BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Endang Mulyatiningsih (2012: 145) produk penelitian dan pengembangan dalam bidang pendidikan dapat berupa model, media, peralatan, buku, modul, alat evaluasi, dan perangkat pembelajaran; kurikulum,
kebijakan
sekolah,
dan
lain-lain.
Sedangkan
produk
yang
dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS berbasis pendekatan kontekstual pada materi Logika untuk SMA Kelas X. B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah model ADDIE (Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery, and Evaluations). Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and Carry (1996) untuk merancang sistem pembelajaran. Berikut ini diberikan tahapantahapan
pengembangan
dengan
menggunakan
model
ADDIE
(Endang
Mulyatiningsih, 2012:183-186). 1. Analysis (Analisis) Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap perlunya pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Tahap analisis diperlukan untuk mengetahui berbagai kebutuhan untuk menghasilkan sebuah produk yang berkualitas. Tahap analisis terdiri dari analisis kebutuhan, analisis karakteristik siswa, dan analisis kurikulum. 43
a. Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui berbagai masalah dalam pembelajaran matematika yang ada di sekolah sehingga dibutuhkan pengembangan
perangkat
pembelajaran.
Analisis
dilakukan
dengan
mengidentifikasi ketersediaan dan keadaan perangkat pembelajaran yang mendukung terlaksananya suatu proses pembelajaran. Pada tahap ini ditentukan perangkat pembelajaran yang perlu dikembangkan untuk membantu siswa belajar. b. Analisis Karakteristik Siswa Analisis karakteristik siswa bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik siswa dan mengetahui perangkat pembelajaran yang sesuai sehingga dapat membantu
siswa
dalam
proses
pembelajaran.
Hal-hal
yang
perlu
dipertimbangkan dalam menganalisis karakter siswa antara lain: kemampuan akademik, kemampuan awal yang dimiliki, motivasi belajar, pengalaman belajar, dan sikap siswa terhadap pembelajaran matematika. c. Analisi Kurikulum Analisis kurikulum bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai kompetensi yang menjadi masalah bagi siswa dalam proses pembelajaran. Analisis kurikulum dilakukan dengan mengkaji berbagai kompetensi pencapaian pada kurikulum yang sedang digunakan. Analisis dimulai dengan mengkaji pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti yang tercantum pada kurikulum. Hasil
44
yang diperoleh dalam analisis ini adalah rumusan indikator-indikator pencapaian tujuan pembelajaran dan cakupan materi. 2. Design (Perancangan) Tahap design merupakan proses sistematik yang dimulai dengan menetapkan tujuan belajar, merancang kegiatan pembelajaran, merancang perangkat pembelajaran merancang materi pembelajaran, dan merancang alat evaluasi hasil belajar (Endang Mulyatiningsih, 2012: 200). Pada tahap ini dilakukan penyusunan rancangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS yang dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya. Pada tahap ini juga dilakukan penyusunan rancangan instrumen yang akan digunakan untuk menilai kualitas perangkat pembelajaran berupa lembar penilaian perangkat pembelajaran, angket respon, lembar keterlaksanaan pembelajaran, dan soal tes hasil belajar. 3. Development (Pengembangan) Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengembangan dalam penelitian ini meliputi: a. Pengembangan dan validasi instrumen penelitian Pengembangan
instrumen
berupa
lembar
penilaian
perangkat
pembelajaran, angket respon, lembar keterlaksanaan pembelajaran, dan soal tes hasil belajar dilakukan berdasarkan rancangan yang telah disusun pada tahap sebelumnya. Setelah mendapat masukan dari dosen pembimbing, instrumen penelitian siap untuk divalidasi. Sebelum digunakan untuk
45
mengukur kualitas produk instrumen penelitian yang telah divalidasi direvisi sesuai masukan dan saran dari validator. b. Pengembangan perangkat pembelajaran Pengembangan perangkat pembelajaran dilakukan berdasarkan rancangan awal yang telah disusun. Pada tahap ini menghasilkan produk awal perangkat pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Produk awal perangkat pembelajaran kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Setelah mendapat masukan dan perbaikan dari dosen pembimbing, kemudian perangkat pembelajaran divalidasi oleh dosen ahli dan guru matematika SMA kelas X. c. Validasi perangkat pembelajaran Validasi dilakukan oleh dosen ahli dan guru matematika. Validasi perangkat pembelajaran bertujuan untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan lembar penilaian RPP dan LKS yang telah disusun dan divalidasi. Hasil validasi digunakan sebagai acuan untuk perbaikan dan penyempurnaan perangkat pembelajaran sebelum diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Pada tahap ini diperoleh data kualitas produk berdasarkan aspek kevalidan. d. Revisi perangkat pembelajaran berdasarkan hasil validasi Perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS yang telah divalidasi oleh validator, selanjutnya diperbaiki sesuai dengan masukan dan saran yang telah diberikan.
