Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura, Pontianak Hal. 418 - 424
PENGEMBANGAN KIT PRAKTIKUM DAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) MATERI LAJU REAKSI UNTUK SISWA SMA (DEVELOPMENT OF LABORATORY KIT AND STUDENT ACTIVITY SHEET ON REACTION RATE FOR SENIOR HIGH SCHOOL STUDENT) Epinur*, Afrida, Wilda Syahri, Ice Purwanti Prodi Pendidikan Kimia, PMIPA FKIP, Universitas Jambi *E-mail:
[email protected]
ABSTRACT A laboratory at the school is a very important for supporting the chemistry learning process to prove theory and concepts through lab practical work. Currently, there are several schools that rarely conduct lab practical work. It is due to lack of chemistry laboratory, lab equipment and materials are not complete, etc. In order to maintain the continuity of learning process through practical, there is a need to develope an alternative media for optimally learning. The aim of this research was to design and to create reaction rate lab kits and students activity sheet, and also to test the feasibility of using reaction rate lab kit and students activity sheet in learning. This research used 4D model which consists of define, design, develop and disseminate. Kit design was validated by a lab kits expert, a learning media expert and a chemistry expert. The kit design was impemented on a small group. Based on validation results, lab kit expert was good (score of 78), media expert was good (score of 92) and chemistry expert was good (score of 90). Teacher assessment score had a good level of validation (out of 121). Students' response on the reaction rate lab kits and students activity sheet were 89.31% with very good category. The reaction rate lab kits and students activity sheet were categorized as good, attractive, and fit for used in learning. Keywords: chemistry lab kits, 4D model, reaction rate ABSTRAK Laboratorium di sekolah sangat penting dalam menunjang pembelajaran kimia, untuk membuktikan teori dan konsep kimia melalui praktikum. Saat ini masih ada sekolah yang jarang melakukan praktikum. Beberapa faktor penyebabnya yaitu terbatasnya laboratorium kimia yang ada, alat dan bahan praktikum tidak lengkap, dan lain-lain. Untuk menjaga kelangsungan proses pembelajaran melalui praktikum perlu dikembangkan suatu alternatif alat peraga praktikum agar pembelajaran dapat berjalan secara optimal. Pengembangan ini bertujuan untuk merancang dan membuat kit praktikum laju reaksi dan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) dan untuk menguji kelayakan penggunaan kit praktikum laju reaksi dan LKPD dalam pembelajaran. Pengembangan ini mengikuti model 4D yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan dan penyebarluaskan. Desain kit divalidasi oleh tim ahli kit praktikum, ahli media pembelajaran dan ahli materi serta diadakan uji coba kelompok kecil. Hasil dari pengembangan adalah produk berupa kit praktikum laju reaksi dan LKPD. Hasil validasi dari ahli kit praktikum adalah baik (skor 78), ahli media adalah baik (skor 92) dan ahli materi adalah baik (skor 90). Skor penilaian guru yang diperoleh adalah sebesar 121 yang memiliki tingkat validasi baik. Respon siswa terhadap kit praktikum laju reaksi dan LKPD sebesar 89,31% (sangat baik). Kit praktikum laju reaksi dan LKPD dikategorikan baik, menarik, dan layak digunakan dalam pembelajaran Katakunci: kit praktikum, model 4D, laju reaksi 418
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura, Pontianak Hal. 418 - 424
1. PENDAHULUAN Kimia merupakan salah satu mata pelajaran ilmu pengetahuan alam yang memerlukan laboratorium dalam proses pembelajarannya [1], [2], [3]. Laboratorium dalam pembelajaran kimia di sekolah memiliki fungsi diantaranya untuk membuktikan dan mengembangkan konsep-konsep dan teori serta sebagai tempat penunjang kegiatan kelas, melakukan praktikum, dan tempat untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan [3], [4], [5]. Menurut Soejitno (1983), secara garis besar fungsi laboratorium adalah untuk memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima, memberikan keterampilan kerja ilmiah, memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial, menambah keterampilan dalam menggunakan alat dan media, memupuk rasa ingin tahu serta memupuk dan membina rasa percaya diri [6]. Dari uraian tersebut disadari bahwa laboratorium merupakan bagian yang sangat penting dalam menunjang proses pembelajaran kimia. Oleh karena itu dalam kegiatan belajar mengajar kimia, guru perlu menerapkan sistem pembelajaran berbasis eksperimen [7], [8]. Saat ini masih ada sekolah yang jarang melakukan praktikum. Hal ini dikarenakan beberapa kendala yang membuat pratikum tidak bisa dilaksanakan. