BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi Arikunto (2006: 90-93) didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru dan sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksi tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus. Upaya ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari di kelas. Bentuk penelitian ini bukan kegiatan tunggal, melainkan berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Bentuk siklus inilah yang menjadi ciri khas sebuah PTK.
B. Desain Penelitian Penelitian tindakan kelas yang akan peneliti lakukan adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis & McTaggart (dalam Tim Pudi Dikdasmen, 2007: 7) yang terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus menggunakan empat tahap tindakan yaitu perencanaan, pelaksanaan
40
tindakan, observasi, dan refleksi dalam suatu spiral yang saling berkait. Desain penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut: Keterangan : Siklus I : 1. Perencanaan I. 0
►4 ▲3
2. Tindakan I. 3. Observasi I.
▼ 1
4. Refleksi I. Siklus II : 1. Revisi Rencana I.
◄2
2. Tindakan II.
►4 ▼
▲3
3. Observasi II.
1 ◄2
4. Refleksi II.
Gambar 2. Penelitian Tindakan Model Spiral Kemmis & McTaggart Komponen yang terdapat pada model Spiral Kemmis & McTaggart pada dasarnya dalam satu perangkat atau untaian dan sering disebut juga dengan siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Siklus adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi (Tim Pudi Dikdasmen, 2007: 7). Berikut penjelasan komponen-komponen yang terdapat dalam penelitian tindakan: 1. Perencanaan tindakan (Action Plan) Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
41
tentang unsur-unsur cerita, media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain modul, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian dan butir-butir soal serta lembar observasi pelaksanaan RPP, Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP). 2. Pelaksanaan tindakan (Actuating) Pelaksanaan tindakan adalah implementasi tindakan ke dalam konteks proses belajar mengajar yang sebenarnya. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan dengan menggunakan panduan perencanaan tindakan yang telah dibuat dan dalam pelaksanaan bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Selama proses berlangsung guru memberikan pelajaran kepada siswa dengan menggunakan perangkat pembelajaran berupa Silabus, RPP, lembar observasi dan tes. Dan setelah proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. 3. Pengamatan (Observing) Pengamatan berfungsi sebagai proses pendokumentasian dampak dari tindakan dan menyediakan informasi untuk tahap refleksi. Pengamatan harus dilakukan secara cermat dan dirancang sebelumnya dengan baik. Peneliti sebagai pengamat harus membuat catatan-catatan dalam jurnal harian mengenai jalannya tindakan ini (catatan lapangan). Pengamat akan mencatat perilaku guru apakah sesuai dengan Action Plan atau tidak, dan dampak tindakan terhadap siswa (sebatas yang menjadi fokus penelitian,
42
yaitu peningkatan keterampilan bercerita melalui pendekatan keterampilan proses. 4. Refleksi (Reflecting) Refleksi adalah upaya evaluasi diri yang secara kritis dilakukan oleh peneliti dan kolaborator. Refleksi harus dilakukan secara terbuka dan dilakukan dengan cara melaksanakan diskusi antara peneliti dengan kolaborator. Refleksi dilakukan pada akhir siklus dari hasil ini, peneliti dapat menentukan perlu tidaknya dilakukan siklus berikutnya.
C. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Kalimanah Wetan siswa kelas V yaitu pada saat proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang berlangsung di dalam kelas. Peneliti mengadakan penelitian di sekolah tersebut karena berdasarkan observasi sebelumnya dengan guru kelas V bahwa di kelas tersebut sebagian besar siswa masih belum maksimal nilainya dalam pembelajaran bercerita, sehingga perlu untuk ditingkatkan. Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap dan dilaksanakan pada tahun ajaran 2013/2014. Rincian pelaksanaan dari setiap siklus adalah sebagai berikut. Setting penelitian yang akan peneliti lakukan adalah dengan beberapa siklus dengan ketentuan masing-masing siklus dilakukan dengan 2 pertemuan. Penelitian ini akan diakhiri dengan ketentuan apabila hasil dari siklus kedua sudah mengalami peningkatan
keterampilan bercerita, dan apabila belum
terjadi peningkatan akan dilanjutkan dengan siklus ketiga. 43
1. Siklus I a. Perencanaan 1.
Mempersiapkan dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
2.
Mempersiapkan lembar observasi.
3.
Mempersiapkan bahan ajar, alat peraga dan buku yang relevan dengan materi.
4.