46
4. Implementation (Implementasi) Setelah RPP dan LKS dinyatakan valid, perangkat pembelajaran tersebut diujicobakan secara terbatas pada sekolah yang telah ditentukan menjadi subjek penelitian. Tahap implementasi atau uji coba dilakukan untuk memperoleh data kualitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan aspek kepraktisan dan keefektifan. Kepraktisan perangkat pembelajaran dapat diketahui melalui pengisian angket respon siswa dan angket respon guru pada akhir pertemuan serta hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran. Keefektifan perangkat pembelajaran diketahui melalui tes hasil belajar siswa pada akhir pertemuan. 5. Evaluation (Evaluasi) Tahap evaluasi bertujuan untuk mengetahui kevalidan, keefektifan, dan kepraktisan perangkat pembelajaran yang dihasilkan. Data yang diperoleh dari tahap sebelumnya dianalisis apakah memenuhi kualitas produk ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan, serta diketahui berbagai revisi yang perlu dilakukan. Revisi dilakukan agar perangkat pembelajaran yang dikembangkan sesuai dan dapat digunakan oleh sekolah dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian pengembangan ini adalah 24 siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cangkringan, Sleman. Berdasarkan nilai hasil ujian nasional matematika tahun 2015 (BSNP, 2015), SMA Negeri 1 Cangkringan, Sleman jurusan IPA menempati peringkat 62 dari 169 SMA/MA di Yogyakarta. Sedangkan untuk jurusan IPS menempati peringkat 88 dari 198 SMA/MA di 47
Yogyakarta. Berdasarkan peringkat tersebut SMA Negeri 1 Cangkringan, Sleman dikategorikan sebagai SMA dengan prestasi cukup baik. D. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada tahun ajaran 2015/2016 semester genap pada tanggal 11 Januari - 13 februari 2016 di SMA N 1 Cangkringan, Sleman. Adapun tempat uji coba yaitu kelas XA SMA Negeri 1 Cangkringan, Sleman. E. Jenis Data Jenis data yang digunakan pada penelitian pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut: 1. Data Kualitatif Data kualitatif merupakan data deskriptif yang diperoleh selama proses pengembangan. Data kualitatif diperoleh dari masukan, tanggapan, kritik, saran, dan perbaikan dari dosen pembimbing, dosen penilai, guru, dan siswa. 2. Data Kuantitatif Data kuantitatif mengenai kualitas produk yang dikembangkan berdasarkan aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan yang diperoleh dari: a. Data hasil penilaian perangkat pembelajaran (RPP dan LKS) oleh dosen ahli materi, dosen ahli media, dan guru matematika. b. Data hasil angket respon siswa dan angket respon guru terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan. c. Data hasil tes hasil belajar siswa yang diberikan pada akhir pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. 48
F. Perangkat Pembelajaran dan Instrumen penelitian 1. Perangkat pembelajaran Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah: a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP digunakan sebagai panduan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. b. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) LKS ini merupakan lembar kegiatan siswa pada materi logika yang dikembangkan dengan pendekatan kontekstual. 2. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar penilaian perangkat pembelajaran, angket respon, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan soal tes hasil belajar. penjelasan dari masing-masing instrumen adalah sebagai berikut. a. Lembar penilaian perangkat pembelajaran Lembar penilaian perangkat pembelajaran digunakan untuk mengukur kevalidan perangkat pembelajaran yang dihasilkan. Penilaian yang diberikan pada lembar ini akan menentukan apakah perangkat pembelajaran yang dihasilkan layak diujicobakan tanpa revisi, layak diujicobakan dengan revisi, atau tidak layak diujicobakan. Lembar penilaian perangkat pembelajaran terdiri dari dua macam, yaitu:
