BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pola pengadaan dan tingkat pengadaan pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian dilakukan di PT. Masada Organik Indonesia yang bertempat di Jalan Ciburial Cisuren, Tugu Utara, Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan dasar pertimbangan PT. Masada Organik Indonesia ini merupakan salah satu perusahaan sayuran organik dengan prospek perkembangan yang baik namun memiliki masalah dalam pengoptimalan pasokan sayuran organik.
3.2 Desain dan Teknik Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif, yaitu desain penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah sekarang dengan melakukan penyelidikan yang menuturkan, menganalisa dan mengklasifikasikan (Winarno, 1982). Pada penelitian ini, desain kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan keadaaan umum perusahaan dan mendeskripsikan pola pengadaan sayuran organik. Selain itu juga untuk mengidentifikasi pola pengadaan yang dilakukan perusahaan sebelumnya, sehingga dapat dibuat model perencanaan pengadaan sayuran organik yang optimal.
33
34
Teknik penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Teknik studi kasus yaitu penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan studi kasus adalah untuk mempelajari secara mendetail tentang latar belakang keadaan sekarang, sifat-sifat serta karakterkarakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu dan interaksi lingkungan dari suatu unit secara lebih mendalam (Rusidi, 2002).
3.3 Data/Informasi yang Diperlukan (Operasionalisasi Variabel) Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan dapat dilihat pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Indikator Konsep/Variabel
Abstrak (Subvariabel /Dimensi) Pola Kemitraan
Pola pengadaan sayuran organik Pemilihan pemasok
Konkrit (Data/Informasi) - Latar belakang kemitraan - Jenis kemitraan - Jangka waktu
- Track record pemasok - Kemampuan produksi - Ketepatan waktu pengiriman - Kualitas barang
Macam Data
Jenis Data
Primer
Kualitatif
Primer
Kualitatif
35
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan) Indikator Konsep/Variabel
Abstrak (Subvariabel /Dimensi)
Prosedur pembelian
Pola pengadaan sayuran organik
Proses pengadaan yang optimal
Konkrit (Data/Informasi) -
Nilai pembelian Periode pembelian Distribusi pembelian Penentuan harga Sistem pembayar
- Waktu/ketepatan pengiriman Evalusi - Kuantitas - Kualitas kinerja - Biaya - Target Pengadaan - Sumber modal - Kebutuhan modal modal - Penarikan tenaga kerja Pengadaan - Jumlah tenaga kerja tenaga kerja - Tingkat pendidikan - Tingkat usia - Waktu kerja - Kuantitas - Kualitas - Spesifikasi produk Pengadaan - Penanganan barang - Penyimpanan barang sayuran - transportasi - Ketepatan waktu - Biaya Target sasaran pada pengadaan sayuran
- Sasaran keuntungan - Sasaran jumlah pengadaan
Macam Data
Jenis Data
Primer
Kualitatif
Primer, sekunder
Kualitatif
Primer, sekunder
Kualitatif
Primer
Kualitatif
Primer, sekunder
Kualitatif
Primer, sekunder
Kualitatif
36
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan) Indikator Konsep/Variabel
Proses pengadaan yang optimal
Abstrak (Subvariabe l/Dimensi)
Konkrit (Data/Informasi)
Kendala pada - Luas lahan - Modal proses - Tenaga kerja pengadaan
Macam Data
Jenis Data
Primer
Kualitatif
3.4 Sumber Data/Informasi dan Cara Menentukannya Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan, wawancara, dan studi literatur. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan secara langsung dan dari hasil wawancara secara mendalam dengan pihak perusahaan seperti bagian pengadaan dan responden atau informan lain yang terkait dengan ruang lingkup kebutuhan penelitian, sedangkan data sekunder diperoleh dari data penunjang lainnya, berupa studi literatur kepustakaan, hasil-hasil penelitian, karya ilmiah, dokumen tertulis serta laporan dari berbagai instansi serta lembaga yang memiliki kaitan erat dengan objek penelitian. 3.5 Teknik Pengumpulan Data/Informasi Teknik pengumpulan data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi, yaitu dengan melaksanakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian dalam hal ini adalah PT. Masada Organik Indonesia.
