah pada setiap sasaran agar lebih jelas peruntukannya (tidak digabungkan menjadi satu); 2) khusus untuk instrumen bagi guru program produktif, perlu penataan terhadap sistematika angket, khusunya pada aspek strategi dasar dan umum pelaksanaan pembelajaran program produktif sehingga menjadi lebih fokus; 2) perlu keterangan tambahan siapa yang dimaksud pelaksana kurikulum program produktif; karena
116
pelaksana langsung di lapangan adalah Ketua Prodi, Guru program produktif, dan instruktur lapangan. b. Koreksi terhadap uji keterbacaan khusus untuk sasaran Kaprodi dan guru, yaitu: 1) Pertanyaan pada sub I mulai dari butir 3 dan seterusnya, perlu ditentukan secara pasti siapa yang bertanggung jawab sebab ada yang bertindak sebagai pelaksana dan penanggung jawab; dimaksud
penyusun
apakah
2), pertanyaan sub II butir 4, yang berarti
juga
sebagai
pengelola/
penghimpun/pengatur, karena modul tertentu sebagian sudah disediakan oleh Direktorat; pada butir 7 untuk sasaran Kaprodi, perlu dirinci tentang unsurunsur pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajaran proram produkif; 3) pertanyaan sub III butir 1, perlu dipertegas tentang aspek pelaksanaan pembelajaran; 4) Dekripsi daftar centang untuk sasaran Kaprodi pada Sub II butir 1 perlu dipertegas siapa yang menjadi pihak terkait karena yang berkaitan dengan kemampuan profesional dalam aspek pelaksanaan pembelajaran adalah guru dan intruktur. 3. Pengumpulan Data Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan setelah adanya hasil masukan dan koreksi terhadap perbaikan instrumen pengumpulan data. Pendekatan yang diterapkan dalam studi pendahuluan bersifat deskriptif, yaitu mendeskripsikan bentuk penyelenggaraan pembelajaran program produktif, khususnya pada program keahlian Teknik Mekanik Otomotif, beserta aspek-aspek pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran program produktif. Secara kronologis, pengumpulan data dalam studi pendahuluan dilakukan dengan memberikan angket kepada
117
responden (Ka Prodi, Guru/Instruktur program produktif, Instruktur lapangan, dan Siswa). Setelah jawaban angket terkumpul, langkah berikutnya adalah melakukan pengamatan terhadap kondisi/lingkungan bengkel/workshop, sebagai langkah pengecekan silang (cross check) terhadap apa yang telah diinformasikan responden dalam jawaban angket. Selanjutnya, temuan hasil pengamatan dari angket dijadikan sumber utama dalam melakukan analisis temuan terhadap aspekaspek yang menjadi fokus dalam studi pendahuluan. Hasil analisis temuan tersebut dijadikan dasar selanjutnya dalam menyusun pengembangan desain model pembelajaran program produktif dalam rangka implementasi kurikulum yang berlaku. 4. Pengembangan Model Pembelajaran dalam Program Produktif Inti dari kegiatan penelitian ini adalah pengembangan model pembelajaran dalam program produktif dalam rangka implementasi kurikulum yang berlaku, mencakup kegiatan pengembangan draft desain model, uji coba terbatas, uji coba lebih luas, serta uji validasi. 4.1. Pengembangan Desain Model Secara bertahap pengembangan draft desain model dilakukan berdasarkan analisis dan kesimpulan hasil studi pendahuluan, khususnya berkaitan dengan bentuk penyelenggaraan pembelajaran dalam program produktif.
