PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS METAKOGNISI PADA MATERI LAJU REAKSI
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruaan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
OLEH SUNDANIAWATI SAFITRI NIM. 1110016200010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Sundaniawati Safitri
NIM
: 1110016200010
Jurusan
: Pendidikan Kimia
Alamat
: RT 03/ RW 12 Kp.Karanganyar, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis, 46254.
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing 1 : Burhanudin Milama, M.Pd. NIP
: 19770201 200801 1 011
Nama Pembimbing II : Dewi Murniati, M.Si. NIP
:-
Jurusan/ Prodi
: Pendidikan IPA/ Pendidikan Kimia
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri. Jakarta, 06 Februari 2015
iv
ABSTRAK
SUNDANIAWATI SAFITRI (1110016200010) Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi. Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Penelitian ini berkaitan dengan pengembangan lembar kerja siswa (LKS) berbasis metakognisi pada salah satu materi pembelajaran Kimia di semester pertama untuk kelas 11, yaitu laju reaksi. Materi tersebut dipilih karena materi ini memuat metakognisi sebagai salah satu aspek yang harus dicapai yang terdapat pada Kompetensi Inti (KI). Metakognisi dianggap sebagai salah satu faktor yang berperan penting dalam membangun pengetahuan siswa. Oleh karena itu, lembar kerja siswa tersebut memuat komponen-komponen metakognisi seperti pengetahuan metakognitif dan regulasi metakognisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan mengikuti langkahlangkah sebagai berikut: (1) Menganalisis kebutuhan, (2) Menentukan tujuan instruksional, (3) Mengumpulkan materi, (4) Menyusun elemen, dan (5) Memeriksa dan menyempurnakan. Pada tahap terakhir, validitas isi divalidasi oleh pakar dan praktisi pendidikan. Penelitian ini mencakup pengembangan produk yang berupa LKS yang kemudian diuji coba pada 23 responden, yaitu siswa kelas XI MIA SMA Dharma Karya UT, Kota Tangerang Selatan. Hasil dari penelitian diperoleh dua jenis data. Data pertama terkait dengan proses pengembangan produk berupa data deskriptif yang meliputi langkah-langkah dalam mengembangkan LKS. Selanjutnya, data kedua terkait dengan angket yang berkaitan dengan pengimplementasian LKS tersebut. Hasil dari angket tersebut adalah sebagai berikut: (1) Desain LKS 91,89%, (2) Segi tampilan 93,60%, (3) Kelayakan isi (materi) 89,10%, (4) Bahasa 87,81%, (5) Metakognisi 91,42%. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Metakognisi pada materi Laju Reaksi memenuhi kriteria “Sangat Baik”. Kata kunci: Pengembangan, Lembar Kegiatan Siswa, Metakognisi, Kimia, Deskriptif Kualitatif.
v
ABSTRACT
SUNDANIAWATI SAFITRI (1110016200010). Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi. Chemistry Education Studies Program, Science Education Department, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2015. This research is related to the development of metacognition-based students’ worksheets (LKS) on one of learning materials of Chemistry in the first semester for 11th grade, reaction rate. The material is selected as it includes metacognition as one of aspects to achieve in core competence. Metacognition is regarded as one of factors playing important role in constructing students’ cognition. The worksheets include metacognition components, such as metacognitive knowledge and metacognition regulation. The method used in the research is qualitative descriptive by following these steps: (1) Analysing needs, (2) Selecting instructional purposes, (3) Collecting materials, (4) Preparing elements, and (5) Examining and refining. In the last step, content validity is validated by experts and practitioners in education. The research includes product development in the form of students’ worksheets (LKS) which are then tested on 23 respondents who are the eleventh grade students of MIA Class of SMA Dharma Karya UT, South Tangerang City. The results of the research showed two types of data. First data is related to the product development process in the form of descriptive data which includes the steps in developing LKS. Furthermore, the second data is related to the questionnaire related to the implementation of the worksheets. The results of the questionnaire are as follows: (1) Design 91,89%, (2) Display 93,60%, (3) Eligibility of content (material) 89,10%, (4) Language 87,81%, (5) Metacognition 91,42%. Based on the second data, it can be concluded that the development of metacognition-based students’ worksheets (LKS) on the material “reaction rate” meets the criteria of "Very Good".
Keywords: Development, Students’ Worksheets, Metacognition, Chemistry, Qualitative Descriptive.
vi
Kupersembahkan skripsi ini untuk :
Kedua orang tua tercinta (Elan Darlan, S.Pd., dan Nani Yuningsih), adik semata wayang (Yesi Novita Sundari). “Keluarga adalah kompas yang memandu arah. Ia adalah inspirasi untuk mencapai puncak dan penghibur disaat goyah”. – Brad Henry
vii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat, rahmat, berkah, serta kemudahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengembangan Lembar kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi”. Shalawat beserta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Imamul Anbiya’ walmursalin Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita menuju jalan yang lurus dan diridhoi-Nya. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Kimia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa adanya kerjasama, bantuan, bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih setulus-tulusnya kepada kedua orang tua penulis, Bapak Elan Darlan dan Ibu Nani Yuningsih, adik tercinta Yesi Novita Sundari, serta segenap keluarga besar yang selalu memberikan dukungan baik material maupun spiritual agar penulis dapat segera menyelesaikan skripsi dengan baik. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. 3. Bapak Dedi Irwandi, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia. 4. Bapak Burhanudin Milama, M.Pd, selaku pembimbing I terimakasih atas waktu, tenaga, dan pikiran yang telah diberikan untuk memberikan
vii
pengarahan, bimbingan, semangat, dan ilmu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Ibu Dewi Murniati, M.Si, selaku pembimbing II terimakasih atas ilmu, saran, bimbingan, dan motivasi yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Ibu Salamah Agung, Ph.D, dan Bapak R. Ahmad Zaky El Islami, M.Pd selaku validator LKS dan angket untuk penelitian. 7. Seluruh dosen dan staf Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). 8. Bapak Drs. Moh.Wahid Hasyim selaku kepala sekolah SMA Dharma Karya UT yang telah memberi izin untuk melaksanakan penelitian. 9. Bapak Arif Soleh, S.Pd, selaku validator LKS dan guru kimia SMA Dharma Karya UT, atas bantuannya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian untuk penulisan skripsi dengan baik. 10. Seluruh siswa XI MIA SMA Dharma Karya UT, atas bantuan dan kesediaannya sebagai responden dalam penelitian skripsi yang penulis lakukan. 11. Agus Sufyan, pembangkit semangat, tempat berbagi suka dan duka, terimakasih banyak atas segala kebaikan, kasih sayang dan dukungannya. 12. Rizki Nurhidayah, Erika Ristiyani, Leily Damayanti, Mardiana, sahabatsahabat terbaikku, terimakasih selama empat tahun lebih ini selalu saling menyemangati, menguatkan dan mengukir kenangan indah bersama dalam persahabatan kita. 13. Agus Firdaus Fahrudin dan Syafiq Muhammad sahabat seperjuangan yang selalu saling menyemangati. Kak Susanti Ratna Dewi terimakasih atas saran yang diberikan. Sutinah yang telah membantu peneliti selama melaksanakan penelitian. Annisah A N dan Dede F yang selalu saling menyemangati dalam proses menyelesaikan skripsi. 14. Keluarga besar Pendidikan Kimia 2010, terimakasih atas kerja sama, kebaikan, dan dukungannya selama penulis menimba ilmu di Program Studi Pendidikan Kimia.
viii
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan sehingga dapat menjadikan skripsi ini lebih baik. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi pendidikan Indonesia. Semoga Alloh SWT melimpahkan ilmu, berkah, hidayah, dan rahmat-Nya kepada kita semua. Amin. Jakarta, Januari 2015
Sundaniawati Safitri
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................ iii SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................. iv ABSTRAK ......................................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vii KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 6 C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 6 D. Perumusan Masalah.......................................................................... 7 E. Tujuan Penelitian.............................................................................. 7 F. Manfaat Penelitian............................................................................ 8
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR ............ 9 A. Landasan Teoritis ............................................................................ 9 1. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) .................................................. 9 a.
Pengertian LKS ................................................................... 9
b.
Fungsi LKS ..........................................................................10
c.
Unsur-unsur LKS Sebagai Bahan Ajar ...............................11
d.
Kriteria Penyusunan LKS ....................................................11
e.
Penyusunan LKS .................................................................12
f.
Tujuan Penyusunan .............................................................14 xi
g.
Prosedur Pengembangan LKS .............................................14
h.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembuatan LKS ...19
i.
Variabel Pemeriksaan dan Penyempurnaan Pengembangan LKS .....................................................................................19
2. Metakoginisi ................................................................................20 3. Komponen Metakognisi .............................................................24 a.
Pengetahuan Metakognisi ....................................................25
b.
Regulasi/ Pengaturan Metakognisi ......................................31
4. Pentingnya Metakognisi .............................................................32 5. Laju Reaksi .................................................................................36 a.
Pengertian Laju Reaksi ........................................................36
b.
Hukum Laju Reaksi .............................................................36
c.
Orde Reaksi .........................................................................37
d.
Faktor-faktor yang Mempengeruhi Laju Reaksi .................38
e.
Teori Tumbukan ..................................................................40
B. Hasil Penelitian Relefan ..................................................................40 C. Kerangka Berfikir ............................................................................42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................44 A. Waktu dan Tempat Penelitian .........................................................44 B. Metode Penelitian ............................................................................44 C. Langkah Pengembangan LKS Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi ......................................................................................44 1. Analisis Kebutuhan ....................................................................44 2. Pengembangan LKS ...................................................................45 3. Uji Coba Terbatas .......................................................................46 D. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................48 E. Instrumen Penelitian ........................................................................48 1. Lembar Penilaian/ Validasi Isi ...................................................48 2. Angket Siswa ..............................................................................49 F. Vaiditas Instrumen ..........................................................................50
xii
G. Teknik Pengolahan Data .................................................................51 1. Pengolahan Data Validasi Isi ......................................................51 2. Pengolahan Data Angket ............................................................52 H. Teknik Analisis Data .......................................................................52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................54 A. Hasil ................................................................................................54 1. Data Proses Pengembangan Produk ...........................................54 2. Data Hasil Uji Coba Produk .......................................................89 B. Pembahasan .....................................................................................95 1. Proses Pengembangan Produk ....................................................95 2. Penilaian Hasil Pengembangan Produk ......................................97
BAB V PENUTUP ...........................................................................................103 A. Kesimpulan ......................................................................................103 B. Saran ................................................................................................104
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................105 LAMPIRAN .......................................................................................................108
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Pengelompokan Komponen Metakognisi ......................................... 24 Tabel 2.2 Gambaran Aktivitas Siswa dari Setiap Komponen Metakognisi ....... 34 Tabel 2.3 Indikator kemampuan Metakognisi Untuk Kimia (diadaptasi dari McGregor, 2007, Anat Zohar 2012, Anderson & Krathwol, 2001). . 35 Tabel 2.4 Tabel Orde Reaksi dan Persamaan Laju Reaksi ................................. 38 Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Validasi Isi Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi .......... 48 Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Pengembangan LKS Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi ................................................................... 49 Tabel 3.3 Kriteria Penskoran Skala Guttman .................................................... 51 Tabel 3.4 Kriteria Interpretasi skor .................................................................... 53 Tabel 4.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Materi Laju Reaksi ............. 55 Tabel 4.2 Materi yang Dimuat dalam LKS ......................................................... 62 Tabel 4.3 Alat dan Bahan yang Akan Digunakan pada Kegiatan Eksperimen dalam LKS.......................................................................................... 62 Tabel 4.4 Penentuan Informasi yang Dimuat dalam LKS .................................. 64 Tabel 4.5 Perincian Tugas yang Diberikan dalam LKS ...................................... 65 Tabel 4.6 Rincian Pertanyaan yang Dimuat dalam LKS ................................... 69 Tabel 4.7 Perincian Soal yang Dimuat dalam LKS ............................................ 73 Tabel 4.8 Kriteria Hasil Presentase Per Komponen Indikator Angket Pengembangan LKS Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi............ 90
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Pengertian Metakogisi dari Berbagai Sumber ............................... 23
Gambar 2.2
Kerangka Berfikir ......................................................................... 42
Gambar 3.1
Alur Penelitian .............................................................................. 47
Gambar 4.1
Penentuan Desain LKS Bab 1 ....................................................... 58
Gambar 4.2
Penentuan Desain LKS Bab 2 ....................................................... 59
Gambar 4.3
Penentuan Desain LKS Bab 3 ....................................................... 60
Gambar 4.4
Penentuan Desain LKS Bab 4 ....................................................... 61
Gambar 4.5
Cover Depan LKS ......................................................................... 77
Gambar 4.6
Halaman Sampul pada LKS .......................................................... 78
Gambar 4.7
Daftar Isi pada LKS ...................................................................... 78
Gambar 4.8
Peta Konsep pada LKS .................................................................. 79
Gambar 4.9
Halaman pada Awal Bab ............................................................... 80
Gambar 4.10 Lembar Diskusi dalam LKS .......................................................... 81 Gambar 4.11 Latihan mandiri dalam LKS .......................................................... 82 Gambar 4.12 Wacana pada LKS .......................................................................... 83 Gambar 4.13 Teori pada LKS .............................................................................. 84 Gambar 4.13 Informasi pada LKS ....................................................................... 85 Gambar 4.14 Kegiatan Eksperimen pada LKS .................................................... 86 Gambar 4.15 Jurnal Belajar pada LKS ................................................................ 88 Gambar 4.16 Daftar Pustaka pada LKS ............................................................... 88 Gambar 4.17 Cover Belakang LKS ..................................................................... 89 Gambar 4.18 Grafik Persentase Hasil Penilaian Desain LKS.............................. 91 Gambar 4.19 Grafik Persentase Hasil Penilaian Segi Tampilan .......................... 92 Gambar 4.20 Grafik Persentase Hasil Penilaian Kelayakan Isi (Materi) ............. 93 Gambar 4.21 Grafik Persentase Hasil Penilaian Bahasa ...................................... 94 Gambar 4.22 Grafik Persentase Hasil Penilaian Metakognisi ............................. 95 Gambar 4.23 Grafik Persentase Rata-rata per Dimensi Indikator....................... 98
xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Tabel Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar .............. 109 Lampiran 2.
Rencana Pelaksanaan pembelajaran ........................................... 113
Lampiran 3.
Rubrik Komponen Metakognisi pada LKS ................................ 131
Lampiran 4.
Hasil Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi ........................................ 134
Lampiran 5.
Lembar Validasi Isi Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi ..187
Lampiran 6.
Angket Pengembangan LKS Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi .................................................................... 189
Lampiran 7.
Hasil Pengolahan Data Angket Penelitian .................................. 191
Lampiran 8.
Cara Perhitungan Angket ........................................................... 192
Lampiran.9.
Penentuan Kriteria Hasil Penelitian Pengembangan LKS Berbasis Metakognisi pada Materi Ljau Reaksi ......................... 193
Lampiran 10. Penentuan Kriteria Hasil penilaian per Komponen Indikator Pengembangan LKS Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi ......................................................................................... 195 Lampiran 11. Hasil Pengolahan Data Validasi Isi pengembangan LKS Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi ......................... 198 Lampiran 12. Cara Perhitungan Validasi Isi Pengembangan LKS Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi ......................................... 199 Lampiran 13. Penentuan Kriteria Hasil Validasi LKS per Variabel Validitas Isi Pengembangan LKS Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi ................................................................................ 200 Lampiran 14. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian .................................. 201 Lampiran 15. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ............................................. 202 Lampiran 16. Lembar Validitas Isi LKS .......................................................... 204 Lampiran 17. Lembar Validitas Angket ........................................................... 210 Lampiran 18. Lembar Uji Referensi ................................................................ 216
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran IPA secara umum dipahami sebagai ilmu yang lahir dan berkembang
lewat
langkah-langkah
observasi,
perumusan
masalah,
penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep.1 “Pembelajaran IPA dan dasardasar bekerja ilmiah dilakukan sesuai tahapan yang disesuaikan dengan taraf kognitif siswa.”2 Dalam pembelajaran di sekolah menengah atas, ilmu pengetahuan alam terdiri dari tiga cabang ilmu yang saling berkaitan yaitu kimia, fisika, dan biologi. Pembelajaran IPA, khususnya kimia berfokus pada bagaimana siswa mengkonstruksi pengetahuan yang dimilikinya. Pemahaman terhadap suatu konsep kimia tidak cukup hanya dengan pemberian informasi dari guru, tetapi siswa juga harus bisa mengkonstruksi pemahaman konsepnya sendiri. Menurut teori konstruktivis guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa akan tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuannya. Guru hanya memberikan kemudahan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri.3 Untuk membantu siswa dalam mengkonstruksi pemahamannya, maka diperlukan bahan ajar yang tepat untuk menunjang proses pembelajaran tersebut. Dari penelitian yang dilakukan oleh Yasir dkk., dikemukakan bahwa bahan ajar yang ditemukan di sekolah-sekolah kurang membuat siswa paham terhadap
materi.
Sedangkan
didalam
1
prosesnya,
pembelajaran
IPA
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu : Konsep, strategi, dan implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta : PT Bumi Aksara,2010), Cet.2, h, 141 2 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1, h. 48 3 Trianto, Op.Cit., h.13
1
2
mengharuskan siswa merekonstruksi pemahaman konsepnya sendiri.4 Hal ini disebabkan bahan ajar yang digunakan kurang sesuai dengan kebutuhan siswa. Menurut bentuknya bahan ajar dibedakan kedalam empat macam, diantaranya bahan ajar cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar pandang dengar, dan bahan ajar interaktif.5 Bahan ajar cetak merupakan bahan ajar yang sering digunakan dalam proses pembelajaran. Bahan ajar cetak merupakan bahan ajar yang disajikan dalam kertas, yang berfungsi untuk menyampaikan informasi atau keperluan pembelajaran. Salah satu bahan ajar cetak yang sering digunakan dalam proses pembelajaran adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Salah satu keuntungan menggunakan LKS dalam proses pembelajaran adalah memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sedangkan bagi siswa dapat digunakan secara mandiri dalam memahami dan menjalankan suatu tugas.6 Kebanyakan bahan ajar yang digunakan salah satu bentuknya LKS, tidak dibuat sendiri oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan melainkan membeli ke penerbit. Septiani dkk., dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa LKS yang dibuat oleh penerbit sudah berisi materi yang lengkap, akan tetapi kurang dapat memfasilitasi peran siswa dalam pembelajaran untuk menemukan dan memahami konsep materi melalui petunjuk-petunjuk kegiatan dalam LKS. LKS tersebut lebih banyak berisi soal-soal yang dapat dijawab hanya dengan menyalin dari ringkasan materi yang ada. 7 Selain itu, Rufaida dkk., dalam penelitiannya menyatakan LKS yang didistribusikan dari penerbit masih memiliki beberapa kekurangan seperti : 1) Standar bahan ajar yang merata se-Indonesia terkadang tidak cocok dengan perkembangan 4
Mochammad Yasir, dkk., Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Strategi Belajar Metakognitif Untuk Meningkatkan Hasil Baelajar Siswa Pada Materi Pewarisan Sifat Manusia, BioEdu,Vol.2, 2013, h.77 5 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva Press, 2011), h. 40 6 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 6, h. 177 7 Dwi Septiani, dkk., Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Multiple Intelligences pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan, BioEdu, Vol.2, 2013, h. 360
3
kurikulum di sekolah daerah, 2) Harga LKS yang terakumulasi menjadi besar/ mahal, 3) Terbatasnya kreatifitas guru untuk mengembangkan bahan ajar sendiri.8 Padahal LKS yang dibuat sendiri oleh guru memiliki banyak kelebihan. Selain dapat dibuat lebih menarik, LKS juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran dan kemampuan siswa sehingga akan tercipta pembelajaran yang aktif. Dengan terciptanya pembelajaran yang aktif, maka siswa dapat menemukan sendiri cara yang tepat untuk membangun konsep atau mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga control eksekutif (executive control) siswa terbangun. Salah satu faktor lain yang berperan dalam kontruksi pengetahuan adalah metakognisi. Metakognisi dapat menyadarkan peserta didik dalam memahami konsep materi yang dipelajari, atau dengan kata lain siswa mengembangkan kontrol eksekutif (executive control) dalam pembelajaran sehingga siswa tidak secara pasif merespon pembelajaran.9 Dengan metakognisi, proses pembelajaran diharapkan akan lebih bermakna bagi peserta didik serta dapat membantu peserta didik dalam memahami struktur dan perkembangan kognisinya sehingga akan mempermudah proses pembelajarannya.10 Metakognisi merupakan salah satu kompetensi inti yang harus dicapai dalam pembelajaran kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013 siswa dituntut untuk memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan metakognisi dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora. Pentingnya
metakognisi
dalam
pembelajaran
juga
didukung
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses yang didalamnya
8
Diena, Rufaida, dkk., Pengembangan LKS IPA Berbantuan Microsoft Exspression Web Tema Pencemaran Lingkungan dan Kesehatan untuk Siswa MTs Kelas VII, Science Education Jurnal, Vol 2, 2013, h. 210 9 Martinis Yamin, Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran, (Jakarta : GP Press, 2013), Cet.1, h.29 10 Husamah dan Yanur Setyaningrum, Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan Merancang Pembelajaran Untuk mendukung Implementasi Kurikulum 2013, ( Jakarta : Prestasi Pustaka, 2013), Cet.1 h. 186
4
dikatakan bahwa didalam kegiatan pembelajaran, kesempatan
kepada
siswa
untuk
berfikir,
guru memberikan
merancang,
menganalisis,
menyelesaikan masalah, mengetahui cara dan mengapa hal tersebut dilakukan, memonitor, dan mengevaluasi. Hal tersebut merupakan serangkaian kegiatan yang termasuk bagian dari metakognisi. LKS yang didistribusikan dari penerbit, belum mencakup semua rangkaian kegiatan metakognisi yang diharapkan. Ada beberapa kegiatan metakognisi yang kurang ditampilkan, contohnya kegiatan merancang. Kegiatan eksperimen dalam LKS tidak mengarahkan siswa untuk dapat merancang eksperimen sendiri. Kegiatan eksperimen kebanyakan sudah diberikan langkah kerja langsung, sehingga kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berfikir dan merancang kegiatan eksperimen yang akan dilakukan. Dari analisis kebutuhan yang dilakukan di SMA Dharma Karya UT ditemukan masih terdapat keterbatasan dalam penggunaan LKS. LKS digunakan hanya sesekali dalam kegiatan pembelajaran seperti pada kegiatan eksperimen. LKS yang digunakan diadopsi dari LKS yang dibuat oleh PUDAK, sedangkan guru hanya memvariasikan bahan yang akan digunakan dalam eksperimen. Metakognisi sendiri belum familiar bagi guru dikarenakan wacana tentang metakognisi baru dikemukakan di kurikulum 2013. Oleh karena itu belum ada usaha yang dilakukan untuk mencapai kompetensi inti yang berupa metakognisi. Novitasari dkk., mendapatkan kesimpulan dari penelitiannya
bahwa
dengan menggunakan LKS metakognisi, kemampuan metacomperehension siswa berada pada kriteria baik dan sangat baik. Selain itu, hasil belajar menunjukkan hasil 85% siswa tuntas dalam pembelajaran dan memberikan respon positif terhadap LKS berbasis metakognisi yang dikembangkan.11 Lestari dan Hidayah dalam penelitiannya tentang pengembangan LKS 11
Firda Karya Novitasari, dkk., Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Strategi Metakognitif Pada Materi Pewarisan Sifat, BioEdu, 2, 2013, h.46
5
berbasis metakognisi pada materi stoikiometri mengemukakan bahwa hasil bahwa dari pengembangan LKS dari segi kelayakan, komponen, penyajian, isi lembar kerja, komponen bahasa, dan kriteria metacomprehension yang dihasilkan dikategorikan baik dengan presentase kelayakan masing-masing komponen ≥ 61%. Selain itu, respon yang didapat dari siswa positif dengan persentase komponen berturut-turut adalah 83,33%, 80%, 86,67%, 85%, 80%, dan 97%12. Kompetensi Dasar yang harus dicapai dalam pembelajaran kimia kelas XI semester 1 diantaranya adalah KD 3.6 Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan reaksi kimia, KD 3.7
Menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan, KD 4.6 Menyajikan hasil pemahaman terhadap teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan reaksi kimia, dan KD. 4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi. Salah satu kompetensi intinya yaitu menuntut untuk memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan metakognisi. Dalam memahami materi ini, dibutuhkan pemahaman konsep dari materi sebelumnya yang berkaitan, sehingga pengetahuan awal siswa bisa terbangun. Selain itu, banyak aplikasi dari materi laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa lebih mudah mengidentifikasi dan membangun pengetahuan awal dari peristiwa yang dialami dikehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, diperlukan suatu bahan ajar yang dapat menunjang proses pembelajaran dan dapat mengaktifkan metakognisi siswa yang berupa LKS. Dengan adanya LKS berbasis metakognisi ini diharapkan siswa dapat mengungkapkan pengetahuan awal secara optimal untuk mengukur seberapa besar kemampuan mereka terhadap materi yang dikuasai, sehingga mereka dapat menentukan cara yang tepat dalam memahami materi dan dapat 12
Fitria Dwi Lestari and Rusly Hidayah, Development of Students Worksheet Based on Metacognitive Strategy on Stoichiometry Matter for X Grade Senior high School Students, Journal of Chemical Education, 3, 2014, h.117
6
memantau perkembangan pemahaman mereka sendiri. Dengan demikian, siswa dapat dengan mudah mengkonstruksi pemahaman mereka terhadap suatu materi. Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis metakognisi pada materi laju reaksi”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dilakukan identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Pembelajaran
IPA,
khususnya
kimia
berfokus
pada
konstruksi
pengetahuan siswa, sehingga diperlukan faktor penunjang pembelajaran yang berupa bahan ajar untuk membantu siswa mengkonstruksi pembelajarannya. 2. Kebanyakan LKS yang digunakan di sekolah tidak sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga kegunaannya pada proses pembelajaran kurang optimal. 3. Selain bahan ajar, faktor lain yang berpengaruh pada konstruksi pengetahuan siswa adalah metakognisi. Akan tetapi metakognisi kurang mendapat perhatian dari guru. Sejauh ini guru lebih banyak terfokus pada kognisi siswa. 4. Karena wacana metakognisi baru dikemukakan pada kurikulum 2013, maka banyak sekolah yang memiliki keterbatasan dalam pengembangan LKS berbasis metakognisi.
C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tidak menyimpang dari judul penelitian, maka masalah yang akan diteliti dibatasi pada hal-hal berikut : 1. LKS yang dibuat hanya berisi materi laju reaksi yang sesuai dengan kompetensi dasar KD 3.6 yaitu memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan reaksi kimia, KD 3.7 menganalisis faktor-faktor yang
7
mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data percobaan, KD 4.6 menyajikan hasil pemahaman terhadap teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan reaksi kimia, KD 4.7 merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi. Setelah proses pengembangan produk yang berupa LKS berbasis metakognisi pada materi laju reaksi, kemudian dilakukan penilaian oleh ahli materi/dosen kimia, ahli media, dan guru SMA/MA. 2. Uji coba dilakukan pada siswa untuk mengetahui respon siswa setelah belajar dengan menggunakan LKS berbasis metakognisi pada materi laju reaksi.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang diuraikan diatas, maka masalah
yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut : “Bagaimanakah hasil pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis metakognisi pada materi laju reaksi?” Adapun secara khusus rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana proses pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis metakognisi pada materi laju reaksi? 2. Bagaimanakah respon/ penilaian siswa terhadap Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis metakognisi pada materi laju reaksi?
E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan LKS berbasis metakognisi pada materi laju reaksi. 3. Mengetahui respon/penilaian siswa terhadap Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis metakognisi pada materi laju reaksi?
8
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan hasil yang bermanfaat bagi banyak pihak, antara lain : 1. Bagi guru, memberikan informasi kepada guru mengenai pengembangan LKS berbasis metakognitif sebagai salah satu alternatif media yang mampu mengatasi keterbatasan penerapan metakognisi pada kegiatan pembelajaran kimia. 2. Bagi siswa, sebagai salah satu alternatif media yang mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, sehingga dapat membantu membangkinkan metakognisinya dalam proses pembelajaran yang dapat digunakan dengan atau tanpa kehadiran guru dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing. 3. Bagi sekolah, diperolehnya LKS berbasis metakognisi yang dapat digunakan dalam pembelajaran kimia. 4. Bagi
peneliti,
menambah
pengalaman
dan
wawasan
mengenai
pengembangan proses belajar mengajar kimia melalui pengembangan LKS berbasis metakognisi serta dapat menjadi bekal bagi peneliti sebagai calon pendidik kedepannya. 5. Bagi peneliti lain, sebagai bahan informasi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut seperti evektifitas penggunaan LKS berbasis metakognisi dan pengembangan penilaian metakognisi siswa.
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Landasan Teoritis 1. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) a. Pengertian LKS Salah satu jenis bahan ajar cetak yang digunakan dalam pembelajaran adalah Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Dalam Abdul Majid dijelaskan bahwa lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaranlembaran yang harus dikerjakan oleh siswa, biasanya berupa petunjuk, dan langkah-langkah dalam mengerjakan tugas.1 Menurut Trianto, lembar kegiatan siswa adalah panduan siswa dalam melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun aspek pembelajaran
lain,
dalam
bentuk
panduan
eksperimen
maupun
demonstrasi.2 Dalam Panduan Pengembangan Bahan Ajar DEPDIKNAS dijelaskan bahwa Lembar Kegiatan Siswa adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan siswa, biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah menyelesaikan tugas. Tugas yang diperintahkan harus sesuai dengan Kompetensi Dasar yang akan dicapai.3 Prastowo menyatakan bahwa LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran-lembaran kertas yang berisi materi, ringkasan, dan
1
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. 11, h. 176 2 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif : Konsep, Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP), (Jakarta : Kencana, 2011), Cet.4, h.222 3 Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2008, hal.13
9
10
petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.4 Sedangkan Devi dan kawan-kawan menjelaskan bahwa lembar kegiatan siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. 5 Dari penjelasan beberapa sumber mengenai LKS diatas, dapat difahami bahwa LKS merupakan lembaran-lembaran kegiatan yang harus dilakukan/dikerjakan oleh siswa
dalam proses pembelajaran, berisi
petunjuk atau langkah-langkah dalam menyelesaikan tugas. Petunjuk atau langkah-langkah kegiatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
b. Fungsi LKS Dari beberapa pengertian diatas, dapat diketahui bahwa LKS memiliki setidaknya empat fungsi berikut, yaitu : 6 1) Sebagai bahan ajar yang dapat meminimalkan peran dari pendidik, tetapi lebih mengaktifkan peran dari siswa; 2) Sebagai bahan ajar yang membantu mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran yang diberikan; 3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya akan tugas untuk berlatih; 4) Sebagai bahan ajar yang memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.
4
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva Press, 2011), h. 204 5 Poppy Kamalia Devi, dkk., Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Guru SMP, (Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA, 2009), h. 32 6 Prastowo, op.cit., h. 205
11
c. Unsur-Unsur LKS Sebagai Bahan Ajar Ada 6 unsur utama yang harus termuat dalam LKS, yaitu : judul, petunjuk
belajar,
kompetensi
dasar
atau
materi
pokok,informasi
pendukung, tugas atau langkah kerja, dan yang terakhir penilaian. Sedangkan apabila ditinjau dari segi format, LKS setidaknya harus memuat delapan unsur, yaitu : judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu
penyelesaian,
peralatan/bahan
yang
diperlukan
dalam
menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan.7 Dengan mengetahui struktur dan format LKS, proses penyusunan LKS akan lebih mudah.
d. Kriteria Penyusunan LKS Agar LKS yang dibuat dapat mencerminkan karakteristik dari mata pelajaran yang dikembangkan dan sesuai dengan kebutuhan siswa, maka penyusunan harus sesuai denga rambu-rambu penyusunan LKS yang benar, diantaranya : 8 1) Tujuan penyusunan LKS Tujuan dari penyusunan LKS tidak lain adalah untuk menunjang dan memperkuat tujuan pembelajaran dan ketercapaian indikator pembelajaran , kompetensi inti, dan kompetensi dasar dari suatu materi pembelajaran. Selain itu LKS disusun untuk membentu siswa untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. 2)
Bahan Bahan ajar yang digunakan dalam penyusunan LKS harus tersusun secara logis dan sistematis, disesuaikan dengan kemampuan dan tahap perkembangan siswa. Selain itu bahan ajar tersebut harus dapat merangsang, memotivasi keingintahuan siswa, dan memiliki kontekstualitas yang tinggi.
3) Metode 7 8
215
Ibid., h. 207-208 Uus Toharudin, dkk., Membangun Literasi Sains Siswa, (Bandung: Humaniora, 2011), h. 214-
12
Metode yang digunakan dalam penyusunan LKS diantaranya : a) Memperkaya kegiatan di dalam kelas. b) Memotivasi siswa. c) Pengarahan dan instruksi yang jelas dan mudah difahami siswa. d) Mengembangkan keterampilan siswa. e) Mengembangkan
kemampuan
inkuiri
sesuai
dengan
tahap
perkembangan siswa. f) Mengembangkan kemampuan siswa untuk memcahkan masalah problem solving. g) Mengembangkan empat aspek kemampuan literasi sains bagi siswa yaitu memahami istilah sains, membaca dalam sains, menulis tentang sains, dan berbicara dalam sains. h) Menanamkan sikap ilmiah scientific attitude melalui proses pembelajaran. 4) Evaluasi Ada tiga kriteria evaluasi dalam penyusunan LKS yaitu mempunyai cara penilaian penguasaan bahan oleh siswa, cara penilaian LKS praktis, mudah serta cepat dan merangsang self assessment.
e. Penyusunan LKS Setiap pendidik diharuskan untuk membuat bahan ajar sendiri yang inofatif,
sehingga
proses
pembelajaran
berlangsung
aktif
dan
menyenangkan. Guru harus cermat, memiliki keterampilan, dan memiliki pengetahuan tentang kompetensi dasar yang akan dimuat dalam LKS, sehingga LKS yang dihasilkan memenuhi kriteria ketercapaian kompetensi dasar yang dicapai siswa. Untuk menghasilkan LKS tersebut perlu dilakukan beberapa langkah-langkah penyusunan yang tepat.