37
2. Wawancara, yaitu tanya jawab secara langsung kepada objek penelitian melalui interview terhadap orang-orang yang mewakili pihak perusahaan dengan mengajukan beberapa pertanyaan (key question) yang telah dipersiapkan penulis sebelumnya. 3. Studi literatur, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan literatur kepustakaan, fasilitas internet dan data dari lembaga ataupun instansi yang berhubungan dengan objek penelitian.
3.6 Rancangan Analisis 3.6.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab identifikasi masalah yang pertama yakni mengenai pola pengadaan sayuran organik pada PT. Masada Organik Indonesia. Analisis deskriptif akan memberikan penjelasan secara detail mengenai tahapan-tahapan proses pengadaan sayuran organik untuk memenuhi permintaan pelanggan. Komponen-komponen yang dianalisis antara lain pola kemitraan, pemilihan pemasok, prosedur pembelian, pengadaan modal, pengadaan tenaga kerja serta pengadaan pada sayuran organik. Berdasarkan hasil analisis dapat diambil kesimpulan mengenai bagaimana pola pengadaan sayuran organik pada perusahaan tersebut. 3.6.2 Penentuan Optimasi Pengadaan Untuk menentukan optimasi pengadaan sayuran organik pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan software program sasaran linier (Goal
38
Pragramming) yang bernama LINDO (Linear Interactive Discrete Optimizer), dalam analisis ini dilakukan analisis primal, analisis dual dan analisis sensitivitas. Analisis primal merupakan analisis terhadap sejumlah kombinasi produk (Xj) terbaik yang dapat menghasilkan tujuan (Z) yang maksimum dengan keterbatasan sumberdaya yang tersedia (bi). Untuk mengetahui apakah pengadaan yang dilakukan sudah optimal atau belum dilakukan perbandingan antara hasil analisis dengan kondisi di perusahaan. Analisis dual merupakan suatu nilai yang menunjukan perubahan yang akan terjadi pada fungsi tujuan (Z) apabila sumberdaya berubah satu-satuan. Melalui analisis ini dapat diketahui apakah sumberdaya yang digunakan dalam perusahaan merupakan sumberdaya yang sifatnya langka atau sebaliknya. Jika nilai dual lebih besar dari nol (>0) dan nilai Slack atau surplusnya sama dengan nol maka sumberdaya tersebut merupakan sumberdaya langka. Sumberdaya langka atau yang disebut sebagai kendala aktif merupakan kendala yang membatasi nilai fungsi tujuan, sedangkan sumberdaya berlebih atau kendala tidak aktif adalah kendala yang tidak habis terpakai dan tidak mempengaruhi fungsi tujuan jika terjadi perubahan sebesar satu-satuan. Langkah sensitivitas
goal
selanjutnya
menganalisis
programming
untuk
kepekaan/sensitivitas. melihat
dampak
Analisis perubahan
parameter-parameter dalam model terhadap nilai peubah pengambil keputusan. Analisis ini dianggap penting, karena mengingat adanya ketidakpastian dari parameter-parameter dalam model. Perubahan tersebut meliputi perubahan koefisien tujuan, perubahan koefisien input output, perubahan nilai sebelah kanan
39