49
1) Lembar penilaian RPP Lembar penilaian RPP diberikan kepada dosen ahli materi dan guru matematika untuk mengetahui kevalidan RPP yang dikembangkan. Lembar penilaian RPP disusun berdasarkan prinsip dan komponen RPP yang termuat dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. 2) Lembar penilaian LKS Lembar penilaian LKS diberikan kepada dosen ahli materi, dosen ahli media, dan guru untuk mengetahui kevalidan LKS yang dikembangkan. Lembar penilaian LKS disusun berdasarkan riteria kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan. Lembar penilaian perangkat pembelajaran ini disusun dengan 5 alternatif jawaban yaitu tidak baik (1), kurang baik (2), cukup (3), baik (4), dan sangat baik (5). Lembar penilaian perangkat pembelajaran dapat dilihat pada lampiran C.1 - C.6. b. Angket respon Terdapat dua angket respon yang digunakan yaitu angket respon siswa dan angket respon guru. 1) Angket respon siswa Angket respon siswa diberikan kepada siswa pada akhir pertemuan. Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui respon dan tanggapan siswa mengenai kepraktisan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dan digunakan dalam proses pembelajaran. Angket respon siswa disusun 50
berdasarkan
aspek
kesesuaian
dengan
pendekatan
kontekstual,
keterbantuan, kemudahan, dan kemenarikan. 2) Angket respon guru Angket respon guru diberikan kepada guru setelah seluruh proses pembelajaran menggunakan perangkat yang dikembangkan selesai dilaksanakan. Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui respon dan tanggapan
guru
terhadap
perangkat
pembelajaran
yang
telah
dikembangkan dan digunakan dalam proses pembelajaran. Angket respon guru disusun berdasarkan aspek materi, kesesuaian dengan pendekatan kontekstual, RPP, dan LKS. Angket respon menggunakan 5 alternatif jawaban yaitu STS (sangat tidak setuju), TS (Tidak Setuju), KS (Kurang Setuju), S (Setuju), SS (sangat setuju). Angket respon yang digunakan dapat dilihat pada lampiran C.7 – C.10. c. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Lembar
observasi
keterlaksanaan
pembelajaran
digunakan
untuk
mengukur kepraktisan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran. lembar observasi ini diberikan kepada observer yang bertugas mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran disusun berdasarkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan komponen pendekatan kontekstual. Lembar observasi memiliki dua alternatif jawaban yaitu “Ya” dan “Tidak”. Selain itu, terdapat catatan untuk masing-masing aspek yang diamati jika terdapat kejadian khusus selama proses pembelajaran. Lembar observasi 51
keterlaksanaan pembelajaran yang digunakan dapat dilihat pada lampiran C.11. d. Soal tes hasil belajar Soal tes hasil belajar digunakan pada akhir pertemuan setelah proses pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan selesai dilaksanakan. Soal tes hasil belajar siswa digunakan untuk mengetahui tingkat keefektifan dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Instrumen soal tes hasil belajar yang digunakan dapat dilihat pada lampiran C.12 – C.14. G. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Wawancara Wawancara secara tidak terstruktur dilakukan kepada guru matematika SMA N 1 Cangkringan, Sleman yang bertujuan untuk memperoleh data tentang karakteristik siswa dan pembelajaran yang dilakukan di sekolah tersebut sebagai acuan awal dalam menyusun rancangan awal perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan. 2. Metode Observasi Observasi dilakukan selama uji coba untuk memperoleh data-data pendukung yang bisa digunakan untuk bahan acuan penyusunan serta perbaikan produk dalam pengembangan perangkat pembelajaran. 3. Metode Angket a. Memberikan lembar penilaian RPP kepada ahli materi dan guru matematika untuk mengukur kevalidan RPP yang dikembangkan. 52