13
Berikut adalah langkah-langkah penyusunan LKS: 9 1) Analisis Kurikulum Langkah pertama dalam menyusun LKS adalah analisis kurikulum. Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Dalam menentukan materi, dilakukan analisis dengan cara melihat materi pokok, pengalaman belajar dari materi yang diajarkan, kemudian kompetensi yang mesti dimiliki siswa. 2) Menyusun Peta Kebutuhan LKS Untuk mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis serta melihat sekuensi atau urutan dari LKS-nya maka peta kebutuhan LKS sangat diperlukan. Sekuensi LKS dibutuhkan untuk menentukan prioritas penulisan. Langkah ini diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar. 3) Menentukan Judul-Judul LKS Judul LKS didtentukan berdasarkan kepada KD-KD, materi pokok, atau pengelaman belajar yang terdapat dalam kurikulum.Satu kompetensi dasar bisa dijadikan satu judul LKS jika dideteksi maksimal terdapat 4 materi pokok. Jika lebih dari 4 materi pokok, maka perlu dipecah menjadi 2 judul LKS atau lebih. 4) Penulisan LKS Dalam menulis LKS, dilakukan dengan tahapan-tahapan berikut : a) Perumusan Kompetensi Dasar Rumusan KD diturunkan dari kurikulum yang digunakan. b) Menentukan alat penilaian Penilaian bertujuan menilai proses kerja dan hasil kerja siswa. c) Penyusunan Materi Materi LKS bergantung pada KD yang akan dicapai. Materi dapat berupa informasi pendukung seperti gambaran umum atau ruang 9
Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2008, hal.23-24
14
lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi tersebut dapat didapatkan dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet, dan jurnal hasil penelitian. d) Struktur LKS Langkah terakhir yaitu memperhatikan struktur LKS. Struktur LKS secara umum terdiri dari : judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, dan penilaian.
f. Tujuan Penyusunan LKS Terdapat empat poin yang menjadi tujuan dari penyusunan LKS, yaitu: 10 1) Menyajikan bahan ajar yang dapat memudahkan siswa berinteraksi dengan materi pelajaran yang diberikan; 2) Menyajikan tugas-tugas yang dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang telah diberikan; 3) Melatih kemandirian belajar dari siswa; 4) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada siswa.
g. Prosedur Pengembangan LKS Dalam pengembangan LKS, diusahakan LKS yang dihasilkan merupakan LKS yang berdaya guna atau yang kaya manfaat. LKS yang dihasilkan harus menarik dan dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pengembangannya dilakukan beberapa tahap sebagai berikut : 1) Menentukan Desain Pengembangan LKS Terdapat dua faktor yang harus diperhatikan dalam mendesain LKS, yaitu tingkat kemampuan membaca dari siswa dan pengetahuan 10
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva Press, 2011), h.206
15
dari siswa secara mandiri. Hal ini berarti peran guru hanya sebagai fasilitator dan siswa diharapkan berperan aktif dalam mempelajari materi yang ada di LKS.11 LKS yang dibuat didesain untuk dapat digunakan oleh siswa secara
mandiri
sehingga
siswa
dapat
berperan
aktif
dalam
pembelajaran. Oleh karena itu LKS yang dibuat tidak dibuat sulit ataupun rumit. Batasan umum yang dijadikan pedoman dalam menentukan desain LKS sebagai berikut: 12 a) Ukuran Ukuran
yang
digunakan
harus
dapat
mengakomodasi
kebutuhan pembelajaran yang ditetapkan. Contohnya untuk membuat suatu bagan alur dari sebuah pembelajaran, siswa membutuhkan ukuran kertas yang dapat memberikan ruang yang cukup. Oleh karena itu ukuran kertas A4 (kuarto) cocok untuk digunakan. b) Kepadatan Halaman Halaman diusahakan tidak terlalu dipadati tulisan, agar tidak mengganggu fokus siswa ketika menggunakan LKS. c) Penomoran Penomoran dan penggunaan huruf kapital bertujuan untuk membantu siswa dalam menentukan mana judul, mana subjudul, dan mana anak subjudul dari materi yang diberikan di LKS. d) Kejelasan Materi dan instruksi yang diberikan harus dipastikan dapat dengan jelas dibaca oleh siswa. Kejelasan dalam LKS dapat membantu kenyamanan saat membaca. Oleh karena itu peneliti memastikan cetakan dari halaman satu tidak menembus halaman berikutnya. 11
Denny Setiawan, dkk, Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional, 2009), Cet.3, h.2.25 12 Prastowo, op.cit., h. 216-220
16
2) Langkah-langkah Pengembangan LKS Ada empat langkah yang harus dilakukan dalam pengembangan LKS yaitu penentuan tujuan pembelajaran, pengumpulan materi, penyusunan elemen atau unsur-unsur, serta pemeriksaan dan penyempurnaan. a) Menentukan Tujuan Pembelajaran yang Di-breakdown dalam LKS Langkah pertama yaitu dengan menentukan desain menurut tujuan pembelajaran. Dalam hal ini perlu diperhatikan beberapa hal diantaranya ukuran, kepadatan halaman, penomoran halaman, dan kejelasan. Sebagai contoh tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah
“siswa
dapat
mengembangkan
rencana
penelitian
eksperimen”. Maka untuk mengoptimalkan penggunaan halaman maka dibuatlah outline sebagai berikut: Ukuran : A4 Pengorganisasian : 1. Penjelasan Cara Menghadapi LKS 2. Uraian Materi 3. Kegiatan/Kerja Siswa
b) Pengumpulan Materi Dalam pengumpulan materi, ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu materi dan rincian tugas yang akan dimuat di LKS. Materi dan tugas yang akan dimuat di LKS harus dipastikan sejalan dengan tujuan pembelajaran. Bahan yang dimuat di LKS dapat dikembangkan sendiri atau memanfaatkan materi yang telah ada. Penambahan ilustrasi atau bagan juga diperlukan agar memperjelas naratif yang diberikan.
17
c) Penyusunan Elemen atau Unsur-Unsur Pada tahap ini dilakukan pengintegrasian desain (dari tahap pertama) dengan materi dan tugas (hasil tahap kedua). Contohnya adalah sebagai berikut :
(desain) dan tahap kedua (materi dan tugas). LEMBAR KEGIATAN SISWA Tugas 1. Baca
materi
Teknik
Penyusunan
Instrumen
Penilaian
Pembelajaran X yang ada dalam LKS ini 2. Garis bawahi kata atau kalimat yang menurut kalian penting 3. Buat ringkasan pada tempat yang disediakan 4. Tulis paling sedikit empat pertanyaan pada kotak yang telah disediakan 5. …….................... 6. ……....................
KONSEP DASAR PENILAIAN ...................................................................................................... ............................................................................................................
A. Pengertian Penilaian ...................................................................................................... ............................................................................................................
18
B. Tujuan Penilaian ....................................................................................................... ............................................................................................................. C. Prinsip-Prinsip Penilaian ...................................................................................................... ............................................................................................................. D. Ringkasan ...................................................................................................... .............................................................................................................
E. Pertanyaan F. Jawaban
G. Latihan Buatlah review tentang konsep dasar penilaian!
d) Pemeriksaan dan Penyempurnaan Tahap akhir dalam pengembangan LKS yaitu pengecekan terhadap LKS yang dikembangkan sebelum memberikannya kepada siswa.13
13
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva Press, 2011), h. 221-223
19
h. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembuatan LKS Dalam membuat atau mengembangkan suatu LKS, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dengan baik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan LKS terbagi kedalam dua kategori, yaitu:14 1) Dari segi penyajian materi Dalam segi penyajian materi, ada 5 hal yang setidaknya harus dipenuhi dengan baik a) Judul LKS harus sesuai dengan materi. b) Materi sesuai dengan perkembangan anak. c) Materi disajikan secara sistematis dan logis. d) Materi disajikan secara sederhana dan jelas. e) Menunjang keterlibatan dan kemauan siswa untuk ikut aktif. 2) Dari segi tampilan Dari segi tampilan ada 5 hal yang harus diperhatikan. a) Penyajian sederhana, jelas dan mudah dipahami. b) Gambar dan grafik sesuai dengan konsepnya. c) Tata letak gambar, tabel, pertanyaan harus tepat. d) Judul, keterangan, instruksi,pertanyaan harus jelas. e) Mengembangkan minat dan mengajak siswa untuk berfikir.
i.
Variabel Pemeriksaan dan Penyempurnaan Pengembangan LKS Setelah melakukan tiap tahap dalam pengembangan LKS, tidak serta merta LKS dapat langsung diberikan kepada siswa. Perlu dilakukan
pengecekan
kembali
terhadap
LKS
yang
sudah
dikembangkan tersebut. Ada empat variabel yang harus dicermati sebelum LKS dibagikan ke siswa. Keempat variabel itu yaitu:
14
Poppy Kamalia Devi, Reni Sofiraeni, dan Khairudin, Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Guru SMP, (Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA, 2009), h. 36-37
20
1) Kesesuaian desain dengan tujuan pembelajaran yang berangkat dari kompetensi dasar. Desain yang telah ditentukan harus dapat mengakomodasi pencapaian tujuan pembelajaran. 2) Kesesuaian materi dan tujuan pembelajaran. Materi yang dimuat dalam LKS baik materi yang dikembangkan sendiri atau yang didapat dari bahan yang sudah ada harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. 3) Kesesuaian elemen atau unsur dengan tujuan pembelajaran. Tugas dan latihan yang diberikan harus menunjang pecapaian tujuan pembelajaran. 4) Kejelasan penyampaian Penulis harus memastikan bahwa LKS yang dibuat mudah dibaca dan tersedia cukup uang untuk mengerjakan tugas yang diminta.15 Evaluasi terhadap LKS yang kita kembangkan idealnya dilakukan setelah LKS diberikan dan digunakan oleh siswa. Adapun caranya adalah dengan mengevaluasi komentar siswa setelah menggunakan LKS. Komentar yang didapatkan bisa menjadi masukan yang baik dalam penyempurnaan LKS.
2. Metakognisi Metakognisi terdiri dari dua kata yaitu “meta” dan “kognisi” . kata meta berasal dari Yunani yang berarti “tentang”. Istilah metakognisi terkenal pada akhir tahun tujuh puluhan setelah diperkenalkan oleh Flavell.16 Istilah metakognisi hampir selalu dikaitkan dengan J.Flavell. Flavell merupakan tokoh yang memperkenalkan istilah metakognisi pada tahun 1976. Istilah metakognisi dikenal dalam perkembangan psikologi dibidang pendidikan (metacognition)
15
yang
pada
intinya
menggali
pemikiran
orang
Prastowo, op.cit, h. 224-225 Patricia Liotta Kolencik & shelia A. Hillwig, Encouraging Metacognition Suporting learners Through Metacognitive Teaching Strategies, (New York: Peter Lang, 2011), h.4 16
21
berfikir“thingking about thinking.17 Metakognisi merupakan topik yang menarik karena kita menggunakan pikiran kita untuk berpikir tentang proses dari berpikir itu sendiri. Hal ini dianggap sangat penting karena pengetahuan tentang proses kognitif/berpikir dapat membimbing kita dalam memilih strategi untuk meningkatkan kinerja pikiran kita.18 Statt
dalam
McGregor
mendefinisikan
metakognisi
sebagai
pengetahuan yang dimiliki atau proses kognisi dari seseorang.19 Sementara Jonassen dalam Husamah mendefinisikan metakognisi sebagai kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar, kemampuan dalam menilai kesukaran
suatu masalah, kemampuan untuk mengamati
tingkat
pemahaman dirinya, kemampuan menggunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan kemampuan dalam menilai kemajuan belajar sendiri.20 Secara sederhana, metakognisi digambarkan sebagai berfikir tentang berfikir. Metakognisi merupakan kesadaran berfikir seseorang mengenai apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui. Dalam konteks pembelajaran, siswa mengetahui bagaimana cara belajar, kemampuan dan modalitas yang dimiliki, dan mengetahui strategi belajar yang baik untuk menghasilkan pembelajaran yang efektif.21 Siswa diajarkan strategistrategi untuk menilai pemahaman mereka sendiri dengan mencari tahu berapa banyak waktu yang akan mereka butuhkan untuk mempelajari sesuatu dan memilih rencana atau tindakan yang efektif dalam belajar atau memecahkan soal-soal.22 17
Husamah, Yanur Setyaningrum, Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan Merancang Pembelajaran Untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi Pustaka,2013), Cet.1, h.179 18 Margaret W Matlin, Cognitive Psychology, ( USA : Wiley , 2009), h.182 19 Debra McGregor, Developing Thinking, Developing Learning: A Guide to Thinking Skills in Education, (Berkshire : Open Univercity Press, Mc Graww-Hill, 2007), h. 210 20 Husamah, Yanur Setyaningrum, Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan Merancang Pembelajaran Untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi Pustaka,2013), Cet.1, h. 180 21 Sofan Amri, Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif Dalam Kelas Metode, Landasan Teori-Praktis dan Penerapannya, (Jakarta : Prestasi Pustaka,2010), Cet.1, h. 149 22 Robert E.Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, (Jakarta : Indeks, 2008), Cet.10, h.252-253
22
Hartman
dalam
MCGregor
memberikan
pernyataan
bahwa
metakognisi dianggap sangat penting karena dapat mempengaruhi hasil, pemahaman, penyimpanan, dan aplikasi dari apa yang telah dipelajari. Selain itu metakognisi mempengaruhi efisiensi belajar, berfikir kritis, dan pemecahan masalah. Kesadaran metakognisi akan memungkinkan kontrol atau regulasi dalam berfikir, proses, dan hasil dari suatu tindakan.23 Dengan metakognisi, siswa makin menyadari cara berfikir mereka dan makin mengetahui kognisi yang dimiliki pada umumnya, dan bertindak berdasarkan kesadaran sehingga mereka cenderung lebih baik dalam belajar. Metakognisi mencakup pemahaman dan keyakinan pembelajar mengenai proses kognitifnya sendiri dan bahan pelajaran yang akan dipelajari, serta usaha-usaha sadarnya untuk terlibat dalam proses berprilaku dan berfikir yang akan meningkatkan proses belajar memorinya.24 Woolfolk dalam Yamin mengemukakan bahwa dalam metakognisi terdapat perencanaan tentang alokasi waktu yang akan digunakan, strategi yang digunakan, cara memulai aktivitas, aturan atau prosedur yang digunakan, dan sumber dana. Dia melihat bahwa memonitor, merupakan kesadaran yang terus menerus untuk melihat proses berfikir melalui pertanyaan yang dikemukakan pada diri sendiri. Monitoring meliputi cara melakukan
pemahaman, kecepatan, kecukupan belajar, dan evaluasi
yang meliputi membuat kesimpulan tentang proses , hasil belajar, dan belajar itu sendiri.25 . Metakognisi sangat penting dalam proses pembelajaran karena dapat membangkitkan kesadaran siswa akan kognisinya sendiri, dan secara sadar melakukan monitor terhadap hal-hal yang dilakukan sehingga siswa dapat
23
Debra McGregor, Developing Thinking, Developing Learning: A Guide to Thinking Skills in Education, (Berkshire : Open Univercity Press, Mc Graww-Hill, 2007), h. 211 24 Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, (Jakarta: Penerbit Erlangga,2008), h.369 25 Martinis Yamin, Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran, (Jakarta : GP Press Group, 2013), Cet.1, h,30
23
dengan sadar mengetahui apa yang sudah dikuasai dan apa yang belum dikuasai. Mc Gregor menggambarkan tentang berfikir metakognisi dengan menggabungkan pernyataan tentang pengertian tentang pengertian metakognisi dari berbagai ahli.
Gambar 2.1 Pengertian Metakogisi dari Berbagai Sumber26 Menurut Ormrod metakognisi meliputi hal-hal berikut : 27 1) Mereflesikan hakikat umum berfikir, belajar, dan pengetahuan. 2) Mengetahui
batasan-batasan
pembelajaran
(learning)
dan
kapabilitas memori. 3) Mengetahui
tugas-tugas
belajar
apa
saja
yang
dapat
dipenuhi/dikerjakan dalam waktu tertentu. 4) Merencanakan pendekatan yang tepat terhadap tugas belajar.
26
Debra McGregor, Developing Thinking, Developing Learning: A Guide to Thinking Skills in Education, (Berkshire : Open Univercity Press, Mc Graww-Hill, 2007), h. 212 27 Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, (Jakarta: Penerbit Erlangga,2008), h.369-370
24
5) Mengetahui dan mengaplikasikan strategi-strategi yang efektif untuk belajar dan mengingat materi baru. 6) Memonitor pengetahuan dan pemahaman seseorang .
3
Komponen Metakognisi Sejak pertama kali diperkenalkan oleh Flavell, sudah banyak arti yang diberikan kepada metakognisi. Dalam Marzano dijelaskan beberapa pendapat ahli mengenai komponen metakognisi, diantaranya: Flavel menjelaskan metakognisi ditekankan pada aspek pengetahuan diri, tugas, dan strategi. Brown menekankan pada perencanaan, monitoring, dan evaluasi, sedangkan Paris dan Winograd menjelaskan bahwa metakognisi melibatkan pengetahuan dan pengendalian diri.28 Metakognisi biasanya dibagi menjadi dua komponen yang berbeda, termasuk pengetahuan tentang kognisi dan regulasi kognisi. Beberapa peneliti juga mengacu pada dua komponen pengetahuan metakognisi dan keterampilan metakognisi.29 Tabel 2.1 Pengelompokan komponen metakognisi30 Komponen Metakognisi
Tipe
Pengetahuan tentang diri sebagai seorang pembelajar dan faktor yang Pengetahuan mempengaruhi Metakognisi kognisi
Kesadaran dan 28
Istilah-istilah Pengetahuan tugas individual Penilaian diri Pengetahuan epistemologis Pengetahuan deklaratif
Penetahuan
Kutipan Flavel 1979 Paris & Winograd, 1990 Kuhn & Dean, 2004 Cross & Paris, 1988 Schraw dkk, 2006 Schraw & Moshman, 1995 Cross & Paris, 1988
Marzano, R.J., Brandt, RS., Hugs, C.S., Jones, B.F., Pressen, B.Z., Rankin, S.C., dan Suhor, C., Dimension of thinking: Framework for Curriculum and Instruction, (CUSA:ASCD, 1988), h. 10 29 Anat Zohar, Metacognition in Science Education, (New York : Springer Science, 2012), h. 58 30 Emily R.Lai, Metacognition : A Literature Riview, Research Report, 2009, pp.7
25
pengelolaan kognisi, termasuk pengetahuan tentang strategi Pengetahuan mengenai mengapa dan kapan menggunakan strategi Identifikasi dan pemilihan strategi yang tepat dan alokasi waktu.
Pengaturan/ Regulasi metakognisi
Memperhatikan dan sadar akan pemahaman tugas dan kinerja
Menilai proses dan produk dari hasil belajar sesorang, meninjau kembali dan merevisi tujuan pembelajaran.
prosedural
Pengetahuan strategi Pengetahuan kondisional
Kuhn & Dean, 2004 Schraw dkk, 2006 Flavel 1979 Schraw dkk, 2006
Perencanaan
Cross & Paris, 1988 Paris & Winograd, 1990 Schraw dkk, 2006 Schraw & Moshman, 1995 Whitebread dkk, 2009 Pemantauan atau Cross & Paris, 1988 pengaturan Paris & Winograd, 1990 Schraw dkk, 2006 Schraw & Moshman, 1995 Whitebread dkk, 2009 Pengalaman Flavel, 1979 kognitif Evaluasi Cross & Paris, 1988 Paris & Winograd, 1990 Schraw dkk, 2006 Schraw & Moshman, 1995 Whitebread dkk, 2009
a. Pengetahuan Metakognisi Berdasarkan hasil riset sains kognitif tentang perkembangan keahlian, cara pikir ahli, dan pemecahan masalah, para ahli berpendapat bahwa pengetahuan adalah sebuah domain spesifik dan kontekstual. Terdapat banyak jenis pengetahuan dan lebih banyak lagi istilah yang digunakan
26
untuk mendeskripsikan pengetahuan-pengetahuan tersebut. Istilah-istilah tersebut antara lain : pengetahuan konseptual, pengetahuan kondisional, pengetahuan
isi,
pengetahuan
deklaratif,
pengetahuan
domain,
pengetahuan disipliner, pengetahuan episodik, pengetahuan eksplisit, pengetahuan awal, pengetahuan prosedural, pengetahuan metakognitif, pengetahuan strategi,
dan pengetahuan implisit. Sebagian istilah
menggambarkan pengetahuan-pengetahuan yang berbeda, sedangkan sebagian lainnya sekedar label-label yang berbeda untuk kategori pengetahuan yang sama. Para ahli akhirnya mengkategorikan pengetahuan menjadi empat jenis, yaitu: 1) pengetahuan Faktual, 2) pengetahuan konseptual, 3) pengetahuan prosedural, 4) pengetahuan metakognitif.31 Pengetahuan metakognisi dijelaskan oleh Metcalfe dan Shimmamura dalam Martinis bahwa pengetahuan metakognisi merupakan pengetahuan tingkat tinggi yang digunakan untuk memonitor dan mengatur prosesproses pengetahuan seperti penalaran, pemahaman mengatasi masalah, belajar
dan
sebagainya.32
Pengetahuan
metakognisi
merupakan
pengetahuan secara umum dan kesadaran akan kognisinya, serta pengetahuan tentang kognisi sendiri.33 Bruning dan kawan-kawan membagikan metakognisi pada tiga macam pengetahuan yaitu: pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural, pengetahuan kondisional. Farnham dan Diggory menjelaskan bahwa pengetahuan deklaratif merupakan pengetahuan yang dideklarasikan. Pengetahuan deklaratif merupakan aktivitas dalam mengintegrasikan ideide
baru
dengan
mengkonstruksikan
pengetahuan sebuah
yang
pemahaman.
sudah
ada
kemudian
Pengetahuan
prosedural
merupakan pengetahuan yang menyajikan urutan-urutan dan langkah-
31
Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010), Cet.1, h.61 32 Martinis Yamin, Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran, (Jakarta : GP Press Group, 2013), Cet.1, h.31 33 Anderson, op. cit., h.82
27
langkah dalam mengerjakan suatu kegiatan. Sedangkan pengetahuan kondisional gabungan dari kedua pengetahuan sebelumnya.34 Pada tabel taksonomi revisi, para ahli mencantumkan pengetahuan metakognisi
sebagai
kategori
pengetahuan
keempat
disamping
pengetahuan faktual, prosedural, dan pengetahuan konseptual. Hal tersebut dijelaskan dengan dua alasan : pertama, pengontrolan metakognisi dan swaregulasi mensyaratkan proses kognitif yang merupakan dimensi lain dari tabel taksonomi. Kedua, pengetahuan metakognisi merupakan pengetahuan tentang kognisi dan diri sendiri dalam kaitannya dengan beberapa kajian, baik secara individual ataupun kolektif. Berbeda dengan tiga pengetahuan lainnya yang dimaksud dalam taksonomi bloom merupakan isi mata pelajaran.35 Dalam hal ini dapat dilihat bahwa pengetahuan metakognisi memiliki status yang berbeda dengan tiga pengetahuan lainnya. Flavell dalam Zohar menjelaskan bahwa pengetahuan metakognisi meliputi tiga sub kategori : yaitu pengetahuan tentang diri, tugas, dan strategi. Pengetahuan diri adalah pengetahuan atau keyakinan yang seseorang miliki tentang kognisinya,termasuk karakteristik kognisi/ pengetahuan, perbedaan kognisi setiap individu, dan pengetahuan kesamaan kognisi setiap individu. Kategori tugas memiliki dua sub kategori berkaitan dengan informasi dan sifat atau tuntutan tugas. Kategori strategi adalah pengetahuan tentang strategi yang tepat untuk digunakan dalam mencapai tujuan kognisi.36 Anderson & Krathwol mengembangkan kerangka pikir tentang pengetahuan metakognisi yang dijelaskan Flavell. 1) Variable strategi merupakan pengetahuan siswa tentang strategistrategi belajar dan berfikir.
34
Yamin, op. cit., h. 31-32 Lorin W.Anderson, David R.Krathwol, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010), h. 66 36 Anat Zohar, Metacognition in Science Education, (New York : Springer Science, 2012), h. 14 35
28
2) Variabel tugas yaiu pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif, kapan dan mengapa harus menggunakan strategi tertentu dalam belajar. 3) Pengetahuan tentang diri (Variable person) dalam kaitannya dengan komponen-komponen kognitif dan motivasional dari performa (pengetahuan diri).37
Untuk lebih jelasnya, pengetahuan metakognisi akan dijelaskan sebagai berikut : 1) Pengetahuan strategi Pengetahuan strategi adalah pengetahuan mengenai strtegistrategi belajar dan berfikir serta pemecahan masalah. Subjenis dari pengetahuan strategi ini mencakup pengetahuan tentang berbagai strategi yang dapat digunakan oleh siswa untuk menghafal materi, mencari makna teks, atau memahami apa yang mereka dengar dari pelajaran di kelas atau apa yang mereka baca dalam buku dan bahan ajar lain.38 Ketika siswa dengan sengaja menggunakan pendekatan tertentu untuk belajar dan mengingat sesuatu, maka artinya mereka menggunakan strategi belajar yang menurut mereka tepat. 39 Strategi belajar tersebut dikelompokkan kedalam tiga kategori, yaitu: a) strategi mengulang-ulang Berupa strategi mengulang-ulang kata atau istilah-istilah untuk mengingat-ingat mereka. b) strategi elaborasi Berupa penggunaan mnemonik untuk tugas-tugas hafalan dan berbagai teknik seperti merangkum , memparafrasa, dan 37
Anderson, op. cit , h.82 Ibid., h. 83 39 Jeane Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu siswa Tumbuh dan Berkembang, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2009), h. 371 38
29
memilih gagasan pokok dalam teks.40 Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengajari siswa dalam mengelaborasi materi pelajaran di kelas, diantaranya : pemanggilan kembali pengetahuan awal yang relevan (retrieve), dan memberikan contoh elaborasi. Sebagai contoh, mengidentifikasi suatu konsep baru, mempertimbangkan implikasi suatu prinsip baru. Selain itu dengan cara memberikan
pertanyaan-
pertanyaan, seperti : (1) jelaskan mengapa ..... (2) bagaimana kamu memakai.... untuk....? (3) apa contoh baru dari ....? (4) menurtmu apa yang akan terjadi bila ....? (5) apa perbedaan antara ... dan .... ? 41 c) Strategi organisasi. Strategi pengorganisasian adalah membuat garis besar atau sketsa materi pelajaran, menggambar “peta-peta kognitif” atau pemetaan konsep, membuat catatan, atau siswa mengubah materi pelajaran dari satu bentuk ke bentuk lain. 42 Salah satu strategi pengorganisasian yang dijelaskan di atas adalah
membuat
menggambarkan
peta
konsep,
konsep-konsep
suatu suatu
diagram
yang
unit
dan
kesalingterkaitannya. Dengan berfokus pada bagaimana konsep-konsep utama berhubungan satu sama lain, siswa dapat mengorganisasi materi pelajaran tersebut dengan lebih baik. Mereka akan lebih menyadari bagaimana konsepkonsep yang baru berhubungan dengan konsep yang telah mereka ketahui sehingga mereka akan mempelajari pelajaran
40
Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010), Cet.1, h.83 41 Ormrod, op.cit., h.378 42 Anderson, op.cit., h.84
30
tersebut
secara bermakna.43
Outlining, mapping, dan
mnemonics merupakan contoh strategi organisasi yang umum.44
2) Pengetahuan tugas-tugas kognitif. Contoh pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif yang meliputi pengetahuan kontekstual dan kondisional adalah sebagai berikut: a) Pengetahuan bahwa tugas mengingat kembali (misalnya, soal jawaban singkat)- berbeda dengan tugas mengenali ( misalnya, soal pilihan ganda). b) Pengetahuan
bahwa
tugas
sederhana
untuk
menghafal
sederhana hanya membutuhkan strategi pengulangan. c) Pengetahuan bahwa strategi elaborasi seperti merangkum dan memparafrasakan dapat membuahkan pemahaman yang mendalam.45
3) Pengetahuan diri Flavel dalam Anderson menjelaskan bahwa pengetahuan diri mencakup pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dalam kaitannya dengan kognisi dan belajar. Pengetahuan diri juga menjadi ciri bahwa seseorang ahli dalam mengetahui apa yang tidak dia ketahui dan
strategi-strategi apa yang harus dilakukan untuk
mencari informasi yang dibutuhkan.46 Proses pengetahuan diri mencakup :
43
Jeane Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu siswa Tumbuh dan Berkembang, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2009), h.376-377 44 Sofan Amri, Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif Dalam Kelas, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2010), Cet.1, h. 154 45 Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010), Cet.1, h.87 46 Ibid., h.88
31
a) Memahami hakikat masalah sebelum mengusahakan solusi yang tepat. b) Menyusun atau merencanakan pemecahannya. c) Memantau atau memonitor apakah proses berjalan baik sehingga solusi bisa tercapai. d) Mengalokasikan data informasi atau memutuskan apa yang sebaiknya dikerjakan dengan terus berusaha memecahkan masalah. 47
b. Regulasi/ Pengaturan Metakognisi Metakognisi dianggap sangat penting karena tujuan umum di sekolah adalah belajar bagaimana berfikir dan menjadi orang yang reflektif. Seseorang akan dapat mempertimbangkan apa yang dilakukan dan merencanakan apa yang akan dilakukan.48 Schraw dalam Zohar menjelaskan bahwa pengaturan metakognisi biasanya mencakup tiga komponen yaitu planning, monitoring, dan evaluating.49 Planning atau tahap perencanaan melibatkan pemilihan strategi untuk memenuhi tujuan tertentu. Siswa harus tau prosedur spesifik yang berhubungan dengan tugas dan memilih prosedur yang tepat dalam penyelesaian.50 Lebih jauh Amri menjelaskan bahwa planning meliputi proses
dalam
memperkirakan
waktu
yang
dibutuhkan
untuk
menyelesaikan tugas belajar, merencanakan waktu belajar dalam bentuk jadwal serta menentukan skala prioritas dalam belajar, mengorganisasikan
47
Husamah, Yanur Setyaningrum, Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan Merancang Pembelajaran Untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi Pustaka,2013), Cet.1, h. 185 48 Margaret W Matlin, Cognitive Psychology, ( USA : Wiley , 2009), h.182 49 Anat Zohar, Metacognition in Science Education, (New York : Springer Science, 2012), h. 58 50 Marzano, R.J., Brandt, RS., Hugs, C.S., Jones, B.F., Pressen, B.Z., Rankin, S.C., dan Suhor, C., Dimension of thinking: Framework for Curriculum and Instruction, (CUSA:ASCD, 1988), h. 15
32
materi pelajaran, mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk belajar dengan menggunakan strategi belajar.51 Monitoring melibatkan pemantauan kondisi saat ini atau keadaan yang sedang berlangsung pada aspek pembelajaran.52 Monitoring adalah proses yang memungkinkan seseorang untuk mengamati, merenungkan, atau mengalami kognitif sendiri. Dengan demikian seseorang akan mengetahui secara sadar apa yang telah ia pahami atau kuasai. Sebagai contoh ketika eksperimen di laboratorium, metakognisi siswa akan terungkap dengan meminta siswa utuk membuat penilaian tentang perasaan mereka setelah pembelajaran, penilaian pemahaman, penilaian pengetahuan yang sudah dikuasai, dan lain-lain.53 Monitoring diukur oleh individu dengan pertimbangan/penilaian yang subjektif tentang pengetahuan saat belajar atau pengambilan informasi.54 Pada dasarnya monitoring mengacu pada kesadaran seseorang terhadap pemahaman dan tugas/kinerja. Evaluating meliputi penilaian kondisi yang terjadi sepanjang proses pengerjaan tugas.55 Evaluasi berkaitan dengan
refleksi diri, tugas dan
konteks seperti penilaian kognitif atau kinerja.56
4. Pentingnya Metakognisi Banyak literatur yang menyatakan bahwa dampak diaplikasikannya metakognisi dalam pengajaran yaitu meningkatnya prestasi siswa. Dalam Kolencik disebutkan beberapa penelitian yang menyatakan pentingnya metakognisi, yaitu :
51
Sofan Amri, Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif Dalam Kelas, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2010), Cet.1, h. 150 52 Hunt, R. Reed, Fundamentals of cognitive psychology, (New York : McGraw Hill , 2004), h. 234 53 Timothy J. Perfect dan Bennet L.Schwartz, Applied Metacognition, ( United Kingdom: Cambridge, 2004), h.4 54 Hunt, R. Reed, Fundamentals of cognitive psychology, (New York : McGraw Hill , 2004), h. 234 55 Marzano, R.J., Brandt, RS., Hugs, C.S., Jones, B.F., Pressen, B.Z., Rankin, S.C., dan Suhor, C., Dimension of thinking: Framework for Curriculum and Instruction, (CUSA:ASCD, 1988), h. 14 56 Anat Zohar, Metacognition in Science Education, (New York : Springer Science, 2012), h.105
33
a. Penelitian yang dilakukan Azevedo dan kawan-kawan mengenai kontrol kognisi siswa secara signifikan dapat meningkatkan proses kognisi dalam belajar. b. Penelitian yang dilakukan Alexander dan kawan-kawan bahwa mengajar
dengan
strategi
metakognisi
dapat
meningkatkan
peningkatan yang nyata dalam prestasi siswa. 57 Pentingnya metakognisi bagi siswa juga dicatat dalam karya Tomlinson dan McTighe. Mereka menyatakan “pembelajaran paling efektif adalah metakognisi”. Dengan metakognisi siswa menyadari proses pembelajaran mereka sendiri. Mereka menyadari gaya belajar, memonitor kerja mereka, dan menetapkan tujuan belajar mereka. Mereka juga dapat mengatur
atau
mengelola
waktu
belajar
mereka
dengan
bijak,
mengidentifikasi kesulitan belajar mereka dan strategi yang mereka terapkan. Tujuan dari metakognisi sendiri untuk meningkatkan kesadaran sisiwa tentang apa yang dipelajari atau kognisinya sendiri.58 Dari berbagai pendapat ahli mengenai pentingnya metakognisi dapat disimpulkan
metakognisi
memiliki
peran
penting
dalam
proses
pembelajaran siswa. Dengan melibatkan aktivitas metakognisi diharapkan siswa
sadar
akan
kognisinya
dan
mengetahui
bagaimana
menggali/mengoptimalkan kognisinya. Selain itu dalam setiap kegiatan pembelajaran siswa mampu merencanakan kegiatan belajar, memonitor kegiatan belajarnya serta mengevaluasi kegiatan belajar yang dilakukan. Oleh karena itu metakognisi diharapkan prestasi siswa akan meningkat. North Central Regional Education Laboratory (NCREL) memberikan gambaran aktivitas siswa dari setiap komponen metakognisi yang berupa pertanyaan pada siswa sendiri.
