BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Pada dasarnya variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Penelitian ini menggunakan 2 macam variabel penelitian, variabel independen dan variabel dependen. Sekaran (2003) mendefinisikan variabel dependen sebagai variabel yang menjadi perhatian utama bagi peneliti. Sedangkan variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik secara positif atau negatif. 3.1.1
Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah komponen-komponen
intellectual capital yang terdiri dari innovation capital, process capital, human capital, dan customer capital. Selanjutnya, komponen-komponen tersebut diproksikan menjadi kapasitas inovatif, proses operasi perusahaan yang efisien, sumber daya manusia yang bernilai tambah, dan hubungan yang baik dengan pelanggan. 3.1.1.1 Kapasitas Inovatif Pengeluaran perusahaan untuk penelitian dan pengembangan merupakan dasar untuk inovasi (Cheng et al, 2010). Penelitian ini menggunakan ukuran keuangan dari biaya input inovasi untuk mendeskripsikan proses inovasi. Pada
24
25
penelitian
ini menggunakan ukuran kepadatan pendidikan, penelitian dan
pengembangan tahun ini (INN1), kepadatan pendidikan, penelitian dan pengembangan tahun lalu (INN2), dan intensitas pendidikan, penelitian dan pengembangan (INN3) digunakan sebagai variabel proksi untuk kapasitas inovatif.
Kepadatan pendidikan, penelitian dan pengembangan tahun ini (INN1) : 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛, 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛, 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑖𝑛𝑖 ( × 100%) 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑖𝑛𝑖
Kepadatan pendidikan, penelitian dan pengembangan tahun lalu (INN2) : 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛, 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛, 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑙𝑎𝑙𝑢 ( × 100%) 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑙𝑎𝑙𝑢
Intensitas pendidikan, penelitian dan pengembangan (INN3): 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛, 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛, 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑖𝑛𝑖 ( × 100%) 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
3.1.1.2 Proses Operasi Perusahaan yang Efisien Menurut Kaplan dan Norton (1996) perusahaan yang dapat menampilkan proses operasi yang efisien dengan siklus produksi yang relatif pendek dan peningkatan kualitas produk maka hal tersebut dapat menciptakan loyalitas pelanggan. Sebagai variabel proksi dari proses operasi perusahaan yang efisien, rasio liquiditas seperti: inventory turnover (PRO1); receivables turnover (PRO2); fixed asset turnover (PRO3); dan total assets turnover (PRO4) digunakan dalam
26
penelitian ini. Tingkat turnover yang tinggi diasumsikan mewakili proses operasi perusahaan yang efisien (Cheng et al, 2010). ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Inventory turnover (PRO1): (
Receivables turnover (PRO2): (
Fixed asset turnover (PRO3): (
Total assets turnover (PRO4): (
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
)
)
)
)
3.1.1.3 Sumber Daya Manusia yang Bernilai Tambah Cheng et al (2010) tidak menggunakan informasi latar belakang karyawan untuk mengukur human capital dalam penelitiannya, tetapi yang digunakan adalah output kemampuan karyawan sebagai representasi dari human capital. Oleh karena itu, untuk mengukur output kemampuan karyawan sebagai representasi dari sumber daya manusia yang bernilai tambah, penelitian ini menggunakan variabel proksi: produktivitas per karyawan (HUM1); pendapatan operasi per karyawan (HUM2); dan nilai tambah per karyawan (HUM3). 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Produktivitas per karyawan (HUM1): (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛)
Pendapatan operasi per karyawan (HUM2): (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛)
Nilai tambah per karyawan (HUM3): (
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛
)
27
3.1.1.4 Hubungan yang Baik dengan Pelanggan Dalam penelitian ini customer capital diklasifikasikan dengan intensitas pasar dan kemampuan pemasaran untuk menggambarkan hubungan dengan para stakeholder. Hubungan yang baik dengan pelanggan diukur menggunakan variabel proksi yang mengacu pada penelitian Wang dan Chang (2005) dan Cheng et al (2010) meliputi: tingkat pertumbuhan penjualan (CUS1); rasio biaya pemasaran (CUS2); rasio biaya penjualan, umum, dan administrasi terhadap penjualan (CUS3); serta rasio biaya penjualan, umum, dan administrasi terhadap total biaya (CUS4).
Tingkat pertumbuhan penjualan (CUS1): 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑖𝑛𝑖 − 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑙𝑎𝑙𝑢 ( × 100%) 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑙𝑎𝑙𝑢
Rasio biaya pemasaran (CUS2): 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 ( × 100%) 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Rasio biaya penjualan, umum, dan administrasi terhadap penjualan (CUS3): 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛, 𝑢𝑚𝑢𝑚, 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑑𝑚𝑖𝑛𝑖𝑠𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 ( × 100%) 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Rasio biaya penjualan, umum dan administrasi terhadap total biaya (CUS4): 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛, 𝑢𝑚𝑢𝑚, 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑑𝑚𝑖𝑛𝑖𝑠𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 ( × 100%) 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
3.1.2
Variabel Dependen Variable dependen penelitian ini adalah kinerja perusahaan. Proksi untuk
mengukur kinerja perusahaan dibagi menjadi 2, yaitu kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan.