Mempersiapkan lembar kerja siswa.
5.
Mempersiapkan soal tes untuk siswa yaitu tes yang akan diberikan pada awal pelajaran dan tes yang akan diberikan pada akhir siklus.
b. Tindakan Tindakan ini dilakukan akan berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat dan dalam pelaksaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan yang memungkinkan untuk harus diubah. Selama pembelajaran berlangsung, guru mengajarkan materi kepada siswa dengan menggunakan RPP yang telah dibuat. Sedangkan peneliti mengamati aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran di kelas. c. Observasi Definisi observasi adalah metode atau cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku denganmelihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Pelaksanaan pengamatan ini dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan. Pengamatan pada penelitian ini adalah melakukan pengamatan atau observasi terhadap keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung. 44
Selama pembelajaran berlangsung, observer melakasanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan dan mengobservasi siswa dalam belajar dengan menggunakan lembar observasi. d. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan ketika guru telah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan dan menganalisis kegiatan yang telah dilakukan. Refleksi pada siklus I akan dilakukan dengan cara mendiskusikan masalah dalam kelas penelitian yaitu kelas V. Kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis kekurangan dan hal-hal apa saja yang terjadi pada siklus I, kemudian mencari solusi agar kekurangan dan kendala yang ada di siklus I tidak terulang pada sikulus II, untuk selanjutnya dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya yaitu siklus II. 2. Siklus II Berdasarkan refleksi dan analisa pada siklus I serta solusi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada, agar pada siklus II proses pembelajaran dapat lebih efektif dibanding pada siklus I. a. Perencanaan 1. Mempersiapkan dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. 2. Mempersiapkan lembar observasi. 3. Mempersiapkan bahan ajar, alat peraga dan buku yang relevan dengan materi. 45
4. Mempersiapkan lembar kerja siswa. 5. Mempersiapkan soal tes untuk siswa yaitu tes yang akan diberikan pada akhir pelajaran dan tes yang akan diberikan pada akhir siklus. b. Tindakan Tindakan ini dilakukan akan berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat dan dalam pelaksaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan yang memungkinkan untuk harus diubah. Selama pembelajaran berlangsung, guru mengajarkan materi kepada siswa dengan menggunakan RPP yang telah dibuat. Sedangkan peneliti mengamati aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran di kelas. c. Observasi Observer tetap mengobservasi peneliti dan siswa dengan lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya. d. Refleksi Pada tahap ini peneliti mencermati hasil pembelajaran dan hasil observasi pada akhir siklus I dan siklus II. Pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan apakah siklus itu dilanjutkan atau dihentikan atas dasar hasil belajar siswa dan observasi.
D. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri Kalimanah Wetan, Purbalingga yang berjumlah 19 siswa, terdiri dari 10
46
siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Objek dalam penelitian ini adalah keterampilan bercerita melalui pendekatan keterampilan proses.
E. Teknik Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan lembar observasi, tes, dan dokumentasi. 1. Observasi Pada penelitian ini peneliti melakukan pengamatan (observasi) terhadap perilaku siswa dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
Observasi
digunakan
untuk
mengumpulkan data berupa hasil kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran. Hasil observasi dituliskan dalam lembar observasi. 2. Tes Tes digunakan untuk mengumpulkan data nilai keterampilan siswa yaitu tes. Tes diberikan pada tiap akhir pembelajaran. 3. Dokumen Dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil catatan harian guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat bantu
yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan yaitu lembar observasi dan tes keterampilan bercerita.
47
1. Lembar Observasi Menurut pendapat Nasution (Sugiyono, 2009: 310), observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan karena fakta mengenai dunia kenyataan diperoleh melalui observasi. Lembar observasi digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi atau pengamatan guna memperoleh data yang diinginkan. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses. Pada penelitian ini peneliti melakukan pengamatan terhadap perilaku dan kegiatan
siswa
selama
proses
pembelajaran
berlangsung
dalam
menerapkan pendekatan keterampilan proses. Hasil pengamatan ditulis dalam sebuah lembar observasi.
