BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan penulis adalah desain asosiatif klausal. Menurut Sugiyono (2005:14), desain asosiatif berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala. Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori yang diperoleh selama masa perkuliahan dan tinjauan pustaka. Metode penelitian dirancang melalui langkah – langkah penelitian dari operasional variabel, penentuan jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan diakhiri dengan rancangan pengujian hipotesis dan statistik. B. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2005 : 74), “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan noleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dari penelitian ini adalah laporan keuangan triwulan yang diaudit pada laporan tahunan perusahaan yaitu PTPN III Medan, selama empat tahun yang di sub populasikan sehingga menjadi 16 populasi.
48
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh atau sensus, yaitu teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2005:74). Ini sering dilakukan jika jumlah populasi yang relatif kecil. Namun ada kriteria dalam penentuan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan tidak berubah sektor industrinya 2. Sampel telah mempublukasikan laporan keuangan triwulan-an pada periode 2005,2006,2007,2008. 3. Laporan keuangan disajikan dalam satuan Rupiah dan telah diaudit. A.
Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah berupa penelitian kuantitatif, yaitu
penelitian yang menggunakan data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2005:74 ) B.
Jenis dan Sumber data Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer, merupakan data yang diperoleh dari sumber asli yang masih memerlukan pengolahan
lebih
lanjut
dan
dikembangkan dengan
pemahaman sendiri oleh penulis. Dalam hal ini, data primer yang di pakai penulis adalah hasil wawancara atau keterangan – keterangan yang di kumpulkan dari pegawai perusahaan.
49
2. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Dalam dokumen resmi perusahaan seperti sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan laporan keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah variable – variable yang berhubungan dengan variable penelitian, yaitu : a. Informasi mengenai arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi, b. Informasi mengenai capital expenditure perusahaan, c. Informasi mengenai Return on Equity perusahaan, d. Informasi mengenai debt ratio perusahaan. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan beberapa cara sebagai berikut: a. Teknik wawancara , yaitu melakukan tanya jawab dan diskusi dengan bagian keuangan dan bagian akuntansi perusahaan. b. Teknik Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data yang berkaitan dalam penyusunan skripsi ini secara langsung dari perusahaan dan internet. D. Teknik Pengolahan Data Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini. 2. Menghitung nilai free cash flow, nilai return on investment, dan nilai debt to equity.
50
3. Menganalisis data serta melakukan pengujian hipotesis dan statistik. 4. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh. E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1.
Defenisi Operasional Tabel 3.1 Variabel Free
Konsep Variabel Cash Arus
Flow (X1)
kas
Indikator
Skala
yang Jumlah
berasal
kas Rasio
dari bersih
dari
akrivitas
operasi aktivitas operasi
bersih
setelah ataupun deviden
dikurangi
capital dibagi total aset
expenditure
dikali 100%
Profitabilitas
Profitabilitas
Jumlah laba atau Rasio
(X2)
(profitability)
rugi
bersih
adalah kemampuan perusahaan perusahaan untuk dibagi memperoleh
laba total
dengan aset
dari kegitan bisnis perusahaan dikali yang dilakukannya
100%
2 . Pengukuran Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan adalah: a. Variabel Independen (bebas)
51
Variabel Independen menurut Sugiyono (2005:33) adalah ”Variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya “. Variabel independen dalam penelitian ini adalah free cash flow dan rasio profitabilitas dalam hal ini rasio yang digunakan adalah ROI (Return on Investment). b. Variabel Dependen (terikat) Variabel dependen menurut Sugiyono (2005:33) adalah “ variabel yang dipengaruhi atau terikat oleh variable independen”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan hutang. F. Metode Analisis Data
