BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning) untuk siswa SMA kelas X serta mengetahui kualitas LKS yang dikembangkan.
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian dari penelitian ini meliputi: 1. Guru Matematika SMA Guru matematika yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah guru matematika dari SMA N 1 Samigaluh. Guru matematika tersebut sebelumnya memberikan informasi dan gambaran terkait dengan kurikulum, bahan ajar, serta karakterikstik siswa. 2. Siswa-siswi SMA Kelas X Siswa-siswi SMA kelas X yang menjadi subjek penelitian adalah siswasiswi kelas XA SMA N 1 Samigaluh. Siswa akan dilibatkan dalam pengujicobaan LKS matematika materi geometri yang dikembangkan serta mengisi angket respon siswa untuk memberikan respon terhadap pembelajaran menggunakan LKS yang dikembangkan.
35
36
C. Desain Penelitian Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) matematika dengan materi Geometri dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE (Endang Mulyatiningsih, 2012: 183) sebagai berikut.
Analisis kebutuhan, analisis kurikulum, analisis karakteristik siswa
A Analysis
Menentukan pendekatan menyusun lembar penilaian
D Design
pembelajaran
serta
Mengembangkan LKS sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang dipilih
D Development
Mengujicobakan LKS, melakukan tes hasil belajar serta membagi angket respon siswa
I Implementation
Melakukan evaluasi terhadap LKS yang telah diujicobakan
E Evaluation
Gambar 9. Tahapan pengembangan ADDIE Berikut ini merupakan penjelasan dari tiap tahapan pengembangan dengan menggunakan model ADDIE. 1. Analisis (Analysis) Pada tahap analisis ini, dilakukan analisis kebutuhan bahan ajar, analisis kurikulum dan analisis karakteristik siswa. a. Analisis kebutuhan bahan ajar Analisis bahan ajar dilakukan dengan mengidentifikasi bahan ajar yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran matematika khususnya dalam
37
materi geometri. Hasil identifikasi digunakan sebagai dasar dalam pengembangan LKS ini, apakah perlu diadakan pengembangan atau tidak. b. Analisis kurikulum Analisis kurikulum ini dilakukan dengan mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berkaitan dengan materi geometri untuk mengetahui indikator-indikator yang harus dicapai oleh siswa. Untuk itu, pengembangan LKS yang dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran. c. Analisis karakteristik siswa Analisis karakteristik siswa dilakukan dengan melakukan observasi kelas untuk mengetahui keadaan siswa yang akan dijadikan subjek penelitian. 2. Perancangan (Design) Pada tahap desain ini, peneliti melakukan rancangan dan menentukan langkahlangkah yang dilakukan dalam pengembangan LKS ini, meliputi: a. Penyusunan peta kebutuhan LKS Peta kebutuhan LKS digunakan untuk mengetahui banyaknya LKS serta urutan LKS yang dikembangkan. Hal ini bertujuan memudahkan peneliti dalam mengembangkan LKS tersebut. b. Penyusunan kerangka LKS Penyusunan kerangka LKS dilakukan untuk menentukan semua bagian dari LKS yang dikembangkan seperti permasalahan dan kegiatan yang ada di dalamnya. Penentuan semua bagian LKS atau isi LKS tentunya berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dari materi Geometri pada kurikulum KTSP. Selain itu juga didasari oleh
38
model pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan pembelajaran berbasis masalah. c. Pengumpulan referensi Pengumpulan referensi dilakukan dengan mengumpulkan buku-buku referensi tentang materi geometri, mengumpulkan materi, mengumpulkan gambar, ilustrasi, dan soal-soal yang digunakan untuk menyusun LKS. d. Penyusunan instrumen penilaian Peneliti menyusun instrumen penelitian yang digunakan sebagai acuan untuk mendapatkan data terkait dengan nilai kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan dari LKS yang dikembangkan. Selain itu disusun juga RPP dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. e. Validasi Instrumen Instrumen – instrumen yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Selanjutnya, instrumen tersebut divalidasi kepada dosen ahli agar didapatkan instrumen yang valid sehingga layak untuk diujicobakan. 3. Pengembangan (Development) Pada tahap pengembangan LKS matematika dengan materi geometri dilakukan sesuai dengan rancangan pada tahap design yang telah dijelaskan sebelumnya. a. Pengembangan LKS Pengembangan LKS dilakukan dengan tujuan diperolehnya LKS berbasis masalah tentang geometri. Selanjutnya LKS yang telah disusun,