28
Mengacu pada penelitian Cheng et al (2010) dan Maditinos et al (2011), kinerja keuangan diukur menggunakan rasio return on asset/ROA (PER1) dan return on equity/ROE (PER2), sedangkan nilai pasar diukur menggunakan rasio market to book value/MtVB (PER3). 3.1.2.1 Kinerja Keuangan:
Return on Asset/ROA (PER1): 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ ( × 100%) 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
Return on Equity/ROE (PER2): 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ ( × 100%) 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
3.1.2.2 Nilai Pasar
Rasio Market to Book Value/MtVB (PER3): (
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 × 100%) 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1
Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014 dan 2015. 3.2.2
Sampel Metode purposive sampling digunakan untuk menghindari terkumpulnya
data yang tidak sesuai dengan kriteria yang diperlukan dalam penelitian ini.
29
Adapun kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Perusahaan memiliki laporan keuangan berturut-turut selama tahun 2014 dan 2015, yang menyajikan data-data untuk perhitungan variabel-variabel proksi.
Perusahaan berada dalam kondisi laba selama tahun 2014 dan 2015.
Perusahaan menggunakan mata uang rupiah.
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014 dan 2015.
3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka dan dokumentasi. Metode studi pustaka yaitu dengan melakukan telaah pustaka serta mengkaji berbagai literatur pustaka yang berkaitan dengan penelitian. Sedangkan metode dokumentasi yaitu dengan melakukan pengumpulan data, mempelajari, dan mengkaji dokumen-dokumen tentang perusahaan berupa laporan keuangan.
3.5 Metode Analisis Model penelitian dalam penelitian ini berupa analisis jalur dengan variabel laten (Structural Equation Modelling/SEM). Alat analisis yang umum digunakan untuk melaksanakan Structural Equation Modelling (SEM) diantaranya adalah
30
LISREL, AMOS, dan Partial Least Squares (PLS). Penelitian ini menggunakan PLS sebagai alat analisis didasarkan atas salah satu keunggulan yang dimiliki PLS dibandingkan alat analisis yang lain, yaitu jumlah sampel yang digunakan tidak harus dalam jumlah besar (direkomendasikan minimal 30 sampel). Menurut Wold (1985) dalam Ghozali (2011), PLS merupakan metode analisis yang powerfull oleh karena tidak didasarkan banyak asumsi. Metode PLS mempunyai keunggulan diantaranya adalah data tidak harus berdisitribusi normal multivariate (indikator dengan skala kategori, ordinal, interval sampai ratio dapat digunakan pada model yang sama). Selain dapat digunakan untuk mengkonfirmasi teori, PLS juga dapat digunakan untuk menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antar variabel laten (tujuan prediksi). Ghozali (2011) mengemukakan bahwa estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga. Kategori pertama adalah weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor variabel laten. Kategori kedua adalah mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan blok indikatornya (loading). Kategori ketiga adalah berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama menghasilkan weight estimate, kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, dan ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi (konstanta).
31
Dalam penelitian ini variabel laten beserta indikatornya dan model konseptual penelitian dengan PLS (model dengan indikator refleksif) ditunjukkan sebagai berikut: Table 3.1 Variabel Laten dan Indikator
Variabel Laten 1 1
kapasitas inovatif
2 3
2
proses operasi perusahaan yang efisien
3
sumber daya manusia yang bernilai tambah
4
hubungan yang baik dengan pelanggan
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4
5
kinerja perusahaan
1 2 3
Indikator kepadatan pendidikan, penelitian dan pengembangan tahun ini (INN1) kepadatan pendidikan, penelitian dan pengembangan tahun lalu (INN2) intensitas pendidikan, penelitian dan pengembangan (INN3) inventory turnover (PRO1) receivables turnover (PRO2) fixed asset turnover (PRO3) total assets turnover (PRO4) produktivitas per karyawan (HUM1) pendapatan operasi per karyawan (HUM2) nilai tambah per karyawan (HUM3) tingkat pertumbuhan penjualan (CUS1) rasio biaya pemasaran (CUS2) rasio biaya penjualan, umum, dan administrasi terhadap penjualan (CUS3) rasio biaya penjualan, umum, dan administrasi terhadap total biaya (CUS4) return on asset/ROA (PER1) return on equity/ROE (PER2) Market to book value/MtBV (PER3)
32
Gambar 3.1 Model Konseptual Penelitian
HUM1
HUM2
HUM3
INN1 INN2 INN3
PER1 Kapasitas inovatif
Sumber daya manusia yang bernilai tambah
PER2
PRO1
PER3
PRO2
Kinerja perusahaan
PRO3 PRO4
Proses perusahaan ii
Hubungan yang baik dengan pelanggan
i
CUS1
CUS2
CUS3
CUS4