Fokus
pengembangan desain model ini berkaitan dengan model pembelajaran pada program keahlian Teknik Mekanik Otomotif. Oleh karena itu analisis temuan juga secara spesifik dilakukan terhadap penyelenggaraan pembelajaran produktif pada program keahlian Teknik Mekanik Otomotif. Pengembangan desain model
118
ini bersifat mikro dalam lingkup pembelajaran, sehingga dipilih satu mata pelajaran yaitu Perbaikan Chasis dan Pemindah Tenaga (PCPT) yang diselenggarakan pada kelas dua SMK. Tahap-tahap pengembangan desain model serta hasil yang diperoleh, diuraikan dalam pembahasan berikutnya. 4.2. Ujicoba Terbatas dan Lebih Luas Rancangan draft desain model yang telah disusun bersama antara penulis dengan guru mata pelajaran Perbaikan Chasis dan Pemindah Tenaga (PCPT), tahap selanjutnya memasuki uji coba terbatas. Tujuan pelaksanaan uji coba terbatas adalah untuk memperoleh gambaran tentang kelayakan desain model yang dikembangkan, serta melakukan perbaikan desain model berdasarkan masukan/koreksi dalam lingkup terbatas. Berdasarkan masukan dan koreksi dalam uji coba terbatas, berikutnya desain model dilakukan perbaikan untuk selanjutnya memasuki uji coba lebih luas. Secara kronologis, tahapan pelaksanaan dan hasil uji coba terbatas dan lebih luas diuraikan dalam pembahasan tentang pengembangan model. 5. Uji Validasi Model Tahap uji validasi dilakukan untuk menilai keterterapan model yang telah melalui uji coba terbatas dan lebih luas. Tahap ini merupakan fase penerapan model dalam kondisi sebenarnya daripada proses pembelajaran program produktif, tanpa kehadiran penulis baik secara personal, maupun dalam bentuk arahan/bimbingan. Penulis dalam konteks ini bersifat memantau pelaksanaan uji validasi, agar tahap uji validasi berjalan dalam kondisi wajar (real setting), sesuai
119
dengan lingkungan SMK yang menjadi subyek uji validasi. Tahapan pelaksanaan dan hasil uji validasi model, dijelaskan dalam pembahasan tentang uji validasi. 6. Analisis dan Kesimpulan Hasil Penelitian Secara umum maupun khusus, analisis dan kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan pada dasarnya berkaitan dengan tujuan penelitian. Hasil-hasil penelitian yang diharapkan dapat dicapai sesuai dengan tahap-tahap penelitian yang dirancang. Hasil akhir sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan yaitu ditemukannya dampak pelaksanaan model pembelajaran dalam program produktif terhadap peningkatan kompetensi siswa, serta dukungan terhadap pelaksanaan tugas guru program produktif. Oleh karena itu analisis yang diterapkan dengan menggunakan pendekatan tertentu serta rumusan kesimpulan hasil penelitian akan selaras dengan tujuan penelitian tersebut. Tahapan-tahapan penelitian dan pengembangan secara umum digambarkan dalam bagan berikut:
120
121
C. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di beberapa SMK di Bandung, khususnya yang membuka program keahlian Teknik Mekanik Otomotif. Masing-masing SMK melibatkan sejumlah subjek, yaitu ketua program studi, guru/instruktur program produktif, pembimbing lapangan/industri, asesor eksternal, dan siswa. Dengan demikian lokasi dan subjek penelitian ditetapkan secara purposive, dengan mempertimbangkan tahap-tahap penelitian serta tujuan khusus penelitian. Lokasi dan subjek penelitian pada tahap studi pendahuluan dipilih dengan prinsip purposive sampling, yaitu mempertimbangkan tujuan untuk mendapatkan data tentang model pembelajaran dalam program produktif SMK dalam rangka implementasi kurikulum pada SMK yang membuka program keahlian Teknik Mekanik Otomotif, dan telah berakreditasi. Untuk maksud ini maka dipilih 3 (tiga) SMK di Bandung yaitu: SMKN A Bandung; SMKN B Bandung; dan SMK C Bandung, masing-masing mewakili SMK yang berada wilayah Bandung Timur, Bandung Pusat, dan Bandung Utara. Lokasi dan subjek penelitian pada tahap studi pendahuluan dicantumkan pada tabel di bawah ini: Tabel 3.1 Daftar Lokasi dan Subyek dalam Studi Pendahuluan
No
Sekolah
Ka Prodi
Guru
1. 2. 3.
