113
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berorientasi Keterampilan Generik Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta Didik 1
Sitti Hadrianti, 2Ramlawati
Prodi Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Negeri Makassar Kampus UNM Parangtambung Jln. Daeng Tata Raya, Makassar, 90224 e-mail :
[email protected]
Abstrak – Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan LKPD berorientasi keterampilan generik sains yang valid dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (R & D) menggunakan model 4-D oleh Thiagarajan. Tahap-tahap yang dilakukan meliputi pendefenisian (define), perancangan (design), dan pengembangan (develop). LKPD yang dikembangkan berorientasi keterampilan generik sains pada materi pokok gerak makhluk hidup dan benda. Ujicoba produk dilaksanakan di SMPN 35 Makassar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen validasi LKPD, angket respon peserta didik dan tes hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKPD berorientasi keterampilan generik sains yang dihasilkan bersifat valid. LKPD yang dihasilkan efektif yang diukur dari respon positif dari peserta didik dan hasil belajar mengalami peningkatan dengan N-Gain berada pada kategori tinggi. Kata Kunci: LKPD, keterampilan generik sains, hasil belajar. Abstract – The purpouse of this study is to develop a valid and effective students’ worksheets oriented science generic skills to improve students learning outcomes. This study is a research & development (R & D) using 4-D model by Thiagarajan. The steps taken include define, design, develop, and dessiminate. Students work sheet oriented science generic skills was developed on the motion of living beings and objects subject matter. The worksheets was carried out with 35 students of SMPN 35 Makassar. The instrument used in this study is a validation instrument of students worksheet, questionnaire responses of learners and learning achievement test. The results showed that students work sheet oriented science generic skills is valid. The resulting of students work sheet is effective was measured from the positive response of the learner and the learning outcomes increased with N-Gain at the high category. Key words: Students worksheet, science generic skills, learning outcome I. PENDAHULUAN Peran guru dalam proses pembelajaran sangat menentukan berkembangnya potensi peserta didik, baik pada segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Paradigma pembelajaran IPA di sekolah perlu diubah agar dapat membuat peserta didik memiliki keterampilan berpikir, dari mempelajari IPA menjadi berpikir melalui IPA. Pergeseran paradigma tersebut didasari oleh adanya kenyataan bahwa pendidikan sains (termasuk kimia) masih terpaku pada pembelajaran yang lebih menekankan pada “sains sebagai pengetahuan” sehingga menimbulkan kesenjangan hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, Light & Cox (Liliasari, 2011a) menyatakan perlu dilakukan perubahan paradigma pembelajaran dari: 1) hafalan menjadi pemahaman; 2) pemahaman menjadi kemampuan (kompetensi); 3) kemampuan menjadi keinginan untuk melakukan; 4) kemampuan untuk melakukan menjadi secara nyata melakukan, dan 5) secara nyata melakukan menjadi dalam proses berubah/selalu berubah. Sebagai hasil belajar sains diharapkan peserta didik memiliki kemampuan berpikir dan bertindak berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya. Kemampuan berpikir dan bertindak yang dimiliki oleh peserta didik berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya dikenal sebagai keterampilan generik sains/KGS (Liliasari, 2007).