57
Patricia Liotta kolencik, Shelia A. Hillwig, Encouraging Metacognition Supporting Learners Through Metacognitive Teaching Strategies, ( New York : Peter Lang, 2011),Cet.12, h. 7 58 Ibid., h.7
34
Tabel 2.2 Gambaran aktivitas siswa dari setiap komponen metakognisi59 Komponen Aktivitas Siswa Mengembangkan suatu 1. Apakah pengetahuan yang sudah saya miliki perencanaan tindakan (pengetahuan awal) dapat membantu (planning) meyelesaikan tugas ini? 2. Ke arah mana pemikiran ini akan membawaku? 3. Apa yang sebaiknya saya lakukan lebih dulu? 4. Mengapa saya harus membaca bagian ini? 5. Berapa lama saya harus menyelesaikan tugas ini? Memonitor tindakan 1. Bagaimana saya melakukannya? (Monitoring) 2. Apakah saya sudah melakukan dengan benar? 3. Bagaimana seharusnya saya melanjutkannya? 4. Informasi apa yang penting untuk diingat? 5. Apakah sebaiknya saya pindah pada cara yang lain? 6. Apakah sebaiknya saya menyesuaikan langkah tergantung pada kesulitan? 7. Apa yang saya butuhkan jika tidak memahami sesuatu? Mengevaluasi tindakan 1. Seberapa baik yang telah saya lakukan? (Evaluating) 2. Apakah yang saya pikirkan menghasilkan hasil yang lebih atau kurang dari yang diharapkan? 3. Apakah saya sudah dapat melakukannya dengan cara yang bereda? 4. Mungkinkah saya dapat menerapkan cara ini untuk masalah yang lain? 5. Apakah saya perlu kembali pada tugas awal untuk memenuhi bagian pemahaman saya yang kurang? Berikut merupakan tabel indikator metakognisi yang diadaptasi dari berbagai pernyataan ahli :
59
Martinis Yamin, Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran, (Jakarta : GP Press Group, 2013), Cet.1,, h. 34-35
35
Tabel 2.3 Indikator kemampuan Metakognisi Untuk Kimia (diadaptasi dari Mc Gregor 2007, Anat Zohar 2012, Anderson & Krathwol 2001) Kemampuan Metakognisi
Komponen Metakognisi
Pengetahuan Strategis Pengetahuan Metakognisi
Pengetahuan tugas-tugas kognisi Pengetahuan diri
Merencanakan (Planning)
Regulasi/ Pengaturan Metakognisi
Memonitor (monitoring)
Evaluasi (Evaluating)
Indikator Mengidentifikasi masalah/informasi Mengidentifikasi konsep Mempertimbangkan implikasi suatu konsep. Menggambarkan konsep suatu unit dan kesalingterkaitannya. Memberikan contoh Mengkonstruksi hubungan pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan yang dipelajari. Memilih operasi/prosedur yang dipakai. Mengetahui langkah-langkah yang akan digunakan dalam penyelidikan. Mengetahui alasan mengapa melakukan sesuatu. Merencanakan aktivitas belajar. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan Memilih prosedur/strategi yang sesuai Mengurutkan operasi/langkah-langkah yang akan digunakan dalam penyelidikan Memonitor setiap langkah yang dilakukan. Melakukan perhitungan dengan teliti. Memeriksa/mengecek setiap jawaban yang dihasilkan dari penyelidikan. Menilai pencapaian tujuan Mengevaluasi prosedur yang digunakan Mengidentifikasi sumber-sumber kesalahan dari penyelidikan Membuat kesimpulan
36
5. Laju Reaksi a.
Pengertian laju reaksi Laju reaksi didefinisikan sebagai “Kecepatan berkurangnya molaritas
reaktan per satuan waktu “, atau jika ditinjau dari produk kecepatan reaksi dapat didefinisikan sebagai “kecepatan bertambahnya molaritas produk tiap satuan waktu”. Secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut :
v = laju reaksi....................................... ( Molar detik -1) [reaktan] = molaritas reaktan .................. (Molar) [produk] = molaritas produk .........................(Molar) t = waktu yang dibutuhkan ...........................(detik) ∆ [R] = perubahan konsentrasi reaktan ∆ [P] = perubahan konsentrasi produk.60
b. Hukum laju reaksi Untuk beberapa reaksi laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematik yang dikenal dengan hukum laju atau persamaan laju. aA + Bb + ...
gG + hH +....
dimana a, b, .... merupakan koefisien reaksi. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju = k [A]m [B]n ... dalam persamaaan tersebut, lambang [A], [B] menunjukkan konsentrasi molar. Pangka m,n, ... merupakan angka-angka bulat kecil, walaupun dalam beberapa kasus dapat berupa pecahan atau negatif. Pangkat-pangkat dalam persamaan laju reaksi tersebut dinamakan orde reaksi. bila m = 1, 60
Crys Fajar Pratana, Antuni Wiyarsi, Mari Belajar kimia Untuk SMA-MA Kelas XI IPA, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,2009), h. 75
37
reaksi merupakan reaksi orde pertama terhadap A. Bila m = 2, reaksi merupakan reaksi orde kedua terhadap B dan seterusnya. Total jumlah pangkat m+n+.. merupakan orde reaksi total. Contoh : S2O82- + 3I-
2 SO42- + I3-
untuk menyederhanakan perumusan aljabar maka A = S2O82- , B = I- dan seterusnya. Persamaan laju reaksi mempunyai bentuk : Laju reaksi = k [S2O82-]m [I-]n = k [A]m [B]n.61
c.
Orde reaksi Orde reaksi hanya dapat ditentukan secara eksperimen. Orde reaksi
menunjukkan besar pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi. suatu reaksi dapat memiliki orde nol, satu, dua, atau pecahan.62
1)
Orde nol Pada reaksi orde nol laju reaksi tidak bergantung pada konsentrasi pereaksi.
2) Orde satu Reaksi dikategorikan reaksi orde satu jika laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi salah satu reaktan.jika konsentrasi reaktan dilipatduakan maka laju reaksi juga dua kali lipat. 3)
Orde dua Reaksi orde dua kenaikan laju reaksi akan sebanding dengan kenaikan konsentrasi pereaksi pangkat dua. Bila konsentrasi pereaksi dinaikan dua kali, maka laju reaksinya akan naik empat kali lipat dari semula. 63
61
Ralph H. Petrucci – Suminar, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi KeempatJilid 2, (Jakarta : Erlangga, 1987), h. 151 62 Endang Susilowati, Kimia untuk SMA kelas XI SMA dan MA, (Jakarta : Global, 2012), h.121 63 Irfan Permana, Memahami Kmia SMA/MA Kelas XI, Semester 1 dan 2 Program Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta : Pusat Perbukuan departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 48-49
38
Tabel 2.4 Orde Reaksi dan Persamaan Laju Reaksi 64 Orde Reaksi
Persamaan Laju reaksi
Orde nol Orde satu [A]
Orde dua [A]2
Orde tiga [A]3
d. Faktor-faktor yang mempegaruhi laju reaksi 1) Konsentrasi Laju reaksi dari berbagai reaksi biasanya berbeda-beda, ada yang cepat
dan
ada
yang
lambat.
Salah
satu
faktor
yang
mempengaruinya adalah konsentrasi pereaksi. Larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat) mengandung partikel yang lebih rapat dibandingkan dengan larutan yang encer. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul–molekul dalam setiap satuan luas ruangan, akibtnya makin sering terjadi tumbukan antar molekul sehingga reaksi berlangsung semakin cepat.65 2) Luas permukaan bidang sentuh Pada luas permukaan bidang sentuh jika kita gunakan padatan dalam bentuk serbuk maka reaksi akan lebih cepat diperoleh, karena
64
luas
permukaan
lebih
besar.
Memperbesar
luas
Susilowati, op.cit., h. 120 Irvan Permana, Memahami Kmia SMA/MA Kelas XI, Semester 1 dan 2 Program Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta : Pusat Perbukuan departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 52 65
39
permukaan akan meningkatkan peluang terjadinya tumbukan.66 Sebagai contoh ketika memasak sup, ibu memotong wortel dan sayuran lainnya menjadi potongan-potongan keci. Hal itu bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel dan memperbesar luas permukaan bidang sentuh, sehingga hasil reaksi akan cepat diperoleh atau sup cepat matang. 3) Suhu Pada umumnya reaksi akan berlangsung dengan semakin cepat jika dilakukan dengan pemanasan.67. suhu mempunyai hubungan linear dengan gerakan molekul. Semakin tinggi suhu, maka molekul dalam materi akan bergerak semakin cepat . akibatnya frekuensi tumbukan semakin besar sehingga dapat mempercepat laju reksi.68 Sebagai contoh gula pasir akann cepat larut dalam air panas dibandingkan dengan air dingin. Reaksi juga bisa diperlambat dengan penurunan suhu. Contohnya pembusukan makanan diperlambat dengan mendinginkan di lemari es. 4) Katalis Katalis adalah zat yang dapat mempercepat suatu reaksi tanpa ikut bereaksi.69 Katalisis adalan peristiwa peningkatan laju reaksi sebagai akibat penambahan suatu katalis.70 Adanya katalis dalam reaksi kimia mengakibatkan energi aktivasi reaksi semakin kecil. Dengan demikian, kemungkinan terjadinya reaksi semakin besar.71
66
Nenden Fauziah, Kimia 2: untuk SMA dan MA Kelas XI IPA, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 63 67 Ibid., h.63 68 Crys Fajar Pratana, Antuni Wiyarsi, Mari Belajar kimia Untuk SMA-MA Kelas XI IPA, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,2009), h.94 69 Siti Kalsum, dkk, Kimia 2 SMA dan MA Kelas XI, (Jakarta : Pusat Perbukuan departemen Pendidikan Nasional, 2009), h.92 70 Irvan Permana, Memahami Kmia SMA/MA Kelas XI, Semester 1 dan 2 Program Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta : Pusat Perbukuan departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 53 71 Crys Fajar Pratana, Antuni Wiyarsi, Mari Belajar kimia Untuk SMA-MA Kelas XI IPA, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,2009), h. 96
40
e.
Teori Tumbukan Setiap molekul dalam suatu zat memiliki energi kinetik sehingga
molekul-molekul tersebut selalu bergerak dengan arah yang tidak teratur. Gerakan ini memungkinkan terjadinya tumbukan antar molekul dalam zat tersebut. Tidak semua tumbukan menghasilkan reaksi. Ada dua kondisi yang diperlukan agar tumbukan menghasilkan suatu produk. Pertama tumbukan tepat sasaran. Kedua, tumbukan harus menghasilkan energi yang cukup untuk memutuskan ikatan dalam molekul reaktan. Tumbukan yang memenuhi kedua kondisi tersebut dinamakan tumbukan efektif. Pada reaksi kimia dibutuhkan energi minimum agar reaksi dapat berlangsung yang dinamakan energi aktivasi. Energi aktivasi bergantung pada sifat reaksi. Pada reaksi yang berlangsung cepat, energi aktivasinya kecil. Sebaliknya pada reaksi yang berlangsung lambat, energi aktivasinya besar. Energi aktivasi digambarkan sebagai penghalang yang harus dilewati molekul reaktan untuk dapat membentuk produk.72
B. Hasil Penelitian Relefan 1. Firda Karya Novitasari, Endang Susanti, Nur Kuswanti (2013) telah melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis
Strategi
Metakognisi
Pada Materi
Pewarisan Sifat”, dan hasilnya LKS tersebut dapat membantu ketuntasan belajar siswa dalam mempelajari materi pewarisan sifat. Sebanyak 85% siswa tuntas, dan memberikan respon yang positif terhadap LKS berbasis metakognitif yang dikembangkan. 2. Mochammad Yasir, Endang Susanti, Isnawati (2013) dalam penelitian mereka yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Strategi Metakognitif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pewarisan Sifat Manusia”, dan hasilnya tercapai
72
Suwardi, Soebiyanto, Th. Eka Widiasih, Panduan Belajar Kimia Untuk SMA MA Kelas XI, ( Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h.64
41
9 indikator dalam ketuntasan belajar. Hal ini mengindiksikan bahwa siswa telah menguasai 99,33% konsep pewarisan sifat manusia. 3. Affa Ardhi Saputri (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Modul Fisika Berbasis Metakognisi Pada Materi Pokok Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana”, dan hasilnya adalah modul yang dikembangkan memiliki kategori sangat baik dan respon siswa yang telah menggunakan modul tersebut memiliki persentase 87,58% pada uji coba terbtas dan 82,99% pada uji coba luas. 4. Davood Manavipour (2012) telah melakukan penelitian yang berjudul “Metacogniton Test For Iranian Students”, penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengetahuan deklaratif metakognitif dari siswa. Dan hasilnya, siswa masih memiliki konsistensi yang rendah. Tes dilakuakan berdasarkan teori dan kerangka yang jelas. Bahwa pemantauan pengetahuan adalah dasar memproses peraturan yang mendasari dan mengendalikan kegiatan. Tes ini merupakan instrument yang menjanjikan dan bagus untuk digunakan, tetapi perlu ada penelitian lanjut untuk menguji reliabilitas instrument. 5. Wolfgang Schneider (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “The Development of Metacognitive Knowledge in Children and Adolescents: Major Trends and Implications for Education”, melakukan pemantauan dan pengendalian. Pemantauan diri dilakuakan untuk mengetahui tujuan, mengingat dan memahami. Sedangkan pengendalian diri mengacu pada kegiatan dan termasuk perencanaan, mengarahkan, dan mengevaluasi perilaku. Dan hasilnya, keduanya merupakan faktor penting dalam
mempelajari mekognitif , karena
pada proses ini memainkan peran sentral dalam proses mengarahkan belajar seseorang.
42
C. Kerangka Berfikir
Masalah
Pemecahan masalah
Diperlukan faktor penunjang pembelajaran yang dapat membantu siswa mengkonstruksi pembelajaran salah satunya LKS. Pemanfaatan LKS belum maksimal. Metakognisi sebagai faktor yang berpengaruh dalam konstruksi pengetahuan belum mendapat perhatian.
Pembuatan LKS berbasis metakognisi pada materi laju reaksi
LKS berbasis metakognisi menyadarkan siswa mengenai cara berpikir mereka dan sadar akan kognisi mereka .
Validasi LKS kepada ahli, kepada praktisi pendidikan dan siswa untuk menguji kelayakan dari LKS.
Produk hasil validasi dari ahli, praktisi pendidikan dan siswa.
Metakognisi merupakan teori yang pada intinya menggali pemikiran orang tentang berpikir “thinking about thinking”
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
Dalam pembelajaran kimia, siswa ditekankan untuk dapat membangun pemahamannya terhadap suatu konsep pembelajaran melalui aktivitas aktif dalam pembelajaran. Hal ini disebut sebagai kemampuan konstruksi siswa terhadap materi. Banyak faktor yang dibutuhkan untuk dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pemahamanya dalam belajar diantaranya bahan ajar yang berupa LKS dan metakognisi. Sayangnya pemanfaatan LKS di sekolah-sekolah masih belum maksimal karena tidak sesuainya dengan kebutuhan siswa. Metakognisi sendiri dapat menyadarkan siswa dalam memahami konsep yang dipelajari,
43
sehingga dengan metakognisi siswa secara sadar mengetahui tentang kognisinya sendiri. Dengan aktifnya metakognisi siswa, maka proses pembelajaran akan berlangsung aktif sehingga konstruktivisme dalam pembelajaran akan terbangun. Akan tetapi karena wacana metakognisi yang baru dicanangkan di kurikulum 2013, maka metakognisi belum mendapat perhatian khusus dalam pembelajaran. Salah satu materi pelajaran kimia yang potensial untuk diterapkan metakognisi adalah laju reaksi. Dalam proses mempelajari konsep laju reaksi, ada kompetensi inti yang harus dicapai sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu siswa dapat memahami, menerapkan, dan menganalisis metakognitif. Dengan kata lain, siswa secara sadar paham akan kognisinya sendiri dan mampu memonitor jalannya pembelajaran, pemahaman terhadap cara mengatasi masalah, dan merefleksikannya. Maka, dengan tercapainya hal tersebut konstruktivisme siswa dalam pembelajaran akan terbangun. Untuk mendukung hal tersebut, diperlukannya acuan atau tuntunan proses pembelajaran sehingga pembelajaran berjalan teratur. Maka diperlukan suatu bahan ajar yang berupa LKS berbasis metakognisi.
Oleh karena itu peneliti
merancang suatu LKS yang berbasis metakognisi dengan harapan siswa dapat mengaktifkan
metakognisinya
sehingga
tercipta
pembelajaran
yang
konstruktivisme. Setelah produk dibuat, peneliti melakukan validasi isi kepada ahli dan praktisi pendidikan. Setelah produk dievaluasi dan diperbaiki (jika terdapat bagian yag belum sempurna), maka dilakukan uji terbatas kepada siswa untuk mengetahui tanggapan terhadap produk yang dihasilkan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Dharma Karya UT yang berlokasi di Jalan Talas II/30, Pondok Cabe, Pamulang - Tanggerang, Telp. 021-74701542. Adapun waktunya dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober - 11 November 2014.
B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu data yang diperoleh dituangkan dalam bentuk kualitatif, tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik. Peneliti
memberi pemaparan gambaran
mengenai situasi yang diteliti kedalam bentuk uraian naratif.1 Peneliti mendeskripsikan data yang didapat atau kejadian dengan kalimat-kalimat penjelasan secara kualitatif. Penelitian ini berorientasi pada pengembangan produk dimana proses pengembangannya dideskripsikan secara jelas dan teliti dan melakukan evaluasi pada produk akhir. . C. Langkah Pengembangan LKS Berbasis Metakognisi Pada Materi Laju Reaksi Langkah penelitian dan pengembangan LKS berbasis metakognisi pada materi laju reaksi adalah sebagai berikut :
1.
Analisis Kebutuhan Analisis
kebutuhan
adalah
tahap
awal
atau
persiapan
untuk
pengembangan. Tujuan analisis kebutuhan untuk memperoleh informasi
1
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta,2007) Cet.6, h.30
44
45
tentang kondisi yang ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar untuk produk LKS yang dikembangkan. Analisis kebutuhan terdiri dari : a. Studi Kepustakaan Studi ini ditunjukkan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan teoritis yang memperkuat suatu produk yang akan dikembangkan. Pada tahap ini dilakukan analisis KD dan KI pada mata pelajaran laju reaksi, analisis terhadap materi yang akan dimuat di LKS, kemudian menentukan:
materi,
indikator,
tujuan
pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran, dan aktivitas pembelajaran. Selain itu, peneliti mencari literatur tentang LKS dan metakognisi. b. Studi Lapangan Studi lapangan dilakukan dengan mewawancarai guru kimia terkait dengan LKS yang digunakan dalam pembelajaran. Wawancara dilakukan sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dibuat.
2. Pengembangan LKS (Pembuatan) Dalam tahapan pengembangan LKS (pembuatan) peneliti melakukan empat tahapan, yaitu: a. Penentuan Tujuan instruksional Sebelum menentukan tujuan pembelajaran, peneliti terlebih dahulu mengkaji kompetensi inti dan kompetensi dasar yang berkaitan dengan materi laju reaksi. Selanjutnya peneliti menetukan desain LKS menurut tujuan pembelajaran yang dibuat. b. Pengumpulan Materi Dalam pengumpulan materi, penulis melakukan dua tahap penting yaitu : 1) Menentukan materi yang akan dimuat di LKS. Peneliti memastikan bahwa materi yang dimuat di LKS sejalan dengan tujuan pembelajaran. Selain itu ditambahkan pula bagan atau ilustrasi untuk memperjelas penjelasan naratif yang disajikan.
46
2) Menentukan rincian tugas yang akan dimuat di LKS. Rincian tugas yang dimuat di LKS harus sejalan dengan tujuan pembelajaran. Penulis memastikan bahwa tugas dan latihan yang dimuat dalam LKS berbasis metakognisi, atau dengan kata lain dapat mengaktifkan metakognisi siswa. c. Penyusunan Elemen Dalam tahap ini, peneliti mengintegrasikan desain (dari langkah pertama) dengan materi dan tugas (dari langkah kedua). Dalam penyusunan ini, penulis memastikan baik materi, tugas, atau latihan yang disusun berbasis metakognisi atau dapat mengaktifkan metakognisi siswa, d. Pemeriksaan dan Penyempurnaan (validasi) Selesai langkah ketiga, peneliti melakukan validasi terhadap LKS yang dikembangkan, dengan melakukan validasi isi menurut ahli materi/dosen kimia, ahli media, dan guru kimia SMA/MA. Setelah dinyatakan valid, atau LKS memiliki kualitas baik, barulah LKS di uji coba kepada siswa SMA/MA.
3. Uji coba terbatas (pengujian) Setelah LKS divalidasi dan direvisi, peneliti melakukan pengujian berupa uji coba terbatas.LKS yang dikembangkan diujikan kepada 23 siswa kelas XI MIA SMA Dharma Karya UT Semester ganjil. Setelah siswa menggunakan LKS sebagai panduan dalam melakukan pembelajaran (eksperimen), siswa diminta untuk mengisi angket respon siswa terhadap LKS berbasis metakognisi yang dikembangkan. Alur penelitian yang telah dijelaska di atas dapat disederhanakan melalui Gambar 3.1 berikut :
47
Analisis Kebutuhan
Studi Kepustakaan
Studi Lapangan
Analisis KD dan KI Analisis materi Literatur tentang LKS Literatur tentang metakognisi
Wawancara guru kimia mengenai LKS yang digunakan dalam pembelajaran.
Penentuan tujuan instruksional Pengumpulan materi Penyusunan elemen
Penyusunan angket
Pengembangan/Pembuatan LKS Divalidasi
Revisi
LKS hasil revisi
Divalidasi Angket yang telah direvisi
Uji coba terbatas Analisis data dan Pembahasan
Kesimpulan
Gambar 3.1 Alur Penelitian
48
D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data mengunakan angket. Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung. Dalam hal ini peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden. Angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.2 Angket dalam bentuk pernyataan tersebut diubah kedalam bentuk skor menurut
skala
Likert.
Pernyataan
yang
dibuat
berkaitan
dengan
pengembangan LKS berbasis metakognisi pada materi laju reaksi. Pernyataan yang diajukan dibagi menjadi dua kategori yaitu kategori positif dan kategori negatif. E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian pengembangan ini yaitu : 1. Lembar Penilaian/Validasi Isi Lembar penilaian dalam penelitian ini digunakan sebagai alat pengumpul data untuk mengetahui penilaian ahli materi/dosen kimia, dan praktisi/guru SMA/MA terhadap kualitas atau kelayakan LKS berbasis metakognisi menggunakan skala Likert. Instrumennya menggunakan angket daftar cek (cheklist) dengan kisi-kisi instrumen pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Validasi Isi Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi. No 1
2
Komponen Desain LKS
Indikator Ukuran Kepadatan halaman Kejelasan
Nomor Pernyataan 1, 2, 3, 5, 6
Jumlah
4,
1
2 3
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.7, h. 219
49
2
Segi Tampilan
3
Kelayakan Isi (Materi)
4
Bahasa
5
Metakognisi
Kejelasan gambar dan tabel Menarik Kesesuaian gmbar, grafik, dan tabel dengan konsep. Cukup ruang Kesesuaian materi dengan KD dan KI Sistematis Membantu memehami konsep Perkembangan anak Keterbacaan Kaidah bahasa Indonesia. Mudah dipahami. Perencanaan Monitoring Evaluasi Elaborasi Konstruksi pengetahuan Jumlah
7
1
8
1
9, 10
2
11 12, 13, 14, 16
1 4
15 19
1 1
17, 18 20, 23, 24 21
2 3 1
22 25 28, 29 30 27 26
1 1 2 1 1 1 30
2. Angket siswa Angket siswa dalam penelitian ini digunakan sebagai alat pengumpul data
untuk mengetahui tanggapan/respon siswa terhadap LKS berbasis
metakognisi menggunakan skala Likert. Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Pengembangan LKS Berbasis Metakognisi Pada Materi Laju Reaksi No
Komponen
1
Desain LKS
Indikator Ukuran Kepadatan halaman Kejelasan
Nomor Jumlah Pernyataan (+) (-) 1,23 14 10 2,10 6 21, 22 20,16,
50
2
3
4
5
Segi Tampilan
Kelayakan Isi (Materi)
Bahasa
Metakognisi
Menarik, jelas, dan mudah dipahami. Tampilan warna. Gambar dan grafik sesuai konsep. Ketepatan tata letak gambar grafik,dan tabel. Mengembangkan minat. Kesesuaian judul Perkembangan anak Sistematis & logis Sederhana & jelas Menunjang keterlibatan dan kemauan siswa untuk ikut aktif. Mengajak siswa berpikir. Efektif dan efisien. Mudah dipahami. Penggunaan tanda baca sesuai. Sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Perencanaan belajar Kegiatan elaborasi Konstruksi pengetahuan Monitoring Refleksi Jumlah
19
5 11 13
12 26 3 5 4
6
17 25
27 8 15
5 9 18
7 30 29
6 24
28,31 32 20
12
32
F. Validitas Instrumen Validitas instrumen pada instrumen ini diukur dengan validitas isi melaui pertimbangan ahli materi/dosen kimia, ahli media, dan guru SMA/MA. validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya, dengan cara meminta bantuan ahli bidang studi untuk menelaah apakah konsep materi yang diajukan telah memadai atau tidak sebagai sampel tes. Dengan demikian validitas
51
tidak memerlukan uji coba dan analisis statistik atau dinyatakan dalam bentuk angka-angka.3 Validitas isi dalam penelitian ini, dilakukan melalui lembar penilaian yang berbentuk daftar cek yang akan diisi oleh ahli materi/dosen kimia, dan praktisi/guru SMA/MA sesuai dengan jawaban yang dipilih. G. Teknik Pengolahan Data 1.
Pengolahan Data Validitas Isi Data yang diperoleh dari lembar penilaian dicari presentasinya
kemudian dianalisis. Dalam Arikunto dijelaskan, “data yang diperoleh dari angket atau daftar cek dijumlahkan atau dikelompokkan sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan. Jika pilihan jawaban dari angket berbentuk “Ya” dan “Tidak” peneliti tinggal menjumlahkan saja berapa banyak jawaban “Ya” dan “Tidak” ”.4 Dalam penentuan skor digunakan skala Guttman. Skala Guttman selain dapat dibuat dalam pilihan ganda, juga dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban tertinggi diberi skor satu dan terendah nol.5 Bobot nilai yang diberikan sebagai berikut : Tabel 3.3 Kriteria Penskoran Skala Guttman
3
No
Alternatif Jawaban
Skor
1
Ya
1
2
Tidak
0
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2009), Cet.13, h.13 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Didaktik, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2010), Cet.14, h.283 5 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2010), Cet.11, h.139
52
2.
Pengolahan Data Angket Data yang diperoleh dari instrumen angket respon siswa dicari
presentasinya lalu kemudian dianalisis. Data yang diperoleh dari angket dicari frekuensi jawaban dari responden untuk setiap alternatif jawaban. Frekuensi paling tinggi ditafsirkan kecenderungan jawaban responden, sedangkan frekuensi paling rendah ditafsirkan jawaban yang tidak menggambarkan pendapat kebanyakan responden. Kuesioner atau angket yang sudah diisi siswa kemudian diperiksa dan diolah dengan menghitung frekuensi jawaban seluruh siswa terhadap setiap pertanyaan tersebut.6 Dalam penentuan skor dilakukan dengan skala Likert. Dengan skala Likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variable. Indikator tersebut dijadikan titik tolak dalam menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan ataupun pertanyaan. 7 Setiap jawaban akan dihubungkan dengan bentuk pernyataan dari respon yang diungkapkan dengan kata-kata berikut : Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
Setuju
(S)
=3
Setuju
(S)
=1
Ragu-ragu
(R)
=2
Ragu-ragu
(R)
=2
Tidak setuju
(TS)
=1
Tidak setuju
(TS)
=3
H. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diimpretasikan agar data yang terkumpul dapat dianalisis dan diambil kesimpulan. Data yang dihasilkan dari angket
6
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2009), Cet. 13, h. 128-129 7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2010), Cet.11, h.134-135
53
dan lembar penilaian kemudian ditabulasikan dan dicari presentasinya kemudian dianalisis. Kemudian presentasinya ditulis dengan rumus:8
Setelah itu peneliti dapat menentukan apakah pengembangan LKS berbasis metakognisi ini termasuk kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, atau sangat kurang. Tabel 3.4 Kriteria Interpretasi skor.9
8
No
Interval Skor
Kategori
1
81-100%
Sangat Baik
2
61-80%
Baik
3
41-60%
Cukup
4
21-40%
Kurang
5
0-20%
Sangat Kurang
.
Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 6, h. 23 9 Ibid., h.23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ini berorientasi pada pengembangan produk dimana proses pengembangannya dideskripsikan serinci dan seteliti mungkin dan produk akhirnya dievaluasi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data mengenai proses pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis metakognisi pada materi laju reaksi ini dibagi kedalam tiga tahap yaitu : analisis kebutuhan, pengembangan LKS, dan uji coba terbatas. Diperoleh pula data mengenai hasil uji coba produk tersebut.
1. Data Proses Pengembangan Produk Data proses pengembangan LKS berupa data deskriptif meliputi data langkah-langkah pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis metakognisi pada materi laju reaksi sebagai berikut : a. Analisis kebutuhan Analisis kebutuhan ini dibagi kedalam dua bagian yaitu studi kepustakaan dan studi lapangan. 1) Studi kepustakaan Langkah pertama yang ditempuh peneliti dalam mengembangkan LKS yaitu studi kepustakaan. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis terhadap Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum 2013. Analisis KI dan KD ini bertujuan untuk mengetahui materi kimia yang cocok dengan metakognisi. Dari hasil analisis, materi laju reaksi cocok dengan metakognisi karena metakognisi merupakan salah satu kompetensi inti yang harus dicapai pada materi laju reaksi. Langkah ini dilakukan untuk menentukan materi yang cocok atau materi yang
54
55
membutuhkan bahan ajar berbasis metakognisi untuk membantu ketercapaian tujuan pembelajarannya. Menentukan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sebagai berikut: Tabel 4.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar materi laju reaksi Kompetesi Inti KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar 3.6 Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan reaksi kimia. 4.6 Menyajikan hasil pemahaman terhadap teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan reaksi kimia. 3.7 Menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan. 4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi.
56
Tabel 4.1 menjelaskan tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar pada materi laju reaksi. Pada materi laju reaksi terdapat empat Kompetensi Dasar yang akan dimuat dalam pengembangan LKS. Dari Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang telah ditentukan, peneliti merumuskan indikator pembelajaran, materi pembelajaran, sub materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, kriteria kinerja, dan kompetensi yang dimuat dalam LKS yang tertera pada Lampiran 1. Selain itu peneliti juga membuat rubrik penempatan komponen metakognisi dalam LKS yang tertera pada Lampiran 2. 2) Studi Lapangan Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru SMA Dharma Karya UT ditemukan bahwa penggunaan LKS dalam pembelajaran kimia di sekolah jarang. Bahan ajar yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah modul. LKS digunakan hanya sesekali ketika kegiatan eksperimen. LKS yang digunakan diadopsi dari LKS praktikum yang dibuat oleh PUDAK. b. Pengembangan LKS (Pembuatan) 1) Penentuan Tujuan Instruksional Sebagaimana yang telah dijelaskan pada proses studi kepustakaan, ada beberapa tujuan instruksional yang akan dikembangkan yaitu : a) Siswa dapat mengidentifikasi tumbukkan yang menyebabkan terjadinya reaksi kimia. b) Siswa mampu merancang dan melakukan eksperimen faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. c) Siswa mampu mendeskripsikan pengaruh konsentrasi, suhu, luas permukaan
bidang
sentuh,
temperatur/suhu,
dan
katalis
berdasarkan data eksperimen dan teori tumbukkan. d) Siswa dapat menyimpulkan pengertian laju reaksi. e) Siswa dapat menganalisis kejadian dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan konsep laju reaksi. f) Siswa dapat mengungkapkan persamaan laju reaksi.
57
g) Siswa dapat menentukan orde reaksi berdasarkan data percobaan. Berdasarkan tujuan pembelajaran tersebut, LKS dibuat dengan ukuran kertas A4. Hal ini bertujuan untuk memberikan ruang yang cukup bagi siswa untuk menjawab berbagai pertanyaan/soal yang dimuat dalam LKS dan juga cukup ruang untuk menuliskan alat dan bahan, langkah kerja, hasil pengamatan, grafik, dan pembahasan hasil eksperimen. Untuk mengoptimalkan penggunaan halaman LKS, maka desain LKS akan dibuat seperti berikut: Desain LKS Ukuran A4 Pengorganisasian : a) Cover depan b) Halaman sampul c) Daftar isi, daftar isi memuat keterangan bab beserta halaman agar memudahkan dalam penggunaan LKS. d) Peta konsep, berisi diagram yang yang menunjukkan bagaimana suatu konsep terkait dengan konsep-konsep lain. Peta konsep ini bertujuan untuk mempermudah siswa dalam memahami keterkaitan antar konsep pada materi. e) BAB 1 teori tumbukan f) BAB 2 faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi g) BAB 3 laju reaksi dan penerapan konsep laju reaksi h) BAB 4 orde reaksi i) Latihan mandiri akhir materi, berisi 10 soal yang berkaitan dengan materi laju reaksi. j) Daftar pustaka k) Cover belakang.
58
Pengorganisasian : a. b. c. d.
e. f. g. h. i.
Judul LKS Indikator pembelajaran Tujuan pembelajaran Rencana belajar, berisi kegiatan perencanaan sebelum melakukan pembelajaran. Bertujuan untuk memudahkan siswa dalam menentukan strategi belajar dan menyiapkan diri sebelum pembelajaran. Wacana, memuat bacaan/cerita yang akan mengarahkan siswa untuk menentukan inti pokok materi. Teori, berisi penjelasan konsep teori tumbukan Diskusi bersama, berupa soal yang harus didiskusikan secara berkelompok dalam pengerjaannya. Latihan mandiri, berupa tugas untuk melengkapi pengetahuan terkait materi dengan merangkum informasi dari berbagai sumber. Jurnal mandiri, berupa kegiatan evaluasi yang berisi pertanyaan yang berkaitan dengan refleksi belajar siswa. Gambar 4.1 Penentuan Desain LKS Bab 1 Gambar 4.1 berisi penentuan desain LKS untuk bab 1 teori tumbukan.
Ukuran kertas LKS adalah A4. Pengorganisasian halaman untuk bab 1 teori tumbukan yaitu judul, indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, rencana belajar, wacana, teori, diskusi bersama, latihan mandiri, jurnal belajar, dan kata-kata bijak/motivasi yang ada pada setiap halaman. Pengorganisasian : a. Judul LKS b. Indikator pembelajaran c. Tujuan pembelajaran d. Rencana belajar, berisi kegiatan perencanaan sebelum melakukan pembelajaran. Bertujuan untuk memudahkan siswa dalam menentukan strategi belajar dan menyiapkan diri sebelum pembelajaran. e. Wacana, memuat bacaan/cerita yang akan mengarahkan siswa untuk menentukan inti pokok materi. f. Ayo cari tahu, berupa kegiatan mencari tahu lebih detail informasi yang diberikan terkait dengan materi. g. Informasi, berisi informasi berupa pengetahuan tambahan yang
59
h. i.
j. k.
berkaitan dengan materi. Diskusi bersama, memuat soal-soal yang berkaitan dengan wacana. Kegiatan eksperimen, 1) Judul eksperimen 2) Tujuan eksperimen, berisi ruang kosong yang harus diisi oleh siswa berkaitan tujuan dari eksperimen yang dilakukan. 3) Alat dan bahan, memuat alat dan bahan yang diperlukan untuk eksperimen. 4) Langkah kerja, memuat gambar/sketsa eksperimen yang akan dilakukan dan form langkah kerja yang harus diisi oleh siswa mengenai tahapan eksperimen disesuaikan dengan gambar/sketsa eksperimen. 5) Tabel pengamatan, berupa tabel-tabel data untuk mencatat data hasil pengamatan yang diperoleh dari eksperimen. 6) Grafik, berisi ruang kosong yang harus diisi siswa dengan membuat grafik tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi terhadap waktu. 7) Pembahasan, ruang kosong untuk mengembangkan pemikiran siswa mengenai eksperimen yang dilakukan. 8) Pertanyaan, berupa pertanyaan yang berkaitan dengan eksperimen yang telah dilakukan. Jurnal mandiri, berupa kegiatan evaluasi yang berisi pertanyaan yang berkaitan dengan refleksi belajar siswa. Kata-kata bijak/motivasi disetiap halaman LKS. Gambar 4.2 Penentuan Desain LKS Bab 2 Gambar 4.2 berisi penentuan desain LKS untuk bab 2 faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi. Ukuran kertas LKS adalah A4. Pengorganisasian halaman untuk bab 2 faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu: judul LKS, indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, rencana belajar, ayo cari tahu, informasi, diskusi bersama, kegiatan eksperimen, dan jurnal belajar, dan kata-kata bijak/motivasi.
60
Pengorganisasian : a. b. c. d.
e. f. g. h. i.