No 1
2
3
4
Tabel 2. Rubrik Penelitian Pendekatan Keterampilan Proses Aspek Kriteria Indikator Mengobservasi Siswa Sangat memperhatikan mendengarkan Memperhatikan dan Kurang Memperhatikan Sangat kurang memperhatikan memperhatikan guru yang membaca cerita Mengklasifikan Melalui diskusi Unsur cerita sangat lengkap kelompok, siswa Unsur cerita lengkap menemukan Unsur cerita kurang lengkap unsur-unsur Unsur cerita sangat kurang lengkap cerita Memprediksi Siswa dapat Dapat bercerita dengan sangat baik menceritakan Dapat bercerita dengan baik kembali cerita Dapat bercerita dengan kurang baik secara lengkap Dapat bercerita dengan sangat kurang baik Mengukur Siswa dapat Dapat bercerita secara individual dengan sangat baik menceritakan kembali secara Dapat bercerita secara individual individual dengan cukup baik Dapat bercerita secara individual 48
Skor 4 3 2 1
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2
5
Menyimpulkan
Siswa menyimpulkan dengan benar
dengan kurang baik Dapat bercerita secara individual dengan sangat kurang baik Dapat menyimpulkan dengan benar Dapat menyimpulkan dengan cukup benar Dapat menyimpulkan dengan kurang benar Dapat menyimpulkan dengan sangat kurang benar
1 4 3 2 1
2. Tes Tes menurut Suharsimi Arikunto (2007: 32) adalah serentetan pertanyaan/latihan/alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan/bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari dan digunakan sebagai pedoman untuk memperoleh data hasil belajar. Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir atau post tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Tes tertulis disesuaikan dengan silabus dan materi yang akan diajarkan. Dalam membuat tes, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi yang akan digunakan daan sebelum digunakan dalam penelitian. Kompetensi dasar sesuai dalam silabus siswa kelas V SD. Kompetensi dasar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar dan amanat). Kisi-kisi penilaian ketrampilan bercerita mengacu pada pendapat Burhan Nurgiantoro (2013: 440) sebagai berikut:
49
Tabel 3. Kisi-kisi Penilaian Keterampilan Bercerita No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Aspek yang dinilai Tema Tokoh Plot/alur Latar/setting Sudut pandang Gaya bahasa EYD Penguasaan materi Kelancaran bercerita Total Skor
Skor 10 15 10 10 10 15 10 10 10 100
50
Tabel 4. Rubrik Penilaian Keterampilan Bercerita No 1
Aspek Tema
Kriteria Isi sesuai dengan tema/judul
2
Tokoh
Ekspresi penokohan dan kesesuaian karakter tokoh
3
4
5
Plot/Alur
Pengembangan cerita dan konflik
Latar/Setting Kreativitas dalam mengembangkan latar
Sudut pandang
Penyampaian amanat
Indikator Isi sesuai dengan tema/judul Isi cukup sesuai dengan tema/judul Isi kurang sesuai dengan tema/judul Isi sangat kurang sesuai dengan tema/judul Ekspresi penokohan sangat baik dan kesesuaian karakter tokoh sangat logis Ekspresi penokohan cukup baik dan kesesuaian karakter tokoh cukup logis. Ekspresi penokohan kurang baik dan kesesuaian karakter tokoh kurang logis Ekspresi penokohan sangat kurang baik dan kesesuaian karakter tokoh sangat kurang logis Konflik sangat logis, cerita dikembangkan dengan baik, serta peristiwa jelas. Konflik cukup logis, cerita dikembangkan dengan cukup baik, dan peristiwa juga cukup jelas. Konflik kurang logis, cerita kurang dikembangkan, dan peristiwa juga kurang jelas Konflik sangat kurang logis, cerita sangat kurang dikembangkan, dan peristiwa juga sangat kurang jelas Latar dikembangkan dengan baik dan kreatif serta sesuai dengan tema Latar yang dikembangkan cukup baik namun kurang sesuai dengan tema Latar kurang dikembangkan dengan baik, kurang sesuai dengan tema Latar sangat kurang dikembangkan dengan baik, sangat kurang sesuai dengan tema Amanat disampaikan dengan baik, tersurat maupun tersirat, dan sesuai dengan tema Amanat disampaikan dengan cukup baik, namun kurang sesuai dengan tema Amanat kurang disampaikan dengan baik dan kurang sesuai dengan tema 51
Skor 9-10 6-8 3-5 0-2 13-15 9-12 4-8 0-3
9-10
6-8
3-5
0-2