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap 9 SMA Negeri/Swasta di Kota Jambi diketahui beberapa kendala yang menjadi faktor penghambat pelaksanaan praktikum, yaitu terbatasnya laboratorium kimia yang ada karena tergabung dengan laboratorium pelajaran lain, ruangan laboratorium tidak mencukupi untuk menampung seluruh siswa, tidak tersedia ruangan alat dan zat yang khusus, alat dan bahan praktikum tidak lengkap, waktu untuk persiapan praktikum kurang, dana pembelian alat dan bahan praktikum kurang serta tidak memiliki tenaga laboratorium. Terbatasnya sarana dan prasarana disekolah dalam bidang laboratorium menjadi faktor penghambat dalam pembelajaran kimia. Terlepas dari kondisi kelengkapan fasilitas laboratorium untuk menunjang proses pembelajaran, pendidikan hendaknya dapat terus diselenggarakan tanpa harus menunggu lengkapnya fasilitas. Oleh karena itu untuk menjaga kelangsungan proses pembelajaran melalui praktikum/eksperimen perlu dikembangkan suatu alternatif alat peraga praktikum agar pembelajaran dapat berjalan secara optimal. Kit praktikum sains merupakan salah satu media praktikum yang bisa digunakan dalam pembelajaran di kelas. Kit praktikum berupa seperangkat alat praktikum yang dikemas sedemikian rupa dalam kotak yang berisi alat-alat praktikum. Pelaksanaan praktikum pembelajaran kimia dengan kit praktikum menjadi lebih mudah, sederhana, tidak menakutkan, lebih aman bagi kesehatan, dan dapat mengurangi risiko kecelakaan laboratorium. Selain itu, memungkinkan pelaksanaan mobile experiment, karena
419
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura, Pontianak Hal. 418 - 424
peralatan praktikum yang bersifat portable. Sementara bagi laboran, penggunaan peralatan kit praktikum memudahkan tata kelola peralatan, baik tata kelola penyimpanan, maupun administrasinya. Keuntungan bagi pengelola institusi, penggunaan kit praktikum sangat mereduksi biaya pelaksanaan praktikum, baik dalam pengadaan peralatan, bahan, dan prasarana praktikum [4], [7], [9]. Praktikum tidak terlepas dari penuntun praktikum agar kegiatan praktikum berjalan dengan baik. Hal ini juga dimaksudkan untuk menghindari sesuatu yang tidak di inginkan terjadi pada saat melakukan praktikum atau agar praktikum dapat berjalan dengan teratur. Salah satu bentuk penuntun praktikum adalah Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) [4], [5], [7]. LKPD disesuaikan dengan materi yang ada dalam kit praktikum yang dikembangkan. Pembelajaran kimia khususnya materi laju reaksi merupakan materi yang cukup rumit untuk dipahami dan siswa masih susah untuk mengerti hanya dengan teori. Kebanyakan teori dan konsep-konsep yang ada memerlukan pembuktian. Banyak percobaan yang membutuhkan pengalaman langsung agar siswa dapat memahami konsep, karena terlibat secara fisik maupun mental serta dapat melatih kemampuan berpikir sains. Selain itu, didalam kurikulum pembelajaran terbaru kurikulum 2013, kompetensi dasar untuk materi laju reaksi disebutkan yaitu membuktikan proses laju reaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Maka untuk memudahkan siswa dalam memahami materi laju reaksi, dilakukan praktikum melalui kit praktikum dengan menggunakan penuntun praktikum berupa LKPD. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Kit Praktikum dan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Materi Laju Reaksi untuk Siswa SMA”. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang dilaksanakan di kelas XI IPA SMA PGRI 2 Kota Jambi. Dalam hal ini peneliti melihat persepsi siswa terhadap produk
yang
dikembangkan
dengan
menggunakan
angket
tertutup.
Penelitian
pengembangan ini dilakukan dengan menggunakan model 4-D. Tahapan-tahapan pengembangan yang dilakukan secara sistematis dijelaskan seperti gambar berikut:
420
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura, Pontianak Hal. 418 - 424
Gambar 1. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4-D
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian pengembangan ini adalah berupa (1) sebuah kit praktikum laju reaksi yang dilengkapi dengan penuntun praktikum berupa LKPD, (2) penilaian kit praktikum dan LKPD oleh ahli media dan ahli materi dengan menggunakan angket, (3) penilaian oleh guru, dan (4) persepsi siswa terhadap kit praktikum dan LKPD yang telah dibuat dengan menyebarkan angket respon terhadap 10 orang siswa kelas XI IPA SMA PGRI 2 Kota Jambi. Berikut kit pratikum laju reaksi yang merupakan hasil pengembangan dalam penelitian ini:
421
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura, Pontianak Hal. 418 - 424
(a)
(b)
(c)
Gambar 2. Kit pratikum laju reaksi. (a) Tutup bagian luar kit praktikum, (b) Bagian dalam kit praktikum, dan (c) Tutup bagian dalam kit praktikum Adapun komponen-komponen yang terdapat dalam LKPD pada materi laju reaksi adalah: 1. Cover yang memuat judul, nama, kelas/semester, kelompok dan sekolah. 2. Petunjuk umum yang berisi penjelasan secara singkat mengenai kit praktikum. 3. Petunjuk khusus yang berisi gambar kit praktikum yang dilengkapi dengan keterangan bagian-bagian yang terdapat dalam kit praktkum untuk memudahkan siswa mengenali alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan. 4. Kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, serta tujuan materi laju reaksi yang ingin dicapai. 5. Uraian singkat materi pengantar laju reaksi. 6. Judul-judul yang terdapat dalam LKPD yaitu pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi, pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi, pengaruh suhu terhadap laju reaksi, dan pengaruh katalis terhadap laju reaksi. 7. Masing-masing LKPD terdapat prosedur kerja, tabel pengamatan, pertanyaan, dan kesimpulan.