Judul LKS Indikator pembelajaran Tujuan pembelajaran Rencana belajar, berisi kegiatan perencanaan sebelum melakukan pembelajaran. Bertujuan untuk memudahkan siswa dalam menentukan strategi belajar dan menyiapkan diri sebelupembelajaran. Teori, berisi penjelasan konsep laju reaksi dan penerapan konsep laju reaksi. Contoh soal, berisi contoh pengerjaan soal terkait materi. Latihan mandiri, memuat tugas untuk menjelaskan fenomena yang terjadi pada gambar disesuaikan dengan materi. Jurnal mandiri, berupa kegiatan evaluasi yang berisi pertanyaan yang berkaitanGambar dengan 4.3 refleksi belajarDesain siswa. LKS Bab Penentuan Kata-kata bijak/motivasi disetiap halaman LKS.
Gambar 4.3 Penentuan Desain LKS Bab 3 Gambar 4.3 berisi penentuan desain LKS untuk bab 3 laju reaksi dan penerapan konsep laju reaksi. Ukuran kertas LKS adalah A4. Pengorganisasian halaman untuk bab laju reaksi dan penerapan konsep laju reaksi yaitu: judul LKS, indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, rencana belajar, teori, contoh soal, latihan mandiri, kegiatan eksperimen, dan jurnal mandiri, dan kata-kata bijak/motivasi
61
Pengorganisasian : a. b. c. d.
e. f. j. k. l.
Judul LKS Indikator pembelajaran Tujuan pembelajaran Rencana belajar, berisi kegiatan perencanaan sebelum melakukan pembelajaran. Bertujuan untuk memudahkan siswa dalam menentukan strategi belajar dan menyiapkan diri sebelum pembelajaran. Teori, berisi penjelasan konsep orde reaksi. Contoh soal, berisi contoh pengerjaan soal terkait materi. Latihan mandiri, berisi soal yang harus dikerjakan siswa. Jurnal mandiri, berupa kegiatan evaluasi yang berisi pertanyaan yang berkaitan dengan refleksi belajar siswa. Kata-kata bijak/motivasi disetiap halaman LKS.
Gambar 4.4 Penentuan Desain LKS Bab 4 Gambar 4.4 berisi penentuan desain LKS untuk bab 4 orde reaksi. Ukuran kertas LKS adalah A4. Pengorganisasian halaman untuk bab 4 orde reaksi yaitu: judul LKS, indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, rencana belajar, teori,contoh soal, latihan mandiri, jurnal mandiri, dan kata-kata bijak/motivasi. 2) Pengumpulan Materi Pada tahap ini peneliti melakukan proses pengumpulan bahan sebagai berikut: a) Perincian materi Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengembangkan Lembar Kegiatan siswa (LKS) berbasis metakognisi pada materi laju reaksi, dalam hal ini LKS harus bisa membantu siswa dalam mengaktifkan metakognisinya sehingga siswa dapat mengkonstruksi pemahamannya sendiri pada materi laju reaksi.
62
Materi yang dimuat dalam LKS sebagai berikut : Tabel 4.2 Materi yang Dimuat dalam LKS BAB 1 Teori tumbukan BAB 2 Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
BAB 3 Laju reaksi dan penerapan konsep laju reaksi BAB 4 Orde reaksi -
Tumbukan efektif Energi aktivasi Konsentrasi Luas permukaan Temperatur/suhu katalis Laju reaksi Penerapan konsep laju reaksi Persamaan laju reaksi Menentukan orde reaksi
Tabel 4.2 berisi materi yang akan dimuat dalam LKS. Peneliti menentukan dua materi yang akan dimuat dalam bab 1 teori tumbukan,
empat
materi
dalam
bab
2
faktor-faktor
yang
mempengaruhi laju reaksi, dua materi dalam bab 3 laju reaksi dan penerapan konsep laju reaksi, dan dua materi pada bab 4 orde reaksi. Dalam bab 2 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi peneliti menentukan alat dan bahan yang akan digunakan pada saat kegiatan eksperimen. Alat dan bahan tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Alat dan Bahan yang Akan Digunakan pada Kegiatan Eksperimen dalam LKS Eksperimen Alat dan bahan Eksperimen 1
-
Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
Gelas kimia/labu erlenmeyer 1 buah
-
Gelas ukur 10 mL 1 buah
-
Pipet tetes 2 buah
-
Stopwatch 1 buah
-
Tissue 1 pack
-
Spidol 1 buah
-
Kertas 1 lembar
-
Larutan Natrium tosulfat
63
(Na2S2O3) 0,1 M 50 mL -
HCL 1 M 40 mL
-
Aquades 30 mL
Eksperimen 2 Pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi Eksperimen 3 Pengaruh temperatur/suhu terhadap laju reaksi Eksperimen 4 Pengaruh katalis terhadap laju reaksi -
Tabung reaksi 2 buah Stopwatch 1 buah Gelas ukur 10 mL 1 buah Balon 2 buah Tissue 1 pack Karet gelang 2 buah CaCO3 serbuk 2 gram CaCO3 bongkahan 2 gram Larutan HCl 1 M 10 mL Gelas kimia 10 mL/labu erlenmeyer 2 buah Pembakar spirtus 1 buah Kaki tiga 2 buah Kawat kasa 2 buah Gelas ukur 10 mL 1 buah Termometer 1 buah Stopwatch 1 buah Tissue 1 pack Kertas 1 lembar Spidol 1 buah Larutan Natrium tosulfat (Na2S2O3) 0,1 M 80 mL HCl 1 M 40 mL Tabung reaksi 3 buah Gelas ukur 10 mL Pipet tetes 2 buah Tissue 1 pack Stopwatch 1 buah Larutan hidrogen peroksida (H2O2) 5% 9 mL Larutan besi (III) klorida (FeCl3) 0,1 M 1 mL Larutan natrium klorida (NaCl) 0,1 M 1 mL
Tabel 4.3 merupakan tabel perincian alat dan bahan yang akan dimuat dalam LKS. Alat dan bahan tersebut akan digunakan dalam 4 eksperimen yaitu : eksperimen pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi, pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi, pengaruh
64
temperatur suhu terhadap laju reaksi, dan pengaruh katalis terhadap laju reaksi. Selain penentuan materi dan penentuan alat & bahan, peneliti juga menentukan informasi pendukung yang akan dimuat dalam LKS. Informasi pendukung ini bertujuan untuk memberikan pegetahuan tambahan bagi siswa terkait materi yang sedang dipelajari. Informasi yang dimuat dalam LKS adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Penentuan Informasi yang Dimuat dalam LKS 1 2
BAB Teori Tumbukaan Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
-
-
3
Laju reaksi dan penerapan konsep laju reaksi
Informasi Asteroid apophis Aplikasi pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi (pemotongan daging sebelum dimasak) Aplikasi pengaruh temperatur/suhu terhadap laju reaksi (penyimpanan ikan dalam freezer untuk memperlambat pembusukan) Pengembangan katalis Katalis dan penggunaannya Katalis dalam makhluk hidup (katalis pada kumbang pembom). Flinz Haber & Carl Bosch Pabrik amoniak Indonesia
Tabel 4.4 merupakan tabel perincian informasi yang berkaitan dengan materi yang dimuat dalam LKS. Informasi tersebut bertujuan untuk menambah pengetahuan siswa terkait materi yang dipelajari. b) Perincian tugas Sejalan dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, peneliti menguraikan tugas-tugas yang akan dimua dalam LKS. 1) Tugas Perincian tugas dibagi berdasarkan bab yang telah ditentukan, yaitu: bab teori tumbukan, faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, laju reaksi dan penerapan konsep laju reaksi, orde reaksi, dan latihan mandiri yang berfungsi sebagai evaluasi akhir.
65
Perincian tugas yang akan dimuat dalam LKS sebagai berikut : Tabel 4.5 Perincian Tugas yang Diberikan dalam LKS BAB
1
2
Materi
Perincian Tugas a. Diskusi Bersama 1) Mendiskusikan grafik reaksi eksoterm dan endoterm secra perkelompok. 2) Menuliskan hasil diskusi pada form hasil diskusi yang telah disediakan. b. Latihan Mandiri 1) Membuat rangkuman mengenai materi Teori teori tumbukan dengan membaca tumbukan beberapa sumber terkait materi. 2) Sumber bacaan dapat berupa buku paket, buku elektronik, ataupun website. Website terkait materi telah dicantumkan untuk memudahkan siswa mencari informasi. 3) Menuliskan hasil rangkuman pada form yang telah disediakan. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi a. Ayo cari tahu 1) Membaca wacana singkat yang disediakan 2) Mencari informasi lengkap mengenai wacana dengan membuka website yang telah dicantumkan Faktorb. Diskusi bersama faktor 1) Menjawab pertanyaan terkait wacana yang tentang pengaruh konsentrasi terhadap mempenga laju reaksi secara berkelompok. ruhi laju 2) Menuliskan jawaban pada ruang reaksi kosong yang disediakan. c. Eksperimen 1 1) Menuliskan judul eksperimen 2) Menentukan tujuan eksperimen 3) Membuat langkah kerja eksperimen sesuai sketsa/gambar yang tertera pada LKS
66
4) Membuat grafik pengamatan eksperimen 1 pada kolom yang disediakan. 5) Menulis pembahasan terkait eksperimen yang dilakukan. 6) Menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan eksperimen yang dilakukan. Pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi a. Menemukan contoh 1) Mendaftar kejadian-kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi. 2) Menuliskan contoh kejadian pada kolom yang disediakan. b. Diskusi bersama 1) Menjawab pertanyaan terkait wacana tentang pengaruh luas permukaani terhadap laju reaksi secara berkelompok. 2) Menuliskan jawaban pada ruang kosong yang disediakan. c. Eksperimen 2 1) Menuliskan judul eksperimen 2) Menentukan tujuan eksperimen 3) Membuat langkah kerja eksperimen sesuai sketsa/gambar yang tertera pada LKS. 4) Membuat grafik pengamatan eksperimen 1 pada kolom yang disediakan. 5) Menulis pembahasan terkait eksperimen yang dilakukan. 6) Menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan eksperimen yang dilakukan. Pengaruh temperatur/suhu terhadap laju reaksi a. Diskusi bersama 1) Menjawab pertanyaan terkait wacana tentang pengaruh temperatur/suhu terhadap laju reaksi secara berkelompok. 2) Menuliskan jawaban pada ruang
67
kosong yang disediakan. 3) Eksperimen 3 1) Menuliskan judul eksperimen 2) Menentukan tujuan eksperimen 3) Membuat langkah kerja eksperimen sesuai sketsa/gambar yang tertera pada LKS. 4) Membuat grafik pengamatan eksperimen 3 pada kolom yang disediakan. 5) Menulis pembahasan terkait eksperimen yang dilakukan. 6) Menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan eksperimen yang dilakukan. Pengaruh katalis terhadap laju reaksi a. Diskusi bersama 1) Menjawab pertanyaan terkait wacana tentang pengaruh katalis terhadap laju reaksi secara berkelompok. 2) Menuliskan jawaban pada ruang kosong yang disediakan. b. Eksperimen 4 1) Menuliskan judul eksperimen 2) Menentukan tujuan eksperimen 3) Membuat langkah kerja eksperimen sesuai sketsa/gambar yang tertera pada LKS. 4) Membuat grafik pengamatan eksperimen 4 pada kolom yang disediakan. 5) Menulis pembahasan terkait eksperimen yang dilakukan. 6) Menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan eksperimen yang dilakukan.
3
Laju reaksi dan penerapan konsep laju reaksi
a. Latihan mandiri 1) Menjelaskan faktor-faktor yang mendasari penerapan konsep laju reaksi pada fenomena yang disajikan. 2) Menuliskan jawaban pada kolom yang disediakan.
68
4
Orde reaksi
Evaluasi akhir
a. Latihan mandiri 1) Mengerjakan soal mengenai orde reaksi, persamaan laju reaksi, dan tetapan laju reaksi. 2) Menuliskan jawaban pada ruang kosong yang disediakan. a. Latihan mandiri 1) Mengerjakan sepuluh soal untuk evaluasi akhir. 2) Memberi tanda silang pada setiap jawaban yang dipilih 3) Memeriksa jawaban 4) Menandai soal yang salah dalam pengerjaannya. 5) Mengerjakan kembali soal yang salah pada lembar remedial.
Tabel 4.5 merupakan tabel perincian tugas yang dimuat dalam LKS. Tugas yang terbagi kedalam 4 materi dan evaluasi akhir. Tugas pada bab 1 teori tumbukan berisi diskusi bersama yang dilakukan perkelompok dan latihan mandiri. Pada bab 2 faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi tugas terdiri dari : ayo cari tahu, menemukan contoh dalam kehidupan sehari-hari pada salah satu faktor yang mempengaruhi laju reaksi, diskusi bersama perkelompok untuk mendiskusikan jawaban dari pertanyaan yang berkaitan dengan wacana, lalu kegiatan eksperimen dimana didalamnya terdapat beberapa tugas yang harus dikerjakan. Pada bab 3 laju reaksi dan penerapan konsep laju reaksi tugas berupa latihan mandiri mengenai penerapan konsep laju reaksi dalam kehidupan. Dan terakhir pada bab 4 orde reaksi tugas berupa latihan mandiri mengenai persamaan reaksi, tetepan laju reaksi, dan penentuan orde reaksi. 2) Pertanyaan Pada tahap selanjutnya peneliti menentukan rincian pertanyaan pada setiap bab yang akan dimuat dalam LKS.
69
Tabel 4.6 Rincian Pertanyaan yang Dimuat dalam LKS BAB Materi Pertanyaan Diskusi Bersama 1. Diskusikan bersama kelompok anda untuk menjelaskan grafik pada gambar berikut! (grafik eksoterm & endoterm) Teori Latihan mandiri 1 tumbukan 1. Carilah informasi terkait kata kunci : teori tumbukan, tumbukan efektif, dan energi aktvasi! Kemukakan informasi yang telah kalian rangkum dengan menggunakan bahasa kalian sendiri! Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi Diskusi Bersama
2
1. Dari dua wacana yang telah kalian baca diatas, tuliskan masalah berdasarkan kata kunci yang kalian dapatkan! 2. Dari masalah yang telah kamu identifikasi, bagaimanakan hubungan konsentrasi terhadap laju reaksi? 3. Apa yang kalian ketahui mengenai konsentrasi? Faktor- faktor 4. Terkait dengan materi konsentrasi, yang jika dua larutan berbeda dengan mempengaruhi konsentrasi tertentu direaksikan , laju reaksi apa yang harus dilakukan agar reaksi berjalan cepat? 5. Tuliskanlah hipotesis awal anda mengenai pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Pertanyaan setelah eksperimen 1. Reaksi percobaan manakah yang berlangsung paling cepat? (tidak terlihatnya tanda X pada kertas)? alasannya? 2. Apa yang menyebabkan perbedaan laju reaksi dari eksperimen yang dilakukan? 3. Dari eksperimen yang dilakukan,
70
bagaimana pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi? 4. Apakah hipotesis awal anda mengenai konsentrasi terhadap laju reaksi terbukti setelah dilakukan eksperimen ini? jelaskan! Tulislah pegertian laju reaksi secara singkat dari eksperimen yang kamu lakukan!
Pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi Menemukan contoh 1. Perhatikanlah kejadian-kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Daftarlah sebanyak-banyaknya kejadian yang menjelaskan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi! Diskusi bersama 1. Dari wacana yang telah kalian baca diatas, tuliskan masalah berdasarkan kata kunci yang kalian dapatkan! 2. Dari masalah yang telah kamu identifikasi, bagaimanakan hubungan luas permukaan terhadap laju reaksi? 3. Apa yang kalian ketahui mengenai luas permukaan bidang sentuh? 4. Terkait dengan materi luas permukaan, apabila direaksikan batu pualam (CaCO3) dengan larutan HCl 1 M, apa yang harus dilakukan agar reaksi berjalan cepat? 5. Tuliskan hipotesis awal anda mengenai pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi!
71
Pertanyaan setelah eksperimen 1. Manakah reaksi yang lebih cepat terjadi antara bongkahan CaCO3 dengan HCl ataukah antara serbuk CaCO3 dengan HCl? alasannya? 2. Apakah hipotesis awal anda mengenai luas permukaan terhadap laju reaksi terbukti setelah dilakukan eksperimen ini? Jelaskan! 3. Apa pengertian laju reaksi berdasarkan eksperimen yang telah kamu lakukan? Pengaruh temperatur/suhu terhadap laju reaksi Diskusi bersama 1. Dari wacana yang telah kalian baca diatas, tuliskan masalah berdasarkan kata kunci yang kalian dapatkan! 2. Dari masalah yang telah kamu identifikasi, bagaimanakan hubungan temperatur terhadap laju reaksi? 3. Apa yang kalian ketahui mengenai temperatur/suhu? 4. Terkait materi suhu/temperatur, apa yang harus dilakukan dalam usaha untuk mempercepat suatu reaksi? 5. Tuliskan hipotesis kalian mengenai pengaruh suhu terhadap laju reaksi? Pertanyaan setelah eksperimen 1. Apa yang terjadi ketika natrium tiosulfat direaksikan dengan asam klorida? 2. Reaksi manakah yang menunjukan laju reaksi cepat? Bagaimana hal itu bisa terjadi? 3. Bagamana pengaruh suhu terhadap laju reaksi antara natrium tiosulfat dengan asam klorida? 4. Apakah hipotesis awal anda mengenai pengaruh suhu terhadap laju reaksi terbukti setelah
72
dilakukan eksperimen ini? jelaskan! 5. Tulislah pegertian laju reaksi secara singkat dari eksperimen yang kamu lakukan! Pengaruh katalis terhadap laju reaksi Diskusi bersama 1. Dari wacana Hsuehsan Tunnel yang telah kalian baca tuliskan masalah berdasarkan kata kunci yang kalian dapatkan? 2. Dari masalah yang telah kamu identifikasi, bagaimanakan hubungan katalis terhadap laju reaksi? 3. Apa yang kalian ketahui mengeanai katalis? 4. Terkait materi katalis , apa yang harus dilakukan dalam usaha untuk mempercepat suatu reaksi? 5. Tuliskan hipotesis kalian mengenai pengaruh katalis terhadap laju reaksi! Pertanyaan setelah eksperimen 1. Bandingkan jumlah gas yang terbentuk pada gelas kimia I, II, dan III? 2. Zat manakah yang bekerja sebagai katalisator pada penguraian H2O2 ? 3. Bagaimana pengaruh penambahan zat katalisator tersebut terhadap laju reaksi? 4. Apakah hipotesis awal anda mengenai pengaruh katalis terhadap laju reaksi terbukti setelah dilakukan eksperimen ini? jelaskan! 5. Tulislah pegertian laju reaksi secara singkat dari eksperimen yang kamu lakukan!
73
3
Laju reaksi dan penerapan konsep laju reaksi
Latihan mandiri 1. Jelaskan faktor-faktor yang mendasari penerapan konsep laju reaksi pada fenomena di bawah ini! (gambar fenomena laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari)
Tabel 4.6 merupakan perincian pertanyaan yang akan dimuat dalam LKS. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dibagi ke dalam beberapa kegiatan. Pertanyaan yang dimuat dalam diskusi bersama, pertanyaan yang diajukan kegiatan eksperimen, dan latihan mandiri. Pada materi teori tumbukan pertanyaan dimuat dalam diskusi bersama dan latihan mandiri. Pada bab 2 faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi pada bagian pertanyaaan dimuat pada kegiatan diskusi bersama dan pertanyaan yang diajukan setelah eksperimen, sedangkan pada bab 3
laju reaksi dan penerapan
konsep laju reaksi bagian pertanyaan dimuat dalam latihan mandiri. 3) Soal Perincian soal yang dimuat dalam LKS dijelaskan pada tabel berikut Tabel 4.7 Perincian Soal yang Dimuat dalam LKS Materi
Soal 1. Untuk reaksi 2NO + Cl2 2NOCl diperoleh data percobaan sebagai berikut : No
Orde reaksi
1 2 3
[NO] M 0,1 0,5 0,1
[Cl2] M
Laju (v) M/detik
0,1 0,1 0,3
30 150 270
Tentukan : 1) orde reaksi 2) persamaan laju reaksi (v), dan 3) tetapan laju reaksi (k). 2. Gas nitrogen oksida dan gas bromin bereaksi menurut persamaan:
74
2NO (g) + Br2 (g) 2NOBr (g) Berdasarkan hasil percobaan penentuan laju reaksi diperoleh data sebagai berikut: No Konsentrasi awal Laju reaksi (M) 1 0,1 0,05 6 2 0,1 0,1 12 3 0,1 0,2 24 4 0,2 0,05 24 5 0,3 0,05 54 Tentukan : 1) Orde reaksi terhadap NO dan Br 2) Persamaan laju reaksi 3) Orde reaksi total 4) Tetapan laju reaksi (k). 1. Laju reaksi dari suatu reaksi dinotasikan sebagai berikut : ; ;
Latihan mandiri (akhir materi)
Dari sederetan notasi diatas, reaksi yang sesuai adalah……. A. C (g) + D (g) A (g) + B (g) B. A (g) + C (g) B (g) + D (g) C. A (g) + B (g) C (g) + D (g) D. C (g) + B (g) A (g) + D (g) E. B (g) + D (g) A (g) + C (g) 2. A (g) + B (g) C (g) + D (g) + E (g) Pernyataan dibawah ini yang benar tentang laju reaksi diatas, kecuali ….. A. Kecepatan berkurangnya konsentrasi C per satuan waktu. B. Kecepatan berkurangnya konsentrasi A per satuan waktu C. Kecepatan berkurangnya konsentrasi B per satuan waktu. D. Kecepatan bertambahnya konsentrasi D persatuan waktu E. Kecepatan bertambahnya konsentrasi E persatuan waktu.
75
3. Faktor-faktor berikut ini akan mempercepat laju reaksi, kecuali……….. A. Suhu dinaikan B. Suhu tetap ditambah katalisator C. Volume tetap ditambah zat pereaksi D. Suhu tetap E. Ukuran partikel diperkecil 4. Penambahan katalisator akan mempercepat laju reaksi. Hal ini disebabkan ………… A. Energi pengaktifan bertambah B. Energi pengaktifan berkurang C. Konsentrasi zat pereaksi bertambah D. konsentrasi zat pereaksi berkurang E. Suhu meningkat 5. Larutan asam klorida manakah yang menghasilkan laju reaksi paling cepat bila direaksikan dengan magnsium ? A. 40 g HCl dalam 1000 mL air. B. 20 g HCl dalam 1000 mL air. C. 15 g HCl dalam 500 mL air. D. 10 g HCl dalam 100 mL air E. 4 g HCl dalam 50 mL air. 6. P (g) + 2Q (g) 2R (g) + S (g) Jika orde reaksi sebanding dengan koefisien reaksi, rumus laju reaksinya adalah……….. A. V = k [R]2 [S] D. V = k [P] [Q]2 B. V = k [R] [S]2 E. V = k [Q]2 [R]2 C. V = k [P] [Q]2 7. Untuk reaksi C + D hasil, diperoleh data sebagai berikut : 1) jika konsentrasi C dinaikan dua kali pada konsentrasi D tetap, maka laju reaksi menjadi dua kali lebih besar. 2) jika konsentrasi C dan D masing-masing dinaikan dua kali, maka laju reaksi men jadi delapan kali lebih besar. A. V = k [C] [D] D. V = k [C]2 [D]2 B. V = k [C]2 [D] E. V = k [C]2 [D]3 C. V = k [C] [D]2 8. Diketahui data eksperimen dari reaksi : 2H2 (g) + 2NO (g) 2H2O (g) + N2 (g) adalah sebagai berikut :
76
[H2] M
[NO] M
Laju reaksi (M . S-1)
0,1 0,5 0,1
0,2 0,2 0,4
20 100 80
Orde terhadap NO adalah ……… A. 0 B. ½ C. 1
D. 3/2 E. 2
9. Ketika suhu dinaikan 100C laju reaksi akan menjadi dua kali lipat. Jika pada suhu 200C reaksi berlangsung selama 20 menit, maka pada suhu 500C reaksi akan berlangsung…….. A. 1 menit B. 1,5 menit D. 4 menit C. 2,5 menit E. 5 menit 10.
Dari diagram reaksi diatas dapat disimpulkan bahwa ……………………………… A. reaksinya adalah endoterm. B. p adalah jumlah energi hasil reaksi C. q adalah energi pengaktifan D. r adalah jumalah energi produk E. s adalah ΔH reaksi. Tabel 4.7 merupakan perincian soal yang dimuat dalam LKS. Soal dimuat dalam bab 4 orde reaksi dan latihan mandiri (akhir materi keseluruhan). Pada bab 4 orde reaksi memuat 2 soal terkait persamaan reaksi, orde reaksi, dan tetapan laju reaksi. Sedangkan pada latihan mandiri akhir materi keseluruhan memuat 10 soal yang mencakup semua materi.
77
3) Penyusunan elemen Pada tahap ini peneliti mulai menyusun elemen-elemen LKS dengan mengintegrasikan desain LKS (tahap pertama) dengan materi, tugas, pertanyaan, dan soal (tahap kedua) kedalam bentuk LKS yang dijabarkan sebagai berikut : a) Cover Depan LKS
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.5 Cover depan LKS sebelum dan sesudah direvisi Desain cover LKS pada awalnya berbeda dengan desain cover yang digunakan. Dengan berbagai pertimbangan dan saran yang didapat setelah melakukan validasi, maka untuk cover depan LKS mengalami perubahan. Desain awal LKS menggunakan dominasi warna biru. Gambar yang terdapat pada cover LKS terlalu padat dan kurang sesuai. Oleh karena itu peneliti menggunakan desain dengan dominasi warna hijau, dengan gambar berupa alat-alat laboratorium yang mencerminkan kimia. Pada cover LKS yang digunakan, didalamnya mencakup judul LKS, nama siswa, kelas, dan kelompok.
78
b) Halaman sampul
Gambar 4.6 Halaman Sampul pada LKS Pada halaman sampul tertera judul, keterangan tingkatan kelas yang menggunakan, nama penulis, dan pembimbing.
c) Daftar Isi
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.7 Daftar Isi pada LKS
79
Daftar isi bertujuan untuk memudahkan pencarian halaman dari materi yang ingin dicari. Pada daftar isi LKS terdapat keterangan halaman dari halaman sampul, daftar isi, peta konsep, sub materi yang dimuat dalam LKS, latihan mandiri, dan daftar pustaka. Daftar isi mengalami revisi setelah dilakukan validasi. Revisi dilakukan pada bagian gambar pendukung dan rincian daftar dari isi LKS. Rincian daftar dibuat lebih rapi dengan penomoran yang lurus dan pemberian gambar yang berkaitan kimia di setiap daftar bab.
d) Peta Konsep
\ Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.8 Peta Konsep pada LKS Pada peta konsep digambarkan keterkaitan antar materi. Dengan adanya peta konsep diharapkan siswa dapat dengan mudah memahami keterkaitan antar materi yang dipelajari sehingga siswa mengalami kemudahan dalam proses konstruksi pengetahuannya. Peta konsep ini ditujukan untuk menggambarkan konsep dari suatu unit dan kesalingterkaitannya. Hal tersebut merupakan salah satu indikator dari pengetahuan metakognisi. Setelah diberikannya masukan, maka peta konsep mengalami perubahan desain. Pada desain awal, panah yang
80
digunakan untuk menunjukkan keterkaitan materi kurang rapih (acakacakan). selain itu, warna desain dari peta konsep terlalu mencolok, sehingga ditakutkan membuat siswa kurang bisa memahami maksud dari peta konsep tersebut. e) Halaman Awal Bab
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.9 Halaman pada Awal Bab Pada setiap halaman awal bab, tertera indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, rencana belajar, dan gambar yang berkaitan dengan materi yang dibahas dalam bab tersebut beserta sedikit keterangannya. Dari hasil validasi, didapat saran menganai konten dalam rencana belajar. Validator menyarankan agar memberikan gambaran rencana belajar yang lebih rinci. Rincian belajar bertujuan agar siswa dapat merencanakan aktivitas pembelajaran yang dilakukan. Merencanakan aktivitas belajar merupakan salah satu indikator dari regulasi/ pengaturan metakonisi. Selain itu, validator menyarankan agar tidak terlalu banyak ruang kosong yang tidak digunakan. Oleh karena itu, peneliti meambahkan gambar sebagai pendukung agar tidak ada lagi ruangan kosong yang tidak digunakan.
81
f)
Diskusi Bersama
Gambar 4. 10 Lembar Diskusi dalam LKS Pada gambar 4.10 terdapat penugasan secara diskusi. Penugasan diskusi ditempatkan pada materi teori tumbukan dan materi faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi. Penugasan diskusi pada materi teori tumbukan terdiri dari soal grafik eksoterm dan endoterm. Grafik tersebut harus dijelaskan sesuai dengan teori tumbukan. Hal tersebut sesuai dengan indikator dari pengetahuan metakognisi
yaitu
mempertimbangkan implikasi dari suatu konsep. Penugasan diskusi pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berisi pertanyaan-pertanyaan terkait wacana yang dimuat dalam LKS. Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dijawab setelah membaca wacana terkait materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Hal tersebut sesuai dengan indikator pengetahuan metakognisi yaitu mengidentifikasi validator
masalah/informasi.
menyarankan
agar
Saat
melakukan
mempertimbangkan
validasi,
ruang
untuk
menuliskan hasil diskusi. Ruang yang tersedia dirasa terlalu sempit untuk menuliskn hasil diskusi, sehingga perlu dilakukan perbaikan pada beberapa tempat.
82
g) Latihan Mandiri
Gambar 4.11 Latihan mandiri dalam LKS Pada gambar 4.11 terdapat penugasan secara latihan mandiri. Penugasan secara latihan mandiri terdapat pada materi teori tumbukan, laju reaksi dan penerapan konsep laju reaksi, dan orde reaksi. Pada materi teori tumbukan latihan mandiri berupa tugas untuk melengkapi pengetahuan dengan mencari informasi terkait kata kunci yang berkaitan dengan teori tumbukan. Tujuannya siswa mampu mengubah materi pelajaran dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Dari kata kunci yang diberikan, siswa diharapkan bisa menjelaskan materi yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan indikator pengetahuan metakognisi
yaitu
menggambarkan
konsep
suatu
unit
dan
kesalingterkaitannya. Pada materi laju reaksi dan penerapan konsep laju reaksi latihan mandiri berupa penentuan konsep laju reaksi pada kehidupan sehari-hari. Siswa diberikan gambar-gambar kejadian sehari-hari yang berhubungan dengan laju reaksi, lalu mereka ditugaskan untuk menjelaskan secara rinci hubungan gambar-gambar tersebut dengan konsep laju reaksi. Hal ini sesuai dengan indikator pengetahuan metakognisi yaitu mempertimbangkan implikasi suatu konsep. Latihan mandiri pada materi orde reaksi berupa dua soal yang berkaitan dengan orde reaksi. Terdapat perintah untuk menjawab soal
83
tersebut secara rinci dan benar sebelum menjawab soal, tujuannya agar siswa mengetahui langkah apa yang harus dilakukan dalam pengerjaan soal sehingga siswa memilih langkah yang tepat dalam pengerjaan. Hal ini sesuai dengan indikator mengetahui langkahlangkah yang digunakan dalam penyelidikan pada pengetahuan metakognisi dan indikator memilih prosedur yang tepat pada regulasi/ pengaturan metakognisi. Pertanyaan yang diajukan dalam setiap soal diurutkan menggunakan nomor, tujuannya
agar siswa dapat
mengerjakan soal secara bertahap. Pada setiap soal terdapat instruksi untuk memeriksa kembali jawaban yang telah dihasilkan, hal ini bertujuan agar siswa melakukan pemantauan pada pekerjaan yang telah dilakukan, melakukan perhitungan secara teliti, dan memeriksa setiap jawaban yang dihasilkan. Serangkaian tujuan tersebut sesuai dengan
lima
indikator
dalam
regulasi
metakognisi
yaitu
:
mengurutkan operasi/ langkah-langkah yang akan digunakan dalam penyelidikan, memonitor setiap langkah yang dilakukan, melakukan perhitungan secara teliti, dan memeriksa setiap jawaban yang dihasilkan dari penyelidikan.
h) Wacana
Gambar 4.12 Wacana pada LKS
84
Wacana dalam LKS ditempatkan sebelum penjelasan teori. Wacana ditujukan untuk
memberikan pengetahuan awal kepada siswa
mengenai materi yang dipelajari. Wacana dalam LKS ditempatkan pada materi teori tumbukan dan pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi sebelum kegiatan eksperimen. Wacana yang dimuat dalam LKS memuat masalah-masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Wacana tersebut bertujuan agar siswa mampu mengidentifikasi masalah/informasi dalam suatu bacaan. Hal tersebut sesuai dengan indikator pengetahuan metakognisi yaitu mengidentifikasi masalah/informasi.
i)
Teori
Gambar 4.13 Teori pada LKS Teori pada LKS berisi penjelasan konsep dari materi tersebut. Teori pada LKS ditempatkan pada materi teori tumbukan, laju reaksi dan penerapan konsep laju reaksi, dan orde reaksi. teori tersebut berupa uraian materi ataupun rumus-rumus mengenai laju reaksi. Tujuannya agar siswa mampu mengidentifikasi konsep materi laju reaksi.
Hal
tersebut
mengidentifikasi konsep.
sesuai
dengan
indikator
metakognisi
85
j) Informasi
Gambar 4.13 Informasi pada LKS Informasi pada LKS bertujuan untuk memberikan pengetahuan tambahan terkait materi. Informasi diselipkan dibeberapa materi, bertujuan sebagai informasi pendukung dari materi. Informasi berisi tentang penerapan konsep laju reaksi yang banyak ditemukan dalam kehidupan. Hal ini sesuai dengan indikator dari pengetahuan metakognisi yaitu mempertimbangkan implikasi suatu konsep. Pada saat validasi, terdapat beberapa penempatan gambar yang terlalu dekat dengan tulisan. Sehingga validator menyarankan merubah ukuran jarak antara gambar dan tulisan, agar tidak menyulitkan dalam membaca
86
k) Kegiatan Eksperimen
Gambar 4.14 Kegiatan Eksperimen pada LKS Kegiatan eksperimen ditempatkan pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Dalam kegiatan eksperimen terdapat penentuan judul eksperimen, penentuan tujuan eksperimen, alat dan bahan, rancangan langkah kerja, hasil eksperimen, pembuatan grafik, pembahasan, dan pertanyaan setelah eksperimen. Dalam eksperimennya siswa ditutut untuk menentukan judul dan tujuan eksperimennya sendiri setelah membaca wacana dan menjawab pertanyaan dalam kegiatan diskusi. Selain itu siswa harus merangkai sendiri langkah kerja yang akan dilakukan. Mereka harus berfikir bagaimana setiap langkah yang
87
akan dilakukan sesuai dengan gambar yang tertera pada setiap kegiatan eksperimen. Peneliti menyiapkan dua ruang untuk menuliskan langkah kerja, tujuannya apabila siswa melakukan kesalahan maka mereka dapat menggunakan ruang yang satunya. Hal ini bertujuan agar siswa dapat melakukan pemantauan sendiri terhadap kerja yang mereka lakukan. pada hasil penelitiannya, siswa ditunut untuk membuat grafik mengenai pengaruh laju reaksi terhadap waktu dan analisis terhadap data eksperimen yang mereka dapatkan. Terdapat beberapa instruksi yang diberikan sebagai penjelas agar siswa melakukannya secara teliti.selai itu instruksi tersebut bertujuan agar siswa melakukan pemantauan atau pengecekan terhadap kerja yang mereka lakukan. Serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan eksperimen tersebut sesuai dengan indikator yang terdapat dalam metakognisi yaitu :
mengetahui
langkah-langkah
yang
akan
digunakan
dalam
penyelidikan, mengetahui alasan melakukan sesuatu, memonitor setiap langkah yang dilakukan, melakukan perhitungaan secara teliti, dan memeriksa/
mengecek
setiap
jawaban
yang
dihasilkan
penyelidikan. l) Jurnal Belajar
Gambar 4.15 Jurnal Belajar pada LKS
dari
88
Jurnal belajar ditempatkan ditiap akhir bab. Tujuannya sebagai refleksi siswa setelah pembelajaran dilakukan. Dengan adanya jurnal belajar, diharapkan siswa sadar akan kemampuan yang dimiliki setelah melakukan pembelajaran. selain itu siswa dapat mengevaluasi pembelajarannya, menilai pencapaian tujuan pembelajaran apakah sudah berhasil ataukah belum, mengidentifikasi kesalahan yang dilakukan, dan membuat kesimpulan dari pembelajaran yag dilakukan.
m) Daftar Pustaka
Gambar 4.16 Daftar Pustaka pada LKS Daftar pustaka memuat sumber referensi pembuatan LKS baik berupa buku ataupun artikel dari internet.