Analisa data dilakukan dengan menggunakan metode analisa kuantitatif yaitu dengan mengumpulkan, mengolah, dan menginterpretasikan data yang diperoleh sehingga memberi keterangan yang benar dan lengkap untuk pemecahan masalah yang dihadapi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi sederhana dengan menggunakan bantuan software SPSS for window v.16. Ada dua jenis pengujian yang dapat dipakai dalam penelitian ini, yaitu uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis. 1. Pengujian Asumsi Klasik A. Uji normalitas Uji normalitas berguna pada tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal,gunakan statistik nonparametrik. Tujuan uji
52
normalitas data ini adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Erlina, 2007 : 103). Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual mengikuti berdistribusi normal atau tidak adalah dengan analisis grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebelumnya. Menurut Ghozali (2005 : 110), cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan : 1. Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik hiostogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Dasar pengambilan keputusannya adalah : a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2. Analisis Statistik
53
”Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogrov-Smirnov (K-S)” (Ghozali, 2005 : 115). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis : Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Bila sig > 0 ,0 5 d engan α = 5 %, berarti distribusi d ata normal ( Ho diterima), sebaliknya bila sig < 0,05 dengan α = 5%, berarti distribusi data tidak normal (Ha diterima). Distribusi yang melanggar asumsi normalitas dapat dijadikan menjadi bentuk normal dengan berbagai cara sebagai berikut : a) Transformasi data Transformasi data dapat dilakukan dengan logaritma natural (ln), log 10, maupun akar kuadrat. Jika ada data yang bernilai negatif, transformasi data dengan log akan menghilangkannya sehingga sampel ( n ) akan berkurang. b) Trimming Trimming adalah membuang (memangkas) observasi yang bersifat outlier, yaitu yang nilainya lebih kecil dari µ-2σ atau lebih besar dari µ+2σ. Metode ini juga akan mengecilkan sampelnya. c) Winzorising Winzorising mengubah nilai - nilai outliers menjadi nilai - nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusi menjadi normal. Nilai – nilai observasi yang lebih kecil dari µ-2σ akan diubah
54
nilainya menjadi
µ-2σ dan nilai – nilai yang lebih besar dari µ+2σ
akan diubah menjadi µ+2σ A. Uji Multikolinearitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2005 : 91). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut : 1) Menganalisis matrik korelasi variabel – variabel independen, jika diantara variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. 2) Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF),nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 B. Uji Heterokedastisitas Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variabel residual tersebut tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas ( Ghozali, 2005 : 105). Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scaterplot antara nilai prediksi
55
variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar yang digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas antara lain : a.
Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian mnenyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas C. Uji Autokorelasi Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah Tabel 3.2 Hipotesis Nol
Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak
0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif
No decision
dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi negatif
Tolak
4 – dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif
No decision
4 – du ≤ d ≤ 4 - dl
56
Tidak ada autokorelasi, positif
Tidak ditolak
du < d <4 - du
atau negatif
B.Pengujian Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji -F dan Uji – t. 1) Uji Signifikan Simultan ( Uji –F) Uji –F dilakukan untuk menentukan apakah semua
variabel
independen mempunyai pengaruh secara bersama- sama (simultan) terhadap variabel dependen. Dalam hal ini H3 yaitu free cash flow dan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan hutang diuji dengan menggunakan uji –F. Data analisis dengan model regresi berganda adalah sebagai berikut : Y = α + β1X1 + β2X2 + e Keterangan : Y
: Kebijakan hutang
X1
: Free cash flow
X2
: Profitabilitas
α