Pentingnya keterampilan generik pada pembelajaran sains diakui oleh beberapa peneliti sebelumnya (Harris et al., 2007; Mitchell, 2005; dan Brotosiswojo, 2001). Keterampilan ini penting karena keterampilan generik merupakan keterampilan employability yang digunakan untuk menerapkan pengetahuan (Kamsah, 2004) dan merupakan dasar untuk membantu pebelajar untuk belajar bagaimana belajar (Yu, 2009). Keterampilan generik sains saat ini sangat penting dalam membangun kepribadian dan pola tindakan dalam kehidupan setiap insan Indonesia. Hal ini disebabkan karena keterampilan generik sains merupakan dasar dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Brotosiswojo, 2001). Keterampilan generik sains dapat dikembangkan selama proses pembelajaran dengan mengintegrasikannya dalam perangkat pembelajaran. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan salah satu media sumber belajar yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan generic sains peserta didik yang dapat dirancang dalam kegiatan praktikumnya. Kegiatan praktikum dalam pembelajaran IPA membantu peserta didik lebih memahami konsep-konsep yang telah dipelajari serta menuntut peserta didik untuk terampil dan
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 24 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017
114 memilih nilai-nilai ilmiah. LKPD seperti ini berorientasi Keterampilan Generik Sains. Keterampilan Generik Sains adalah keterampilan yang dihasilkan dari kemampuan intelektual yang dipadukan dengan keterampilan psikomotorik sehingga menghasilkan sikap yang akan melekat sepanjang hayat. Keterampilan Generik Sains yang diintegrasikan dalam pembelajaran ini adalah: keterampilan melakukan pengamatan, kesadaran tentang skala, menghubungkan sebab akibat, pemodelan dan inferensi logika. Karena itu, Keterampilan Generik Sains memberikan peserta didik pengalaman dan memperkaya pengetahuan dengan mengeksplorasi lingkungan dengan proses pembelajaran yang sesuai, sehingga peserta didik mampu menerapkan pada konsep nyata bukan hanya sekedar teori. Berdasarkan karakteristik untuk meningkatkan keterampilan generik sains, konsep yang dipilh pada penelitian ini adalah Gerak Makhluk Hidup dan Benda. Konsep Gerak Makhluk Hidup dan Benda merupakan salah satu konsep IPA yang memerlukan keterampilan untuk menganalisis melalui kegiatan praktikum. Praktikum yang dilakukan adalah pengamatan gerak makhluk dan benda. Untuk pengamatan gerak makhluk hidup dan benda, peserta didik mengamati, mengklasifikasi, menafsirkan dan mengkomunikasikan. Melalui kegiatan tersebut peserta didik menemukan dan memahami konsep yang ditanamkan oleh guru berdasarkan konsep yang telah dimiliki, mengembangkan cara berfikir logis, sistematis, kritis, terbuka, serta dapat menumbuhkan keterampilan dan kecakapan dalam melakukan kegiatan praktikum. Upaya yang dilakukan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik, diantaranya yaitu dikembangkannya sebuah perangkat pembelajaran Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dimana berdasarkan wawancara dalam proses pembelajarannya selama ini LKPD yang digunakan sekarang masih dalam verifikasi dan tidak memberikan kesempatan peserta didik melakukan praktikum dikarenakan guru menganggap praktikum banyak menyita waktu serta alat yang digunakan terbatas. Selain itu peserta didik belum aktif dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran yang seharusnya terpusat pada peserta didik belum sepenuhnya terwujud dan penerapan soal dalam kehidupan sehari-hari yang terdapat dalam LKPD juga masih terbatas dan kurang variatif sehingga kurang mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik, hal ini dapat membosankan peserta didik karena peserta didik tidak berperan aktif dalam pembelajaran. Sehingga materi yang telah disampaikan oleh guru pun bersifat sementara dalam memori peserta didik akibat mengandalkan proes menghafal tanpa melalui pengolahan potensi yang ada pada diri peserta didik. Dalam hal ini LKPD akan mempengaruhi ketercapaian kegiatan pembelajaran karena memberi kemudahan dan dapat membantu guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pengalaman diatas, perlu adanya upaya untuk menarik peserta didik aktif dalam proses pembelajaran IPA, perlu berbagai teknik pembelajaran. Salah satunya adalah untuk mengembangkan LKPD
berorientasi keterampilan generik sains untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik di SMP yang diawali dengan penyusunan dan pengembangan LKPD Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berorientasi keterampilan generik sains sangat cocok digunakan dalam pembelajaran peserta didik pada materi gerak makhluk hidup dan benda, karena dalam materi ini membutuhkan pemahaman dan aplikasi dengan menggunakan metode ilmiah yang menuntun peserta didik dalam pemecahan masalah dan menuntun peserta didik dalam berbagai macam keterampilan, dan pengetahuan tidak hanya dimaksudkan untuk menguji ingatan faktual melainkan untuk mengakses penerapan pengetahuan faktual sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan dapat mengukur tingkat kesahihan suatu tes yang diberikan dengan mengetahui kevalidan dan keefektifan LKPD yang digunakan. suatu tes/instrumen dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur Arikunto (2009). Begitupun keefektifan suatu bahan ajar biasanya dilihat dari potensi efek berupa kualitas hasil belajar. Menurut Suryadi dalam Yazid (2011) bahan ajar dapat dikatakan efektif apabila rata-rata peserta didik aktif dalam aktifitas pembelajaran, aktif dalam mengerjakan tugas, dan respon peserta didik terhadap pembelajaran yang dilaksanakan baik/positif. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian Wulandari (2010) tentang pengembangan LKPD berbasis keterampilan generik sains untuk SMA/MA kelas XI semester 2 menunjukkan bahwa LKPD kimia yang dikembangkan mempunyai kualitas Sangat Baik (SB) dengan skor rata – rata awal 69,75 menjadi skor rata – rata ideal 80 atau dengan persentase 87,18% karena telah memenuhi kriteria LKPD yang baik. Adapun menurut respon dari 32 peserta didik persentase keidealan yang diperoleh sebesar 91 % karena telah memenuhi kebutuhan sumber belajar peserta didik. II. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (Research and Development (R & D). Pada penelitian ini akan dilakukan pengembangan LKPD berorientasi keterampilan generik sains pada materi pokok gerak makhluk hidup dan bendaMenurut Thiagrajan Penelitian pengembangan menggunakan model 4-D (Define, Design, Development, Disseminate) atau diadaptasikan menjadi model 4-P (Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran) yang dibatasi sampai tahap development (pengembangan). B. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan desain pengembangan LKPD gerak tumbuhan menggunakan model Thiagarajan (model 4-D) dengan uji coba terbatas C. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 35 Makassar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII.1 pada tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 28 orang.