89
n) Cover Belakang
Gambar 4.17 Cover Belakang LKS Desain cover belakang sama dengan cover depan. Dalam cover belakang tertera keterangan kegiatan-kegiatan yang dimuat dalam LKS.
2. Data Hasil Uji Coba Produk LKS berbasis metakognisi ini diuji cobakan kepada siswa untuk mengetahui respon siswa setelah menggunakan LKS tersebut dalam pembelajaran. Siswa memberikan pendapat mereka mengenai LKS yang digunakan dengan mengisi angket. Dari angket yang diberikan kepada 23 siswa kelas XI MIA SMA Dharma Karya UT semester ganjil, diperoleh data kuantitatif dalam presentase yang kemudian dikonversikan menjadi nilai kriteria. Hasil tersebut dikelompokkan menjadi lima komponen indikator pengembangan LKS berbasis metakognisi pada materi laju reaksi yaitu desain LKS, segi tampilan, kelayakan isi (materi), bahasa, dan metakognisi yang dijelaskan pada tabel 4.7 berikut :
90
Tabel 4.8 Kriteria hasil Presentase Per Komponen Indikator Angket Pengembangan LKS Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi Komponen
Desain LKS
Segi Tampilan
Kelayakan Isi (Materi)
Bahasa
Metakognisi
Indikator
Ukuran Kepadatan halaman Kejelasan Menarik dan jelas
Persentase Per Indikator 90,33 % 95,16 % 90,20 % 94,20%
Tampilan warna.
92,70%
Gambar dan grafik sesuai konsep.
97,10%
Ketepatan tata letak gambar, grafik,dan tabel. Mengembangkan minat. Kesesuaian judul Perkembangan anak Sistematis & logis Sederhana & jelas Menunjang keterlibatan dan kemauan siswa untuk ikut aktif. Mengajak siswa berpikir. Efektif dan efisien. Mudah dipahami.
94,20 %
Penggunaan tanda baca sesuai. Sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Perencanaan belajar Kegiatan elaborasi Konstruksi pengetahuan Monitoring
86,90%
Persentase rata-rata
91,89 %
Kriteria
Sangat Baik Sangat baik
93,60 %
89,80 % 94,20% 82,60% 84 % 92,70% 85,50%
Sangat Baik
89,10 %
95,60 % 89,80% 84,75 %
Sangat Baik 87,81 %
89,80%
86,90% 97,10% 89,80%
Sangat Baik 91,42 %
94,90%
91
Refleksi
88,40%
Rata-rata Hasil Pengembangan LKS
90,76 %
Sangat Baik
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa komponen penilaian dengan presentase tertinggi adalah segi tampilan sebesar 93,60 %, kemudian diikuti oleh desain LKS 91,89 %, lalu metakognisi sebesar 91,42%, selanjutnya kelayakan isi (materi) sebesar 89,10%, dan yang terakhir yaitu bahasa sebesar 87,81 %. Hasil presentase per indikator tersebut dituangkan kedalam bentuk grafik sebagai berikut :
a. Presentase penilaian terhadap komponen desain LKS Indikator atau aspek penilaian pada komponen desain LKS terdiri dari ukuran, kepadatan halaman, dan kejelasan. Pada Gambar 4.7 berikut , disajikan grafik presentase penilaian siswa pada komponen desain LKS yang dikembangkan.
96,00%
95,16%
94,00% 92,00%
Ukuran 90,33%
90,20%
90,00%
Kepadatan halaman Kejelasan
88,00% 86,00% Desain LKS
Gambar 4.18 Grafik Persentase Hasil Penilaian Desain LKS
Dari Gambar 4.18 diketahui bahwa presentase rata-rata tertinggi untuk penilaian LKS pada segi desain adalah pada indikator kepadatan halaman yaitu sebesar 95,16 %, selanjutnya segi ukuran 90,33 %, dan terakhir segi kejelasan 90,20 %.
92
b. Presentase penilaian terhadap komponen segi tampilan Indikator atau aspek penilaian pada komponen segi tampilan meliputi menarik dan jelas, tampilan warna, gambar dan grafik sesuai konsep, ketepatan tata letak gambar, grafik, dan tabel, dan yang terakhir mengembangkan minat.
97,10%
98,00% 96,00% 94,00% 92,00%
94,20%
Menarik, jelas, dan mudah dipahami
94,20%
Tampilan warna
92,70% 89,80%
Gambar & grafik sesuai konsep
90,00%
Ketepatan tata letak gambar, grafik, & tabel
88,00%
Mengembangkan minat
86,00% Segi Tampilan
Gambar 4.19 Grafik Persentase Hasil Penilaian Segi Tampilan
Dari Gambar 4.19 diketahui bahwa presentase nilai tertinggi untuk penilaian LKS pada segi tampilan adalah pada indikator gambar dan grafik sesuai konsep sebesar 97,10%, selanjutnya diikuti dengan indikator menarik, jelas, dan mudah dipahami sebear 94,20 %, ketepatan tata letak gambar, grafik, dan tabel sebesar 94,20 %, tampilan warna 92,70 %, dan yang terakhir mengembangkan minat sebesar 89,90 %.
c. Presentase penilaian terhadap komponen kelayakan isi (materi) Indikator atau aspek penilaian pada komponen kelayakan isi (materi) meliputi kesesuaian judul, perkembangan anak, sistematis & logis, sederhana & jelas, menunjang keterlibatab dan kemauan siswa untuk ikut aktif, dan mengajak siswa berfikir.
93
96,00% 94,00% 92,00% 90,00% 88,00% 86,00% 84,00% 82,00% 80,00% 78,00% 76,00%
Kesesuaian judul
94,20% 92,70%
Perkembangan anak
85,50%
Sistematis & logis
84% 82,60% Sederhana & jelas Menunjang keterlibatan dan kemaua siswa untuk ikut aktif
Kelayakan Isi (Materi)
Gambar 4.20 Grafik Persentase Hasil Penilaian Kelayakan Isi (Materi) Dari Gambar 4.20 diketahui bahwa presentase nilai tertinggi untuk penilaian LKS pada kelayakan isi (materi)
adalah pada indikator
mengajak siswa berfikir dengan presentase sebesar 95,60 %, diikuti indikator kesesuaian judul 94,20 %, sederhana dan jelas sebesar 92,70 %, sistematis dan logis 84 %, dan yang terakhir indikator perkembangan anak sebesar 82,60 %.
d. Presentase penilaian terhadap komponen bahasa Indikator atau aspek penilaian pada komponen bahasa meliputi efektif dan efisien, mudah dipahami, penggunaan tanda baca sesuai, dan sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
94
89,80%
89,80%
Efektif dan efisien
90,00% Mudah dipahami
88,00% 86,00%
86,90% Penggunaan tanda baca sesuai
84,75%
Sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar
84,00% 82,00% Bahasa
Gambar 4.21 Grafik Persentase Hasil Penilaian Bahasa
Dari Gambar 4.21 diketahui bahwa presentase nilai tertinggi untuk penilaian LKS pada bahasa adalah pada indikator sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar dan indikator efektif dan efisien sebesar 89,80 %, selanjutnya diikuti oleh indikator penggunaan tanda baca sesuai sebesar 86,90 %, dan yang terakhir indikator mudah dipahami sebesar 84,75%.
e. Presentase penilaian terhadap komponen metakognisi Indikator atau aspek penilaian pada komponen metakognisi meliputi indikator perencanaan belajar, kegiatan elaborasi, konstruksi pengetahuan, monitoring,dan refleksi 98,00% 96,00% 94,00% 92,00% 90,00% 88,00% 86,00% 84,00% 82,00% 80,00%
Perencanaan belajar
97,10% 94,90%
Kegiatan Elaborasi 89,80% 86,90%
88,40%
Konstruksi pengetahuan Monitoring Refleksi
Metakognisi
Gambar 4.22 Grafik Persentase Hasil Penilaian Metakognisi
95
Dari Gambar 4.22 diketahui bahwa presentase nilai tertinggi untuk penilaian LKS pada metakognisi adalah pada indikator kegiatan elaborasi sebesar 97,10 %, diikuti oleh indikator monitoring sebesar 94,90 %, kontruksi pengetahuan 89,80 %, refleksi 88,40 %, dan terakhir peencanaan belajar 86,90 %.
B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data mengenai proses pengenbangan produk LKS dan data hasil uji coba produk LKS berbasis metakognisi pada materi laju reaksi.
1. Proses Pengembangan Produk Tahap pertama, yang dilakukan pada pengembangan LKS ini yaitu analisis kebutuhan yang berupa studi kepustakaan dan studi lapangan. Pada studi kepustakaan, peneliti melakukan analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada materi laju reaksi. Pemilihan materi laju reaksi ini dikarenakan salah satu kompetensi inti yang harus dicapai adalah metakognisi. Oleh karena itu materi laju reaksi sangat cocok pada pegembangan LKS berbasis metakognisi ini. Dalam analisis KI dan KD peneliti menentukan: materi, indikator, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan aktivitas pembelajaran. Selain itu peneliti juga mencari literatur mengenai LKS dan metakognisi. literatur diambil dari beberapa buku baik buku berbahasa Indonesia ataupun berbahasa asing. Pada studi lapangan, peneliti melakukan wawancara kepada guru kimia mengenai penggunaan LKS dalam pembelajaran kimia. Dari hasil wawancara disimpulkan bahwa penggunaan LKS pada saat proses pembelajaran sangat jarang. Selain itu metakognisi sebagai salah satu Kompetensi Inti pada materi laju reaksi sesuai kurikulum 2013 belum familiar bagi guru, hal ini dikarenakan wacana tentang kurikulum 2013 baru dikemukakan sehingga masih sedikitnya informasi mengenai metakognisi. Dari wawancara yang telah dilakukan, maka peneliti bisa mengetahui gambaran kondisi awal mengenai penggunaan LKS di
96
sekolah sebagai acuan untuk pengembangan LKS berbasis metakognisi yang akan peneliti lakukan. Tahap 2, peneliti menentukan tujuan instruksional. Setelah dilakukan analisis KD dan KI pada tahap analisis kebutuhan, peneliti menentukan tujuan pembelajaran yang akan dimuat di LKS. Selanjutnya peneliti menyesuaikan desain LKS yang akan digunakan sesuai dengan tujuan pembelajarannya. Desain LKS yang digunakan sejalan dengan tujuan pembelajaran yang ditentukan. Peneliti menentukan ukuran LKS yaitu ukuran A4. Ukuran A4 merupakan ukuran kertas yang umum digunakan untuk LKS. Hal ini dikarenakan LKS memuat berbagai macam kegiatan seperti diskusi bersama, latihan mandiri, ataupun eksperimen yang membutuhkan ruang bagi siswa untuk menuliskan hasil diskusi, jawaban dari soal, maupun menuliskan langkah-langkah eksperimen
dan
hasil
eksperimen.
Kemudian
peneliti
menentukan
pengorganisasian halaman LKS sesuai dengan komponen LKS yaitu : Cover depan , halaman sampul, daftar isi, peta konsep, bab 1 teori tumbukan, bab 2 faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, bab 3 laju reaksi dan penerapan konsep laju reaksi, bab 4 orde reaksi, latihan mandiri, daftar pustaka , dan cover belakang. Tahap ketiga, merupakan pengumpulan materi. Ada dua tahap penting yang dilakukan selama pengumpulan materi, yaitu: menentukan materi yang akan dimuat dalam LKS dan menentukan rincian tugas yang dimuat di LKS. Untuk materi laju reaksi sendiri terdiri dari 4 bab yang terdiri dari teori tumbukan, faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, laju reaksi dan penerapan konsep laju reaksi, dan orde reaksi. Rincian tugas yang dimuat dalam LKS dibagi kedalam 4 materi tersebut dengan jenis tugas yang diberikan berupa diskusi bersama, latihan mandiri, ayo cari tahu, dan kegiatan eksperimen. Dalam kegiatan eksperimen, ada beberapa tugas yang harus dilakukan diantaranya menentukan prosedur kerja, mengolah data hasil eksperimen, membuat grafik hasil eksperimen, dan menjawab pertanyaan stelah eksperimen. Tahap keempat, merupakan penyusunan elemen. Pada tahap ini, peneliti mulai menuliskan semua kerangka LKS yang disususn ke dalam bentuk LKS.
97
Peneliti mengintegrasikan desain yang telah ditentukan pada tahap pertama dengan materi, tugas, pertanyaan, dan soal (tahap kedua) kedalam bentuk LKS. Tahap kelima, merupakan tahap pemeriksaan dan penyempurnaan LKS. Sebelum LKS hasil pengembangan di uji coba kepada siswa, peneliti melakukan validasi isi mengenai LKS metakognisi pada materi laju reaksi sesuai dengan variabel pengecekan LKS berdasarkan pertimbangan dari ahli / pakar (dosen kimia) dan praktisi (guru kimia di sekolah tempat penelitian). Validasi isi dilakukan dengan beberapa perbaikan sampai LKS benar-benar layak untuk digunakan. Dari saran yang diperoleh setelah melakukan validasi, terdapat beberapa bagian pada LKS yang harus diganti, dirubah, dan ditambahkan. 1) Desain warna mengalami perubahan, dari warna awal dominasi warna biru dan pink menjadi dominasi warna hijau dan kuning. Warna hijau dan kuning dipilih peneliti karena dianggap lebih menarik dan cerah. 2) Gambar yang digunakan pada cover depan LKS berupa gambar alat-alat kimia yang selalu digunakan pada kegiatan eksperimen. Gambar tersebut mengalami perubahan dari gambar awal yang digunakan. Gambar pada cover awal diaanggap terlalu menumpuk dan terlalu penuh. 3) Beberapa ruang kosong yang terdapat dalam LKS diisi dengan gambar pendukung, validator menyarankan agar tidak terdapat ruang kosong yang tidak digunakan. 4) Ruang untuk menjawab pertanyaan pada LKS diperbesar, dengan pertimbangan ruang yang ada kurang mencukupi untuk tempat menuliskan jawaban siswa.
2. Penilaian Hasil Pengembangan Produk Penilaian hasil pengembangan LKS berbasis metakognisi pada materi laju reaksi dilakukan berdasarkan uji coba yang dilakukan. Data diperoleh melalui angket yang berisi 32 pernyataan yang disebarkan kepada 23 siswa XI MIA di SMA Dharma Karya UT. Angket yang disebarkan terdiri dari lima dimensi yaitu desain LKS, kelayakan isi (materi), segi tampilan, bahasa, dan metakognisi.
98
94,00%
93,60% 91,89%
91,42%
92,00% 90,00%
Desain LKS Segi Tampilan
89,10% 87,81%
88,00%
Kelayakan Isi (Materi) Bahasa Metakognisi
86,00% 84,00% Persentase Rata-rata per Dimensi Indikator
Gambar 4.23 Grafik Persentase Rata-rata per Dimensi Indikator
Dari grafik 4.23 dapat diketahui bahwa hasil presentasi rata-rata penilaian pengembangan LKS per dimensi indikator yang paling tinggi adalah dari segi tampilan yaitu sebesar 93,6 %, desain LKS 91,89%, lalu metakognisi sebesar 91,42%, selanjutnya kelayakan isi (materi) sebesar 89,1%, dan yang terakhir yaitu bahasa sebesar 87,81 %. Dari nilai persentase yang didapat dapat dikatakan bahwa LKS berbasis metakognisi yang dikembangkan telah memenuhi syaratsyarat didaktik, konstruksi, dan teknis yang dijelaskan dalam penelitian Rohaeti dan kawan-kawan yaitu : (1) syarat didaktik mengatur penggunaa LKS yang bersifat universal dapat digunakan siswa yang lamban atau yang pandai (sesuai dengan perkembangan siswa), selain itu LKS menekankan siswa untuk menemukan konsep dan terdapat variasi stimulus berbagai media dan kegiatan siswa, (2) syarat konstruksi berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS (3) syarat teknis menekankan pada tulisan, gambar, dan penampilan dalam LKS.1 Berdasarkan penelitian, segi tampilan LKS memiliki presentasi paling tinggi, seluruh indikator pada segi tampilan dinilai sangat baik. Empat dari lima indikator memiliki nilai presentase diatas 90 %. Sebagian besar responden
1
Eli Rohaeti, dkk., Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia Untuk SMP, Jurnal Pendidikan, 10, 2009, h. 3.
99
menilai bahwa tampilan keseluruhan LKS menarik dan jelas, tampilan warna menarik, gambar dan grafik sesuai konsep, ketepatan tata letak gambar, grafik, dan tabel sudah tepat, serta mengembangkan minat belajar siswa. Sesuai dengan saran yang diajukan pada penelitian Novitasari dan kawan-kawan bahwa dalam pembuatan LKS layout harus dibuat menarik agar siswa lebih semangat dan termotivasi untuk mengerjakan lKS tersebut.2 Semua indikator tersebut dinilai sangat baik karena memiliki nilai presentase diatas 81%. Presentase paling kecil diantara kelima indikator tersebut pada indikator mengembangkan minat belajar siswa yaitu sebesar 89,90%. Hasil persentase tertinggi kedua adalah segi desain LKS. Desain LKS memiliki tiga indikator penilaian yaitu ukuran, kepadatan halaman, dan kejelasan. Persentase rata-rata yang didapatkan adalah 91,89 %. Pada LKS yang dikembangkan oleh peneliti, cover LKS didesain dengan gambar alat-alat laboratorium kimia untuk menegaskan bahwa LKS tersebut berisi materi dan pembelajaran kimia. Responden menilai bahwa dari segi ukuran, ukuran LKS cukup, ruangan kertas yang tersedia cukup, dan memiliki ruang yang cukup untuk menuliskan langkah kerja, hasil eksperimen, pembahasan, dan jawaban). Pada segi kepadatan halaman, siswa menilai bahwa font dan penomoran sudah baik, jarak huruf sudah tepat (tidak terlalu padat), dan pengorganisasian halaman baik. Pada segi kejelasan siswa menilai bahwa pertanyaan LKS sudah sesuai konsep, instruksi yang ada dalam LKS juga sudah jelas, ketikan halaman sebelumnya tidak menembus halaman selanjutnya, dan bahasa yang digunakan efektif dan efisien. Dengan nilai presentase yang dimiliki, maka desain LKS dinilai sangat baik. Hasil persentase tertinggi ketiga adalah metakognisi. Terdapat lima indikator yang tercakup dalam metakognisi. Diantara lima indikator tersebut indikator kegiatan elaborasi memiliki persentase tertinggi sebesar 97,10 %. Sebagian besar siswa menilai bahwa kegiatan-kegiatan yang dimuat dalam LKS (kegiatan 2
Firda Karya Novitasari, dkk., Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Metakognitif pada Materi Pewarisan Sifat, BioEdu, 2, 2013, h.47
100
eksperimen, diskusi, latihan) membantu siswa dalam memahami materi. Monitoring memiliki nilai persentase terbesar kedua sebesar 94,90 %. Siswa menilai bahwa instruksi yang diberikan membuat siswa teliti dan hati-hati dalam mengerjakan tugas/penyelidikan. Selain itu siswa menilai bahwa dengan menggunakan LKS berbasis metakognisi ini tahap pembelajarannya lebih terarah. Konstruksi pengetahuan memiliki hasil persentase tertinggi ketiga sebesar 89,9%. Pengetahuan siswa bertambah luas dan makin mendalam jika siswa terus membangun hubungan antara informasi baru dengan pengalaman dalam pengetahuan mereka yang sudah ada.3 Oleh karena itu penulis berusaha membangun keterkaitan antar materi dalam LKS agar siswa mampu mengkonstruksi pengetahuannya terkait materi tersebut. Sebagian besar responden menilai bahwa LKS membantu dalam meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi laju reaksi yang dipelajari. Refleksi memiliki hasil persentasi keempat dan yang terakhir yaitu perencanaan belajar. Kegiatan Refleksi dituangkan dalam jurnal belajar yang harus diisi siswa setelah pembelajaran. Siswa menilai bahwa dengan adanya kegitan refleksi, siswa dapat mengetahui kemampuan belajar mereka yang didapat setelah pembelajaran. Refleksi memiliki nilai hasil persentase sebesar 88,40 %. Indikator terakhir yaitu perencanaan belajar memiliki nilai persentase 86,90 %. Sebagian besar responden menilai dengan adanya rencana belajar memudahkan mereka dalam menyiapkan diri untuk mengikuti proses pembelajaran. Dalam perencanaan belajar dijelaskan alokasi waktu, kegiatan belajar yang dilakukan, materi yang akan dipelajari, dan jenis tugas yang akan diberikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Borich dalam Yamin yang menyatakan bahwa metakognisi merupakan strategi untuk melaksanakan dan memonitor, model berpikir yang melibatkan penalaran dari siwa dan terfokus pada penggunaan penalaran. 4 Siswa diarahkan untuk dapat aktif merencanakan pembelajaran, memonitor hasil kerja, dan mengevaluasi kemajuan berpikir dan belajarnya. 3
Martinis Yamin, Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran, (Jakarta : GP Press Group, 2013), Cet.1, h.41 4 Ibid., h.30
101
Hasil persentase tertinggi keempat yaitu kelayakan isi (materi) dengan 89,10 %. Dalam penelitiannya, Jannah dan Dwiningsih menjelaskan bahwa kelayakan isi (materi) dalam suatu bahan ajar dapat dilihat dari penyususnan materi yang dilakukan secara sistematis dan rinci terhadap konsep-konsep yang disajikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa materi dalam bahan ajar yang dikembangkan mencerminkan dan menyajikan materi yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.5 Dari enam indikator yang tercakup dalam kelayakan isi, mengajak siswa berfikir memiliki persentase tertinggi sebesar 95,60% yang diikuti oleh kesesuaian judul dengan persentase sebesar 94,20 % dan indikator sederhana dan jelas sebesar 92,70%. Sebagian besar responden menilai bahwa LKS mengajak siswa untuk berfikir,
judul LKS sesuai dengan materi yang dijelaskan
didalamnya. Selain itu LKS juga ditampilkan secara sederhana dan jelas. Selanjutnya indikator tertinggi keempat yaitu menunjang keterlibatan siswa untuk ikut aktif sebesar 85,50%. Responden menilai bahwa LKS dapat menunjang keterlibatan siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Persentase tertinggi kelima ditempati oleh indikator sistematis dan logis dengan persentase sebesar 84 % sedangkan indikator dengan nilai persentase terkecil ditempati oleh indikator perkembangan anak sebesar 82,6 %. Indikator perkembangan anak memiliki nilai persentase paling rendah diantara indikator lainnya. Perlu dilakukan perbaikan kedepannya dengan mempertimbangkan lebih lanjut bagaimana baiknya LKS yang ditujukan bagi anak-anak SMA. Secara keseluruhan, kelayakan isi (materi) pada pengembangan LKS berbasis metakognisi ini memiliki kriteria sangat layak. Hasil persentasi yang memiliki nilai paling rendah diantara keempat lainnya yaitu dari segi bahasa dengan nilai persentase 87,81%. Dalam BNSP dijelaskan bahwa bahan ajar cetak harus memperhatikan hal bahasa yang mudah, menyangkut:
5
mengalirnya kosa kata, jelasnya kalimat, jelasnya hubungan
Dias Fatchul Jannah dan Kusumawati Dwiningsih, Kelayakan Buku Ajar Kimia Berorientasi Quantum Learning pada Materi Pokok Kimia Unsur untuk Siswa Kelas XII SMA, Unesa Journal of Chemial Education, Vol. 2, pp. 163-170, 2013, h.176
102
kalimat, dan kalimat yang tidak terlalu panjang.6 Jannah dan Dwiningsih dalam penelitiannya menjelaskan bahwa kategori layak pada aspek bahasa didapatkan karena bahasa yang digunakan dalam buku ajar yang dikembangkan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, penulisan tidak menggunakan bahasa daerah sehingga dapat dipahami semua siswa dari berbagai daerah.7 Hal tersebut dijabarkan peneliti ke dalam 4 indikator yaitu : efektif dan efisien, mudah difahami, penggunaan tanda baca sesuai, dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ada dua indikator yang memiliki nilai tertinggi sama sebesar 89,90 % yaitu indikator efektif dan efisien dan sesuai kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar. Sebagian besar responden berpendapat bahwa bahasa yang digunakan dalam LKS telah sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar. Selain itu bahasa yang ada dalam LKS efektif dan efisien, yaitu dapat memberikan informasi dengan tepat dan tidak berbelit-belit. Indikator dengan nilai tertinggi ketiga selanjutnya yaitu penggunaan tanda baca yang sesuai dengan nilai persentasi sebesar 86,9 % yang diikuti oleh indikator dengan nilai terkecil yaitu mudah dipahami sebesar 84%. Secara keseluruhan, berdasarkan persentase per indikator yang diperoleh dalam penelitian, dapat dilakukan interpretasi data bahwa hasil dari pengembangan LKS berbasis metakognisi pada materi laju reaksi ini adalah Sangat Baik sesuai dengan interpretasi skor dalam buku Riduwan dan Sunarto dengan persentase rata-rata sebesar 90,76%.8
6
Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2008, hal.18 7 Jannah dan Kusumawati Dwiningsih, op.cit., h.177 8 Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis, (Bandung : Alfabeta, 2013), Cet.6 , h.23
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis metakognisi pada materi laju reaksi, dan mengetahui respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan. Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengembangan LKS berbasis metakognisi pada materi laju reaksi dilakukan melalui beberapa tahap yaitu analisis kebutuhan, penentuan tujuan
instruksional,
pengumpulan
materi,
penyusunan
elemen,
pemeriksaan dan penyempurnaan, serta uji coba terbatas. 2. Respon penilaian siswa terhadap LKS berbasis metakognisi pada materi laju reaksi berdasarkan data angket hasil uji coba LKS memenuhi kriteria Sangat Baik dengan persentase sebesar 90,76%. Dengan rincian sebagai berikut : 1. Desain LKS yang dikembangkan sangat baik dengan persentase sebesar 91,89%, yang terdiri dari beberapa indikator yaitu : ukuran; kepadatan halaman; dan kejelasan. 2. Segi tampilan yang dikembangkan sangat baik dengan persentase sebesar 93,60 %, yang terdiri dari indikator menarik, jelas dan mudah dipahami; tampilan warna; gambar dan grafik sesuai konsep; ketepatan tata letak gambar, grafik, dan table; dan mengembangkan minat. 3. Kelayakan isi (materi) yang dikembangkan sangat baik dengan persentase sebesar 89,10 %, yang terdiri dari indikator kesesuaian judul; perkembangan anak; sistematis & logis; sederhana & jelas; menunjang keterlibatan dan kemauan siswa untuk ikut aktif; dan mengajak siswa berfikir. 4. Bahasa yang dikembangkan sangat baik dengan persentase sebesar 87,81%, yang terdiri dari indikator efektif dan efisien; mudah
103
104
dipahami; penggunaan tanda baca sesuai; dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. 5. Metakognisi yang dikembangkan sangat baik dengan persentase sebesar 91,42%, yang terdiri dari indikator perencanaan belajar; kegiatan elaborasi; konstruksi pengetahuan; monitoring; dan refleksi.
B. Saran Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran berikut : 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh penggunaan LKS berbasis metakognisi terhadap hasil belajar ataupun pemahaman siswa mengenai kognisinya. 2. Untuk menyesuaikan kebutuhan peserta didik dalam mempelajari kimia, guru dapat lebih kreatif dengan membuat bahan ajar berupa LKS berbasis metakognisi dengan materi kimia yang lainnya sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pencapaian kompetensi inti yang berupa metakognisi. 3. Siswa disarankan untuk dapat belajar secara mandiri agar dapat mengaktifkan metakognisisnya selama pembelajaran sehingga akan sangat mudah dalam memahami konsep suatu materi. 4. Pihak sekolah diharapkan dapat memberikan dukungan kepada para guru agar dapat mengembangkan LKS berbasis metakognisi melalui kegiatan workshop atau seminar.
105
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan., dan Iif Khoiru Ahmadi. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif Dalam Kelas Metode, Landasan Teori-Praktis dan Penerapannya. Jakarta : Prestasi Pustaka, 2010. Anderson, Lorin W., dan David R. Krathwohl. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Didaktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2010. Devi, Poppy Kamalia, Renny Sofiraeni, dan Khairuddin. Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Guru SMP. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA, 2009. Fauziah, Nenden. Kimia 2: untuk SMA dan MA Kelas XI IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009. Husamah dan Yanur Setyaningrum. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan Merancang Pembelajaran Untuk mendukung Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : Prestasi Pustaka, 2013. Jannah, Dias Fatchul., dan Kusumawati Dwiningsih, Kelayakan Buku Ajar Kimia Berorientasi Quantum Learning pada Materi Pokok Kimia Unsur untuk Siswa Kelas XII SMA, Unesa Journal of Chemial Education, 2, 2013. Kalsum, Siti., Poppy K. Devi, Masmiani, Hasmiati Syahrul. Kimia 2 SMA dan MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan departemen Pendidikan Nasional, 2009. Kolencik, Patricia Liotta., dan Shelia A. Hillwig. Encouraging Metacognition Suporting learners Through Metacognitive Teaching Strategies. New York: Peter Lang, 2011. Lai, Emily R. Metacognition : A Literature Riview, Research Report, 7, 2009. Lestari, Fitria Dwi dan Rusly Hidayah, Development of Students Worksheet Based on Metacognitive Strategy on Stoichiometry Matter for X Grade Senior kigh School Students, Journal of Chemical Education, 3, 2014.
106
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta,2007. Marzano,R.J., Roland S. Brandt, Carolyn Sue Hughes, Beau Fly Jones, Barbara Z. Presseisen, Struart C. Rankin, Charles Suhor. Dimension of thinking: Framework for Curriculum and Instruction. CUSA:ASCD, 1988. Matlin, Margaret W. Cognitive Psychology. USA : Wiley , 2009. McGregor, Debra. Developing Thinking, Developing Learning: A Guide to Thinking Skills in Education. Berkshire : Open Univercity Press, Mc Graww-Hill, 2007. Novitasari, Firda Karya., Endang Susantini, dan Nur Kuswanti. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Strategi Metakognitif Pada Materi Pewarisan Sifat, BioEdu, 2, 2013. Ormrod, Jeanne Ellis. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta: Penerbit Erlangga,2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2008. Perfect, Timothy J., dan Bennet L.Schwartz. Applied Metacognition. United Kingdom: Cambridge, 2004. Permana, Irfan. Memahami Kmia SMA/MA Kelas XI, Semester 1 dan 2 Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan departemen Pendidikan Nasional, 2009. Petrucci, Ralph H. dan Suminar. Kimia Dasar Prinsip da Terapan Modern Edisi Keempat- Jilid 2. Jakarta : Erlangga, 1987. Prastowo, Andi . Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press, 2011. Pratana, Crys Fajar., dan Antuni Wiyarsi. Mari Belajar kimia Untuk SMA-MA Kelas XI IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,2009. Reed, Hunt, R. Fundamentals of cognitive psychology. New York : McGraw Hill , 2004.
107
Riduwan dan Sunarto. Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2013. Rohaeti, Eli., Endang Widjayanti LFX, dan Regina Tutuik Padmaningrum. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia Untuk SMP, Jurnal Pendidikan, 10, 2009. Rufaida, Diena., Sudarmin, dan Arif Widyatmoko. Pengembangan LKS IPA Berbantuan Microsoft Exspression Web Tema Pencemaran Lingkungan dan Kesehatan untuk Siswa MTs Kelas VII, Science Education Jurnal.2. 2013. Septiani, Dwi., Saiful Ridlo, dan Ning Setiati. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Multiple Intelligences pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan, BioEdu, 2, 2013. Setiawan, Denny. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional, 2009. Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, Jakarta : Indeks, 2008. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2009. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta, 2010. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011. Susilowati, Endang. Kimia untuk Kelas XI SMA dan MA. Jakarta : Global, 2012. Suwardi., Soebiyanto, dan Th. Eka Widiasih. Panduan Belajar Kimia Untuk SMA MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009. Toharudin, Uus., Sri Hendrawati, dan Andrian Rustaman. Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora, 2011. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif : Konsep, Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana, 2011. -----. Model Pembelajaran Terpadu : Konsep, strategi, dan implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010.
108
Yamin, Martinis. Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta : GP Press, 2013. Yasir, Mohammad., Endang Susantini, dan Isnawati. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Strategi Belajar Metakognitif Untuk Meningkatkan Hasil Baelajar Siswa Pada Materi Pewarisan Sifat Manusia, BioEdu.2, 2013. Zohar, Anat. Metacognition in Science Education. New York : Springer Science, 2012. Zulfiani., Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar 3.6 Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan reaksi kimia. 4.6 Menyajikan hasil pemahaman terhadap teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan reaksi kimia.
Indikator Pembelajaran Mengidentifikasi tumbukan yang dapat menyebabkan reaksi kimia
Materi Pembelajaran Teori Tumbukan
Sub Materi Tujuan Pembelajaran Kriteria Kinerja Kompetensi Pembelajaran Sikap Pengetahuan Tumbukan Siswa dapat Penjelasan Memperlihatkan Tumbukan efekif mengidentifikasi reaksi kimia sikap responsive efektif tumbukan yang berdasarkan yang tepat terhadap dapat tumbukan permasalahan yang menyebabkan efektif. ditentukan Syarat terjadinya reaksi tumbukan kimia efektif Energi aktivasi
Energi aktivasi (Ea) merupakan energi
Keterampilan
Lampiran 1. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti
Energi aktivasi
109
minimal agar terjadi reaksi. Diagram energi ditentukan berdasarkan energi potensial reaktan dan produk
Kompetensi Dasar 3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan. 4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi. Indikator Pencapaian Materi Merancang dan melakukan percobaan faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi
Materi Pembelajaran Laju reaksi dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
Sub Materi Pembelajaran Faktor-faktor yang mempengaru hi laju reaksi
Tujuan Kriteria Kinerja Pembelajaran Sisma mampu Eksperimen merancang dan dilakukan melakukan menggunakan percobaan prosedur, alat, mengenai faktordan bahan faktor yang yang sudah mempengaruhi ditentukan. laju reaksi
Sikap Memilih alat dan bahan eksperimen secara teliti.