model, perubahan fungsi kendala baru, dan tambahan peubah pengambil keputusan. Menurut Taha (1987), ada dua jenis perubahan yang dapat mempengaruhi feabilitas yaitu perubahan ketersediaan sumberdaya (RHS) dan penambahan kendala baru, sedangkan perubahan yang mempengaruhi optimasi adalah perubahan koefisien fungsi tujuan dan perubahan koefisien penggunaan sumberdaya (koefisien teknologi). Perencanaan feasibel adalah suatu perencanaan yang memenuhi kendala-kendala yang dinyatakan dalam bentuk pertidaksamaan linier, sedangkan perencanaan optimal adalah perencanaan feasibel yang memiliki fungsi tujuan maksimum dari semua perencanaan feasibel yang ada (Sposito, V.A, 1975 dalam Ismintarti, 1996). 3.6.3 Analisis Model Dalam penelitian ini ditetapkan dua tujuan yang hendak dicapai perusahaan, yaitu sasaran keuntungan dan sasaran pemenuhan target pengadaan pasokan sayuran organik. Berdasarkan pada sasaran tersebut, dibuat fungsi sasaran dengan meminimumkan deviasi atau penyimpangan terhadap tujuan yang ada. Aktivitas yang dimasukan ke dalam model adalah aktivitas pengadaan yang dilakukan perusahaan. Aktivitas pengadaan yang dilakukan oleh PT. Masada Organik Indonesia yaitu:
40
a. Pengadaan sayuran bayam (X1) b. Pengadaan sayuran caisim (X2) c. Pengadaan sayuran brokoli (X3) d. Pengadaan sayuran wortel (X4)
3.6.4 Pemodelan Kendala-kendala
Proses pengadaan dipengaruhi oleh berbagai faktor input salah satunya seperti material, tenaga kerja, modal dan biaya, lahan, alat transportasi dan lain-lain. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan bahwa perusahaan menginginkan pengadaan dan keuntungan yang maksimum dengan keterbatasan modal, tenaga kerja, dan lahan. Kendala-kendala yang akan dimasukan ke dalam model adalah: a. Kendala sasaran keuntungan. a X1 + b X2 + c X3 + d X4 + DA- – DB+ = A b. Kendala sasaran pengadaan berdasarkan permintaan konsumen. X1 + DC- – DD+ = C X2 + DE- – DF+ = E X3 + DG- – DH+ = G X4 + DI- – DJ+ = I c. Kendala sasaran pengadaan berdasarkan target yang sudah ditentukan perusahaan. X1 + DK- – DL+ = K X2 + DM- – DN+ = M X3 + DO- – DP+ = O
41
X4 + DQ- – DR+ = Q d. Kendala luas lahan. byl X1 + csl X2 + brl X3 + wl X4 ≤ LL e. Kendala tenaga kerja. byt X1 + cst X2 + brt X3 + wt X4 ≤ TK f. Kendala modal. bym X1 + csm X2 + brm X3 + wm X4 ≤ KM Keterangan: DA-
: Deviasi bawah kendala keuntungan pengadaan sayuran.
DB+
: Deviasi atas kendala keuntungan pengadaan sayuran.
DC-
: Deviasi bawah kendala pengadaan bayam berdasarkan permintaan.
DD+
: Deviasi atas kendala pengadaan bayam berdasarkan permintaan.
DE-
: Deviasi bawah kendala pengadaan caisim berdasarkan permintaan.
DF+
: Deviasi atas kendala pengadaan caisim berdasarkan permintaan.
DG-
: Deviasi bawah kendala pengadaan brokoli berdasarkan permintaan.
DH+
: Deviasi atas kendala pengadaan brokoli berdasarkan permintaan.
DI-
: Deviasi bawah kendala pengadaan wortel berdasarkan permintaan.
DJ+
: Deviasi atas kendala pengadaan wortel berdasarkan permintaan.
DK-
: Deviasi bawah kendala pengadaan bayam berdasarkan target pengadaan.
DL+
: Deviasi atas kendala pengadaan bayam berdasarkan permintaan.
DM-
: Deviasi bawah kendala pengadaan caisim berdasarkan target pengadaan.
DN+
: Deviasi atas kendala pengadaan caisim berdasarkan target pengadaan.
DO-
: Deviasi bawah kendala pengadaan brokoli berdasarkan target pengadaan.
42
DP+
: Deviasi atas kendala pengadaan brokoli berdasarkan target pengadaan.
DQ-
: Deviasi bawah kendala pengadaan wortel berdasarkan target pengadaan.