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 24 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017
115 D. Definisi Istilah LKPD merupakan bahan pembelajaran cetak sederhana yang digunakan peserta didik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran, yang berisi tugas berupa soal maupun kegiatan yang akan dikerjakan oleh peserta didik. Keterampilan generik sains adalah sebagai kemampuan dasar yang bersifat umum, fleksibel,dan berorientasi sebagai bekal mempelajari ilmu pengetahuan yang lebih tinggi tinggi atau melayani tugas-tugas dibidang ilmu /pekerjaan yang lebih luas, yaitu tidak hanya sesuai bidang keahliannya tetapi juga bidang lain. Keterampilan generik sains meliputi kemahiran pada (a) pengamatan, (b) kesadaran tentang skala, (c) kosistensi logis, (d) kerangka logika, (e) konsistensi logis, (f) hukum sebab akibat, (g) pemodelan, (h) inferensi logika dan (h) abstraksi. Pengembangan LKPD berorientasi keterampilan generik sains artinya perangkat pembelajaran sebagai kemampuan dasar yang bersifat umum, fleksibel,dan berorientasi sebagai bekal mempelajari ilmu pengetahuan yang lebih tinggi tinggi atau melayani tugas-tugas dibidang ilmu /pekerjaan yang lebih luas, yaitu tidak hanya sesuai bidang keahliannya tetapi juga bidang lain berdasarkan bentuk yang diperoleh dari adanya proses belajar. Hasil belajar merupakan suatu bentuk yang diperoleh dari adanya proses belajar E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Instrumen Lembar Validasi yang di dalamnya meliputi aspek yaitu Format, isi, Bahasa dan Manfaat/ Kegunaan LKPD. Respon peserta didik terhadap LKPD, Tes keterampilan generik sains, Tes hasil belajar yang dikembangkan berdasarkan indicator pencapaian keterampilan generik sains berupa pilihan ganda yang terdiri dari 20 butir soal. F. Teknik Analisis Data Dalam penelitian pengembangan ini digunakan analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui lembar penilaian, tes hasil belajar dalam bentuk skor, angket respon peserta didik. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dan diarahkan untuk menjawab pertanyaan “Apakah LKPD berorientasi keterampilan generik sains pada materi pokok gerak makhluk hidup dan benda untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik yang sudah dikembangkan valid dan efektif?”. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam proses analisis data kevalidan adalah Melakukan rekapitulasi hasil penilaian ahli dan praktisi ke dalam table yang meliputi: aspek (Ai), kriteria (Ki), hasil penilaian validator (Vij). Mencari rata -rata hasil penelitian ahli dan praktisi Ki = Dengan; Vij = nilai validator ke-j terhadap indikator ke i, n = jumlah validator.