b. Memberikan lembar penilaian LKS diberikan kepada ahli materi, ahli media, dan guru matematika untuk mengetahui kevalidan LKS yang dikembangkan. c. Memberikan angket respon kepada guru dan siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan selesai untuk mengetahui kepraktisan dari perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. d. Memberikan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran kepada observer untuk mengetahui kepraktisan perangkat pembelajaran yang digunakan. 4. Metode Tes Tes dilakukan setelah pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan selesai. Tes evaluasi hasil belajar ini digunakan untuk mengetahui keefektifan dari LKS yang dikembangkan setelah digunakan oleh siswa. H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Kualitatif Analisis terhadap data kualitatif yang diperoleh saat validasi perangkat pembelajaran berupa komentar atau saran dari validator. Tanggapan atau saran yang diperoleh dari validator digunakan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan atau revisi perangkat pembelajaran. 2. Analisis Data Kuaititatif Analisis data digunakan untuk memperoleh gambaran produk yang dihasilkan. Pada tahap ini, analisis data dilakukan untuk menentukan kualitas perangkat
53
pembelajaran ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Berikut ini merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai analisis data yang dilakukan. a. Analisis Kevalidan Analisis kelvalidan dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pelilaian perangkat pembelajaran oleh ahli materi, ahli media, dan guru matematika. Analisis kevalidan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Tabulasi data skor hasil penilaian perangkat pembelajaran dilakukan dengan mengelompokkan butir-butir pernyataan sesuai dengan aspekaspek yang diamati. Pedoman penskoran pada lembar penilaian perangkat pembelajaran menggunakan kriteria penilaian yang disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Pedoman Penskoran Lembar Penilaian Perangkat Pembelajaran Skor Kriteria 5 Sangat Baik 4 Baik 3 Cukup 2 Kurang Baik 1 Sangat Kurang Baik 2) Menghitung rata-rata perolehan skor tiap aspek dan keseluruhan dengan menggunakan rumus berikut. Rata-rata skor tiap aspek
= 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘
Rata-rata skor keseluruhan
=
1 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑛
𝑛 𝑖
𝑥
𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘
Keterangan: 𝑛 𝑖
×
𝑥 = jumlah perolehan skor tiap aspek = banyak pernyataan tiap aspek 54
3) Mengkonversi skor rata-rata yang telah diperoleh menjadi kriteria kualitatif skala 5 yang disajikan pada Tabel 4. (S. Eko Putro Widoyoko, 2009: 238).
No 1 2 3 4 5 Keterangan:
Tabel 4 Pedoman Kriteria Penilaian Rentang skor Kriteria Sangat Baik 𝑋 > 𝑋𝑖 + 1,8 𝑆𝐵𝑖 Baik 𝑋𝑖 + 0,6 𝑆𝐵𝑖 < 𝑋 ≤ 𝑋𝑖 + 1,8 𝑆𝐵𝑖 Cukup 𝑋𝑖 − 0,6 𝑆𝐵𝑖 < 𝑋 ≤ 𝑋𝑖 + 0,6 𝑆𝐵𝑖 Kurang Baik 𝑋𝑖 − 1,8 𝑆𝐵𝑖 < 𝑋 ≤ 𝑋𝑖 − 0,6 𝑆𝐵𝑖 Sangat Kurang Baik 𝑋 ≤ 𝑋𝑖 − 1,8 𝑆𝐵𝑖
1
𝑋𝑖
= 2 (skor maksimal + skor minimal)
𝑆𝐵𝑖
= 6 (skor maksimal - skor minimal)
𝑋
= skor rata-rata
5
= skor maksimal
1
= skor minimal
1
4) Berdasarkan rumus konversi pada Tabel 4 diperoleh gambaran dalam mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif seperti pada Tabel 5.