39
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mendapatkan masukan dan saran. b. Validasi LKS Setelah LKS dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan direvisi, selanjutnya dilakukan validasi LKS oleh validator yaitu dosen ahli materi dan dosen ahli media. Validator memberikan penilaian tentang isi materi, bahasa dan penyajian. Hasil dari tahap validasi ini digunakan sebagai perbaikan dan penyempurnaan LKS sebelum diujicobakan. c. Revisi LKS Setelah dilakukan validasi LKS proses selanjutnya adalah revisi produk. Revisi LKS dilakukan dengan memperbaiki dan menyempurnakan bagianbagian dari LKS sesuai masukan dan saran para ahli. 4. Implementasi (Implementation) a. Uji coba LKS Setelah dilakukan validasi produk dan para ahli telah menyatakan bahwa lembar kegiatan siswa yang dikembangkan telah layak digunakan maka tahap selanjutnya adalah implementasi produk yang dikembangkan pada pembelajaran matematika materi geometri pada siswa kelas X. Guru kelas melakukan pembelajaran dengan bantuan LKS yang dikembangkan. Peneliti bertugas sebagai pengamat (observer) dan mencatat segala sesuatu pada lembar observasi yang dapat digunakan sebagai perbaikan LKS. b. Tes Hasil Belajar Setelah proses pembelajaran selesai, siswa melakukan tes dengan menggunakan soal tes hasil belajar yang sudah disediakan. Soal tersebut telah
40
disusun berdasarkan indikator ketercapaian kompetensi seperti yang diuraikan pada tabel 2 untuk melihat tingkat keefektifan penggunaan LKS yang dikembangkan. Setelah dilakukan tes hasil belajar, peneliti juga melakukan penilaian terhadap keefektifan LKS. Data keefektifan didapat dari nilai tes peserta didik yaitu dengan menghitung persentase ketuntasan klasikal berdasarkan KKM sekolah. c. Angket Respon Pada tahap ini, untuk mengetahui kepraktisan LKS peneliti melakukan penyebaran angket respon siswa yang berisi butir-butir pernyataan tentang penggunaan LKS dalam pembelajaran. Selain itu, guru dan siswa juga diminta memberi komentar sebagai acuan revisi yang kedua sesuai tanggapan guru dan siswa. Setelah dilakukan penyebaran angket respon siswa, peneliti melakukan analisis data terhadap hasil angket respon siswa yang dilakukan untuk mengetahui nilai kepraktisan LKS yang dikembangkan.
5. Evaluasi (Evaluation) Tahap terakhir LKS pada pembelajaran adalah tahap evaluasi LKS. Evaluasi yang dilakukan berdasarkan penilaian yang didapat dari guru serta data dari angket respon siswa yang selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan LKS yang telah diujicobakan.
41
D. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Samigaluh yang beralamat di Tanjung, Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta.
E. Instrumen Penelitian Dalam penelitian pengembangan ini digunakan beberapa instrumen penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Lembar Penilaian LKS a. Lembar penilaian LKS untuk ahli media Lembar penilaian LKS ini diberikan kepada 1 dosen sebagai ahli media. Manfaat dari instrumen lembar penilaian LKS ini adalah untuk mengetahui nilai kevalidan LKS yang dikembangkan berdasarkan aspek kebahasaan, aspek teknis penulisan, dan aspek konstruksi. Angket penilaian LKS ini disusun dengan 5 alternatif jawaban yaitu Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang Baik (KB) dan Tidak Baik (TB). b. Lembar penilaian LKS untuk ahli materi Lembar penilaian LKS ini diberikan kepada 1 dosen sebagai ahli materi. Manfaat dari instrumen ini adalah untuk mengetahui nilai kevalidan LKS yang dikembangkan berdasarkan aspek kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD, aspek pendekatan yang digunakan dalam penulisan LKS, aspek teknik penyajian materi, aspek pendukung penyajian, aspek penyajian pembelajaran dan aspek evaluasi pembelajaran. Angket penilaian LKS ini disusun dengan 5
42
alternatif jawaban yaitu Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang Baik (KB) dan Tidak Baik (TB).