Menentukan rata-rata nilai validasi untuk setiap aspek dengan rumus: Ai =
dengan
Ai = rata-rata nilai aspek ke i, Iji = rata-rata aspek ke i indikator ke j, m = jumlah indikator dalam aspek ke i. Menentukan nilai rata-rata total dari semua aspek dengan rumus: Vi =
dengan
Va = nilai rata-rata total untuk semua aspek, 30 ke i, dan Ai = rata-rata nilai aspek N = jumlah aspek. Selanjutnya nilai validitas setiap kriteria, setiap aspek, atau keseluruhan aspek ditetapkan sebagai berikut: Tabel 1 Nilai Validasi Setiap Kriteria Batasan Kategori 3,5 ≤ M < 4,5 Sangat Valid 2,5 ≤ M ≤ 3,5 Valid 1,5 ≤ M ≤ 2,5 Cukup Valid M < 1,5 Tidak valid Sumber : Nurdin (2007) Data tentang respon peserta didik diperoleh dari angket respon peserta didik terhadap LKPD selanjutnya dianalisis dengan analisis kualitatif (persentase). Kegiatan yang dilakukan untuk mengalisis data respon peserta didik adalah menghitung banyaknya peserta didik yang memberi respon sesuai dengan aspek yang dinyatakan pada angket respon peserta didik, kemudian menghitung presentasenya. Adapun analisis untuk menghitung presentase banyaknya peserta didik yang memberikan respon pada setiap kategori yang dinyatakan dalam lembar angket menggunakan rumus: PRS =
× 100%
Keterangan: PRS = persentase banyak peserta didik yang memberikan respon positif terhadap kategori yang ditanyakan. ∑A = banyaknya peserta didik yang memberikan respon positif terhadap setiap kategori yang ditanyakan dalam angket ∑B = banyaknya peserta didik yang menjadi subjek uji coba Lembar kerja peserta didik (LKPD) dikatakan efektif jika sekurang-kurangnya 75% dari semua peserta didik menjawab sangat setuju dan setuju atau rata-rata akhir dari skor respon peserta didik minimal berada pada kategori setuju. Kegiatan yang dilakukan untuk menganalisis data respon peserta didik adalah Menghitung banyaknya peserta didik yang memberi respon positif sesuai dengan aspek yang ditanyakan, kemudian menghitung persentasenya, Menentukan kategori untuk respon positif peserta didik dengan cara mencocokkan hasil persentase dengan kriteria yang ditetapkan. Adapun kriteria penilaiannya respon
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 24 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017
116 peserta didik di daptasikan dari nurdin (2007) dengan ketentuan sebagai berikut. Tabel 2 Kategori Penilaian Respon Peserta Didik Interval Kategori RS < 0,5 Sangat tidak positif 0,5 ≤ RS < 1,5 Tidak positif 1,5 ≤ RS < 2,5 Cukup positif 2,5 ≤ RS < 3,5 Positif 3,5 ≤ RS Sangat positif Sumber : Nurdin (2007) Respon pesrta didik dikatakan memenuhi kriteria positif jika minimal berada pada kategori positif dan kelas merespon positif apabila lebih dari 50% peserta didik memberikan respon positif (Nurdin, 2007). Analisis hasil belajar peserta didik bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik yang terjadi dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi (Ngain) untuk melihat seberapa besar peningkatan hasil belajar setelah diajarkan dengan menggunakan keterampilan generik sains g= Keterangan: Skor Spretes = skor total pada awal Skor Spostest = skor total pada akhir Skor Smaks = skor maksimun yang mungkin dicapai Dengan menggunakan rumus N-gain tersebut maka dapat diketahui seberapa besar peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VIIa secara individu dan secara keseluruhan.Dengan kriteria tingkat N-gainadalah sebagai berikut. Tabel 3 Kategori Tingkat N-gain (Gain Ternormalitas) Batasan Kategori g > 0,7 Tinggi 0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang sg < 0,3 Rendah Sumber: Meltzer (2002 ) III. HASIL DAN DISKUSI Analisi hasil analisis data dan hasil pengembangan LKPD berorientasi keterampilan generik sains pada materi pokok gerak makhluk hidup dan benda untuk meningkatkan hasil belajar IPA di SMPN 35 Makassar adalah sebagai berikut: Tabel 4 Hasil Validasi Ahli LKPD Setiap Validator No Aspek penilaian Keterangan 1 2 3 4
Format Bahasa isi Ilustrasi Rata – rata
3,4 3,5 3,5 3,3 3,47
Valid Valid Valid Valid Valid