No 1 2 3 4 5
Tabel 5 Kriteria Penilaian Perangkat Pembelajaran Rentang skor Kriteria Sangat Baik 𝑋 > 4,2 Baik 3,4 < 𝑋 ≤ 4,2 Cukup 2,6 < 𝑋 ≤ 3,4 Kurang Baik 1,8 < 𝑋 ≤ 2,6 Sangat Kurang Baik 𝑋 ≤ 1,8
5) Nilai rata-rata dari para ahli dicocokkan dengan kriteria penilaian produk Analisis juga digunakan untuk mengetahui kevalidan produk dengan kriteria: (1) Layak diuji cobakan tanpa revisi, (2) Layak diuji cobakan dengan revisi, dan (3) Tidak layak diuji cobakan. 55
Perangkat pembelajaran dikatakan valid jika minimal kriteria penilaian yang diperoleh minimal baik dan validator menyatakan produk yang dikembangkan layak diuji cobakan dengan revisi. b. Analisis Kepraktisan Instrumen yang digunakan untuk menganalisis kepraktisan adalah angket respon siswa, angket respon guru, dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Analisis kepraktisan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Tabulasi data skor hasil angket respon guru dan angket respon siswa dengan mengelompokkan butir-butir pernyataan sesuai dengan aspekaspek yang diamati. Pedoman penyekoran pada angket respon siswa menggunakan kriteria penilaian yang disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Pedoman Penskoran Angket Respon Skor Pernyataan Respon Positif Negatif SS (Sangat Setuju) 5 1 S (Setuju) 4 2 KS (Kurang Setuju) 3 3 TS (Tidak Setuju) 2 4 STS (Sangat Tidak Setuju) 1 5 2) Menghitung rata-rata perolehan skor tiap aspek dan keseluruhan dengan menggunakan rumus berikut. Rata-rata skor tiap aspek
= 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘
Rata-rata skor keseluruhan
=
1 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
𝑛 𝑖
𝑥
𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘
Keterangan: 𝑛 𝑖
×
𝑥 = jumlah perolehan skor tiap aspek 56
𝑛 = banyak pernyataan tiap aspek 3) Mengkonversi skor rata-rata yang telah diperoleh menjadi kriteria kualitatif berdasarkan kriteria skala 5 menurut S. Eko Putro Widoyoko seperti pada Tabel 5 sehingga diperoleh kriteria penilaian perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Sedangkan data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Tabulasi data skor hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan memberikan skor 1 untuk “Ya” dan 0 untuk “Tidak”. 2) Menghitung
persentase
keterlaksanaan
pembelajaran
(𝑘)
menggunakan rumus berikut. 𝑘=
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 × 100 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘
3) Mengkonversikan hasil persentase keterlaksanaan pembelajaran (𝑘) menjadi nilai kualitatif berdasarkan kriteria penilaian skala 5 yang disajikan pada Tabel 7 (Nana Sudjana, 2005: 118). Tabel 7 Kualifikasi Keterlaksanaan Pembelajaran Persentase keterlaksanaan Kategori Sangat Baik 𝑘 ≥ 90 Baik 80 ≤ 𝑘 ≤ 90 Cukup 70 ≤ 𝑘 ≤ 80 Kurang 60 ≤ 𝑘 ≤ 70 Sangat Kurang 𝑘 < 60 Berdasarkan Tabel 5 dan Tabel 7 dapat diketahui kriteria penilaian perangkat pembelajaran yang telah digunakan. Perangkat pembelajaran dikatakan praktis jika minimal kriteria penilaian perangkat pembelajaran adalah baik. 57
c. Analisis Keefektifan Instrumen yang digunakan untuk menganalisis keefektifan penggunaan perangkat pembelajaran ini adalah tes evaluasi hasil belajar. Nilai maksimal dalam tes evaluasi hasil belajar ini adalah 100 dengan KKM 75. Analisis keefektifan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menghitung skor dan menentukan ketuntasan belajar siswa berdasarkan KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. 2) Menghitung persentase ketuntasan tes evaluasi hasil belajar siswa 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑥 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
× 100%
3) Mengkategorikan hasil persentase ketuntasan siswa berdasarkan kriteria penilaian kecakapan akademik menurut S. Eko Putro Widoyoko (2009:242) yang disajikan pada Tabel 8.
No 1 2 3 4 5
Tabel 8 Kriteria Keefektifan Perangkat Pembelajaran Rentang Persentase Ketuntaan Kriteria Sangat Baik 𝑥 > 80 Baik 60 < 𝑥 ≤ 80 Cukup 40 < 𝑥 ≤ 60 Kurang Baik 20 < 𝑥 ≤ 40 Sangat Kurang Baik 𝑥 ≤ 20
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui kriteria keefektifan perangkat pembelajaran yang telah digunakan. Perangkat pembelajaran dikatakan efektif jika minimal kriteria tingkat keefektifan yang diperoleh adalah baik.
58