: Konstanta
β1, β2
: Koefisien Regresi
e
: Variabel pengganggu/ error
2) Uji Signifikan Parsial ( Uji –t)
57
Uji –t dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen atau dengan kata lain untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. H1 : free cash flow
dan H2 :
profitabilitas di uji masing – masing dengan menggunakan uji –t, dalam hal ini adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut : Ho diterima apabila t hitung < t table Ha diterima apabila t hitung > t table H. Jadwal Penelitian Table 3.3 Tahapan Penelitian Pengajuan
Feb
Mar
Apr
X
X
Mei
Jun
Jul
Judul dan X
penyetujuan proposal Bimbingan Propsal
X
Seminar Proposal
X
Research
X
Penulisan Skripsi
X X
Bimbingan Skripsi
X X
Ujian Skripsi
X X
58
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Sejarah dan Struktur Peusahaan 1. Sejarah PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Sejarah singkat PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang usaha perkebunan, pengelolaan dan pemasaran hasil dari perkebunan tersebut. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan mempunyai lintas sejarah yang diawali dengan proses pengambilalihan perusahaan- perusahaan Perkebunan Belanda tahun 1958 oleh Pemerintah RI yang dikenal dengan proses “Nasionalisasi” perusahaan-perusahaan perkebunan asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Embrio yang turut membentuk Perseroan berasal dariNV Rubber Cultuur Maatschappij Amsterdam (RCMA) dan NV Cultuur Mij` de Oeskust (CMO) yang merupakan perusahaan perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia sejak zaman colonial, pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Langkah awal Perseroan di mulai pada tahun 1958 dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara Baru (PPN Baru) di Sumatera Utara. Setelah beberapa kali mengalami perubahan bentuk / status badan hukum, sejalan dengan Undang-Undang (UU) dan Peraturan Pemerintah (PP) yang ada, maka pada tahun 1968 Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) tersebut di reorganisasikan menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan
59
(PNP) yang selanjutnya pada tahun 1974 bentuk hukumnya dialihkan menjadi PT. Perkebunan (Persero) Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas terhadap kegiatan usaha BUMN, yaitu PT. Perkebunan Nusantara III yang bergerak pada Core Business tanaman perkebunan di wilayah Propinsi Sumatera Utara, Pemerintah telah mencanangkan program restrukturisasi BUMN sub sector perkebunan melalui penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan struktur organisasi. Dari program restrukturisasi tersebut telah dilakukan penggabungan 27 (dua puluh tujuh) BUMN Perkebunan yaitu PT. Perkebunan I sampai dengan PT. Perkebunan XXVII dan satu BUMN Peternakan yaitu PT. Bina Mulya Ternak menjadi 14 (empat belas) BUMN Perkebunan baru yakni PT. Perkebunan Nusantara I sampai dengan PT. Perkebunan Nusantara XIV Pada tahun 1994, diadakan penggabungan manajemen PT. Perkebunan Nusantara III,IV,V (Persero) yang dikelola oleh Dirreksi PT. Perkebunan Nusantara III. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1996 tanggal 14 Februari diadakan Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan Nusantara III,IV,V menjadi Nama
: Perusahaan Perseroan (Persero) PT.Perkebunan Nusantara III Disingkat dengan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
Alamat
: Jalan Sei Batanghari No. 2 Medan 20122 Kotak Pos 91 Provinsi Sumatera Utara
60
Telp +62618452244, 8453100, Fax +62618455177, 845472 Email
:
[email protected] ,
[email protected]
Website
: www.ptpn3.co.id , www.ptpn3.com
2. Struktur Organisasi PT. Perkebunan III (Persero) Sruktur organsasi PT. Petrkebunan Nusantara III dapat dilihat pada diagram yang terdapat pada lampiran. Adapun pembagian tugas pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) diuraikan sebagai berikut : A. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah pimpinan tertinggi yang membawahi Dewan Komisaris, Dewan Direksi serta setingkat lebih bawah. Tugas dan wewenang RUPS adalah 1)
Mengangkat dan memberhentikan dewan komisaris
2)
Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal atau asset perusahaan dalam mencapai tujuan
3)
Mengawasi dewan komisaris dalam melaksanakan tugas yang telah dibebankan kepadanya oleh pemegang saham.