SMKN A SMKN B SMK C
1 1 1
9 2 5
Subyek Pembimbing Lapangan/Industri 1 3 2
Siswa
Du/Di
30 30 30
1 3 1
Ada dua ujicoba yang dilakukan pada tahap pengembangan, yaitu ujicoba terbatas (preliminary field test) dan ujicoba utama/lebih luas (main field test);
122
dengan demikian untuk ujicoba tersebut ditetapkan dua kelompok sekolah dan subjek. Untuk pelaksanaan ujicoba terbatas, lokasi dan subjek dipilih secara purposive, yaitu SMKN A Bandung. SMKN A Bandung dipilih dengan pertimbangan berada di wilayah Bandung Timur serta berkreditasi sangat baik, sehingga mewakili sebagian besar kondisi peserta didik, lingkungan, dan stakeholders yang ada di wilayah tersebut. Untuk pelaksanaan ujicoba lebih luas, lokasi dan subjek dipilih secara purposive 3 (tiga) SMK yang mewakili kondisi wilayah. Untuk itu dipilih SMKN A Bandung, SMKN B Bandung, dan SMK C Bandung. Tiga SMK tersebut dipilih dengan pertimbangan sebelumnya telah dipilih sebagai subjek dalam studi pendahuluan, sehingga secara praktis telah terjalin pengertian dan komunikasi dengan baik. Ini tentu diharapkan akan memperlancar pelaksanaan ujicoba. Daftar lokasi dan subjek dalam tahap pengembangan dicantumkan seperti di bawah ini. Tabel 3.2 Daftar Lokasi dan Subyek dalam Tahap Pengembangan Ujicoba Terbatas Sekolah SMKN A
Jumlah
Subyek Guru Siswa 2 36
2
36
Ujicoba Lebih Luas Subyek Sekolah Guru Siswa SMKN A 6 37 SMKN B 6 35 SMK C 6 39 Jumlah 18 90
Prinsip purposive sampling pada tahap validasi dilakukan dengan cara menentukan 6 (enam) kelompok subjek pada tiga SMK di Kota Bandung, yaitu SMK A = 2 kelompok subjek, SMK B = 2 kelompok subjek, dan SMK C = 2 kelompok subjek. Enam kelompok subjek tersebut terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu 3 (tiga) kelompok/kelas eksperimen dan 3 (tiga) kelompok/kelas
123
kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang menerapkan model pembelajaran program produktif yang dikembangkan; sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang diberi perlakuan penerapan model yang tidak dikembangkan (konvensional). Tabel di bawah ini mencatumkan daftar lokasi dan subjek penelitian pada tahap validasi. Tabel 3.3 Daftar Lokasi dan Subyek dalam Tahap Validasi No.
Lokasi Sekolah
1. 2. 3.
SMK A, Wilayah Timur SMK B, Wilayah Tengah SMK C, Wilayah Utara Jumlah
Kelas Kelompok Eksperimen Kontrol 1 Kelas 1 Kelas 1 Kelas 1 Kelas 1 Kelas 1 Kelas 3 Kelas 3 Kelas
D. TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA 1. Teknik Pengumpulan data Pengumpulan data dalam penelitian ini dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu, studi pendahuluan, pengembangan, dan uji validasi. Dalam setiap tahap penelitian dipilih teknik pengumpulan data tertentu sesuai dengan tujuan masingmasing. Pada studi pendahuluan, dipilih teknik angket, observasi, dan dokumentasi, di samping kajian literatur (literature review). Secara umum, ketiga teknik tersebut digunakan secara bersamaan dan saling melengkapi. Namun secara khusus, masing-masing teknik dijelaskan sebagai berikut: angket terutama digunakan untuk mengungkap (1) model penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan, dan evaluasi hasil pembelajaran pada mata pelajaran Perbaikan Chasis dan Pemindah Tenaga (PCPT); (2) pelaksanaan tugas guru, kemampuan
124
siswa, dukungan fasilitas/alat, dan dukungan masyarakat/dunia usaha dan industri dalam penyelenggaraan pembelajaran program produktif. Observasi terutama digunakan untuk melihat pelaksananan tugas guru, kemampuan siswa, dukungan fasilitas/alat, dan dukungan masyarakat/dunia usaha dan industri, terutama dalam penyelenggaraan pembelajaran program produktif, baik dalam tahap penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan maupun evaluasi hasil pembelajaran. Dokumentasi, digunakan di samping untuk melengkapi dan cross-check data hasil angket dan observasi, juga digunakan untuk mengungkap ketersediaan bahan/dokumen yang ada, sesuai dengan tahapan pelaksaan pembelajaran program produktif. Teknik pengumpulan data pada tahap pengembangan dilakukan dalam dua langkah, yaitu pada langkah ujicoba terbatas dan ujicoba lebih luas. Pertama, ujicoba terbatas dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan angket. Angket diberikan kepada guru/instruktur program produktif, dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada kendala dalam penerapan desain model. Sedangkan observasi dilakukan terhadap proses penerapan desain model, untuk mengetahui apakah desain model dapat diterapkan secara tepat, dan mengetahui secara langsung kendala/kesulitan yang dihadapi subjek penelitian (siswa dan guru). Instrumen observasi ini terdiri dari 5 aspek ujicoba, yaitu : 1) substansi isi dan fleksibilitas model sebanyak 4 sub aspek, 2) dukungan terhadap pelaksanaan tugas guru sebanyak 3 sub aspek, 3) peningkatan kompetensi siswa, 4) dukungan alat dan bahan sebanyak 2 sub aspek, dan 5) potensi dukungan dunia usaha/industri sebanyak 2 sub aspek.