9-10 6-8 3-5 0-2
9-10
6-8
3-5
6
7
8
9
Gaya bahasa
EYD
Materi
Proses Bercerita
Amanat sangat kurang disampaikan dengan baik dan sangat kurang sesuai dengan tema Memancarkan Terdapat penggunaan dua kali variasi banyak makna majas, mampu mengekspresikan atau kaya akan pikiran yang diungkapkan, makna dan memancarkan banyak makna mengekspresikan Terdapat penggunaan satu kali variasi pikiran yang majas, mampu mengekspresikan diungkapkan pikiran yang diungkapkan, memancarkan banyak makna Tidak ada penggunaan variasi majas, tidak mampu mengekspresikan pikiran yang diungkapkan, kurang memancarkan banyak makna Tidak ada penggunaan variasi majas, tidak mampu mengekspresikan pikiran yang diungkapkan, sangat kurang memancarkan banyak makna Penulisan kata Penyusunan kata-kata hampir tidak ada kesalahan tata bahasanya. tepat sesuai dengan EYD Sedikit sekali kesalahan tata bahasa dan susunan kata, tetapi tidak mengaburkan arti Ada kesalahan tata bahasa sehingga sedikit mengaburkan arti Banyak kesalahan tata bahasa sehingga pembicaraannya sukar untuk dipahami Peguasaan Sangat menguasai materi dalam materi bercerita Cukup menguasai materi dalam bercerita Kurang menguasai materi dalam bercerita Sangat kurang menguasai materi dalam bercerita Kelancaran Sangat lancar dalam proses bercerita bercerita sesuai dengan materi Cukup lancar dalam proses bercerita sesuai dengan materi Kurang lancar dalam proses bercerita sesuai dengan materi Sangat kurang lancar dalam proses bercerita sesuai dengan materi Total Skor
(Sumber: Burhan Nurgiyantoro, 2013: 441-442) 52
0-2
13-15
9-12
4-8
0-3
9-10 6-8
3-5 0-2
9-10 6-8 3-5 0-2 9-10 6-8 3-5 0-2 100
G. Teknik Analisis Data Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif kuantitatif. 1. Analisis Hasil Tes Keterampilan Bercerita Hasil tes keterampilan bercerita dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Aspek-aspek yang dinilai tema, tokoh, plot atau alur, latar atau setting, sudut pandang dan gaya bahasa. Nilai masing-masing aspek keterampilan cerita siswa dijumlahkan, kemudian jumlah tersebut dibagi dengan jumlah aspek keterampilan cerita yang dinilai. Hasil perhitungan tersebut kemudian dikategorikan untuk menentukan keterampilan cerita dalam kategori sebagai berikut: Tabel 5. Kualifikasi Hasil Persentase Skor Persentase Skor Yang Diperoleh (%) 76- 100 51 – 75 26 – 50 0- 25 (Suharsimi Arikunto, 2006: 244)
Kategori Sangat Terampil Terampil Kurang Terampil Sangat Kurang Terampil
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar yang telah dicapai oleh siswa digunakan rumus penghitungan ketuntasan belajar menurut Zaenal Aqib (2009:41) yaitu: % siswa: ∑ siswa yang tuntas belajar ∑ siswa
53
2. Analisis Data Hasil Observasi dan Dokumentasi Data hasil observasi dan dokumentasi menurut
Nana Sudjana
(2005: 132) dapat dianalisis secara deskriptif dengan mendeskripsikan data tersebut. Data hasil observasi dinyatakan dalam angka 4 (sangat baik), 3 (cukup), 2 (kurang), 1 (sangat kurang). Tiap sub indikator tersebut kemudian dijumlahkan, kemudian hasil penjumlahan tersebut dibagi dengan jumlah sub indikator yang diamati untuk mendapatkan kecenderungan nilai tiap sub indikator. Hasil observasi dapat yang telah diperoleh dihitung kemudian dipresentase, dengan demikian dapat diketahui sejauh mana peningkatan yang dicapai dalam pembelajaran. Adapun rumus yang digunakan menurut Muhammad Ali (1985: 184) adalah sebagai berikut: Persentase (%) =
n x100% N
Keterangan n= skor yang diperoleh. N= jumlah skor ideal Data dokumentasi digunakan untuk mengetahui kesesuaian pengamatan dengan foto dan catatan lapangan.
H. Indikator Keberhasilan Tindakan Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan berhasil apabila terjadi perubahan yaitu berupa peningkatan hasil keterampilan bercerita yang 54
diperoleh oleh siswa. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila 85 % dari jumlah siswa mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 75. Hal ini didasarkan pada standar nilai rata-rata yang ditetapkan sekolah.
55