Melaporkan hasil
Kompetensi Pengetahuan Kerterampilan Faktor-faktor yang Menggunakan mempengaruhi laju alat dan bahan reaksi eksperimen secara baik da benar.
Menganalisis data hasi eksprimen.
110
praktikum dengan rasa tanggung jawab.
Menyimpulkan hasil eksperimen
] Mendeskripsikan pengaruh konsentrasi, suhu, luas permukaan bidang sentuh, dan katalis berdasarkan data eksperimen dan teori tumbukan.
Menyimpulkan pengertian laju reaksi.
Menganalisis kejadian dalam kehidupan seharihari berdasarkan konsep laju
Penerapan konsep laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa mampu mendeskripsikan pengaruh konsentrasi, suhu, luas permukaan bidang sentuh, dan katalis berdasarkan data eksperimen.
Grafik eksperimen dibuat berdasarkan hubungan faktor yang mempengaruhi laju reaksi terhadap waktu berlangsungny a reaksi.
Memperlihat kan sikap responsive yang tepat terhadap permasalaha n yang disediakan.
Siswa dapat menyimpulkan pengertian laju reaksi.
Laju reaksi disimpulkan berdasarkan elaborasi dari beberapa informasi dan eksperimen.
Memperlihat kan sikap responsiv yang tepat terhadap permasalaha n yang disediakan.
Siswa dapat menganalisis kejadian dalam kehidupan sehari-hari
Kejadian/perist iwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
Memperliha tkan sikap responsiv yang tepat terhadap
Aplikasi laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari.
111
reaksi.
Mengungkapkan persamaan laju reaksi
Menentukan orde reaksi berdasarkan data percobaan.
berdasarkan konsep laju reaksi. Persamaan laju reaksi dan orde reaksi
dianalisis berdasarkan konsep laju reaksi
permasalaha n yang disediakan
Persamaan laju reaksi
Siswa dapat mengungkapkan persamaan laju reaksi.
Persamaan laju reaksi dihubungkan dengan definisi laju reaksi.
Memperlihat kan sikap responsiv yang tepat terhadap permasalaha n yang disediakan
Rumus persamaan laju reaksi
Orde reaksi
Siswa dapat menentukan orde reaksi berdasarkan data percobaan.
Orde reaksi ditentukan dari hasil analisis data percobaan.
Memperlihat kan sikap responsif yang tepat terhadap permasalaha n yang disediakan
Rumus orde reaksi
112
113
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
: SMA Dharma Karya UT
Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI MIA/Ganjil Materi pokok
: Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 45 menit)
A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalamberinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator 3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan. 4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi. Indikator: 1.
Merancang dan melakukan eksperimen faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (konsentrasi & suhu).
2.
Mendeskripsikan pengaruh konsentrasi dan luas permukaan berdasarkan data eksperimen dan teori tumbukan.
114
A.
Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa mampu merancang dan melakukan eksperimen faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (konsentrasi & luas permukaan )
2.
Siswa mampu mendeskripsikan pengaruh konsentrasi & luas permukaan berdasarkan data percobaan dan teori tumbukan.
B. Materi Pembelajaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi 1. Konsentrasi Pereaksi Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab semakin besarkonsentrasi pereaksi, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil konsentrasi pereaksi, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. 3.
Luas Permukaan Sentuh Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab semakin besar luas permukaan bidang sentuh antar partikel, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.
C. Metode Pembelajaran 1.
Eksperimen
2.
Diskusi kelompok
115
D. Alat, dan Sumber Pembelajaran 1.
Alat dan Bahan Ekserimen Konsentrasi : Alat
Bahan
1. Gelas kimia 100 mL 2. Stopwatch 3. Gelas ukur 10 mL 4. Pipet tetes. 5. Tissue
1. Larutan Narium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 M 50 mL 2. HCl 1 M 40 mL 3. Aquades 30 mL
Luas Permukaan : Alat 1. Tabung Reaksi 2. Stopwatch 3. Gelas ukur 10 mL 4. Balon 5. Tissue 6. Karet gelang
2.
2 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 set buah
Bahan 1. CaCO3 serbuk 2. CaCO3 bongkahan 2. Larutan HCl 1M
2 gram 2 gram 10 mL
Sumber Belajar
Endang Susilowati, Kimia Untuk Kelas XI SMA dan MA, Global, Jakarta.
Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Metakognisi.
Internet http://e-dukasi.net http://chem-is-try.org
G. Langkah-langkahKegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Guru memberikan salam
Siswa merespon
untuk memulai kegiatan
salam dari guru.
pembelajaran. Guru mempersilahkan
Ketua kelas
ketua kelas untuk
memimpin doa
memimpin do’a.
sebelum memulai
Guru memeriksa kehadiran siswa.
pembelajaran.
Waktu 10’
116
Guru mengajukan
Siswa merespon
pertanyaan terkait reaksi
pertanyaan guru
cepat dan lambat yang
dengan memberikan
terjadi dalam kehidupan
pernyataan tentang
sehari-hari untuk
reaksi cepat dan
mendorong rasa ingin tahu
lambat.
siswa. 70’
Inti Guru memberikan LKS kepada setiap siswa untuk
Siswa menerima LKS yang diberikan.
digunakan sebagai panduan eksperimen. Guru menginstruksikan
Mengamati
Siswa duduk sesuai
siswa untuk duduk
kelompok masing-
perkelompok.
masing.
Guru menginstruksikan
Siswa membaca
kepada setiap kelompok
wacana tentang
untuk membaca wacana
konsentrasi dan luas
tentang konsentrasi dan
permukaan yang
luas permukaan yang
terdapat dalam LKS
terdapat dalam LKS lalu
lalu menjawab
menjawab pertanyaan.
pertanyaan yang diajukan secara berkelompok.
Guru menginstruksikan kepada siswa untuk merancang eksperimen sesuai petunjuk yang ada pada LKS.
Siswa merancang eksperimen yang akan dilakukan terkait konsentrasi dan luas permukaan sesuai instruksi yang terdapat dalam LKS.
Guru bertanya kepada Menanyakan
siswa apakah ada hal yang belum dimengeri terkait rancangan eksperimen.
Siswa bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti terkait rancangan eksperimen
117
dan cara menggunakan alatalat untuk eksperimen.
Mengeksplorasi
Guru menginstruksikan
Siswa secara
siswa untuk memulai
berkelompok memulai
eksperimen.
eksperimen.
Guru mengingatkan siswa untuk teliti dalam mengamati dan mencatat hasil eksperimen konsentrasi dan laju
Siswa mengamati dan mencatat data hasil eksperimen konsentrasi dan luas permukaan
reaksi. Guru menginstruksikan Menganalisis
Siswa secara
siswa untuk menganalisis
berkelompok
data hasil eksperimen
menganalisis data
konsentrasi dan laju reaksi
hasil eksperimen
untuk menyimpulkan
konsentrasi dan laju
faktor-faktor yang
reaksi untuk
mempengaruhi laju reaksi
menyimpulkan faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Guru menginstruksikan Mengkomunikasikan
Penutup
Setiap kelompok
siswa untuk
mengumpulkan
mengumpulkan laporan
laporan sementara
sementara dari eksperimen
dari eksperimen
konsentrasi dan laju
konsentrasi dan laju
reaksi.
reaksi.
Guru meminta siswa
Salah seorang siswa
untuk menyimpulkan
menyimpulkan hasil
hasil eksperimen.
eksperimen.
Guru menyimpulkan
Siswa mencatat
10’
118
kembali hasil eksperimen
penjelasan guru
serta memberikan
tentang klarifikasi
penguatan terhadap
dari eksperimen
jawaban siswa
yang dilakukan.
Guru memberikan tugas
Siswa mencatat
pembuatan laporan
tugas yang diberikan
kepada siswa dan
guru.
menjawab pertanyaan yang diajukan setelah eksperimen.
Guru memotivasi siswa
Siswa
untuk semangat belajar.
memperhatikan
Guru mengakhiri
dengan seksama.
pembelajaran dengan do’a
Siswa berdo’a untuk
bersama dan ucapan
mengakhiri
salam.
pembelajaran dan mengucapkan salam kepada guru.
H. Penilaian
No
Aspek
Mekanisme dan Prosedur
Instrumen
1.
Sikap
-
Kerja Kelompok
- Lembar Observasi
2.
Pengetahuan
-
- Soal penugasan.
3.
Ketrampilan
-
Penugasan (diskusi kelompok) Laporan Praktikum
Keterangan
- Rubrik penilaian.
Mengetahui, Guru Mapel Kimia
Jakarta, 30 Oktober 2014 Mahasiswa
Arif Soleh, S.Pd
Sundaniawati Safitri
119
Lembar Observasi Hari/tanggal Materi Observer No
: : : Nama Lengkap 1
Aspek yang diamati 2 3 4
∑ Skor 5
1 2 3 4 5 6 Keterangan : No 1
Aspek Keaktifan bertanya
2
Keterampilan menggunakan alat-alat laboratorium.
3
Ketepatan penggunaan alat & bahan eksperimen.
4
Keterlibatan selama eksperimen
5
Kerjasama
Skor 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
Penilaian :
Kriteria Penilaian Sering bertanya hal yang belum dimengerti Sesekali bertanya hal yang belum dimengerti. Tidak pernah bertanya. Terampil menggunakan alat-alat laboratorium. Hanya beberapa alat laboratorium yang terampil digunakan. Tidak terampil menggunakan alat-alat laboratorium. Tepat dalam menggunakan alat & bahan sesuai instruksi. Kurang tepat dalam menggunakan alat & bahan. Tidak tepat dalam menggunakan alat & bahan. Terlibat aktif dalam pelaksanaan eksperimen. Kurang terlibat dalam pelaksanaan eksperimen Tidak terlibat dalam pelaksanaan eksperimen. Mampu bekerjasama dengan baik dengan sesama anggota kelompok. Kurang mampu bekerjasama dengan anggota kelompok. Tidak mampu bekerjasama dengan anggota kelompok.
120
Rubrik Penilaian Laporan Praktikum No
Aspek yang dinilai
skor
1
Bentuk Laporan
5
Kriteria -
Sistematis
-
Dasar teori yang disajikan sesuai dengan tujuan eksperimen.
-
Laporan ditulis dengan rapih.
-
Penulisan daftar pustaka sesuai dengan ketentuan penulisan daftar pustaka yang baik dan benar.
-
Minimal 3 sumber daftar pustaka baik buku ataupun internet.
2.
Data Pengamatan
4
Bila 1 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
3
Bila 2 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
2
Bila 3 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
1
Bila 4 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
5
-
Data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
-
Data yang disajikan sesuai dengan hasil eksperimen.
-
Data yang disajikan jelas.
-
Data yang disajikan mudah dipahami.
-
Data yang disajikan disertai satuan besarannya, (misalnya mL, gram, dan lainlain).
3
Pembahasan
4
Bila 1 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
3
Bila 2 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
2
Bila 3 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
1
Bila 4 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
5
-
Bahasa yng digunakan mudah dipahami.
-
Pembahasan sesuai dengan hasil praktikum.
-
Mencantumkan reaksi kimia
-
Mencantumkan persamaan laju reaksi.
-
Literatur yang diambil sesuai atau cocok untuk pembahasan.
4
Bila 1 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
3
Bila 2 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
2
Bila 3 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
121
4
Ketepatan pengambilan
1
Bila 4 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
5
-
Kesimpulan sesuai tujuan eksperimen.
-
Kesimpulan sesuai dengan pembahasan.
-
Kesimpulan sesuai hasil pengamatan.
-
Kesimpulan jelas
-
Kesimpulan mudah dipahami.
kesimpulan
5
Penilaian :
4
Bila 1 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
3
Bila 2 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
2
Bila 3 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
1
Bila 4 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
Waktu pengumpulan
5
Tepat waktu
laporan
4
Telat 1 hari
3
Telat 2 hari
2
Telat 3 hari
1
Telat 4 hari/lebih.
122
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMA Dharma Karya Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI MIA/Ganjil Materi pokok
: Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 45 menit)
B. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalamberinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan, kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator 3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan. 4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi. Indikator: 1.
Merancang dan melakukan eksperimen faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (suhu & katalis).
2.
Mendeskripsikan pengaruh suhu dan katalis berdasarkan data eksperimen dan teori tumbukan.
123
E.
Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa mampu merancang dan melakukan eksperimen faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (suhu & katalis )
2.
Siswa mampu mendeskripsikan pengaruh suhu & katalis berdasarkan data percobaan dan teori tumbukan.
F. Materi Pembelajaran Faktor-Faktor yang mempengaruhi Laju Reaksi Suhu/Temperatur Pada umumnya ketika suhu dinaikan , laju reaksi akan bertambah cepat. Hal ini disebabkan makin tinggi suhunya kecepatan gerak partikel-partikel pereaksi dan energi kinetik partikel ikut meningkat, sehingga kemungkinan tmbukan yang terjadi akan semakin sering. Sebaliknya apabila suhu diturunkan, maka kecepatan gerak partikel-partikel pereaksi melambat sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan lebih sedikit dan hal tersebut dapat memperlambat laju reaksi. Katalis Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa dirinya mengalami perubahan kimia secara tetap. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
G. Metode Pembelajaran 3.
Eksperimen
4.
Diskusi kelompok.
124
H. Alat, dan Sumber Pembelajaran 1.
Alat & bahan.
Suhu Alat 1. Gelas kimia 100 mL / labu erlenmeyer 2. Pembakar spirtus 3. Kaki tiga 4. Kawat kasa 5. Gelas ukur 10 mL 6. Termometer 7. Stopwatch 8. Tissue 9. Kertas 10. Spidol hitam
Bahan 1. Larutan Narium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 M 80 mL 2. HCl 1 M 40 mL
2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 gulung 1 lembar 1 buah
Katalis Alat 1. Tabung reaksi 2. Gelas ukur 10 mL 3. Pipet tetes 4. Tissue
Bahan 3 buah 1 buah 2 buah 1 gulung
1. Larutan hidrogen peroksida (H2O2) 5% 9 mL 2. Larutan besi (III) klorida (FeCl3) 0,1 M 1 mL 3. Larutan natrium klorida (NaCl) 0,1 M 1 mL
2. Sumber Belajar
Endang Susilowati, Kimia Untuk Kelas XI SMA dan MA, Global, Jakarta.
Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Metakognisi.
Internet http://e-dukasi.net http://chem-is-try.org
I.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Guru memberikan salam
Siswa merespon
untuk memulai kegiatan
salam dari guru.
pembelajaran. Guru mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin do’a.
Ketua kelas memimpin doa sebelum memulai pembelajaran.
Waktu 10’
125
Guru memeriksa kehadiran siswa. Guru mengajukan pertanyaan terkait laju reaksi dari eksperimen yang telah dilakukan sebelumnya.
Siswa merespon pertanyaan guru dengan memberikan pernyataan tentang laju reaksi terkat eksperimen yang telah dilakukan sebelumnya. 70’
Inti Guru memberikan LKS kepada setiap siswa untuk
Siswa menerima LKS yang diberikan.
digunakan sebagai panduan eksperimen. Guru menginstruksikan siswa untuk duduk perkelompok.
Siswa duduk sesuai kelompok masingmasing.
Mengamati
Guru menginstruksikan
Siswa membaca
kepada setiap kelompok
wacana tentang suhu
untuk membaca wacana
dan katalis yang
tentang suhu dan katalis yang
terdapat dalam LKS
terdapat dalam LKS lalu
lalu menjawab
menjawab pertanyaan.
pertanyaan yang diajukan secara berkelompok.
Guru menginstruksikan kepada siswa untuk merancang eksperimen sesuai petunjuk yang ada pada LKS.
Siswa merancang eksperimen yang akan dilakukan terkait suhu dan katalis sesuai instruksi yang terdapat dalam LKS.
126
Menanyakan
Guru bertanya kepada siswa
Siswa bertanya
apakah ada hal yang belum
mengenai hal-hal
dimengeri terkait rancangan
yang belum
eksperimen.
dimengerti terkait rancangan eksperimen dan cara menggunakan alatalat untuk eksperimen.
Mengeksplorasi
Guru menginstruksikan siswa untuk memulai eksperimen.
Siswa secara berkelompok memulai eksperimen.
Guru mengingatkan siswa
Menganalisis
Siswa mengamati
untuk teliti dalam mengamati
dan mencatat data
dan mencatat hasil
hasil eksperimen
eksperimen suhu dan katalis.
suhu dan katalis.
Guru menginstruksikan siswa
Siswa secara
untuk menganalisis data hasil
berkelompok
eksperimen suhu dan katalis
menganalisis data
untuk menyimpulkan faktor-
hasil eksperimen
faktor yang mempengaruhi
suhu dan katalis
laju reaksi
untuk menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Guru menginstruksikan siswa Mengkomunikasikan
Setiap kelompok
untuk mengumpulkan
mengumpulkan
laporan sementara dari
laporan sementara
eksperimen suhu dan katalis.
dari eksperimen suhu dan katalis.
Penutup
Guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil
Salah seorang siswa menyimpulkan
10’
127
eksperimen.
hasil eksperimen.
Guru menyimpulkan kembali
Siswa mencatat
hasil eksperimen serta
penjelasan guru
memberikan penguatan
tentang klarifikasi
terhadap jawaban siswa
dari eksperimen yang dilakukan.
Guru memberikan tugas
Siswa mencatat
pembuatan laporan kepada
tugas yang
siswa dan menjawab
diberikan guru.
pertanyaan yang diajukan setelah eksperimen.
Guru memotivasi siswa untuk semangat belajar.
Siswa memperhatikan dengan seksama.
Guru mengakhiri
Siswa berdo’a
pembelajaran dengan do’a
untuk mengakhiri
bersama dan ucapan salam.
pembelajaran dan mengucapkan salam kepada guru.
H. Penilaian
No
Aspek
Mekanisme dan Prosedur
Instrumen
1.
Sikap
-
Kerja Kelompok
- Lembar Observasi
2.
Pengetahuan
-
- Soal Penugasan
3.
Ketrampilan
-
Penugasan (Diskusi Kelompok) Laporan Praktikum
Mengetahui, Guru Mapel Kimia
Arif Soleh, S.Pd
Keterangan
- Rubrik Penilaian
Jakarta, 11 November 2014 Mahasiswa
Sundaniawati Safitri
128
Lembar Observasi Hari/tanggal Materi Observer No
: : : Nama Lengkap 1
Aspek yang diamati 2 3 4
∑ Skor 5
1 2 3 4 5 6 Keterangan : No 1
Aspek Keaktifan bertanya
2
Keterampilan menggunakan alat-alat laboratorium.
3
Ketepatan penggunaan alat & bahan eksperimen.
4
Keterlibatan selama eksperimen
5
Kerjasama
Skor 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
Penilaian :
Kriteria Penilaian Sering bertanya hal yang belum dimengerti Sesekali bertanya hal yang belum dimengerti. Tidak pernah bertanya. Terampil menggunakan alat-alat laboratorium. Hanya beberapa alat laboratorium yang terampil digunakan. Tidak terampil menggunakan alat-alat laboratorium. Tepat dalam menggunakan alat & bahan sesuai instruksi. Kurang tepat dalam menggunakan alat & bahan. Tidak tepat dalam menggunakan alat & bahan. Terlibat aktif dalam pelaksanaan eksperimen. Kurang terlibat dalam pelaksanaan eksperimen Tidak terlibat dalam pelaksanaan eksperimen. Mampu bekerjasama dengan baik dengan sesama anggota kelompok. Kurang mampu bekerjasama dengan anggota kelompok. Tidak mampu bekerjasama dengan anggota kelompok.
129
Rubrik Penilaian Laporan Praktikum No
Aspek yang dinilai
skor
1
Bentuk Laporan
5
Kriteria -
Sistematis
-
Dasar teori yang disajikan sesuai dengan tujuan eksperimen.
-
Laporan ditulis dengan rapih.
-
Penulisan daftar pustaka sesuai dengan ketentuan penulisan daftar pustaka yang baik dan benar.
-
Minimal 3 sumber daftar pustaka baik buku ataupun internet.
2.
Data Pengamatan
4
Bila 1 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
3
Bila 2 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
2
Bila 3 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
1
Bila 4 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
5
-
Data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
-
Data yang disajikan sesuai dengan hasil eksperimen.
-
Data yang disajikan jelas.
-
Data yang disajikan mudah dipahami.
-
Data yang disajikan disertai satuan besarannya, (misalnya mL, gram, dan lainlain).
3
Pembahasan
4
Bila 1 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
3
Bila 2 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
2
Bila 3 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
1
Bila 4 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
5
-
Bahasa yng digunakan mudah dipahami.
-
Pembahasan sesuai dengan hasil praktikum.
-
Mencantumkan reaksi kimia
-
Mencantumkan persamaan laju reaksi.
-
Literatur yang diambil sesuai atau cocok untuk pembahasan.
4
Bila 1 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
3
Bila 2 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
2
Bila 3 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
130
4
Ketepatan pengambilan
1
Bila 4 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
5
-
Kesimpulan sesuai tujuan eksperimen.
-
Kesimpulan sesuai dengan pembahasan.
-
Kesimpulan sesuai hasil pengamatan.
-
Kesimpulan jelas
-
Kesimpulan mudah dipahami.
kesimpulan
5
Penilaian :
4
Bila 1 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
3
Bila 2 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
2
Bila 3 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
1
Bila 4 kriteria dari poin 5 tidak dipenuhi.
Waktu pengumpulan
5
Tepat waktu
laporan
4
Telat 1 hari
3
Telat 2 hari
2
Telat 3 hari
1
Telat 4 hari/lebih.
131
Lampiran 3. Rubrik Komponen Metakognisi Pada LKS
Aspek Metakognisi Pengetahuan metakognisi
Indikator Mengidentifikasikan masalah/informasi.
Mengidentifikasikan konsep
Mempertimbangkan implikasi suatu konsep.
Penempatan pada LKS Wacana pada tiap-tiap materi. - Teori tumbukan - Konsentrasi - Luas permukaan - Suhu - Katalis Uraian materi - Teori tumbukan - Konsentrasi - Luas permukaan - Suhu - Katalis - Laju reaksi - Penerapan konsep laju reaksi - Persamaan laju reaksi - Orde reaksi - Latihan mandiri -
Diskusi bersama, Informasi (ayo cari tahu) Konsentrasi Informasi (luas permukaan) Menemukan contoh (luas permukaan) Informasi ( temperatur) Latihan mandiri (penerapan konsep laju reaksi)
Hal 2 8 14 20 25 2 8 14 20 25 33 34 38 38 5 4 9 14 15 20 35
Menggambarkan konsep suatu unit dan kesalingterkaitannya Memberikan contoh Mengkonstruksi hubungan pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan yang dipelajari. Memilih operasi/prosedur yang dipakai.
Peta konsep
Latihan soal Katalis dan penggunaannya Keterkaitan materi yang dijelaskan dalam wacana.
Eksperimen
34 , 39 26
10,16,21,27
132
Mengetahui langkahlangkah yang akan digunakan dalam penyelidikan
Regulasi metakognisi
Mengetahui alasan mengapa melakukan sesuatu. Merencanakan aktivitas belajar Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Memilih prosedur/strategi yang sesuai.
Mengurutkan operasi/langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penyelidikan.
Memonitor setiap langkah yang dilakukan
Melakukan perhitungan secara teliti.
Eksperimen - Konsentrasi, - Luas permukaan - Suhu - Katalis Latihan mandiri Eksperimen (faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi) Pengerjaan latihan soal & tugas Rencana belajar (tiap awal matei pelajaran) Eksperimen - Konsentrasi - Luas permukaan - Suhu - Katalis Eksperimen - Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Latihan dan tugas. - Persamaan reaksi dan Orde reaksi Eksperimen - Konsentrasi - Luas permukaan - Suhu - Katalis Latihan/ Tugas - Persamaan reaksi dan Orde reaksi - Latihan mandiri Eksperimen - Konsentrasi - Luas permukaan - Suhu - Katalis Latihan/tugas - Persamaan reaksi & orde reaksi Eksperimen : (Hasil eksperimen) - Konsentrasi - Luas permukaan - Suhu - Katalis latihan dan tugas - orde reaksi latihan mandiri
10 16 21 27 40-41
10 16 21 27
40-41 11 17 22 28 40-41 43-44 11 17 22 28 40-41
12 18 23 29 40-41
133
43-44 Memeriksa/ mengecek setiap jawaban yang dihasilkan dari penyelidikan
Diskusi bersama : - teori tumbukan - konsentrasi - luas permukaan - suhu - katalis Eksperimen (hasil eksperimen, grafik, analisis data, pertanyaan) - Konsentrasi - luas permukaan - suhu - katalis Latihan dan tugas - persamaan laju reaksi dan orde reaksi latihan mandiri
4 9 13 20 26
12 18 23 29 40-41
43-44 Menilai pencapaian tujuan Mengevaluasi prosedur yang digunakan Mengevaluasi prosedur yang digunakan Mengidentifikasi sumber-sumber kesalahan dari penyelidikan. Membuat kesimpulan.
Jurnal belajar Jurnal belajar Jurnal belajar Jurnal belajar
Jurnal belajar
134
135
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi untuk Siswa SMA Kelas XI MIA Judul
: Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi
Penulis
: Sundaniawati Safitri
NIM
: 1110016200010
Keterangan
: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun
: 2015
Pembimbing
: Burhanudin Milama, M.Pd Dewi Murniati, M.Si
Validator
: Salamah Agung, Ph.D Arif Soleh, S.Pd
Penguji
: Dedi Irwandi, M.Si Nanda Saridewi, M.Si
Ukuran LKS
: 21 x 29,7 cm (A4)
LKS ini disusun dan dirancang oleh penulis menggunakan Microsoft Publisher 2010
136
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim, Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahuwata΄ala, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan sebuah LKS yang berjudul “Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi”. LKS ini disusun sesuai dengan standar isi Kurikulum 2013 agar siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar materi Laju Reaksi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan LKS ini. Terima kasih kepada kedua orang tua, Bapak Elan Darlan, S.Pd dan Ibu Nani Yuningsih. Dosen Pembimbing, Bapak Burhanudin Milama, M.Pd dan Ibu Dewi Murniati, M.Si yang memberikan dorongan dan motivasi dalam penyusunan modul ini. Validator penyusunan LKS, Ibu Salamah Agung, Ph.D., dan Bapak Arif Soleh, S.Pd., yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam memperbaiki penyusunan LKS ini. Selain itu, penulis juga berterimakasih kepada Bapak Dedi Irwandi, M.Si dan Ibu Nanda Saridewi M.Si sebagai penguji sidang skripsi yang telah memberikan saran dan arahannya untuk perbaikan LKS ini. Pembuatan LKS berbasis metakognisi ini dirancang agar siswa dapat mengkonstruksi pemahamannya terhadap materi laju reaksi melalui serangkaian kegiatan metakognisi yang disajikan dalam LKS, sehingga metakognisi siswa akan terbangun dan siswa sadar akan pengetahuan yang dimilikinya. LKS ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan LKS ini. Semoga LKS ini dapat memberikan manfaat bagi siswa dalam pembelajaran pada materi Laju Reaksi. Aamiin. Ciputat, Februari 2015 Penulis
137
Daftar Isi Halaman Sampul ................................................................................................................... i Kata Pengantar ..................................................................................................................... ii Daftar Isi................................................................................................................................. iii Peta Konsep ............................................................................................................................ iv Teori Tumbukan .......................................................................................................... 1 A.
Teori Tumbukan .................................................................................................. 2 1. Tumbukan Efektif ......................................................................................... 2 2.
Energi Aktivasi ............................................................................................. 3
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi ................................................... 7 A.
Konsentrasi .......................................................................................................... 8
B.
Luas Permukaan ................................................................................................... 14
C.
Temperatur/Suhu ................................................................................................. 20
D.
Katalis .................................................................................................................. 25
Laju Reaksi dan Penerapan Konsep Laju Reaksi ................................................... 32 A.
Laju Reaksi .......................................................................................................... 33
B.
Penerapan Konsep Laju Reaksi ........................................................................... 34
Orde Reaksi ................................................................................................................. 37 A.
Persamaan Laju Reaksi ........................................................................................ 38
B.
Menentukan Orde Reaksi ..................................................................................... 38
Latihan Mandiri ................................................................................................................... 43 Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 46
138
PETA KONSEP LAJU REAKSI Untuk mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran, perhatikanlah peta konsep berikut !
139
TEORI TUMBUKAN
Indikator Pembelajaran 1.Mengidentifikasi tumbukan menyebabkan reaksi kimia
yang
Tujuan Pembelajaran 1 Siswa dapat mengidentifikasi tumbukkan yang menyebabkan terjadinya reaksi kimia.
Rencana belajar 1. Dalam materi ini akan dipelajari tumbukan efektif dan energi aktivasi. 2. Tugas dalam materi ini meliputi diskusi bersama, latihan
mandiri,
dan mengisi jurnal belajar. Asteroid Apophis, Apophis merupakan istilah yunani untuk Apep, tokoh mitologi mesir kuno yang dikenal sebagai penghancur. Sejak ditemukan pada pertengahan 2004,asteroid ini telah menghebohkan jagat seiring hasil observasi awal menunjukkan ia memiliki kemungkinan untuk jatuh bertumbukan dengan bumi pada 2036 kelak selepas melintas sangat dekat dengan bumi pada 2029 . Sumber : Kafeastronomi.com
3. Pengetahuan
ini
sangat
penting
dipelajari karena berkaitan dengan materi
selanjutnya
faktor
yang
yaitu
faktor-
mempengaruhi
laju
reaksi. 4. Perkaya pengetahuan kalian dengan berbagai sumber dan referensi belajar lainnya. 5. Materi ini harus diselesaikan dalam 1 kali pertemuan (2x45 menit)
1
140
A. Teori Tumbukan Perhatikan gambar disamping! Apa yang kalian pikirkan ketika melihat gambar di samping? Betul! Kedua gambar di samping merupakan kejadian tumbukan atau tabrakan.
Gambar 1.1 Tabrakan mobil
Pada gambar pertama,
terlihat
sisi dari kedua mobil
saling
bertabrakan/bertmbukan. Akan ada banyak kemungkinan yang terjadi setelah terjadi tumbukan tersebut. Kemungkinan tersebut diantaranya: kedua mobil akan baik-baik saja, mobil akan sedikit lecet, atau mobil akan rusak parah.
Gambar 1.2 Menumbuk padi
Pada gambar kedua, terlihat beberapa orang ibu-ibu sedang menumbuk padi. Sebelum era mesin penggiling padi, para petani menggunakan lesung dan alu untuk menumbuk padi. Hal itu bertujuan untuk memisahkan beras dari sekam padi. Semakin besar tenaga yang digunakan untuk menumbuk, maka semakin cepat pula beras terpisah dari sekam padi. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Untuk mengetahui alasan tersebut, pahamilah penjelasan mengenai teori tumbukan di bawah ini! Menurut teori tumbukan, suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain apabila partikel – partikelnya saling bertumbukan. Tumbukan terjadi jika dua molekul atau lebih permukaannya saling bersentuhan pada satu titik. Terjadinya tumbukan antar partikel disebabkan setiap partikel dalam suatu zat memiliki energi kinetik sehingga partikel-partikel tersebut selalu bergerak dengan arah tidak teratur. Gerakan ini memungkinkan terjadinya tumbukan antar partikel tersebut yang akhirnya menghasilkan reaksi kimia.
Syarat-syarat terjadinya suatu reaksi, meliputi tumbukan efektif dan energi minimum yang dikenal energi aktivasi (Ea). 1. Tumbukan efektif Tumbukan
efektif
merupakan
tumbukan
yang
dapat
menghasilkan reaksi kimia. Syarat terjadinya tumbukan efektif adalah orientasi tumbukan molekul harus tepat.
Gambar 1.3 Macam-macam tumbukan
S>T>U>D>Y = Singing, Tweeting, Unlimited Texting, Dreaming, Yawning!
2
141
Orientasi merupakan arah atau posisi antar molekul yang bertumbukan. (a) tumbukan efektif, karena posisi tumbukan tepat. (b) tumbukan tidak efektif karena molekul yang bertumbukan sama. ( c) tumbukan tidak efektif karena posisi tidak tepat 2. Energi aktivasi/Energi Pengaktifan (Ea) Perhatikan gambar di samping! Orang pada gambar disamping harus mendorong batu dari titik A melewati bukit untuk sampai pada titik B. artinya orang tersebut harus memiliki energi kinetik yang cukup atau berlebih untuk melewati bukit tersebut. Bukit inilah yang dimaksudkan dengan Energi aktivasi (Ea).
Gambar 1.4 Analogi energi aktivasi
Energi aktivasi (Ea) merupakan energi minimum terjadi suatu reaksi. Energi aktivasi (Ea) digambarkan sebagai penghalang yang harus dilewati molekul reaktan untuk dapat membentuk produk. Energi aktivasi (Ea) diperlukan untuk memutus ikatan dan terjadinya penyusunan ulang atom dan elektron dalam reaksi kimia. Jenis reaksi yang dapat dijelaskan dengan energi aktivasi (Ea) adalah reaksi eksoterm dan endoterm. Berikut adalah gambar grafik energi aktivasi untuk reaksi eksoterm (melepas panas) dan endoterm (menyerap panas) pada tumbukan.
Reaksi Eksoterm
Reaksi Endoterm
Energi aktivasi untuk reaksi endoterm lebih besar daripada energi aktivasi eksoterm. Reaksi kimia yang memiliki harga (Ea) besar akan berlangsung lambat, karena hanya sebagian kecil dari tumbukan-tumbukan yang memiliki energi cukup untuk memenuhi energi aktivasi (Ea) yang diperlukan.
Menuntut ilmu adalah salah satu bentuk perjuangan di jalan Tuhan
3
142
Diskusi Bersama Diskusikan bersama kelompok anda untuk menjelaskan grafik pada gambar berikut! Reaksi A + B
C (Eksoterm)
Reaksi P + Q
R (Endoterm)
Hasil Diskusi : Grafik 1 ............................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................... Grafik 2 ............................................................................................................................................. ........................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................... ...........................................................................................................................................................
Kecerdasan dan karakter adalah tujuan sejati pendidikan.
4
143
Latihan Mandiri Lengkapilah pengetahuan kalian mengenai teori tumbukan dengan membaca beberapa sumber lain, baik buku paket atau buku elektronik. Website terkait materi : http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0700779materi3.htm http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/teori-tumbukan http://merina-chemistblog.blogspot.com/p/teori-tumbukan.html atau berbagai sumber lainnya.
Carilah informasi terkait kata kunci : teori tumbukan, tumbukan efektif, dan energi aktvasi! Kemukakan informasi yang telah kalian rangkum dengan menggunakan bahasa kalian sendiri! ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………........................................................................................... ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ...................................................................................................................................
Buku adalah pengusung peradaban
5
144
Jurnal Belajar Saatnya menilai, mengevaluasi, dan membuat kesimpulan selama mempelajari materi teori tumbukan! Isilah jurnal belajar berikut dengan jujur dan bijaksana! 1. Kegiatan yang saya sukai selama mempelajari teori tumbukan adalah ............................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... Alasannya ............................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. 2. Saya belum memahami materi tentang teori tumbukan pada bagian .................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... 3. Sangat penting memahami materi teori tumbukan ini karena .............................................. ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... 4. Tujuan belajar yang sudah dicapai pada kegiatan belajar ini adalah ................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... 5
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari awal sampai akhir pembelajaran ini adalah ........ .............................................................................................................................................. ..............................................................................................................................................
6. Nilai Saya dalam mengerjakan tugas-tugas pada materi teori tumbukan adalah ................. (nilai dalam skala 1-10),
alasannya ...........................................................................................