2. Lembar Observasi Lembar observasi yang dimaksud dalam penelitian pengembangan ini adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Lembar observasi ini digunakan untuk mendapatkan data perbaikan LKS yang dikembangkan setelah dilakukan pembelajaran. Peneliti atau pengamat melakukan pencatatan untuk setiap kali dilaksanakannya pembelajaran selama penelitian berlangsung. Pencatatan tersebut dapat berasal dari masukan siswa, kegiatan yang berlangsung, dan masukan dari guru setelah proses pembelajaran.
3. Angket Respon a. Angket respon siswa Angket respon siswa diberikan kepada siswa pada akhir penelitian pengembangan. Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui respon dan tanggapan siswa terhadap LKS yang telah dikembangkan. Angket respon siswa ini digunakan untuk menilai aspek kepraktisan suatu LKS yang dikembangkan. Angket respon siswa disusun dengan 4 alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS) dan Tidak Setuju (TS). Selain itu, dalam penulisan angket respon siswa ini terdiri dari kalimat positif dan kalimat negatif, di mana terdapat perbedaan penskoran antara kalimat positif dan kalimat negatif.
43
4. Tes Hasil Belajar Tes Hasil Belajar diberikan kepada siswa pada akhir penelitian sebagai penentu kelulusan siswa setelah pembelajaran selesai dilaksanakan. Soal tes terdiri dari 5 soal yang mewakili indikator pencapaian kompetensi. Dari hasil tes akan didapatkan persentase ketuntasan klasikal siswa untuk menentukan kriteria keefektifan LKS.
F. Teknik Analisis Data Dalam penelitian pengembangan ini didapatkan dua macam jenis data yaitu jenis data kualitatif dan jenis data kuantitatif. Jenis data kualitatif merupakan data proses selama pengembangan. Data kualitatif juga digunakan untuk mendeskripsikan kendala-kendala yang dialami peneliti selama pengembangan LKS. Jenis data kuantitatif adalah data yang digunakan untuk mendapatkan nilai kevalidan, kepraktisan, serta keefektifan LKS berdasarkan penilaian dari dosen ahli, guru, dan siswa. Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai analisis data dalam penelitian pengembangan yang dilakukan. 1. Data deskriptif berisi tentang data proses pengembangan LKS. Proses yang berisi
tentang revisi
dan kendala
yang dihadapi
selama
pengembangan LKS matematika materi geometri tersebut. 2. Data kualitas LKS yang ditinjau dari nilai kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan LKS. Data kualitas LKS didapat dari berbagai instrumen. Berikut merupakan penjelasan analisis data tiap instrumen.
44
a. Lembar Penilaian LKS Lembar penilaian LKS digunakan untuk mendapatkan data penilaian LKS berdasarkan aspek kevalidan LKS yang dikembangkan. Data kevalidan LKS diperoleh dari penilaian oleh 2 dosen ahli yang terdiri dari 1 dosen ahli materi dan 1 dosen ahli media. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan data penilaian LKS berdasarkan aspek kevalidan tersebut adalah sebagai berikut. 1) Mengubah data kualitatif LKS menjadi data kuantitatif LKS dengan pedoman pada tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3. Aturan Pemberian Skor Penilaian LKS Peringkat Skor Sangat Baik (SB) 5 Baik (B) 4 Cukup (C) 3 Kurang Baik (KB) 2 Tidak Baik (TB) 1
2) Menghitung rerata skor dengan rumus sebagai berikut n
X
x i 1
i
n
Keterangan
X : rerata skor instrumen n
: banyak butir pernyataan
x i : skor pada butir pernyataan ke- i 3) Mengkonversi skor rerata menjadi nilai kualitatif dengan kriteria penilaian skala 5 menurut S. Eko Putro Widyoko (2009: 238) dengan pedoman pada tabel 4 sebagai berikut:
45
Tabel 4. Pedoman Klasifikasi Penilaian Jumlah skor penilaian Klasifikasi penilaian Sangat baik X X i 1,8 sbi Baik X i 0,6 sbi X X i 1,8 sbi Cukup X i 0,6 sbi X X i 0,6 sbi X i 1,8 sbi X X i 0,6 sbi X X i 1,8 sbi Keterangan:
X i (Rerata Ideal)
Kurang Sangat Kurang
1 = (skor maks ideal skor min ideal ) 2
1 sbi (Simpangan Baku Ideal) (skor maks ideal - skor min ideal ) 6 skor empiris
X
Sehingga didapat pedoman klasifikasi penilaian LKS pada tabel 5 sebagai berikut: Tabel 5. Pedoman Klasifikasi Penilaian LKS Jumlah skor penilaian Klasifikasi penilaian Sangat baik X 4,2 3,4 X 4,2
Baik
2,6 X 3,4
Cukup
1,8 X 2,6
Kurang
X 1,8
Sangat Kurang
Dalam penelitian ini, LKS dikatakan valid jika memenuhi klasifikasi penilaian LKS minimal baik. b. Angket Respon Angket respon digunakan untuk mendapatkan data penilaian LKS berdasarkan aspek kepraktisan dalam penggunaan LKS. Langkah yang dilakukan untuk mendapatkan data penilaian LKS berdasarkan aspek kepraktisan tersebut adalah sebagai berikut.