Menunjukkan bahwa nilai kevalidan berada pada kategori valid yaitu pada (2,5 3,5 ). Penilaian umum LKPD pada setiap validator yaitu penilaian validator pertama dan kedua LKPD dapat digunakan dengan sedikit revisi. Berdasrkan hasil tersebut LKPD dapat diujicobakan. Tabel 5 Hasil Validasi Angket Respon Peserta Didik No Aspek penilaian Keterangan 1 2
Konstruksi Bahasa Rata – rata
3,5 3,3 3,4
Valid Valid Valid
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai kevalidan berada pada kategori valid yaitu pada (2,5 3,5 ). Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran Penilain umum angket respon peserta didik pada setiap validator yaitu penilaian validator pertama dapat digunakan dengan revisi kecil sedangkan penilaian validator ke dua angket respon peserta didik dapat digunakan dengan sedikit revisi.Berdasarkan hasil tersebut angket respon peserta didik dapat diujicobakan. Tabel 6 Hasil Validasi Ahli Tes hasil belajar No Aspek penilaian Keterangan 1 2 3
Soal Konstruksi Bahasa Rata – rata
3,37 3,5 3 3,29
Valid Valid Valid Valid
Menunjukkan bahwa nilai kevalidan berada pada kategori valid yaitu pada (2,5 3,5 ). Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Penilaian umum tes keterampilan generik sains pada setiap validator yaitu penilaian validator pertama keterampilan generik sains dapat digunakan dengan revisi kecil sedangkan penilaian validator kedua tes keterampilan generik sains dapat digunakan dengan sedikit revisi. Berdasarkan hal tersebeut dapat diujicobakan. Tabel 7 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian No. Aspek penilaian Keterangan 1 2 3
LKPD Angket respon peserta didik Tes hasil belajar
3,47 3,4
Valid Valid
3,29
Valid
Analisis respon peserta didik dilakukan untuk melihat sejauh mana peserta didik merespon LKPD berorientasi keterampilan generik sains untuk meningkatkan hasil belajar yang telah dikembangkan. Data respon peserta didik terhadap LKPD berorientasi keterampilan generik sains yang terdiri dari 20 pertanyaan. Berdasarkan hasil analisis data respon peserta didik bahwa persentase rata – rata respon peserta didik terhadap LKPD di kelas VIII 1 SMPN
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 24 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017
117 35 Makassar memiliki nilai 57,14 % yang menjawab sangat positif, 42,86% yang menjawab positif dan tidak ada peserta didik yang menjawab cukup positif, tidak positif dan sangat tidak positif. Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Penilaian hasil tes belajar peserta didik terbagi atas pretest dan post-test. Berikut merupakan hasil analisis ketercapaian hasil belajar peserta didik pada pre-test dan post-test dapat dilihat pada Tabel 8.
Setelah dilakukan penelitian pengembangan LKPD berorientasi keterampilan generik sains untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dapat disimpulkan bahwa kualitas pengembangan LKPD berorientasi keterampilan generik sains dengan materi pokok gerak makhluk hidup dan benda untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dan dapat dilihat dari kevalidan.Ditinjau dari tingkat kevalidan, LKPD berorientasi keterampilan generik sains yang dikembangkan berada pada tingkat valid.
Tabel 8 Ketercapaian Hasil Belajar Peserta Didik Skor PreSkor Pos Aspek KGS % Ideal test Ideal -test Pengamatan 168 48 28 168 137 langsung Pengamatan tidak 84 32 38 84 61 langsung Hukum 84 48 57 84 70 sebab akibat Pemodelan 112 56 50 112 88 Inferensi 112 26 23 112 73 logika
PUSTAKA [1] Arikunto, Suharsimi dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. [2] Brotosiswoyo, B.S. 2000. Hakekat Pembelajaran MIPA & kiat pembelajaran Fisika diPerguruanTinggi. Disusun oleh Tim Penulis Pakerti Bidang MIPA. Jakarta: Proyek Pengembangan Universitas Terbuka. Depdiknas [3] Damayanti, Dyah shinta.2012. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan pendekatan inkuiri terbimbing untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada meteri Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013. Radiasi 67 vol.3 No.1 Program Studi Fisika Universitas Muhamadiyah Purwerejo. [4] Fianto, Mulkhi. 