............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... Nilai Nama
:
Kelas :
Catatan:………………………………………………………. ………………………………………………………………. Akal dan pikiran merupakan nilai lebih manusia.
6
145
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI
Rencana Belajar 1. Dalam materi ini akan dipelajari faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu : konsentrasi, luas permukaan, suhu/ temperatur, dan katalis. 2. Pengetahuan awal yang membantu dalam tugas ini adalah teori tumbukan yang telah dipelajari pada materi sebelumnya. 2. Tugas dalam materi ini meliputi :
Empat faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yaitu: Konsentrasi Luas permukaan bidang sentuh Suhu/temperatur katalis
Indikator Pembelajaran
Eksperimen (4x)
Diskusi bersama
Mengisi jurnal belajar.
3. Pengetahuan ini sangat penting dipelajari
1. Merancang dan melakukan eksperimen faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi
karena
selanjutnya
2. Mendeskripsikan pengaruh konsentrasi, suhu,
penerapan
luas permukaan bidang setuh, dan katalis 4. Perkaya berdasarkan
data
eksperimen
dan
berkaitan
teori
tumbukkan.
yaitu
dengan laju
materi
reaksi
dan
konsep laju reaksi. pengetahuan
kalian
dengan
berbagai sumber dan referensi belajar lainnya.
Tujuan Pembelajaran
5. Materi ini harus diselesaikan dalam 2 kali
1. Siswa mampu merancang dan melakukan
pertemuan. ( 4 x 45 menit )
eksperimen faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. 2. Siswa mampu mendeskripsikan pengaruh konsentrasi, suhu, luas permukaan bidang sentuh,
dan
katalis
berdasarkan
data
eksperimen dan teori tumbukkan.
7
146
Reaksi Kimia
Gambar 2.1 Ledakan bom
Gambar 2.2 Besi berkarat
B.
Ledakan bom, petasan, dan pembakaran zat organik merupakan reaksi kimia yang berjalan cepat. Sedangkan proses pengkaratan besi, reaksi peluruhan zat radio aktif di alam merupakan salah satu reaksi yang berjalan lambat. Perbedaan hal tersebut terletak pada kecepatan reaksi atau laju reaksi. Apa yang dimaksud dengan laju reaksi Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kecepatan reaksi? Hal ini dapat kalian jawab setelah mempelajari sub bab ini dengan seksama.
Konsentrasi
Pernahkan kalian berenang di kolam renang umum? Apa yang kalian rasakan setelah selesai berenang? Apakah kulit kalian terasa kering dan kusam? Apakah rambut kalian terasa kaku dan kasar? bisa jadi kolam renang yang kalian gunakan tersebut menggunakan kaporit untuk menjernihkan Gambar 2.3 Kolam Renang
airnya.
Apa itu kaporit? Kaporit atau kalsium hipoklorit adalah senyawa kimia dengan rumus Ca(ClO2. Senyawa ini digunakan untuk pengolahan air dan berbagai zat pemutih (serbuh pemutih). Kaporit digunakan untuk menjernihkan air yang digunakan pada kolam renang. Gambar 2.4 Kaporit
Perhatikanlah gambar berikut! Sebelum ditambahkan kaporit, air yang
terdapat pada
kolam renang keruh dan kotor. Tetapi setelah ditambahkan kaporit, air tersebut menjadi jernih. Semakin banyak kaporit yang digunakan, maka akan semakin jernih air tersebut. Lalu apa hubungan antara wacana dengan judul diatas? (a) Sebelum (b) Sesudah penambahan kaporit penambahan kaporit
Hubungkan hipotesis kalian dengan materi teori tumbukan yang telah dipelajari!
8
Gagasan mampu menggerakkan pikiran.
147
Ayo Cari Tahu!
Bahan bakar pertamax memiliki konsentrasi isooktana yang lebih besar dibandingkan premium, sehingga ketika digunakan untuk bahan bakar kendaraan akan lebih irit. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Info selengkapnya kunjungi : http:// kibayudh.blogspot.com Brainly.co.id/tugas/520193
Perhatikan dua kasus di bawah ini!
(a)
(b)
Larutan teh pekat beserta gambaran molekul di dalamnya
Larutah teh encer beserta gambaran molekul di dalamnya
Larutan teh pekat (konsentrasi besar) memiliki kandungan molekul atau partikel yang lebih banyak dibandingkan larutan teh encer (konsentrasi kecil), sehingga ketika diminum, teh pekat (konsentrasi besar) akan terasa pahit dilidah dibandingkan dengan teh encer (konsentrasi kecil).
Diskusi Bersama 1. Dari dua wacana yang telah kalian baca diatas, tuliskan masalah berdasarkan kata kunci yang kalian dapatkan! .......................................................................................................................... ..................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................... 2. Dari masalah yang telah kamu identifikasi, bagaimanakan hubungan konsentrasi terhadap laju reaksi? ........................................................................................................................................ ..................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................... 3. Apa yang kalian ketahui mengenai konsentrasi? ........................................................................ ..................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................. 4. Terkait dengan materi konsentrasi, jika dua larutan berbeda dengan konsentrasi tertentu direaksikan , apa yang harus dilakukan agar reaksi berjalan cepat? ........................................... ..................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................... 5. Tuliskanlah hipotesis awal anda mengenai pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi! ............ ..................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................... Ikatlah ilmu dengan menulisnya
9
148
Eksperimen Untuk membuktikan hipotesis kalian mengenai pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi, lakukan eksperimen sederhana di bawah ini! Eksperimen 1 A. Judul : …………………………………………………………………………. B. Tujuan : ………………………………………………………………………… C. Alat & Bahan Siapkan alat dan bahan sesuai daftar berikut! Alat 1. Gelas kimia 100 mL / Labu erlenmeyer 2. Stopwatch 3. Gelas ukur 10 mL 3. Pipet tetes 4. Tissue 5. Spidol 6. Kertas
Bahan 2 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 pac 1 buar 1 lembar
1. Larutan Narium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 M 50 mL 2. HCl 1 M 40 mL 3. Aquades 30 mL
D. Langkah Kerja Rancanglah eksperimen sesuai gambar di bawah ini!
3). 20 mL Na2S2O3 0,1 M
2). 10 mL HCl 1M
Catat waktu sejak penambahan Na2S2O3 sampai tanda silang tidak terlihat lagi dari atas!
1). Kertas bertanda X
Ulangi percobaan tersebut dengan menggunakan larutan Na2S2O3 yang diencerkan seperti yang tertera dalam tabel! Percobaan I II III IV
Volume (mL) HCl 1M 10 10 10 10
Na2S2O3 0,1 M 20 15 10 5
Lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali.
10
air 5 10 15
campuran 30 30 30 30
149
Lembar 1
Lakukan percobaan secara berurutan sesuai dengan langkah-langkah perobaan yang telah kalian buat! Periksa setiap langkah yang telah dilakukan, ulangi percobaan jika terjadi kesalahan! Lembar 2 digunakan jika lembar 1 tidak cukup atau mengulang kembali karena kesalahan. Lembar 2
Orang yang bisa mengendalikan emosinya adalah pemenang hidup sejati.
11
150
E. Hasil Eksperimen Volume (mL) HCl 1M
Na2S2O3 0,1 M
air
campuran
10
20
-
30
Konsentrasi Na2S2O3 pada campuran
Waktu (detik)
Jawaban yang diperoleh dari hasil eksperimen harus diperiksa kembali. Identifikasilah, jika terjadi kesalahan perbaikilah kesalahan tersebut! F. Grafik Buatlah grafik dari hasil pengamatan pada eksperimen 1, Grafik dibuat dengan X sebagai faktor yang mempengaruhi laju reaksi, dan Y waktu yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi! Grafik Eksperimen 1
Apa kesimpulan dari grafik yang kalian buat?
Jika anda gagal untuk pertama kali, cobalah lagi!
12
151
G. Pembahasan
H. Pertanyaan 1. Reaksi percobaan manakah yang berlangsung paling cepat?(tidak terlihatnya tanda X pada kertas)? ........................................................................................................................ ................................................................................................................................................ Alasannya? ............................................................................................................................ ............................................................................................................................................... ................................................................................................................................................ 2. Apa yang menyebabkan perbedaan laju reaksi dari eksperimen yang dilakukan? ............... ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ 3. Dari eksperimen yang dilakukan, bagaimana pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi? .................................................................................................................................. ............................................................................................................................................... ................................................................................................................................................ 4. Apakah hipotesis awal anda mengenai konsentrasi terhadap laju reaksi terbukti setelah dilakukan eksperimen ini? jelaskan! ..................................................................................... ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. 5. Tulislah pegertian laju reaksi secara singkat dari eksperimen yang kamu lakukan! ............. ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... Pengalaman membuat kita menjadi sempurna.
13
152
B. Luas Permukaan Tahukah kalian apa yang sedang dilakukan bapak-bapak pada gambar disamping? Ya.. Betul sekali! Bapak-bapak tersebut sedang memotong kayu bakar untuk digunakan sebagai bahan bakar memasak. Sebelum penggunaan minyak tanah dan gas LPG, kayu bakar merupakan bahan bakar yang lazim digunakan untuk memasak.
Gambar 2.5 Memotong Kayu Bakar
Tapi, tahukah kalian mengapa kayu bakar selalu dibelah terlebih dulu sebelum digunakan? Pembelahan kayu bakar berfungsi untuk memperkecil ukuran dari kayu tersebut. Ketika kayu ukuran kecil tersebut dibakar, reaksi pemanasan lebih cepat terjadi sehingga menghasilkan panas yang baik. Sebaliknya kayu dengan ukuran besar lebih lambat menghasilkan reaksi pemanasan. Apakah kalian tahu apa hubungannya ukuran kayu tersebut dengan cepatnya reaksi pemanasan? Jika kalian belum tahu, coba perhatikan penjelasan dibawah ini… Gambar A dianalogikan sebagai kayu gelondongan/kayu
A
B
berukuran besar. Gambar B dianalogikan sebagai kayu ukuran kecil (kayu gelondongan yang dipotong menjadi 9 kayu kecil). Pada reaksi pembakaran, kayu akan bereaksi dengan api. Saat satu balok kayu besar tersebut dibakar, permukaan kayu yang bereaksi dengan api lebih sedikit dibandingkan dengan ketika potongan-potongan
Gambar 2.6 Analogi bentuk kayu
kecil kayu yangdireaksikan dengan api. Kenapa hal itu bisa terjadi Silahkan kalian bayangkan luas permukaan dari satu balok kayu besar dibandingkan dengan luas permukaan dari sembilan balok kecil (potongan balok besar). Lebih luas yang manakah? Mari Buktikan ! Untuk membuktikan bahwa semakin kecil ukuran dari suatu benda maka semakin besar luas permukaan bidang sentuhnya, siapkan satu buku berukuran tebal. 1. Hitunglah luas permukaan buku tersebut! (catat) 2. Hitung luas permukaan dari tiap lembar kertas yang terdapat dalam buku tersebut! (catat) Bandingkan luas permukaan dari dua keadaan tersebut!
Pengalaman adalah pelajaran yang paling mahal
14
153
Menemukan Contoh Perhatikanlah kejadian-kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Daftarlah sebanyak-banyaknya kejadian yang menjelaskan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi! 3 Contoh kejadian pengaruh luas terhadap laju reaksi.
5 Contoh kejadian pengaruh luas terhadap laju reaksi.
1. 2. 3. 4. 5.
Diskusi Bersama 1. Dari wacana yang telah kalian baca diatas, tuliskan masalah berdasarkan kata kunci yang kalian dapatkan! ........................................................................................................................ ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... 2. Dari
masalah yang telah kamu identifikasi, bagaimanakan hubungan
luas permukaan
terhadap laju reaksi? ................................................................................................................. ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... 3. Apa yang kalian ketahui mengenai luas permukaan bidang sentuh? ...................................... ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... 4. Terkait dengan materi luas permukaan, apabila direaksikan batu pualam (CaCO3) dengan larutan HCl 1 M, apa yang harus dilakukan agar reaksi berjalan cepat? ................................. ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... 5. Tuliskan hipotesis awal anda mengenai pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi! ....... ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... Setiap orang adalah arsitek bagi kesuksesan hidupnya.
15
154
Eksperimen Untuk membuktikan hipotesis kalian mengenai pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi, lakukan eksperimen sederhana di bawah ini! Eksperimen 2 A. Judul
:……………………………………………………………………..
B. Tujuan
:…………………………………………………………………......
C. Alat & Bahan Siapkan alat dan bahan sesuai daftar berikut! Alat 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Bahan
Tabung Reaksi 2 buah Stopwatch 1 buah Gelas ukur 10 mL 1 buah Balon 2 buah Tissue 1 pack Karet gelang 2 buah
1. CaCO3 Serbuk 2. CaCO3 bongkahan 3. Larutan HCl 1M
2 gram. 2 gram. 10 mL
D. Langkah Kerja Rancanglah eksperimen disesuaikan dengan gambar di bawah ini!
Balon
2 gram CaCO3 bongkahan
2 gram CaCO3 Serbuk
5 mL Larutan HCl 1M
5 mL Larutan HCl 1M
……………...
……………...
Catat waktu sampai gelembung di tabung reaksi habis, dan balon telah terisi gas secara optimal! Sedikit berbuat lebih baik daripada tidak sama sekali
16
155
Lembar 1
Lakukan percobaan secara berurutan sesuai dengan langkah-langkah perobaan yang telah kalian buat! Periksa setiap langkah yang telah dilakukan, ulangi percobaan jika terjadi kesalahan! Lembar 2 digunakan jika lembar 1 tidak cukup atau mengulang kembali karena kesalahan. Lembar 2
Tentukan mimipimu, lalu? Kejarlah ia.
17
156
E. Hasil Eksperimen Perlakuan
Waktu (detik)
Keterangan
Gelas Kimia 1 : 2 gram CaCO3 bongkahan + 5 mL Gelas Kimia 2: 2 gram CaCO3 serbuk + 5 mL HCL 1M Jawaban yang diperoleh dari hasil eksperimen harus diperiksa kembali. Identifikasilah, jika terjadi kesalahan perbaikilah kesalahan tersebut! F. Grafik Buatlah grafik dari hasil pengamatan pada eksperimen 2,grafik dibuat dengan X sebagai faktor yang mempengaruhi laju reaksi, dan Y waktu yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi! Grafik Eksperimen 2
Apa kesimpulan dari grafik yang kalian buat?
Waktu yang hilang tidak mungkin dapat kembali
18
157
G. Pembahasan
H. Pertanyaan 1. Manakah reaksi yang lebih cepat terjadi antara bongkahan CaCO3 dengan HCl ataukah antara serbuk CaCO3 dengan HCl? .................................................................................... ............................................................................................................................................. alasannya? .......................................................................................................................... ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. 2. Apakah hipotesis awal anda mengenai luas permukaan terhadap laju reaksi terbukti setelah dilakukan eksperimen ini? Jelaskan! ...................................................................... .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. 3. Apa pengertian laju reaksi berdasarkan eksperimen yang telah kamu lakukan? ................ .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. Orang bijak selalu hati-hati dalam perkataannya
19
158
C. Temperatur/Suhu Pernahkah kalian memasak air?
INFORMASI
Saat memasak, penggunaan api berpengaruh terhadap Gambar 2.7 Air mendidih
cepatnya
kematangan
masakan.
Sama halnya ketika memasak air, dengan penggunaan
api
besar
air
akan
cepat
mendidih. Sebaliknya penggunaan api kecil mengakibatkan lambatnya air mendidih/masak. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Saat memasak menggunakan api besar maka terjadi kenaikan suhu. Dengan naiknya suhu maka pergerakan partikel-partikel air makin cepat sehingga banyak
terjadi tumbukan antar partikel air
tersebut. Hal tersebut menyebabkan air cepat mendidih (mempercepat reaksi). Sebaliknya saat menggunakan api kecil, tidak terjadi kenaikan suhu yang drastis. Pergerakan partikel air tidak terlalu cepat dan tumbukan antar partikel tidak banyak terjadi, sehingga air lambat mendidih (memperlambat reaksi). Coba kalian kaitkan kembali dengan materi teori tumbukan yang telah dipelajari!
Para pedagang ikan di pasar tradisional selalu menempatkan ikan-ikan segarnya diatas tumpukkan es. Begitu pula ikan– ikan yang dijual di swalayan selalu di tempatkan di Freezer atau lemari pendingin. Hal tersebut bertujuan untuk memperlambat proses pembusukan ikan. Ketika temperatur suhu diturunkan maka proses pembusukan akan semakin lambat.
Diskusi Bersama 1. Dari wacana yang telah kalian baca diatas, tuliskan masalah berdasarkan kata kunci yang kalian dapatkan! ............................................................................................................................ ........................................................................................................................................................ 2. Dari masalah yang telah kamu identifikasi, bagaimanakan hubungan temperatur terhadap laju reaksi? .......................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... 3. Apa yang kalian ketahui mengenai temperatur/suhu? .................................................................. ....................................................................................................................................................... 4. Terkait materi suhu/temperatur , apa yang harus dilakukan dalam usaha untuk mempercepat suatu reaksi? .................................................................................................................................. ........................................................................................................................................................ 5. Tuliskan hipotesis kalian mengenai pengaruh suhu terhadap laju reaksi? .................................... ........................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................
20
Satu kata sudah cukup bagi orang bijak
159
Eksperimen Untuk membuktikan hipotesis kalian mengenai pengaruh suhu terhadap laju reaksi, lakukan eksperimen sederhana di bawah ini! Eksperimen 3 A. Judul
:……………………………………………………………………..
B. Tujuan
:…………………………………………………………………......
C. Alat & Bahan Siapkan alat dan bahan sesuai daftar berikut! Alat
Bahan
1. Gelas kimia 100 mL / labu erlenmeyer 2. Pembakar spirtus 3. Kaki tiga 4. Kawat kasa 5. Gelas ukur 10 mL 6. Termometer 7. Stopwatch 8. Tissue 9. Kertas 10. Spidol hitam
2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 gulung 1 lembar 1 buah
1. Larutan Narium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 M 80mL 2. HCl 1 M 40 mL
D. Langkah Kerja Rancanglah eksperimen disesuaikan dengan gambar di bawah ! 5). 10 mL HCl 1M 3). Termometer 4). 20 mL Na2S2O3 0,1 M
2). 20 mL Na2S2O3 1). Kertas bertanda X
6). Catat waktu yang dibutuhkan sejak penambahan HCl sampai tanda X tidak terlihat lagi pada kertas!
Lakukan kembali eksperimen diatas dengan menambahkan suhu Na2S2O3 (10 ° C di atas eksperimen sebelumnya). Lakukan eksperimen tersebut hingga tiga kali kenaikan suhu Na2S2O3 !
Pendidikan adalah peralihan dari kegelapan ke terang benderang.
21
160
Lembar 1
Lakukan percobaan secara berurutan sesuai dengan langkah-langkah perobaan yang telah kalian buat! Periksa setiap langkah yang telah dilakukan, ulangi percobaan jika terjadi kesalahan! Lembar 2 digunakan jika lembar 1 tidak cukup atau mengulang kembali karena kesalahan. Lembar 2
22
Tujuan hidup adalah menguji kematangan.
161
E. Hasil Eksperimen No
Suhu (°C) Na2S2O3 0,1 M
V HCL 1 M
V Na2S2O3 0,1 M
1
……..
10 mL
20 mL
2
…… + 10° C=
10 mL
20 mL
3
…….+ 20° C=
10 mL
20 mL
4
…….+ 30° C=
10 mL
20 mL
Waktu (detik)
Jawaban yang diperoleh dari hasil eksperimen harus diperiksa kembali. Identifikasilah, jika terjadi kesalahan perbaikilah kesalahan tersebut! F. Grafik Buatlah grafik dari pengamatan pada eksperimen 3,grafik dibuat dengan X sebagai faktor yang mempengaruhi laju reaksi, dan Y waktu yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi!
Grafik Eksperimen 3
Apa kesimpulan dari grafik yang kalian buat?
Pendidikan itu bukan sedang mengisi ember tapi menyalakan api.
23
162
G. Pembahasan
H. Pertanyaan 1. Apa yang terjadi ketika natrium tiosulfat direaksikan dengan asam klorida? ........................ ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. 2. Reaksi manakah yang menunjukan laju reaksi cepat? ........................................................... ................................................................................................................................................ bagaimana hal itu bisa terjadi? .............................................................................................. ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ 3. Bagamana pengaruh suhu terhadap laju reaksi antara natrium tiosulfat dengan asam klorida? ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. 4. Apakah hipotesis awal anda mengenai pengaruh suhu terhadap laju reaksi terbukti setelah dilakukan eksperimen ini? jelaskan! ...................................................................................... ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ 5. Tulislah pegertian laju reaksi secara singkat dari eksperimen yang kamu lakukan! ............... ................................................................................................................................................. ...........................................................................................................................................
24
Pendidikan bukanlah persiapan hidup; karena pendidikan adalah hidup itu sendiri.
163
D. Katalis Snow Mountain Tunnel. Jalanan di pinggir jurang atau melintasi perbukitan, itu sudah biasa. Pernahkan kalian naik mobil melintasi bagian dalam perut gunung? Jika belum ,silahkan kalian coba traveling ke taiwan. Cobalah melintasi Hsuehsan Tunnel atau lebih dikenal Snow Mountain Tunnel. Inilah terowongan yang menembus perut gunung dan terpanjang kedua di asia, dari taipe ke yilan sepanjang 12,9 Km. Dengan adanya terowongan ini, perjalanan dari Taipeh ke Yilan hanya ditempuh dengan 1 jam saja. Jika tidak ada terowongan bisa ditempuh 2-3 jam atau lebih. Gambar 2.8 Snow Mountain Tunnel
Lalu apa kaitannya wacana mengenai Hsuehsan Tunnel dengan judul di atas? Apa yang dimaksud dengan katalis? Coba perhatikan kembali wacana diatas, terowongan berfungsi untuk mempercepat waktu perjalanan dari Taipeh ke Yilan. Fungsi katalis dalam suatu reaksi sama dengan fungsi terowongan tersebut. Penambahan katalis memiliki pengaruh pada energi aktivasi (Ea). Sebuah katalis memberikan jalan reaksi lain dengan energi aktivasi (Ea) lebih rendah. Masih ingat tentang materi energi aktivasi (Ea)?
INFORMASI
Gambar 2.8 Diagram energi suatu reaksi dengan katalis
Jadi, apakah yang akan terjadi apabila dalam suatu reaksi ditambahkan sebuah katalis?
Dr Henry Haerudin peneliti dari Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia , mengemukakan bahwa beberapa institusi anggota Masyarakat Katalis Indonesia (MKI) telah melaksanakan pengembangan katalis dan teknologi pemprosesnya. Di antaranya hydrotreating minyak mentah untuk menghilangkan pengotor; katalis asam padat dengan memanfaatkan tanah liat untuk memproduksi biodiesel atau bahkan biogasoline, pengembangan katalis proses produksi hidrogen untuk fuel cell, serta pengembangan katalis perengkahan minyak berat.
Perbuatan nyata itu lebih baik daripada kata-kata.
Sumber : majarimagazine.com
25
164
KATALIS DAN PENGGUNAANNYA
INFORMASI ZEOLIT Katalis dalam penyulingan minyak dan sintesis kimia. ASAM SULFAT PEKAT (H2SO4) Katalis dalam nitrasi benzen. SERBUK BESI (Fe) Katalis dalam pembuatan ammonia proses Haber.
Bombardier beetle atau ‘kumbang pembom’ ketika merasa terancam serangga ini akan mengeluarkan cairan hydrogen peroksida dan hidroquinon. Pada saat larutan kimia ini bercampur dengan katalis enzim yang dikeluarkan oleh kelenjar ectodermal yang menempel pada bilik ledakan, reaksi berantai terjadi. Reaksi-reaksi ini menghasilkan panas hingga 1000C yang bisa disemburkan ke musuh. Sumber : fadhlnews.wordpress.com
Diskusi Bersama 1. Dari wacana Hsuehsan Tunnel yang telah kalian baca tuliskan masalah berdasarkan kata kunci yang kalian dapatkan? .................................................................................................................. ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... 2. Dari masalah yang telah kamu identifikasi, bagaimanakan hubungan katalis terhadap laju reaksi? ........................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... 3. Apa yang kalian ketahui mengeanai katalis? ............................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... 4. Terkait materi katalis , apa yang harus dilakukan dalam usaha untuk mempercepat suatu reaksi? ........................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................ 5. Tuliskan hipotesis kalian mengenai pengaruh katalis terhadap laju reaksi! ................................. ........................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................ Kemauan dan kesabaran adalah modal utama untuk meraih sukses
26
165
Eksperimen Untuk membuktikan hipotesis kalian mengenai pengaruh suhu terhadap laju reaksi, lakukan eksperimen sederhana di bawah ini!
Eksperimen 4 A. Judul
:……………………………………………………………………..
B. Tujuan
:…………………………………………………………………......
C. Alat & Bahan Siapkan alat dan bahan sesuai daftar berikut! Alat 1. 2. 3. 4.
Tabung reaksi Gelas ukur 10 mL Pipet tetes Tissue
Bahan 3 buah 1. Larutan hidrogen peroksida (H2O2) 5% 9 mL 1 buah 2. Larutan besi (III) klorida (FeCl3) 0,1 M 1 mL 2 buah 3. Larutan natrium klorida (NaCl) 0,1 M : 1 mL 1 gulung
D. Langkah Kerja
Rancanglah eksperimen disesuaikan dengan gambar di bawah!
1 mL NaCl 0,1 M 1 mL FeCl3 0,1 M
3 mL (H2O2) 5%
………..
…………
……....
Catat waktu sampai gelembung habis!
Tidak ada buah tanpa pohon, tidak ada orang sukses tanpa belajar.
27
166
Lembar 1 Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
Lakukan percobaan secara berurutan sesuai dengan langkah-langkah perobaan yang telah kalian buat! Periksa setiap langkah yang telah dilakukan, ulangi percobaan jika terjadi kesalahan! Lembar 2 digunakan jika lembar 1 tidak cukup atau mengulang kembali karena kesalahan. Lembar 2
Belajar adalah investasi berharga untuk masa depan.
28
167
E.
Hasil Eksperimen Gelas kimia
Larutan
I
H2O2
II
H2O2 + NaCl
III
H2O2 + FeCl3
Waktu
Keterangan
Jawaban yang diperoleh dari hasil eksperimen harus diperiksa kembali. Identifikasilah, jika terjadi kesalahan perbaikilah kesalahan tersebut!
F.
Grafik Buatlah grafik dari hasil pengamatan pada eksperimen 4, grafik dibuat dengan X sebagai faktor yang mempengaruhi laju reaksi, dan Y waktu yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi! Grafik Ekspermen 4 Percobaan 1
Percobaan 3
Percobaan 2
Apa kesimpulan dari grafik yang kalian buat?
Kesulitan terbesar dalam pendidikan adalah mendapatkan pengalaman dari sebuah ide.
29
168
G. Pembahasan
H. Pertanyaan 1. Bandingkan jumlah gas yang terbentuk pada gelas kimia I, II, dan III? ............................ ............................................................................................................................................... .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. 2. Zat manakah yang bekerja sebagai katalisator pada penguraian H2O2 ? ............................. Alasannya .............................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. 3. Bagaimana pengaruh penambahan zat katalisator tersebut terhadap laju reaksi? ................ ............................................................................................................................................... .............................................................................................................................................. 4. Apakah hipotesis awal anda mengenai pengaruh katalis terhadap laju reaksi terbukti setelah dilakukan eksperimen ini? jelaskan! ........................................................................ ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... 5. Tulislah pegertian laju reaksi secara singkat dari eksperimen yang kamu lakukan! ............ ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... .............................................................................................................................................. Pendidikan adalah hiasan dalam kemakmuran dan tempat perlindungan dalam kesulitan.
30
169
Jurnal Belajar Saatnya menilai, mengevaluasi, dan membuat kesimpulan selama memp!elajari materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 1. Menurut saya materi yang menarik untuk ditindak lanjuti adalah ............................................ ..................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................... 2. Sangat penting bagi saya untuk mempelajari materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi karena ................................................................................................................................ ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... 3. Kegiatan yang menyenangkan pada kegiatan eksperimen yaitu ................................................. ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... 4. Tujuan belajar yang dapat saya capai pada kegiatan belajar ini adalah ....................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... 5. Kesimpulan yang dapat saya ambil dari awal sampai akhir kegiatan pembelajaran ini adalah ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... 6. Nilai saya dalam mengerjakan tugas-tugas pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah………………(nilai dalam skala 1-10), alasannya, ................................................. ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... Nilai
Nama
:
Kelas :
Catatan : ……………………………………………………………. …………………………………………………………………………
Pendidikan adalah penemuan progresif atas kebodohan diri sendiri.
31
170
LAJU REAKSI DAN PENERAPAN KONSEP LAJU REAKSI
Fritz Haber (1868-1934) lahir di Berseleu, Jerman. Pada tahun 1905 ia menerbitkan buku tentang termodinamika dan didalamnnya termuat reaksi pembuatan ammonia pada suhu 10000C dengan bantuan besi sebagai katalis.
Carl Bosch (1874-1940), lahir di Cologne . Pekerjaan yang paling terkenal darinya ialah ketika ia membantu Fritz haber dalam upaya mekanika amoniak, dan ia bertugas melakukan pembuatannya dalam skala besar.
Indikator Pembelajaran 1. Menyimpulkan pengertian laju reaksi 2. Menganalisis kejadian dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan konsep laju reaksi. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyimpulkan pengertian laju reaksi 2. Siswa dapat menganalisis kejadian
PT Surya Prakasa Tbk (ESSA) membangun pabrik amoniak dengan kapasitas 700 ribu ton per tahun di Sulawesi Tengah senilai US $ 750 juta. Sumber : kabarbisnis.com
Rencana Belajar 1. Dalam materi ini akan dipelajari laju reaksi (pengertian & rumus mencari laju reaksi). 2. Pengetahuan awal yang membantu dalam tugas ini adalah Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yang dipelajari pada bab sebelumnya. 3. Tugas-tugas dalam materi ini terdiri dari latihan mandiri dan mengisi jurnal belajar. 2. Dengan membaca, mempelajari, dan mengerjakan tugas dan latihan dalam materi ini akan membuat kalian mengerti dan paham mengenai materi laju
dalam kehidupan sehari-hari
reaksi
berdasarkan konsep laju reaksi.
sebelumnya
dan
mengaitkannya mengenai
dengan
faktor-faktor
materi yang
mempengaruhi laju reaksi. 3. Perkaya pengetahuan kalian dengan berbagai sumber dan referensi belajar lainnya. 4. Materi ini harus diselesaikan dalam 1 kali pertemuan (2x45 menit).
32
171
A.
Laju Reaksi
Sebelumnya kita telah mempelajari materi teori tumbukan dan eksperimen mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi. Sejauh ini apa definisi laju reaksi menurut kalian? Pahami penjelsan dibawah ini! Berdasarkan ukuran konsentrasi zat, laju reaksi (v) dapat dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi tiap satuan waktu. Mari kita tinjau reaksi sederhana dimana molekul A terurai menjadi molekul B menurut persamaan reaksi berikut.: A
B
Pada reaksi tersebut, dengan bertambahnya waktu reaksi, jumlah molekul A semakin berkurang dan jumlah molekul B semakin bertambah. Dengan kata lain, laju Gambar 3.1 Grafik perubahan konsentrasi reaktan dan produk terhadap waktu
pengurangan konsentrasi reaktan (molekul A) atau laju pertambahan konsentrasi produk (molekul B) dinyatakan sebagai
berikut:
Keterangan :
atau
V ‗
= laju reaksi (m/det)
∆ [A] = perubahan konsentrasi reaktan (M) ∆ [B] = perubahan konsentrasi produk (M) ∆t
= perubahan tiap satuan waktu.
‗
Pada umumnya kenaikan suhu menyebabkan laju
Keterangan :
reaksi bertambah cepat. Makin tinggi suhunya kecepatan
V1 = laju reaksi pada suhu akhir
gerak partikel-partikel pereaksi dan energi kinetik
Vo = laju reaksi pada suhu mula-mula
partikel ikut meningkat, sehingga makin banyak partikel yang memiliki enrgi kinetik di atas energi pengaktifan (Ea). Ingat kembali eksperimen pengaruh suhu terhadap
∆v = kenaikan laju reaksi T2 = suhu akhir T1 = suhu mula-mula. ∆T= kenaikan suhu
laju reaksi! Berdasarkan data eksperimen, laju reaksi akan
Keterangan : V = laju reaksi setelah suhu dinaikan
menjadi dua kali lebih cepat untuk setiap kenaikan
Vo = laju reaksi semula
suhu 100C.
∆T = kenaikan suhu.
Tuntutlah ilmu sampai negeri cina.
33
172
Contoh Soal Sebanyak 10gram logam Fe bereaksi dengan 250 mL larutan HCl. Setelah 2 menit, logam Fe tinggal 8,6 gram (Ar Fe = 56). Tentukan laju reaksi pada logam Fe! Jawab : Massa Fe yang bereaksi = (8,6 g – 10 g ) = – 1,4 gram. Waktu (∆t) = 2 menit. Volume = 250 mL = 0,25 L Molaritas (M) Fe = Fe =
=
= – 0,1 M
Laju reaksi dari Fe =
Jadi laju reaksi Fe = VFe = 8,33x 10-4 M/detik
B. Penerapan Konsep Laju Reaksi Konsep laju reaksi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maupun industri. Penerapan konsep tersebut berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi lajunya, suatu reaksi dapat dikontrol. Hal inilah yang melandasi penerapan konsep laju reaksi baik dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam industri. Contoh penerapan konsep laju reaksi di bidang indutri : 1.
Pembuatan gas amonia dengan proses Haber Bosch Pada proses haber Bosch digunakan katalis serbuk besi (Fe). Katalis Fe berfungsi mempercepat reaksi melalui aksi
2.
Pembuatan asam nitrat Metode yang sering digunakan dalam pembuatan asam nitrat adalah proses Ostwald. Asam nitrat dibuat dari ammonia dan oksigen dengan cara dipanaskan pada suhu sekitar 800° C dengan katalis platinum-rodium.
Contoh penerapan konsep laju reaksi di bidang industri : banyak penggunaan zat-zat dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk serbuk atau butiran halus seperti sabun cuci, garam, dan susu bubuk. Hal ini bertujuan agar reaksi berlangsung cepat dengan prisip memperluas permukaan bidang sentuh. Seorang manusia tidak mencapai ketinggian penuh sampai ia dididik.
34
173
Latihan Mandiri Dibawah ini terdapat berbagai fenomena yang menerapkan konsep laju reaksi baik dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam bidang industri. Jelaskan faktor-faktor yang mendasari penerapan konsep laju reaksi pada fenomena di bawah ini! Lengkapi pengetahuan kalian mengenai konsep laju reaksi dengan membaca beberapa sumber lain baik buku paket, buku elektronik, maupun internet.
Proses pengkaratan besi lebih cepat di udara lembap
Penambahan daun pepaya dalam proses memasak daging, membuat daging lebih empuk.
Enzim amilase yang terdapat dalam saliva (ludah) membantu mempercepat proses pencernaan.
Pengawetan makanan menggunakan freezer.
Penambahan serbuk nikel pada proses hidrogenasi pembuatan margarin.
Kita belajar dari kegagalan, bukan kesuksesan.