422
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura, Pontianak Hal. 418 - 424
Validasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu validasi kit praktikum, validasi media dan validasi materi, dimana validasi pertama mengalami beberapa revisi. Validasi kedua tidak mengalami revisi dan validator memberikan penilaian menggunakan anget pada validasi kedua ini. Dari hasil validasi kit praktikum yang dilakukan, maka didapat skor 78, dilihat dari Tabel 1 diketahui jika skor 78 tingkat validasi dinyatakan baik. Untuk validasi media diperoleh skor 92 dan validasi materi diperoleh skor 90 yang memiliki tingkat validasi baik. Hal ini berarti validator sudah menyatakan bahwa produk yang dihasilkan dari penelitian pengembangan ini layak untuk diuji cobakan dalam kelompok kecil. Selain dilakukan validasi juga dilakukan penilaian produk oleh guru, dimana berdasarkan hasil penilaian guru diperoleh skor 121 yang memiliki tingkat validasi baik. Kemudian dilakukan uji coba dalam kelompok kecil yang menghasilkan skor sebesar 116,1 yang memiliki respon yang sangat baik. Dari skor hasil respon siswa terhadap kit praktikum laju reaksi dan Lembar Kegiatan Peserta Didik yang diperoleh dilakukan perhitungan persentase dimana:
Tabel 1. Skala penilaian kualifikasi produk
Berdasarkan hasil persentasi skor dengan nilai 89,31% dan melihat data tabel skala penilaian kualifikasi produk, maka produk yang dikembangkan oleh pengembang dapat dikategorikan sangat baik/sangat menarik. Dari tingkat validasi yang sangat baik/sangat menarik ini bearti kit praktikum dan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang dihasilkan layak untuk dikembangkan dan diterapkan dalam pembelajaran.
423
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura, Pontianak Hal. 418 - 424
4. KESIMPULAN Penelitian Pengembangan kit
praktikum
laju reaksi dan LKPD dengan
menggunakan model 4D dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu Define (Pendefinisian) dimana pada tahap ini dilakukan beberapa analisis untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan siswa, Design (Perancangan) pada tahap ini dilakukan penyusunan tes dan pemilihan format serta pembuatan rancangan awal kit praktikum dan LKPD materi laju reaksi yang akan dikembangkan, Develop (Pengembangan) dimana pada tahap ini dilakukan validasi kit praktikum, materi, media dan tanggapan guru. Revisi dilakukan setelah kit praktikum dan LKPD divalidasi. Kit praktikum dan LKPD materi laju reaksi kemudian diuji cobakan dalam kelompok kecil. Dari hasil uji coba kelompok kecil menunjukkan kit praktikum dan LKPD materi laju reaksi sangat menarik. Tahap terakhir adalah Disseminate (Penyebaran) tidak dilakukan karena keterbatasan waktu penelitian. Kit praktikum laju reaksi dan LKPD memperoleh respon yang baik dari siswa dan dinyatakan layak untuk diproduksi serta digunakan dalam pembelajaran kimia. 5. PUSTAKA [1]. Lestari, I. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Padang: Akademia Permata; 2013. [2]. Octariza, S. Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Kimia dan Sikap Ilmiah Siswa di Laboratorium SMA. Jambi: Universitas Jambi; 2011. [3]. Resmiyanto, R. Telaah Laboratorium Maya Berdasarkan Model Sains Kuhnian dan Implikasinya dalam Pembelajaran Fisika. 2010; Diakses tanggal 13 Juli 2013 dari www.racmadr.pf.uad.ac.id [4]. Sardjono. Praktikum Kimia Organik Murah dan Aman Dengan UPI ORGANIC MICRO KIT. WAPIK-Unesa. 2013; Diakses tanggal 3 September 2013 dari http://wapikweb.org/article/detail/praktikum-kimia-organik-murah-dan-aman-denganupi-organic-micro-kit-AA-01240.php [5]. Silawati, T. Microscience Experience: Sebuah Alternatif Praktikum Bagi Mahasiswa Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. Universitas Terbuka. 2006; Diakses tanggal 3 September 2013 dari http://lppm.ut.ac.id/htmpublikasi/silawati.pdf [6]. Soejitno. Peran Laboratorium. 1983; Diakses tanggal 13 Juni 2013 dari http://www.turtlegyu.blogspot.com [7]. Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Jakarta: Alfabeta; 2009. [8]. Suprayitno, T. Pedoman Pembuatan Alat Peraga Kimia Sederhana untuk SMA. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan; 2011. [9]. Suprijono, A. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar; 2009.
424