2014. “Pengembangan LKS Praktikum Fisika SMA Menggunakan Media Berbasis Data Logger dengan Pendekatan Ilmiah” .Seminar nasional pendidikan 2014 peran literasi sains untuk menyiapakan generasi dalam menghadapi asean community.Surabaya : Universitas Negeri Surabaya. [5] Hobri. 2010. Metodologi Penelitian Pengembangan. Jember: Pena Salsabila. [6] Jannati F.2015. Pengaruh Penggunaan LKPD Berbasis Keterampilan Generik Sains terhadaphasil belajar siswa Biologi. Skripsi. Tidak diterbitkan. Program Studi Pend.Biologi Univ.Islam Negeri Syarif Hidayatullah . Jakarta. [7] Kemendinas.2011. Implementasi Kurikulum 2011. Jakarta [8] Mustari.Civic Education.Makassar:UNM,2008. (on line) (http://pasca.unila.ac.id) pengembangan modul pemblajaran-ipa-berbasis karakter-materi-kalor-smpkelas VII-di-bandar lampung diakses 07 februari 2016 [9] Murtafiah. 2014. Pengembangan Perangkat pembelajaran. Jakarta. [10] Nurdin. 2007. ModelPembelajaran Matematika Untuk Menumbuhkan Kemampuan Metakognitif Untuk Menguasai Bahan Ajar. Surabaya: Unesa. [11] Putri.B.K. 2013.Pengembangan Lks Ipa Terpadu Berbasis Inkuiri. Jurnal pendidikan ipa indonesia vol 2 no 2 prodi pendidikan ipa universitas negeri semarang. [12] Pariska Ike Suci, Elniati Sri, Syafriandi. 2012. Jurnal pendidikan matematika pengembangan lembar kerja siswa matematika berbasis masalah. Vol. 1: Hal 76 [13] Ramlawati. 2012. Asesmen Portofolio dalam Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Mahasiswa
% 81 73 83 78 65
Dari data di atas dapat diketahui bahwa skor pretest dari 5 aspek keterampilan generik sains yang paling rendah adalah aspek inferensi logika sebesar 26 persentase ketercapaiannya 23% dan yang paling tinggi pada aspek membuat inferens logika dengan skor sebesar 73 persentase ketercapaiannya 65% . sedangkan skor postest yang paling rendah aspek hukum pengamatan tidak langsung 61 persentase ketercapaiannya 73% dan yang paling tinggi pada aspek aspek pemodelan skor sebesar 88 persentase ketercapaiannya 78%. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik, maka dilakukan analisis dari skor pre-test dan posttest dengan menggunakan rumus N-Gain. Distribusi frekuensi peningkatan hasil belajar peserta didik dapa dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Distribusi frekuensi peningkatan hasil belajar peserta didik n-Gain Kategori Frekuensi Persentase (%) Tinggi 16 57% g 0,7 Sedang 12 42% 0,3 g 0.7 Rendah 0% g 0,3 Dapat dijelaskan bahwa peningkatan rata – rata hasil belajar peserta didik ada 16 orang (57%) berada dalam kategori tinggi, ada 12 orang (42%) berada berada dalam kategori sedang. Sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan rata – rata hasil belajara peserta didik dalam kategori tinggi. Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran IV. KESIMPULAN
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 24 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017
118
[14]
[15] [16]
[17]
[18]
[19] [20]
[21]
pada Prktikum Kimia Anorganik. Universitas Pendidikan Indonesia. Repository.Upi. Edu. Ramlawati, Liliasari, Martoprawiro, M. A., dan Wulan, A. R. The Effect of Electronic Portfolio Assessment Model to Increase of Students’ Generic Science Skills in Practical Inorganic Chemistry, in Journal of Education and Learning Vol 8, No 3: August 2014 page. 179-186. Publisher: Universitas Ahmad Dahlan. Setyosari P. 2015. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta: Prenamedia Group Sugiyono. 2014. Metode penelitian pendidikan kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung Penerbit UNM Tawil dan Liliasari. 2013. Berpikir kompleks dan implementasinya dalam pembelajaran IPA. Makassar: Badan penerbit UNM Tawil Muh, Liliasari. 2014. Keterampilan keterampilan sains dan implementasi dalam pembelajaran IPA. Makassar: Badan Penerbit UNM Trianto, 2012. Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta: kencana Wulandari, Raifi. 2010. Pengemangan Perangkat Pembelajaran. Pancarah. Vol 3. No 1. Fkip Universitas Jember: Jember Yazil, A (2011). Kevalian, kepraktisan, Efek potensial suatu bahan ajar. Pascasarjana pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya.
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 24 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017