B. Dewan Komisaris Dewan komisaris terdiri dari 1(satu) komisaris utama dan 3(tiga) komisaris anggota yang berugas untuk mengawasi pekerjaan direktur utama. Tugas dan wewenang dewwan komisaris adalah : 1) Memberikan nasehat kepada pimpinan 2) Membantu pemimpin dalam menginvetasikan dana perusahaan
61
3) Mengawasi jalannya perusahaan C. Direktur Utama Melaksanakan fungsi manajemen dengan memberdayakan sumber daya perusahaan secara optimal serta mewujudkan visi dan misi perusahaan. D. Kepala Bagian Sekretaris Korporat Melaksanakan fungsi manajemen dengan memberdayakan sumber daya yang berhubungan dengan aspek legal dan kebutuhan, aspek manajemen hubungan dengan industry sehingga terwujudnya korporat image yang positif dari stakeholder. E. Kepala Bagian Satuan Pengawasan Intern (SPI) Melaksanakan fungsi manajemen dengan memberdayakan sumber daya dalam
melaksanaakan
pengawasan,
analisa,
dan
evaluasi
serta
pengembangan dengan meberdayakan sumber daya informasi untuk menghasilkan kinerja informasi secara lengkap (full performance informarion). F. Direktur Produksi Mengelola dan memberdayakan sumber produksi, sarana dan prasarana sehingga tercapainya kinerja bidang produksi secara optimal 1) Kepala Bagian Tanaman Melaksanakan pemantauan, analisa dan evaluasi dalam sumber daya untuk meningkatkan kinerja bidang tanaman. 2) Kepala Bagian Teknik
62
Melaksanakan fungsi manajemen dengan memberdayakan sumber daya teknik sehingga terwujudnya Best Practice di bidang teknik. 3) Kepala Bagian Teknologi Melaksanakan fungsi manajemen dengan memberdayakan sumber daya teknologi dan mengefektifkan system untuk mengoptimalkan kinerja di bidang teknologi, system manajemen dan lingkungan. G. Diretur Keuangan Mengelola dan memberdayakan sumber daya keuangan secara tepat guna sehingga tercapainya cash flow dan biaya operasional perusahaan yang efektif dan efisien. 1) Kepala Bagian Pembiayaan Melaksanakan
pemantauan,
analisa
dan
evaluasi
dalam
pemberdayaan sumber daya keuamgan dan akuntansi secara optimal untuk mewujudkan kondisi keuangan yang sehat. 2) KepalaBagian Kemitraan dan Bina Lingkungan Melaksanakan pemantauan, analisa dan evaluasi dalam pemanfaatan sumber daya sehingga terwujud kemitraan dengan masyarakat di lingkungan perusahaan. H. Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Mengelola dan memberdayakan sumber daya manusia dan sarana pendukung lainnya sehingga tercapai kinerja di bidang sumber daya manusa dan umum secara optimal. 1) Kepala Bagian Umum
63
Melaksanakan
pemantauan,
analisa,
dan
evaluasi
dalam
memberdayakan sumber daya manusia perusahaan secara optimal sehingga terwujudnya zero accident, zero conflict dan zero risk management. 2) Kepala Bagian Sumber Daya Manusia Melaksanakan
pemantauan,
analisa,
dan
evaluasi
dalam
memberdayakan sumber daya manusia perusahaan secara optimal sehingga
terwujudnya
karyawan
yang
berilmu
pengetahuan
(knowledgeable). I. Dierktur Pemasaran Mengelola dan memberdayakan sumber daya pemasaran dan pengadaan secara optimal, sehingga tercapainya kepuasan pelanggan dan pemasok. 1) Kepala Bagian Pemasaran Melaksanakan fungsi manajemen dengan menggunakan sumber daya pemasaran secara maksimum sehingga tercapainya kepuasan pelanggan, peningkatan arus kas masuk, pengoptimalkan harga, peminimuman stok dan penaghan pembayaran efektif. 2) Kepala Bagian Pengadaaan Melaksanakan pengadaan barang, pemantauan, analisa dan evaluasi serta memberdayaan sumber daya secara optimal. J. District Manager (DM) dan General Manger (GM)
64
District Manager (DM) melaksanakan, analisa, evaluasi, dan memberi keputusan dan terobosan- terobosan serta memberdayakan sumber daya perusahaan yang ada di distriknya untuk mencapai kinerja yang optimal. K. Manager Melaksanakan fungsi – fungsi manajemen untuk memberdayakan seluruh unit kerja secara optimal untuk mewujudkan Operational Excellence. 3. Kegiatan Operasi Perusahaan dan Wilayah Kerja PT.Perkebunan Nusantara III yang berkantor pusat di Medan, mempunyai wilayah kerja di 6 (enam) daerah Tingkat II DI Provinsi Sumatera Utara, yakni : a) Kabupaten Deli Serdang b) Kabupaten Tebing Tinggi c) Kabupaten Asahan d) Kabupaten Simalungun e) Kabupaten Labuhan Batu f) Kabupaten Tapanuli Selatan Kebun- kebun yang dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara (Persero) Medam berjumlah 33 Kebun, dimana 30 kebun sendiri dan 3 kebun plasma yang dikelompokkan ke dalam 3(tiga) wilayah kerja dengan luas areal seluruhnya adalah 186.910,92 Ha Yng terdiri dari 166.606,94 Ha kebun sendiri dan 20.303,78 Ha kebun plasma.