46
1) Mengubah data kualitatif LKS menjadi data kuantitatif LKS dengan pedoman penskoran pada tabel 6 sebagai berikut: Tabel 6. Skor Pernyataan Negatif dan Pernyataan Positif Sangat Kurang Tidak Penilaian Setuju (S) Setuju (SS) Setuju (KS) Setuju (TS) Pernyataan 4 3 2 1 Positif Pernyataan 1 2 3 4 Negatif
2) Menghitung rerata skor dengan rumus sebagai berikut. n
X
x i 1
i
n
Keterangan
X
: rerata skor instrumen
n
: banyak butir pernyataan
xi
: skor pada butir pernyataan ke- i
3) Mengkonversi skor rerata instrumen menjadi nilai kualitatif berdasarkan kriteria penilaian skala 4 menurut
S Eko Putro
Widyoko (2009) pada Tabel 6. Dalam penelitian ini, LKS dikatakan praktis jika memenuhi klasifikasi penilaian LKS minimal baik. c. Tes Hasil Belajar Tes Hasil Belajar digunakan untuk mendapatkan nilai keefektifan penggunaan LKS. Data keefektifan merupakan data kuantitatif yang didapatkan melalui hasil Tes Hasil Belajar yang dilakukan oleh siswa pada awal dan akhir penelitian. Hal ini dilakukan untuk melihat
47
seberapa
efektifkah
LKS
yang
telah
dikembangkan.
Berikut
merupakan langkah yang dilakukan untuk mendapatkan data keefektifan. 1) Menghitung skor tes hasil belajar setiap siswa. 2) Menentukan nilai yang dicapai setiap siswa dengan rumus sebagai berikut. k
N
x i 1
i
k
x i 1
100
i . max
Keterangan : nilai siswa
N k
x i 1
i
: jumlah skor tes hasil belajar
i . max
: jumlah skor maksimal tes hasil belajar
k
x i 1
k
: jumlah soal tes hasil belajar
3) Menghitung jumlah siswa yang lulus KKM yaitu yang mendapatkan nilai lebih dari 75. 4) Mempersentase kelulusan secara klasikal dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
p
L 100% n
Keterangan p : persentase kelulusan siswa secara klasikal L : jumlah siswa yang lulus KKM n : jumlah seluruh siswa
48
5) Mengkonversi perhitungan pada langkah sebelumnya ke dalam skala 5 untuk menunjukkan kategori kecakapan akademik siswa secara klasikal menurut Eko Putro Widoyoko (2009: 242) pada tabel 7 sebagai berikut: Tabel 7. Kriteria Penilaian Kecakapan Akademik Persentase Ketuntasan Klasifikasi Sangat Baik p 80 Baik 60 p 80 Cukup 40 p 60 Kurang 20 p 40 Sangat Kurang p 20
Dalam penelitian ini, LKS dikatakan efektif jika persentase ketuntasan belajar klasikal tes hasil belajar siswa mencapai klasifikasi minimal baik.