35
174
Jurnal Mandiri Saatnya menilai, mengevaluasi, dan membuat kesimpulan selama memp!elajari materi laju reaksi dan penerapan konsep laju reaksi. Isilah jurnal belajar berikut dengan jujur dan bijaksana! 1. Menurut saya materi yang menarik saat dipelajari adalah ........................................................ ..................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................... 2. Sangat penting bagi saya untuk mempelajari konsep dan penerapan laju reaksi karena ........... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... 3. Kegiatan yang menyenangkan pada kegiatan pembelajaran yaitu ............................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... 4. Tujuan belajar yang dapat saya capai pada kegiatan belajar ini adalah ....................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... 5. Kesimpulan yang dapat saya ambil dari awal sampai akhir kegiatan pembelajaran ini adalah ... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... 6. Nilai saya dalam mengerjakan tugas-tugas pada materi laju reaksi dan penerapan konsep laju reaksi adalah ………………(nilai dalam skala 1-10), alasannya ..................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... Nilai
Nama
:
Kelas :
Catatan : ……………………………………………………………. ……………………………………………………………………… Dia yang membuka pintu sekolah, menutup penjara.
36
175
ORDE REAKSI
Rencana Belajar 1. Dalam materi ini akan dipelajari persamaan laju reaksi dan cara menentukan orde reaksi. 2. Dengan
membaca,
mempelajari,
dan
mengerjakan tugas dan latihan dalam materi ini akan membuat kalian memahami materi Orde reaksi merupakan materi akhir yang dipelajari dalam BAB Laju Reaksi.
orde reaksi ini. 3. Tugas-tugas dalam materi ini
terdiri dari
latihan mandiri dan mengisi jurnal belajar. Indikator Pembelajaran 1. Mengungkapkan persamaan laju reaksi 2. Menentukan orde reaksi berdasarkan data percobaan/eksperimen.
4. Perkaya pengetahuan kalian dengan berbagai sumber dan referensi belajar lainnya. 5. Materi ini harus diselesaikan dalam 1 kali pertemuan (2x45 menit)
Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mengungkapakan persamaan laju reaksi. 2. Siswa dapat menentukan orde reaksi berdasarkan data percobaan.
37
176
A.
Persamaan Laju Reaksi
Hubungan kuantitatif antara perubahan konsentrasi dengan laju reaksi dinyatakan dengan persamaan laju reaksi atau hukum laju reaksi. Hal tersebut tidak dapat diramalkan dari persamaan reaksi keseluruhan , akan tetapi dapat ditentukan melalui eksperimen. Laju reaksi ditentukan oleh konsentrasi zat pereaksi. Contoh : untuk reaksi P + Q
R + S, maka laju
reaksi ditentukan oleh konsentrasi zat P dan Q. Persamaan laju reaksinya dituliskan sebagai berikut: V = k [P]x [Q]y. Pada persamaan laju reaksi terdapat tetapan laju reaksi
Keterangan : V
= laju reaksi ( mol/liter. s)
k
= tetapan (konstanta) laju reaksi
[P]
= konsentrasi zat P (mol / liter)
[Q]
= konsentrasi zat Q (mol / liter)
x
= orde/ tingkat reaksi terhadap P
harga k kecil. Selain harga k, pada persamaan laju reaksi juga
y
= orde/tingkat reaksi terhadap Q
ada orde reaksi.
disimbolkan dengan k. Setiap jenis reaksi mempunyai harga k tertentu. Jika reaksi berlangsung cepat, maka harga k besar. Begitu pula sebaliknya. Jika reaksi berlangsung lambat, maka
x+ y = orde reaksi total
B.
Menentukan Orde Reaksi
Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi. Orde reaksi hanya dapat ditentukan secara eksperimen. Jika laju suatu reaksi dinyatakan dengan persamaan V = k [A]x[ B]y, maka orde reaksi terhadap A adalah x, orde reaksi terhadap B adalah y, dan orde reaksi keseluruhan merupakan jumlah semua pangkat yang terdapat pada persamaan laju reaksi. Jadi orde reaksi total persamaan laju reaksi diatas adalah x+y. Jenis orde reaksi : Orde nol : laju reaksi tidak bergatung pada konsentrasi. Maksudnya, perubahan konsentrasi zat tidak mempengaruhi
du a O rd e
salah satu reaktan . Jika konsntrasi dilipatduakan maka laju
sa tu
2. Orde satu : laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi
Laju reaksi
laju reaksi. Persamaan lajunya ditulis v = k [A]0
Orde nol
Or de
1.
reaksi juga lipat dua kali. Persamaan reaksinya ditulis v = k [A]1
Konsentrasi reaktan
3. Orde dua : jika laju reaksi berbanding lurus dengan kuadrat
Gambar 4. 1 Grafik orde reaksi nol, orde satu, orde dua.
konsentrasi reaktan. Jika konsentrasi reaktan dilipatduakan maka laju reaksi lipat 22 = 4 kali. Persamaan lajunya ditulis v = k [A]2 Orde dua juga bisa didapatkan dari penjumlahan orde reaksi reaktan secara keseluruhan.
38
Pusat pengendalian diri adalah sikap.
177
Contoh Soal Menentukan persamaan laju reaksi, orde reaksi, dan orde reaksi total! Dari hasil percobaan dieroleh data sebagai berikut! A+B No
[A] M
[B] M
V (M. s-1 )
1
0,1
0,1
20
2
0,1
0,2
40
3
0,2
0,1
80
C
Perhatikan dan pahamilah langkah-langkah penyelesaian soal tersebut! 1. Menentukan persamaan laju reaksi. Persamaan reaksinya adalah V = k [A]x [B]y 2. Menentukan orde reaksi A
3. Menentukan orde reaksi B
Membandingkan data laju reaksi untuk [B]
Membandingkan data laju reaksi untuk [A]
yang konstan, dan diperoleh nomor 1 & 3.
yang konstan, dan diperoleh nomor 1 & 2.
Jadi orde reaksi B adalah 1, sehingga laju Jadi orde reaksi A = 2 , dan ditulis V = k [A]2
ditulis V = k [B]
4. Memasukkan nilai orde reaksi yang didapat kedalam persamaan laju reaksi. Setelah menentukan orde reaksi A & B, diperoleh persamaan V = k [A]2 [B] 5. Menghitung orde reaksi total. Orde reaksi total 2+1 = 3.
Pikiran yang positif akan menghasilkan sikap positif.
39
178
Latihan Mandiri
Jawablah soal sesuai secara berurutan, rinci, dan benar! 1. Untuk reaksi 2NO + Cl 2
2NOCl diperoleh data percobaan sebagai berikut :
No
[NO] M
[Cl2] M
Laju (v) M/detik
1
0,1
0,1
30
2
0,5
0,1
150
3
0,1
0,3
270
Tentukan : 1) Orde reaksi NO dan Cl2 2) Persamaan laju reaksi (v), dan 3) Tetapan laju reaksi (k). Jawaban :
Periksa kembali jawaban yang telah dihasilkan, apakah sudah sesuai atau belum! Aku menyentuh masa depan, aku mengajar.
40
179
2. Gas nitrogen oksida dan gas bromin bereaksi menurut persamaan: 2NO (g) + Br2 (g)
2NOBr (g)
Berdasarkan hasil percobaan penentuan laju reaksi diperoleh data sebagai berikut:
No 1 2 3 4 5
Konsentrasi awal (M) NO
Br2
0,1 0,1 0,1 0,2 0,3
0,05 0,1 0,2 0,05 0,05
Laju reaksi 6 12 24 24 54
Tentukan : 1) Orde reaksi terhadap NO dan Br 2) Persamaan laju reaksi 3) Orde reaksi total 4) Tetapan laju reaksi (k). Jawaban :
Periksa kembali jawaban yang telah dihasilkan, apakah sudah sesuai atau belum! Mengajar berarti belajar lagi.
41
180
Jurnal Mandiri Saatnya menilai, mengevaluasi, dan membuat kesimpulan selama memp!elajari materi persamaan laju reaksi dan orde reaksi. Isilah jurnal belajar berikut dengan jujur dan bijaksana! 1. Menurut saya materi yang sulit saat dipelajari adalah ............................................................... ....................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... 2. Saya belum menguasai atau memahami materi .......................................................................... Alasannya ..................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... 3. Untuk memahami materi orde reaksi lebih lanjut saya harus ...................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... 4. Tujuan belajar yang dapat saya capai pada kegiatan belajar ini adalah ....................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... 5. Kesimpulan yang dapat saya ambil dari awal sampai akhir kegiatan pembelajaran ini adalah .. ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... 6. Nilai saya dalam mengerjakan tugas-tugas pada materi orde reaksi adalah…………………... (nilai dalam skala 1-10),
alasannya ...................................................................................................
...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... Nilai Nama
:
Kelas :
Catatan : ……………………………………………………………. ………………………………………………………………………………
Seni mengajar adalah seni membantu penemuan.
42
181
Berilah tanda silang (x) pada huruf A,B,C,D, atau E di depan jawaban yang tepat! 1. Laju reaksi dari suatu reaksi dinotasikan sebagai berikut :
3. Faktor-faktor berikut ini akan mempercepat laju reaksi, kecuali………..
;
;
A. Suhu dinaikan B. Suhu tetap ditambah katalisator
;
;
Dari sederetan notasi diatas, reaksi yang sesuai adalah…….
C. Volume tetap ditambah zat pereaksi D. Suhu tetap E. Ukuran partikel diperkecil
A. C (g) + D (g)
A (g) + B (g)
B. A (g) + C (g)
B (g) + D (g)
4. Penambahan katalisator akan mempercepat laju reaksi. Hal ini disebabkan …………
C. A (g) + B (g)
C (g) + D (g)
A. Energi pengaktifan bertambah
D. C (g) + B (g)
A (g) + D (g)
B. Energi pengaktifan berkurang
E. B (g) + D (g) 2. A (g) + B (g)
A (g) + C (g)
C. Konsentrasi zat pereaksi bertambah
C (g) + D (g) + E (g) pernyataan
D. konsentrasi zat pereaksi berkurang
dibawah ini yang benar tentang laju reaksi diatas, kecuali …..
E. Suhu meningkat 5. Larutan asam klorida manakah yang
A. Kecepatan berkurangnya konsentrasi C per satuan waktu.
menghasilkan laju reaksi paling cepat bila direaksikan dengan magnsium ?
B. Kecepatan berkurangnya konsentrasi A per satuan waktu
A. 40 g HCl dalam 1000 mL air. B. 20 g HCl dalam 1000 mL air.
C. Kecepatan berkurangnya konsentrasi B per satuan waktu. D. Kecepatan bertambahnya konsentrasi D
C. 15 g HCl dalam 500 mL air. D. 10 g HCl dalam 100 mL air E. 4 g HCl dalam 50 mL air.
persatuan waktu E. Kecepatan bertambahnya konsentrasi E pers atuan waktu.
Aku bukan seorang guru tapi seorang pembangkit.
43
182
2R (g) + S (g)
6. P (g) + 2Q (g)
Orde terhadap NO adalah ………
Jika orde reaksi sebanding dengan koefisien reaksi, rumus laju reaksinya adalah……….. 2
2
A. V = k [R] [S]
D. V = k [P] [Q]
B. V = k [R] [S]2
E. V = k [Q]2 [R]2
A.
0
D. 3/2
B.
1/2
E. 2
C.
1
Ketika suhu dinaikan 10° C laju reaksi
9.
C. V = k [P] [Q]2
akan menjadi dua kali lipat. Jika pada suhu 20° C reaksi berlangsung selama 20
7. Untuk reaksi C + D hasil, diperoleh data
menit, maka pada suhu 50 ° C reaksi akan
sebagai berikut :
berlangsung……..
1) jika konsentrasi C dinaikan dua kali pada konsentrasi D tetap, maka laju reaksi
A. 1 menit
menjadi dua kali lebih besar.
B. 1,5 menit
D. 4 menit
C. 2,5 menit
E. 5 menit
2) jika konsentrasi C dan D masing-masing dinaikan dua kali, maka laju reaksi men
10.
jadi delapan kali lebih besar. Berdasarkan dua pernyataan tersebut, maka persamaan laju reaksinya adalah …... A. V = k [C] [D]
D. V = k [C]2 [D]2
B. V = k [C]2 [D]
E. V = k [C]2 [D]3
C. V = k [C] [D]2
Dari diagram reaksi diatas dapat disim-
8. Diketahui data eksperimen dari reaksi : 2H2 (g) + 2NO (g)
2H2O (g) + N2 (g)
adalah sebagai berikut [ H2] (M)
[NO] (M)
pulkan bahwa ……………………………… A. reaksinya adalah endoterm.
Laju reaksi (M . S-1)
B. p adalah jumlah e nergi hasil reaksi C. q adalah energi pengaktifan
0,1
0,2
20
D. r adalah jumalah energi produk
0,5
0,2
100
E. s adalah ∆H reaksi.
0,1
0,4
80
Mengajar bukan profesi, mengajar adalah kegemaran.
44
183
Periksa hasil jawaban bersama guru, kemudian tandai soal-soal yang salah atau yang belum dapat kalian kerjakaan dan kerjakan kembali soal tersebut pada lembar remedial! Lembar remedial
Orang cerdas berbicara tentang gagasan, orang biasa berbicara tentang peristiwa, sedangkan orang bodoh berbicara tentang orang lain.
45
184
Daftar Pustaka Fadhlnews. 2012. “Para Pakar dari Dunia Serangga”.http://fadhlnews.wordpress.com/2012/ 01/07/para- pakar-dari-dunia-serangga-2/ (diakses : 07 Agustus 2014). Fauzia, Nenden. 2009. Kimia 2 : SMA dan MA Kelas XI IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Kabarbisnis. 2013. “Pasokan Gas Beres, ESSA siap Bangun Pabrik Amoniak”.http://www. kabarbisnis.com/read/2836099 (diakses : 13 Agustus 2014). Kalsum, Siti, dkk. 2009. KIMIA 2 untuk kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. MajariMagazine. 2007. “ Katalis dan Produksinya di Indonesia”. http:majarimagazine.com/ 2007 /11/katalis-dan-produksinya-di-indonesia/ (diakses : 13 September 2014). Partana, Crys Fajar dan Antuni Wiyarsi. 2009. Mari Belajar Kimia 2 : Untuk SMA XI IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Permana, Irvan. 2009. MEMAHAMI KIMIA MA/SMA KELAS XI Semester I dan II Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Susilowati, Endang. 2012. KIMIA untuk kelas XI SMA dan MA. Jakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Suwardi, dkk. 2009. Panduan Pembelajaran Kimia : Untuk SMA & MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
46
185
Biodata Penulis Sundaniawati Safitri, lahir di Ciamis pada tanggal 22 November 1991. Merupakan anak pertama dari dua bersaudara, puteri pasangan Bapak Elan Darlan, S.Pd dan Ibu Nani Yuningsih. Beralamat di RT 03/ RW 12, Kp. Karanganyar, Desa Tajungjaya, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis, 46254. Memulai pendidikan dasar di SDN 5 Tanjungjaya (1998-2004), melanjutkan ke MTs Al-Islam Cijantung Ciamis (2004-2007), kemudian melanjutkan ke MAN Cijantung Ciamis (2007-2010), dan menamatkan S1 (Sarjana Pendidikan) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Kimia.. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ini merupakan bagian dari skripsi yang merupakan syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada bidang kimia. Semoga LKS yang dikembangkan bisa bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi pendidikan Indonesia.
186
187
Lampiran 5. Lembar Validasi Isi Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi
Nama Validator : NIP
:
Instansi A.
:
PETUNJUK PENGISIAN 1.
Berilah tanda
pada kolom ‘penilaian’ sesuai penilaian Bapak/Ibu terhadap Lembar Kegiatan Siswa
(LKS) Berbasis Metakognisi Pada Materi Laju Reaksi. 2.
Penilaian terdiri dari dua kriteria, yaitu ‘Ya’ dan ‘Tidak’.
3.
Apabila penilaian Bapak/Ibu ‘tidak’, maka berilah saran terkait hal-hal yang menjadi kekurangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Metakognisi Pada Materi Laju Reaksi.
B.
PENILAIAN
No 1
Komponen Desain LKS
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Segi Tampilan
11 12 13
Kelayakan Isi (materi)
14 15 16 17 18 19 20 21
Bahasa
Aspek Penilaian Ukuran kertas yang digunakan proporsional (tidak terlalu besar atau kecil) Penggunaan font huruf sudah baik. Pengorganisasian halaman LKS sudah baik. Ketikan halaman yang satu tidak menembus ke halaman sebaliknya. Pengaturan margin sudah pas. Halaman LKS tidak terlalu padat Tampilan gambar dan tabel jelas Tampilan LKS menarik Gambar dan grafik sesuai konsep. Tata letak gambar, tabel, dan pertanyaan sesuai. Cukup ruang untuk menjawab pertanyaan. Judul sesuai dengan konsep. Materi pada LKS sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran Kecukupan cakupan materi laju reaksi. Susunan/urutan materi hierarkis atau logis. Latihan/tugas dalam LKS dapat menunjang pencapaian indikator. Instruksi yang diberikan tidak menyulitkan siswa. LKS sesuai dengan perkembangan siswa. LKS dapat membantu siswa memahami konsep Bahasa yang digunakan dalam LKS sudah efektif dan efisien Kata-kata dalam LKS sesuai kaidah
Ya
Tidak
Keterangan
188
22 23 24 25 26
Metakognisi
27
28 29 30
C.
bahasa indonesia. Kalimat yang digunakan mudah dipahami. Penggunaan tanda baca sudah. Sesuai Struktur kalimat yang digunakan sederhana. Perencanaan aktivitas belajar Mengkonstruksi hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dengan pengetahuan sebelumnya. Memuat kegiatan elaborasi (mengidentifikasi masalah, mempertimbangkan implikasi konsep, memberikan contoh) Penggunaan dan pemilihan prosedur penyelesaian yang tepat. Membantu mengaktifkan kemampuan monitoring siswa dalam belajar. Memuat kegiatan refleksi siswa.
KOMENTAR DAN SARAN ............................................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................................ .............................................................................................................................................
D. KESIMPULAN Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Metakognisi Pada Materi Laju Reaksi *) : 1.
Layak digunakan di lapangan tanpa ada revisi.
2.
Layak digunakan di lapangan dengan revisi.
3.
Tidak layak digunakan.
*) lingkari salah satu Jakarta, Validator
NIP.
2014
189
Lampiran 6. Angket Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi
Nama
:
Kelas
:
Petunjuk pengisian angket: 1. Angket ini bertujuan untuk memberikan penilaian pada Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis metakognisi pada materi laju reaksi yang telah Anda gunakan. Hasil dari pengisian angket ini tidak berpengaruh pada nilai pelajaran kimia Anda. 2. Awali dengan berdo’a. 3. Tulislah nama dan kelas di tempat yang telah disediakan. 4. Bacalah pernyataan dengan teliti. 5. Berilah tanda checklist ( ) pada kolom yang telah disediakan, dengan keterangan sebagai berikut: S
: Setuju
R
: Ragu-ragu
TS
: Tidak Setuju
6. Isilah angket dengan jujur dan sebenar-benarnya. 7. Sebelum dikumpulkan periksa kembali jawaban Anda, apakah telah terisi semua atau belum. 8. Atas perhatian dan partisipasi Anda, Saya ucapkan terima kasih.
No
Pernyataan S
1. 2. 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Ukuran kertas LKS sudah cukup (tidak terlalu besar atau kecil). Penggunaan font huruf dan penomoran sudah baik. Judul LKS tidak sesuai dengan materi. Materi dalam LKS disajikan tidak secara sistematis dan logis. Materi dalam LKS sangat sulit. Jarak huruf pada LKS terlalu padat sehingga sulit memfokuskan perhatian. Kata-kata dalam LKS sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa yang digunakan dalam LKS efektif dan efisien. Saya kesulitan membaca dan kalimat dalam LKS secara keseluruhan. Pengorganisasian halaman pada LKS sudah baik. Kombinasi warna pada LKS tidak menarik. Tata letak gambar,grafik, tabel, dan pertanyaan sudah
Alternatif Jawaban R TS
190
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
29 30 31 32
tepat. Gambar atau grafik dalam LKS tidak sesuai dengan konsep. Ruangan kertas yang tersedia dalam LKS sangat terbatas. Kalimat dalam LKS mudah dipahami. Judul LKS tidak jelas. Materi dalam LKS disajikan secara sederhana dan jelas. Tanda baca yang terdapat dalam LKS tidak sesuai. Tampilan LKS disajikan menarik dan jelas. Ketikan pada halaman sebelumnya menembus halaman setelahnya. Pertanyaan dalam LKS sesuai konsep. Instruksi yang ada dalam LKS sudah jelas. LKS mempunyai ruang cukup untuk menulis (langkah kerja, hasil eksperimen, pembahasan, dan jawaban). LKS tidak membantu saya dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi pembelajaran. Dengan membaca LKS yang dibagikan, membuat saya ingin terlibat aktif dalam proses pembelajaran. LKS tidak membuat saya tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. LKS metakognisi ini mengajak saya untuk berpikir. Instruksi dalam LKS membuat saya teliti dan hati-hati dalam melakukan penyelidikan (eksperimen, latihan soal, diskusi). Kegiatan- kegiatan (eksperimen, diskusi, latihan) yang terdapat pada LKS membantu saya memahami materi. Rencana belajar dalam LKS memudahkan saya menyiapkan diri untuk mengikuti proses pembelajaran. Dengan menggunakan LKS ini, tahapan belajar saya menjadi lebih terarah. Kegiatan refleksi pada LKS membuat saya mengetahui kemampuan belajar saya.
Jakarta,
November 2014
Lampiran 7. Hasil Pengolahan Data Angket Penelitian Skor maksimal = 69 Butir 1 3 1 (+) 3 2 (+) 3 3(-) 1 4 (-) 2 5 (-) 2 6 (-) 3 7 (+) 3 8 (+) 2 9 (-) 2 10 (+) 3 11 (-) 2 12 (+) 3 13 (-) 1 14 (-) 2 15 (+) 1 16 (-) 2 17 (+) 2 18 (-) 3 19 (+) 1 20 (-) 3 21 (+) 3 22 (+) 2 23 (+) 2 24 (-) 2 25 (+) 2 26 (-) 2 27 (+) 3 28 (+) 3 29 (+) 1 30 (+) 2 31 (+) 2 32 (+) 71
2 3 3 2 2 1 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 82
3 3 3 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 90
4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 89
5 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 84
6 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 88
7 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 85
8 3 3 1 1 2 1 1 3 3 3 2 3 3 2 1 3 3 2 1 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 1 2 1 71
9 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 83
Responden 10 11 12 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 96 96 89
13 3 3 2 3 3 3 1 2 2 3 2 1 3 1 2 3 2 1 3 2 1 3 2 3 2 3 1 3 2 2 2 3 72
14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 91
15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 95
16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 96
17 3 3 3 2 2 2 3 2 1 3 2 3 2 2 1 2 3 2 3 1 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 75
18 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 90
19 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 91
20 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 87
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 96
22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 96
23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 96
Total
%
67 69 65 58 57 63 62 62 59 65 64 65 67 55 58 64 64 60 65 57 63 67 65 62 59 62 66 69 67 60 62 61
97,1 100 94,2 84 82,6 91,3 89,8 89,8 85,5 94,2 92,7 94,2 97,1 79,7 84 92,7 92,7 86,9 94,2 82,6 91,3 97,1 94,2 89,8 85,5 89,8 95,6 100 97,1 86,9 89,8 88,4
191
192
Lampiran 8. Cara Perhitungan Angket Soal No.1 (Pernyataan Positif)
Soal No.2 (Pernyataan Positif)
Jawaban responden
Jawaban responden
Setuju
: 22 orang x 3 = 66
Setuju
: 23 orang x 3 = 69
Ragu-ragu
:0
Ragu-ragu
:0
Tidak setuju : 1 orang x 1 = 1 Total
Tidak setuju : 0
: 67
Total
: 69
Skor maksial = 23 orang x 3 = 69
Skor maksimal= 23 orang x 3 = 69
Persentase
Persentase
= =
= 97,1 %
= =
= 100 %
Soal No.6 (Pernyataan Negatif)
Soal No.16 (Pernyataan Negatif)
Jawaban responden
Jawaban responden
Setuju
: 1 orang x 1 = 1
Setuju
: 1 orang x 1 = 1
Ragu-ragu
: 4 orang x 2 = 8
Ragu-ragu
: 3 orang x 2 = 6
Tidak setuju : 18 orang x 3 = 54
Tidak setuju : 19 orang x 3 = 57
Total
Total
: 63
: 64
Skor maksial = 23 orang x 3 = 69
Skor maksial = 23 orang x 3 = 69
Persentase
Persentase
= =
= 91,3 %
= =
= 92,7 %
193
Lampiran 9. Penentuan Kriteria Hasil Penelitian Pengembangan LKS Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi
No
Pernyataan
1.
Ukuran kertas LKS sudah cukup (tidak terlalu besar atau kecil). Penggunaan font huruf dan penomoran sudah baik. Judul LKS tidak sesuai dengan materi. Materi dalam LKS disajikan tidak secara sistematis dan logis. Materi dalam LKS sangat sulit. Jarak huruf pada LKS terlalu padat sehingga sulit memfokuskan perhatian. Kata-kata dalam LKS sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa yang digunakan dalam LKS efektif dan efisien. Saya kesulitan membaca dan kalimat dalam LKS secara keseluruhan. Pengorganisasian halaman pada LKS sudah baik. Kombinasi warna pada LKS tidak menarik. Tata letak gambar,grafik, tabel, dan pertanyaan sudah tepat. Gambar atau grafik dalam LKS tidak sesuai dengan konsep. Ruangan kertas yang tersedia dalam LKS sangat terbatas. Kalimat dalam LKS mudah dipahami. Judul LKS tidak jelas. Materi dalam LKS disajikan secara sederhana dan jelas. Tanda baca yang terdapat dalam LKS tidak sesuai. Tampilan LKS disajikan menarik dan jelas. Ketikan pada halaman sebelumnya menembus halaman setelahnya. Pertanyaan dalam LKS sesuai konsep. Instruksi yang ada dalam LKS sudah jelas. LKS mempunyai ruang cukup untuk menulis (langkah kerja, hasil eksperimen, pembahasan, dan jawaban). LKS tidak membantu saya dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi pembelajaran. Dengan membaca LKS yang dibagikan, membuat saya ingin terlibat aktif dalam proses pembelajaran. LKS tidak membuat saya tertarik untuk
2. 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
24 25
26
Persentase Skor (%)
Kriteria
97,1
Sangat Baik
100
Sangat Baik
94,2 84
Sangat Baik Sangat Baik
82,6 91,3
Sangat Baik Sangat Baik
89,8
Sangat Baik
89,8
Sangat Baik
85,5
Sangat Baik
94,2
Sangat Baik
92,7 94,2
Sangat Baik Sangat Baik
97,1
Sangat Baik
79,7
Baik
84 92,7 92,7
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
86,9
Sangat Baik
94,2 82,6
Sangat Baik Sangat Baik
91,3 97,1 94,2
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
89,8
Sangat Baik
85,5
Sangat Baik
89,8
Sangat Baik
194
27 28
29
30
31 32
mengikuti proses pembelajaran. LKS metakognisi ini mengajak saya untuk berpikir. Instruksi dalam LKS membuat saya teliti dan hati-hati dalam melakukan penyelidikan (eksperimen, latihan soal, diskusi). Kegiatan- kegiatan (eksperimen, diskusi, latihan) yang terdapat pada LKS membantu saya memahami materi. Rencana belajar dalam LKS memudahkan saya menyiapkan diri untuk mengikuti proses pembelajaran. Dengan menggunakan LKS ini, tahapan belajar saya menjadi lebih terarah. Kegiatan refleksi pada LKS membuat saya mengetahui kemampuan belajar saya. Rata-rata
95,6
Sangat Baik
100
Sangat Baik
97,1
Sangat Baik
86,9
Sangat Baik
89,8
Sangat Baik
88,4
Sangat Baik
90,76
Sangat Baik
195
Lampiran 10. Penentuan Kriteria Hasil penilaian per Komponen Indikator Pengembangan LKS Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi
Dimensi Penilaian
Indikator Ukuran
No Butir 1
14
Desain LKS
23
Kepadatan halaman
2
6
10
Kejelasan
16 20
21
Segi Tampilan
22
Menarik dan jelas
19
Tampilan warna
11
Gambar dan grafik sesuai konsep
13
Pernyataan Ukuran kertas LKS sudah cukup (tidak terlalu besar atau kecil). Ruangan kertas yang tersedia dalam LKS sangat terbatas. LKS mempunyai ruang cukup untuk menulis (langkah kerja, hasil eksperimen, pembahasan, dan jawaban). Penggunaan font huruf dan penomoran sudah baik. Jarak huruf pada LKS terlalu padat sehingga sulit memfokuskan perhatian. Pengorganisasian halaman pada LKS sudah baik. Judul LKS tidak jelas. Ketikan pada halaman sebelumnya menembus halaman setelahnya. Pertanyaan dalam LKS sesuai konsep. Instruksi yang ada dalam LKS sudah jelas Tampilan LKS disajikan menarik dan jelas Kombinasi warna pada LKS tidak menarik. Gambar atau grafik dalam LKS tidak sesuai dengan konsep.
Persentase (%) 97,1 %
Kriteria
79,7 %
Baik
94,2 %
Sangat Baik
100 %
Sangat Baik
91,3 %
Sangat Baik
94,2 %
Sangat Baik
92,7 %
Sangat Baik Sangat Baik
82,6 %
91,3 % 97,1 %
Kriteria
Sangat baik
91,89%
Sangat Baik
93,6 %
Sangat Baik
Sangat Baik Sangat Baik
94,2 %
Sangat Baik
92,7 %
Sangat Baik
97,1 %
% ratarata
Sangat Baik
Metakognisi
Bahasa
Kelayakan Isi (Materi)
196
Ketepatan tata letak gambar, grafik, dan tabel. Mengemban gkan minat
12
Tata letak gambar,grafik, tabel, dan pertanyaan sudah tepat.
94,2 %
Sangat Baik
26
89,8 %
Sangat Baik
Kesesuaian judul Perkembang an anak Sistematis & logis
3
94,2 %
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Sederhana & jelas
17
LKS tidak membuat saya tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Judul LKS tidak sesuai dengan materi. Materi dalam LKS sangat sulit. Materi dalam LKS disajikan tidak secara sistematis dan logis. Materi dalam LKS disajikan secara sederhana dan jelas. Dengan membaca LKS yang dibagikan, membuat saya ingin terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
85,5%
Sangat Baik
LKS metakognisi ini mengajak saya untuk berpikir. Bahasa yang digunakan dalam LKS efektif dan efisien. Saya kesulitan membaca dan kalimat dalam LKS secara keseluruhan. Kalimat dalam LKS mudah dipahami. Kata-kata dalam LKS sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
95,6 %
Sangat Baik
89,8 %
Sangat Baik
85,5 %
Sangat Baik
84 %
Sangat Baik Sangat Baik
Rencana belajar dalam LKS memudahkan saya menyiapkan diri untuk mengikuti proses pembelajaran Kegiatan- kegiatan (eksperimen, diskusi, latihan) yang terdapat
86,9 %
5 4
Menunjang keterlibatan dan kemauan siswa untuk ikut aktif Mengajak siswa berpikir. Efektif dan efisien
25
Mudah dipahami
9
27
8
15 Penggunaan tanda baca sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar Perencanaan belajar
Kegiatan elaborasi
7
30
29
82,6 % 84 %
92,7 %
89,8 %
97,1 %
Sangat Baik 89,1%
Sangat Baik
87,81 %
Sangat Baik
91,42%
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
197
Konstruksi pengetahuan
24
Monitoring
28
31
Refleksi
32
pada LKS membantu saya memahami materi. LKS tidak membantu saya dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi pembelajaran. Instruksi dalam LKS membuat saya teliti dan hati-hati dalam melakukan penyelidikan (eksperimen, latihan soal, diskusi). Dengan menggunakan LKS ini, tahapan belajar saya menjadi lebih terarah. Kegiatan refleksi pada LKS membuat saya mengetahui kemampuan belajar saya.
89,8 %
Sangat Baik
100%
Sangat Baik
89,8%
Sangat Baik
88,4%
Sangat Baik
198
Lampiran 11.
Hasil Pengolahan Data Angket Validasi Isi Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Metakognisi Pada Materi Laju Reaksi
Validasi Isi dilakukan sampai pada akhirnya semua variabel validitas isi LKS disetujui oleh satu orang pakar/ahli (dosen kimia) dan satu orang praktisi (guru kimia) sebagai berikut: No. Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jumlah Skor Responden Total Total Ya Tidak Ya Tidak 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 % Rata-rata Hasil Validasi Isi LKS
Skor Maksimal 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
% 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100%
Kriteria Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
199
Lampiran 12. Cara Perhitungan Validasi Isi Pengembangan LKS Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi
Pernyataan No. 1 Jawaban responden Ya
: 2 orang x 1 = 2
Tidak
:0
Total : 2 Skor maksimal = 2 orang x 1 = 3 Persentase
= =
= 100 %
Pernyataan No. 15 Jawaban responden Ya
: 2 orang x 1 = 2
Tidak
:0
Total : 2 Skor maksimal = 2 orang x 1 = 3 Persentase
= =
= 100 %
200
Lampiran 13. Penentuan Kriteria Hasil Validasi LKS per Variabel Validitas Isi Pengembangan LKS Berbasis Metakognisi pada Materi Laju Reaksi No 1
2
3
4
5
Komponen
Indikator Ukuran Kepadatan halaman Kejelasan
Desain LKS
Segi Tampilan
Kelayakan (Materi)
Bahasa
Metakognisi
Isi
Kejelasan gambar dan tabel Menarik Kesesuaian gmbar, grafik, dan tabel dengan konsep. Cukup ruang Kesesuaian materi dengan KD dan KI Sistematis Membantu memehami konsep Perkembangan anak
Nomor Pernyataan 1, 2, 3, 5, 6 4,
% Rata-rata
Kriteria
100%
Sangat Baik
100%
Sangat Baik
100%
Sangat Baik
100%
Sangat Baik
7 8 9, 10
11 12, 13, 14, 16 15 19 17, 18
20, 23, 24 Keterbacaan 21 Kaidah bahasa Indonesia. 22 Mudah dipahami. 25 Perencanaan 28, 29 Monitoring 30 Evaluasi 27 Elaborasi 26 Konstruksi pengetahuan % Rata-rata Hasil validasi Isi LKS
100%
Sangat Baik Sangat Baik
201
Lampiran 14. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
202
Lampiran 15. Dokumentasi Kegiatan penelitian
Siswa sedang mendiskusikan wacana dan langkah eksperimen yang akan dilakukan
Siswa melakukan eksperimen pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi
Siswa mengambil bahan untuk eksperimen
Siswa sedang mendiskusikan wacana dan langkah eksperimen yang akan dilakukan
Siswa melakukan eksperimen pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
Siswa mengambil bahan untuk eksperimen
203
Siswa melakukan eksperimen pengaruh suhu terhadap laju reaksi
Siswa mengisi kuisioner/ angket yang diberikan
Siswa melakukan eksperimen pengaruh suhu terhadap laju reaksi
Siswa mengisi kuisioner/ angket yang diberikan
Siswa melakukan eksperimen pengaruh katalis terhadap laju reaksi
Berfoto bersama setelah selesai pembelajaran
204
Lampiran 16. Lembar Validitas Isi LKS
205
206
207
208
209
210
Lampiran 17. Lembar Validitas Angket
211
212
213
214
215
216
Lampiran 18. Lembar Uji Referensi
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227