65
B. Data Penelitian Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan
Microsoft Excel,
selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16.0 for Windows. Prosedur dimulai dengan memasukkan variable–variable penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan metode pemilihan sampel yang digunakan, ditentukanlah 16 sampel, dimana sampel tersebut terdiri dari 4 laporan triwulan selama periode 4 tahun. C. Analisis Hasil Penelitian 1) Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dalam penelitian ini hanya untuk mendeskripsikan data sampel dan tidak membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil. Menurut Ghozali (2005:19), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range dan kemencengan distribusi. Berikut merupakan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan :
66
Tabel 4.1 Daftar Sampel Free Cash Flow
Return On Investment
Debt to Equity Ratio
Tahun/periode Tahun 2005 Triwulan 1
0,2324
1,003985084
Triwulan 2
-45047394253 -48655441317
0,1871
0,996304692
Triwulan 3
-27706655355
0,1871
1,643111639
Triwulan 4
-24807300250
0,3859
1,023274815
Triwulan 1
-40860729295
0,2443
0,996899903
Triwulan 2
-118632815915
0,1969
1,520971299
Triwulan 3
-29164900374
0,2125
1,643111639
Triwulan 4
-44431847559
0,2362
1,310974657
Triwulan 1
-30064379387
0,2723
1,436859529
Triwulan 2
49469484291
0,3508
1,410898758
Triwulan 3
37302233223
0,2237
1,328347523
Triwulan 4
541125967342
0,4675
1,076263106
Triwulan 1
406978512094
0,5184
1,125802381
Triwulan 2
913991710135
0,5021
1,254768099
Triwulan 3
838588986608
0,5213
1,055297602
Triwulan 4
415103732111
0,4248
0,989451728
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
67
Tabel 4.2 Descriptive Statistics Std. N
Minimum Maximum
Free Cash Flow
Mean
Deviation
9.13992E1 1.7457432E1 3.37722126E 16 1.18633E1 1
1
11
.52130
.3236063
.12682206
1.64311 1.2385202E0
.23704104
1 Return On Investment
16
.18710
16
.98945
Debt to Total Equity Ratio Valid N (listwise)
16
Sumber : Data yang diolah Penulis, 2010 Tabel di atas menunjukkan bahwa hanya variable free cash flow yang memiliki nilai minimum negatif, namun hal ini tidak bisa dijadikan sebagai dasar untuk menyatakan bahwa laporan triwulan perusahaan menyatakan merugi selama periode pengamatan. Untuk nilai maksimum, semua variable memiliki nilai yang positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah : 1
Variable free cash flow (X1) memiliki nilai minimum -1.18633E11 dan maksimum 9.13992E11 dengan nilai rata-rata free cash flow sebesar 1.7457432E11 dengan jumlah sampel 16 laporan triwulan dari suatu perusahaan selama empat tahun.
68
2. Variable Return On Investment (X2) memiliki nilai minimum .18710 dan nilai maksimum .52130 dengan nilai rata-rata .3236063 dengan jumlah sampel 16 laporan triwulan dari suatu perusahaan selama empat tahun. 3. Variable Debt to Equity Ratio (Y) memiliki nilai minimum .98945 dan nilai maksimum 1.64311 dengan nilai rata-rata 1.2385202E0 dengan jumlah sampel 16 laporan triwulan dari suatu perusahaan selama empat tahun. 2) Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik normalitas data, autokorelasi, heterokedastisitas dan asumsiasumsi klasik lainnya agar hasil pengujian tidak bersifat bias dan efisien. Menurut Ghozali (2005:123) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah berdistribusi normal,
non-multikolinearitas,
non-autokorelasi dan non-
heterokedastisitas. a. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas data ini adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Jika data normal, maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal,gunakan statistik nonparametrik. Ghozali (2005 : 115), memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov- Smirnov yang dapat dilihat dari: 1. Jika nilai signifikan < 0.05 maka distribusi data tidak normal
69
2. Jika nilai signifikan > 0.05 maka distribusi data normal Hipotesis yang digunakan : •
Ho
•
Ha
: Data residual berdistribusi normal : Data residual tidak berdistribusi normal
Hasil uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov adalah seperti yang ditampilkan berikut ini : Tabel 4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa
16 Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
.0000000 .21219943 .109
Positive
.109
Negative
-.102
Kolmogorov-Smirnov Z
.437
Asymp. Sig. (2-tailed)
.991
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data yang diolah Penulis, 2010
70
Dari hasil pengolahan data pada Tabel 4.3 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.437 dan signifikan pada 0.991. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi normal. Hasil dari uji normalitas dengan grafik histogram, ditunjukkan sebagai berikut:
Gambar 4.1 Sumber : Data yang diolah Penulis, 2010 Berdasarkan kurva histogram di atas, dapat dilihat bahwa kurva menyerupai bentuk lonceng yang hampir sempurna dengan kemiringan yang cenderung imbang baik dari sisi kiri maupun dari sisi kanan, hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Menurut Ghozali (2005 : 112),
71
pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik (Grafik Normal P-P Plot of Regression), yaitu jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan data yang telah terdistribusi normal.
Gambar 4.2 Sumber : Data yang diolah Penulis, 2010 Grafik Normal P-P Plot of Regression di atas memperlihatkan titik-titik menyebar berhimpitan di sekitar diagonal dan ini menunjukkan data dalam model regresi berdistribusi normal. Karena secara keseluruhan data telah terdistribusi secara normal, maka dapat dilakukan pengujian asumsi klasik lainnya.