125
Kedua, ujicoba lebih luas dengan menggunakan observasi dan angket sebagaimana pada ujicoba terbatas, serta dilakukan pula penilaian tingkat keterterapan desain model melalui instrumen penilaian sebanyak 12 item didalamnya yang dilaksanakan sebelum (pra) dan sesudah (pasca) penerapan desain model kepada subjek penelitian. Teknik pengumpulan data pada uji validasi yaitu dengan menggunakan angket sebanyak 19 item. Angket ini memuat subtansi tentang penilaian dampak penerapan model yang dikembangkan terhadap pelaksanaan tugas guru mencakup aspek penyusunan rencana, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Sedangkan instrumen tes tertulis dan tindakan digunakan untuk mengetahui dampak penerapan model yang dikembangkan terhadap peningkatan kompetensi siswa melalui perbandingan hasil pengukuran sebelum (pra) dan sesudah (pasca) penerapan model secara mandiri oleh kelompok kontrol dan eksperimen. 2. Alat/lnstrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan pada masing-masing tahap penelitian, yaitu: a. Instrumen Angket Dua jenis angket digunakan dalam penelitian ini, yaitu pada tahap: 1) studi pendahuluan, dan 2) pada saat ujicoba terbatas, ujicoba lebih luas dan validasi. Secara spesifik kedua jenis instrumen tersebut memiliki perbedaan dalam tujuan yang ingin dicapai.
126
Daftar pertanyaan yang digunakan pada studi pendahuluan bertujuan untuk mengungkap fakta-fakta penyelenggaraan pembelajaran dalam program produktif (penyiapan, pelaksanan, evaluasi hasil pembelajaran, pelaksanaan tugas guru, dukungan stakeholders, dan dukungan alat/fasilitas). Secara garis besar aspek-aspek serta sasaran angket tersebut dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 3.4 Struktur dan penyebaran instrumen angket dalam tahap studi pendahuluan No
Aspek yang akan diungkap
1.
Perumusan tujuan dan perencanaan isi program pembelajaran
2. 3. 4.
Pelaksanaan pembelajaran paket keahlian program produktif Strategi dasar pelaksanaan pembelajaran program produktif Strategi umum pelaksanaan pembelajaran program produktif Evaluasi proses dan hasil pembelajaran
5. 6.
7.
8.
9.