DR+
: Deviasi atas kendala pengadaan wortel berdasarkan target pengadaan.
a
: Rata-rata keuntungan per kg bayam (Rp/kg).
b
: Rata-rata keuntungan per kg caisim (Rp/kg).
c
: Rata-rata keuntungan per kg brokoli (Rp/kg).
d
: Rata-rata keuntungan per kg wortel (Rp/kg).
byl
: Penggunaan luas lahan yang dibutuhkan oleh sayuran bayam (m2/kg/thn).
csl
: Penggunaan luas lahan yang dibutuhkan oleh sayuran caisim (m2/kg/thn).
brl
:Penggunaan luas lahan yang dibutuhkan oleh sayuran brokoli (m2/kg/thn).
wl
: Penggunaan luas lahan yang dibutuhkan oleh sayuran wortel (m2/kg/thn).
byt
: Penggunaan jam kerja per kg untuk sayuran bayam.
cst
: Penggunaan jam kerja per kg untuk sayuran caisim.
brt
: Penggunaan jam kerja per kg untuk sayuran brokoli.
wt
: Penggunaan jam kerja per kg untuk sayuran wortel.
bym
: Rata-rata modal yang digunakan per kg sayuran bayam.
csm
: Rata-rata modal yang digunakan per kg sayuran caisim.
brm
: Rata-rata modal yang digunakan per kg sayuran brokoli.
wm
: Rata-rata modal yang digunakan per kg sayuran wortel.
A
: Total keuntungan.
C
: Jumlah permintaan pada sayuran bayam.
E
: Jumlah permintaan pada sayuran caisim.
G
: Jumlah permintaan pada sayuran brokoli.
43
I
: Jumlah permintaan pada sayuran wortel.
K
: Jumlah target pengadaan sayuran bayam yang ditentukan perusahaan.
M
: Jumlah target pengadaan sayuran caisim yang ditentukan perusahaan.
O
: Jumlah target pengadaan sayuran brokoli yang ditentukan perusahaan.
Q
: Jumlah target pengadaan sayuran wortel yang ditentukan perusahaan.
LL
: Total ketersediaan lahan.
TK
: Total ketersediaan tenaga kerja.
KM
: Total modal yang dianggarkan untuk seluruh jenis sayuran.
3.6.5 Formulasi Fungsi Tujuan Kegiatan produksi sayuran bertujuan untuk menghasilkan sayuran dimana pengadaan yang diinginkan oleh perusahaan adalah agar menghasilkan pengadaan sayuran yang optimum dengan tetap memperhatikan kendala-kendala sumberdaya yang ada diperusahaan. Oleh karena itu di dalam penelitian ini diformulasikan fungsi tujuan yang ingin dicapai dengan menetapkan sasaran yang disesuaikan dengan kemampuan sumberdaya yang tersedia. Fungsi tujuan yang digunakan merupakan tujuan untuk memaksimalkan pengadaan sayuran yang optimal dan akan dibagi menjadi dua alternatif tujuan pengadaan yaitu alternatif pertama pemenuhan pengadaan berdasarkan permintaan dan alternatif kedua pemenuhan pengadaan berdasarkan target pengadaan. Pada kedua alternatif ini tidak diberikan prioritas pada kendala sasaran yang ingin diminimumkan pada fungsi tujuan. Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi kondisi pengadaan yang optimal dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia guna
44
memenuhi sasaran-sasaran yang diinginkan. Secara matematis diformulasikan sebagai berikut: - Alternatif pertama menghasilkan sayuran berdasarkan jumlah permintaan: Minimumkan Z = ∑
(DB+DC+DE+DG+DI)
- Alternatif kedua menghasilkan sayuran berdasarkan target pengadaan dari perusahaan: Minimumkan Z = ∑
( DB+DK+DM+DO+DQ)
Setelah itu dilakukan pemilihan alternatif dari kedua alternatif di atas, dimana pemilihan alternatif ini berdasarkan pada banyaknya sasaran yang tercapai pada kondisi optimal serta hasilnya dapat mendekati terhadap permasalahan yang ada. Keluaran model dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan Lindo.
3.7 Jadwal Penelitian Proses penelitian dilaksanakan dalam beberapa fase yaitu persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penulisan skripsi. Adapun waktu yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing fase adalah sebagai berikut (Tabel 3.2): Tabel 3.2 Fase dan Waktu Penelitian No. 1 2 3 4
Fase-fase Penelitian Persiapan Pengumpulan data/informasi Pengolahan data/informasi Penulisan skripsi Jumlah
Waktu Pelaksanaan Desember 2011 - Januari 2012 Januari 2012 - Februari 2012 Februari 2012 - Maret 2012 April 2012 – selesai 6 Bulan