72
b. Uji Multikolineritas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2005 : 91). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut : 3) Menganalisis matrik korelasi variabel – variabel independen, jika diantara variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. 4) Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF),nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Hasil uji multikolinearitas disajikan dalam tabel 4.3 dan tabel 4.4
73
Tabel 4.4 Coefficient Correlationsa Return On Model 1
Investment Correlations
Covariances
Free Cash Flow
Return On Investment
1.000
-.880
Free Cash Flow
-.880
1.000
.953
-3.148E-13
-3.148E-13
1.344E-25
Return On Investment Free Cash Flow
a. Dependent Variable: Debt to Total Equity Ratio
Sumber : Data yang diolah Penulis, 2010 Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hasil besaran korelasi antar variabel bebas adalah -0.880 atau sekitar 88% .Karena korelasi ini masih di bawah 95% ,maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas yang serius. Hasil perhitungan nilai tolerance dapat dilihat dari table 4.4 berikut
74
Tabel 4.5 Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) Free Cash Flow
.226
4.425
Return On Investment
.226
4.425
a. Dependent Variable: Debt to Total Equity Ratio
Sumber : Data yang diolah Penulis, 2010 Dari hasil pengujian tabel 4.5 di atas, dapat dilihat bahwa angka tolerance yaitu 0.226 > 0,10 dan VIFnya yaitu 4.425 < 10. Ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi multikolinieritas diantara variabel independen dalam penelitian.
c. Uji Heterokedastisitas Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variabel residual tersebut tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas ( Ghozali, 2005 : 105). Ada tidaknya heteroskedastisitas
75
dapat dilakukan dengan melihat grafik Scaterplot antara nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar yang digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas antara lain : c.
Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian mnenyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
d. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.3 Sumber : Data yang diolah Penulis, 2010
76
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal tersebut menunjukkan bahwa
tidak terjadi
heterokedastisitas, sehingga model ini layak dipakai untuk memprediksi Debt to Equity Ratio di PT Perkebunan Nusantara III, berdasarkan masukan variabel independen yaitu Free Cash Flow dan Return on Investment. d. Uji Autokorelasi Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan adsa tidaknya autokorelasi adalah Hipotesis Nol
Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak
0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif
No decision
dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi negatif
Tolak
4 – dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif
No decision
4 – du ≤ d ≤ 4 - dl
Tidak ada autokorelasi, positif
Tidak ditolak
du < d <4 - du
atau negatif
77
Tabel 4.5 menyajikan hasil uji Durbin Watson dengan menggunakan program SPSS versi 16.0. Tabel 4.6 Model Summaryb Durbin-
Model
R
R Square
.446a
1
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
.199
.075
.22793875
Watson
1.657
a. Predictors: (Constant), Return On Investment, Free Cash Flow b. Dependent Variable: Debt to Total Equity Ratio Sumber : Data yang diolah Penulis, 2010 Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin Watson (DW) sebesar 1.657. Angka ini terletak di antara -2 dan +2,
nilai ini akan
dibandingkan
menggunakan
dengan
nilai
tabel
Durbin-Watson
dengan
signifikansi 5%, jumlah sampel 16 (n), jumlah variabel independen 2 (k=2). Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi. 3) Analisis Regresi Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak untuk dilakukan analisis statistik selanjutnya, yaitu melakukan pengujian
78
hipotesis. Adapun hasil pengolahan data dengan analisis regresi dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini. Tabel 4.7 Coefficientsa Standardize
Model 1
Unstandardized
d
Coefficients
Coefficients
B
(Constant) Free Cash Flow
Std. Error
1.596
.268
1.647E-13
.000
-1.192
.976
Beta
t
Sig.