Mekanisme kinerja pelaksana pembelajaran dalam program produktif
Dukungan stakeholder dalam penyelenggaraan pembelajaran program produktif Dukungan alat/fasilitas untuk pembelajaran dalam program produktif
Hasil pembelajaran program produktif (kompetensi produktif)
Sasaran Ka Prodi Teknik Mekanik Otomotif Guru/Instruktur program produktif Ka Prodi Teknik Mekanik Otomotif Guru/Instruktur program produktif Guru/Instruktur program produktif Guru/Instruktur program produktif Ka Prodi Teknik Mekanik Otomotif Guru/Instruktur program produktif Ka Prodi Teknik Mekanik Otomotif Guru/Instruktur program produktif Ka Prodi Teknik Mekanik Otomotif Guru/Instruktur program produktif Instruktur lapangan Asesor eksternal Siswa
Jumlah item/butir 17
7 13 6 14
12
6
6
7
127
Fakta-fakta tersebut berikutnya dirujuk kepada kriteria konseptual pembelajaran dalam program produktif yang ideal, seperti dideskripsikan pada kajian pustaka. Sedangkan daftar pertanyaan yang digunakan pada ujicoba terbatas, ujicoba lebih luas dan validasi, bertujuan untuk mengungkap apakah desain model telah dapat diterapkan dengan baik serta mendeskripsikan adanya hambatan-hambatan. b. Instrumen Observasi Seperti dalam daftar pertanyaan (angket), instrumen observasi dalam bentuk daftar centang (check list), juga digunakan pada dua tahap penelitian, yaitu pada studi pendahuluan, dan pada tahap ujicoba terbatas dan lebih luas, dengan tujuan yang berbeda seperti halnya pada studi pendahuluan. Secara garis besar aspek-aspek serta sasaran observasi tersebut dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 3.5 Struktur dan penyebaran instrumen observasi dalam tahap studi pendahuluan No 1.
2.
3.
4.
Aspek yang akan diungkap Perumusan tujuan dan perencanaan isi program pembelajaran
Strategi dasar pelaksanaan pembelajaran program produktif
Strategi umum pelaksanaan pembelajaran program produktif
Evaluasi, sertifikasi dan uji kompetensi
Sasaran Ka Prodi Teknik Mekanik Otomotif Guru/Instruktur program produktif Ka Prodi Teknik Mekanik Otomotif Guru/Instruktur program produktif Ka Prodi Teknik Mekanik Otomotif Guru/Instruktur program produktif Ka Prodi Teknik Mekanik Otomotif Guru/Instruktur program produktif
Jumlah item/butir 8
13
5
10
128
5.
6.
7.
8.
Mekanisme kinerja pelaksana pembelajaran dalam program produktif Dukungan stakeholder dalam penyelenggaraan pembelajaran program produktif Dukungan alat/fasilitas untuk pembelajaran dalam program produktif Hasil pembelajaran program produktif (kompetensi produktif)
Ka Prodi Teknik Mekanik Otomotif Guru/Instruktur program produktif Ka Prodi Teknik Mekanik Otomotif Guru/Instruktur program produktif Ka Prodi Teknik Mekanik Otomotif Guru/Instruktur program produktif Instruktur lapangan Siswa
6
3
4
7
c. Instrumen Penilaian Hasil Belajar Instrumen penilaian hasil belajar yang dikembangkan meliputi dua jenis, yaitu tes objektif dan tes tindakan. Dalam penyusunan atau pengembangan dua jenis tes ini penulis bekerjasama dengan kelompok guru/instruktur yang mengampu secara langsung di kelas. Ukuran validitas dan reliabilitas kedua tes tersebut didasarkan kepada validitas isi (content validity) dan pertimbangan ahli (experts judgement), salah satunya melalui pertimbangan guru/instruktur pengampu bidang keahlian. Secara garis besar struktur instrumen penilaian hasil belajar tersebut dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 3.6 Struktur dan penyebaran instrumen penilaian hasil belajar dalam penelitian No.
Kompetensi
1.
Pemeliharaan/servis unit Kopling dan komponenkomponen sistem pengoperasiannya Pemeliharaan/Servis Transmisi Manual
2.
Jenis Instrumen Tes tertulis Tes Tindakan Tes tertulis Tes Tindakan
Bentuk
Sasaran
Uraian Pilihan ganda Tindakan
Jumlah item 3 16 28
Uraian Pilihan ganda Tindakan
2 14 35
Siswa
Siswa
129
3.