5.965
.000
.235
.449
.661
-.638
-1.222
.244
Return On Investment a. Dependent Variable: Debt to Total Equity Ratio Sumber : Data yang diolah Penulis, 2010
Berdasarkan tabel 4.7 pada kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda yaitu : Y= 1.596 + 1.647X1 - 1.192X2 + e Dimana : Y
= Debt to Equity Ratio
X1
= Free Cash Flow
79
X2
= Return on Investment
e
= Tingkat kesalahan pengganggu
Penjelasan dari nilai a, b1, b2 dan b3 pada Unstandardized Coefficients tersebut dapat dijelaskan dibawah ini. • β0 = 1.596 Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai variabel Free Cash Flow dan Return on Investment, maka Debt To Equity Ratio adalah sebesar 1.596 • β1 = 1.647 Koefisien regresi β1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel Free Cash Flow meningkat satu satuan, maka Debt to Equity Ratio akan bertambah sebesar 1.647 dengan asumsi variabel lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol. • β2 = - 1.192 Koefisisen regresi β2 menunjukkan bahwa setiap variabel Return on Investment meningkat sebesar satu satuan, maka perubahan Debt to Equity Ratio yang dilihat dari nilai Y akan bertambah sebesar - 1.192 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
80
4) Pengujian Hipotesis Dalam penelitian ini hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program statistik, maka diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.8 Model Summaryb Durbin-
Model 1
R .446a
R Square
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
.199
.075
.22793875
Watson
1.657
a. Predictors: (Constant), Return On Investment, Free Cash Flow b. Dependent Variable: Debt to Total Equity Ratio Sumber : Data yang diolah Penulis, 2010 Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Koefisian determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
81
semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pada model summary diatas di atas, angka R sebesar 0,446 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara Debt to Equity Rario (Y) dengan Free Cash Flow (X1) dan Return on Investment (X2) mempunyai hubungan yang rendah karena < 0,5 (50%) yaitu 44,6 %. Angka adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah 0,075 atau 7,5%. Angka ini mengindikasikan bahwa variasi dari kedua variabel independennya hanya mampu menjelaskan variasi variabel dependen sebesar 7,5 % dan sisanya 92,5 % (100% - 7,5%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Kemudian standard error of the estimate adalah sebesar 0,22793875, di mana semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat untuk memprediksi Debt to Equity Ratio. Untuk mengetahui apakah masing – masing variabel yaitu FCF dan ROE yang dianggap secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap DER, dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan menggunakan uji t dan uji F. a.
Uji t (t-test) Uji –t dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen atau dengan kata lain untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. H1 : free cash flow dan H2 : profitabilitas di uji masing – masing dengan
82
menggunakan uji –t, dalam hal ini adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut : Ho diterima apabila t hitung < t table Ha diterima apabila t hitung > t table Tabel 4.9. Hasil uji t Coefficientsa Standardize
Model 1
Unstandardized
d
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
1.596
.268
Free Cash Flow
1.647
.000
-1.192
.976
Beta
t
Sig.
5.965
.000
.235
.449
.661
-.638
-1.222
.244
Return On Investment a. Dependent Variable: Debt to Total Equity Ratio Sumber : Data yang diolah Penulis, 2010 Tabel 4.9 menunjukkan hasil pengujian statistik t sehingga dapat menjelaskan pengaruh variabel independen secara parsial. Dari table regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel free cash flow sebesar 0.449 dengan nilai signifikansi 0.661. hasil uji statistic tersebut dapat menyimpulkan t hitung adalah
83
0.449, sedangkan t table adalah 2.1199, sehingga t table > t hitung (2.1199 > 0.449), maka free cash flow secara individual tidak mempengarui Debt to Equity Ratio. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0.661 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya free cash flow tidak berpengaruh terhadap debt to equity ratio. Tabel diatas juga menunjukkan besarnya t hitung untuk variabel Return on Investment sebesar -1.222 sedangkan t table 2.1199, sehingga t table > t hitung (2.1199 > 0.244), maka return on investment tidak berpengaruh terhadap debt to equity ratio secara individual. Signifikansi 0.244 menyimpulkan bahwa signifikansi penelitian > 0,05 (0.244 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya return on investment tidak berpengaruh terhadap debt to equity ratio. c.Uji f (f- test) Uji –F dilakukan untuk menentukan apakah semua
variabel independen
mempunyai pengaruh secara bersama- sama (simultan) terhadap variabel dependen Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai kritis, F(tabel) dengan F(hitung) yang terdapat pada tabel analisis df variance. Dalam uji F digunakan hipotesis yang disebutkan dibawah ini : Ho : b1,b2 = 0, artinya Free Cash Flow dan Return on Investment tidak berpengaruh signifikan terhadap Debt to Total Equity Ratio secara simultan pada PT Perkebunan Nusantara III Medan. Ha : b1,b2 ≠ 0, artinya Free Cash Flow dan Return on Investment berpengaruh signifikan terhadap Debt to Equity Ratio secara simultan pada PT Perkebunan Nusantara III Medan.
84
Kriteria: Ho diterima dan Ha ditolak jika F hitung < F tabel untuk α = 5% Ha diterima dan Ho ditolak jika F hitung > F tabel untuk α = 5% Tabel 4.10 Hasil uji f ANOVAb Sum of Model 1
Squares
df
Mean Square
Regression
.167
2
.084
Residual
.675
13
.052
Total
.843
15
F
Sig.
1.611
.237a
a. Predictors: (Constant), Return On Investment, Free Cash Flow b. Dependent Variable: Debt to Total Equity Ratio
Sumber : Data yang diolah Penulis, 2010 Hasil uji F yang ditampilkan dalam tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai F hitung
adalah 1.611 dengan tingkat signifikansi 0,237 yang lebih besar dari 0,05.
Dengan menggunakan tabel F diperoleh nilai F menunjukkan bahwa F
hitung
tabel
sebesar 3.8055. Hal tersebut
sebesar 1.611 lebih kecil dari F
tabel
sebesar 3,8055
sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel bebas yaitu Free Cash Flow dan Return on Investment tidak berpengaruh signifikan terhadap Debt to Equity Ratio secara simultan pada PT Perkebunan Nusantara III.
85
5) Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, diketahui bahwa variabel independen yang diukur dengan Free Cash Flow tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu Debt to Equity Ratio. Hal ini sesuai dengan nilai signifikansi t sebesar 0,661 yang lebih besar dari 0,05. Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, diketahui bahwa variabel independen yang diukur dengan Return on Investment tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu Debt to Equity Ratio. Hal ini sesuai dengan nilai signifikansi t sebesar 0,244 yang lebih besar dari 0,05. Dari hasil pengujian variabel penelitian secara simultan, Free Cash Flow dan Return on Investment tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap Debt to Equity yang ditunjukkan oleh signifikansi F 0.237 > 0,05. Nilai adjusted R square
atau
koefisien
determinasi
menunjukkan
angka
0,075
yang
mengindikasikan bahwa hanya 7,5% variasi atau perubahan dalam likuditas dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel perputaran kas dan piutang. Sedangkan sisanya sebesar 92,5% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.Free Cash Flow memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 1,647, Debt to Equity Ratio memiliki koefisien regresi bertanda negatif sebesar -1.192%.
86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan
dalam bab empat, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Free Cash Flow tidak berpengaruh signifikan terhadap Debt to Equity Ratio secara parsial sebagaimana ditunjukkan oleh nilai signifikansi t sebesar 0,661 > 0,05. Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan Free Cash Flow tidak dapat memprediksi Debt to Equity Ratio pada PT Perkebunan Nusantara III Medan tahun 2005-2008. 2. Return on Investment tidak berpengaruh signifikan terhadap Debt to Equity Ratio secara parsial sebagaimana ditunjukkan oleh nilai signifikansi t sebesar 0,244 > 0,05. Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan Return on Investment tidak dapat memprediksi Debt to Equity Ratio pada PT Perkebunan Nusantara III Medan tahun 2005-2008. 3. Free Cash Flow dan Return on Investment secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Debt to Equity Ratio sebagaimana ditunjukkan oleh nilai signifikansi F sebesar 0,237 > 0,05. Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan Free Cash Flow dan Return on Investment tidak dapat memprediksi Debt to Equity Ratio secara bersama-sama pada PT Perkebunan Nusantara III Medan tahun 2005-2008. 87
B.
Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memiliki keterbatasan yang mungkin dapat
diperbaiki oleh peneliti berikutnya. Keterbatasan yang dimiliki peneliti diantaranya : 1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya 16 sampel, dimana periode pengamatan terbatas mencakup tahun 2005- 2008. 2. Peneliti hanya menggunakan nilai dari laporan arus kas yang diuji dengan menggunakan Free Cash Flow dan Profitabilitas yang diuji dengan menggunakan Return on Investment dalam mengukur kebijakan hutang sementara masih banyak rasio-rasio keuangan lainnya dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebijakan hutang, diantaranya kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kebijakan pengambilan resiko, kebijakan deviden. C.
Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan peneliti bagi para peneliti
selanjutnya adalah sebagai berikut : 1. Sebaiknya perlu dilakukan penelitian terhadap faktor-faktor lain yang memberikan pengaruh lebih besar terhadap terhadap kebijakan hutang sehingga dapat diketahui faktor mana yang paling berpengaruh dalam upaya pembayaran hutang. 2. Sebaiknya perlu dilakukan penelitian menggunakan sampel yang lebih banyak dengan karakteristik yang lebih beragam dari berbagai sektor industri, 88
sehingga diketahui free cash flow dan return on investment terhadap kebijakan hutang apabila diterapkan pada perusahaan yang berbeda. 3. Selain perluasan sampel penelitian, kepada para peneliti lanjutan juga diharapkan dapat melakukan penelitian selanjutnya dengan menggunakan data time series yang up to date / terbaru, sehingga hasilnya juga akan semakin akurat.
89