Pemeliharaan/servis unit final drive/gardan
Tes tertulis Tes Tindakan
Uraian Pilihan ganda Tindakan
4 10 34
Siswa
E. ANALISIS DATA Analisis data dalam penelitian ini dijelaskan dalam tiga tahap, yaitu tahap pendahuluan, pengembangan dan validasi. Temuan atau fakta-fakta tentang penyelenggaran pembelajaran program produktif yang dilaksanakan saat ini pada studi pendahuluan, dideskripsikan dalam bentuk sajian data kuantitatif (mean, median, modus dsb.), kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara kualitatif. Dengan pendekatan ini maka analisis yang digunakan dalam tahap ini disebut deskriptif kualitatif. Beberapa pendekatan analisis yang digunakan pada tahap pengembangan yaitu: (a) pelaksanaan dan hasil pengembangan desain model, dideskripsikan dalam bentuk sajian data, kemudian dianalisis secara kualitatif; (b) pada ujicoba terbatas, hasil ujicoba penerapan desain model dianalisis dengan pendekatan kuantitaif; (c) pada ujicoba lebih luas, di samping menggunakan pendekatan analisis deskriptif kualitatif, juga digunakan analisis kuantitatif, dengan formula statistik uji beda dua rata-rata dengan uji t (t-test) untuk mengukur perbedaan hasil penerapan desain model sebelum (pra) dan sesudah (pasca) penerapan. Keberartian hasil penerapan model (hipotetis) pada tahap validasi dianalisis menggunakan pendekatan kuantitatif (quasi exsperimental), dengan membandingkan hasil pada kelompok (subjek penelitian) eksperimen dan kelompok kontrol, pada kondisi sebelum dengan sesudah penerapan.
130
F. DEFINISI OPERASIONAL Untuk mengarahkan dan memperjelas secara operasional beberapa istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini. Setidak-tidaknya terdapat lima istilah yang dianggap perlu untuk dijelaskan sebagai berikut: a.
Desain model pembelajaran praksis yang dimaksud adalah keseluruhan penyelenggaraan pembelajaran berorientasi pencapaian kompetensi melalui aktivitas motoris/praktik pada suatu mata pelajaran program produktif yang mencakup desain rencana pembelajaran, desain pelaksanaan pembelajaran, dan desain evaluasi hasil belajar. Desain model meliputi tahapan menjelaskan materi sesuai kompetensi yang akan dicapai, memberikan tugas pembelajaran secara bertahap, memberikan layanan pembelajaran individual, memberikan layanan pembelajaran tuntas per kompetensi.
b.
Prosedur pelaksanaan pembelajaran dimaksud adalah alur pelaksanaan pembelajaran praksis dengan aplikasi jobsheet terpadu suatu mata pelajaran program produktif yang mencerminkan interaksi antara siswa dan guru. Tahapan awal dari aktivitas guru dalam menjelaskan materi sesuai kompetensi yang akan dipelajari, menjelaskan jobsheet terpadu, melakukan ujian tulisan, ujian tindakan, evaluasi hasil ujian, remedial, pengayaan. Akitivitas siswa mencakup tahapan membaca dan memahami modul, mempelajari dan memahami lembaran informasi dan petunjuk pekerjaan, melaksanakan tugas, melakukan cek hasil pekerjaan, mengerjakan tes tulisan, tes tindakan.
131
c.
Jobsheet terpadu adalah perangkat pembelajaran dalam program produktif mencakup: information sheets, instruction sheets, operation sheets, self check, dan instrumen tes.
Jobsheet terpadi diterapkan pada kompetensi
Pemeliharaan/servis
Kopling
unit
dan
komponen-komponen
sistem
pengoperasiannya, Pemeliharaan/servis transmisi manual, Pemeliharaan/ servis unit final drive/garden. d.
Peningkatan kompetensi adalah perubahan positif hasil belajar mata pelajaran program produktif dalam bentuk skor kompetensi yang diukur pada waktu sebelum
dan
sesudah
diterapkannya
model
pembelajaran
yang
dikembangkan. Pengukuran kompetensi dilakukan melalui tes tulisan dan tindakan. e.
Dukungan terhadap pelaksanaan tugas guru yang dimaksud adalah deskripsi hasil penerapan desain model pembelajaran yang dikembangkan ditinjau dari aspek pelaksanaan tugas guru program produktif, mencakup: tugas dalam menyusun rencana pembelajaran, analisis proporsi pembelajaran dalam program produktif, dan penyusunan jobsheet terpadu, melaksanakan pembelajaran,
dan
melaksanakan
evaluasi
hasil
belajar,
melakukan
sinkronisasi kurikulum, (silabus).
132