BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksud untuk memperbaiki pembelajaran dikelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang memaparkan terjadinya sebab-akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa saja yang terjadi ketika perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan dampak dari penelitian tersebut (Suharsimi Arikunto, 2015:1). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas atau PTK adalah penelitian yang dilakukan dan dikaji dari proses hingga hasil yang diperoleh yang dilakukan untuk mendapatkan hasil belajar yang baik ketika melakukan penelitian tindakan kelas atau PTK. Penelitian yang penulis lakukan berfokus pada hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika terhadap bangun ruang sederhana yang tentunya diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat dengan menggunakan strategi Creative Problem Solving dengan berbantuan video yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian tindakan kelas, dengan penelitian tindakan kelas siswa akan lebih terampil dimana siswa akan terlibat dalam proses pembelajaran dan menjadi aktif untuk menyelesaikan masalah yang mereka temukan dan dapat dapat bertanggung jawab. 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun 2016/2017 pada bulan April 2016-Mei 2016 lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian ini adalah SDN 01 Sumogawe Kec Getasan Kab Semarang dalam pembelajaran matematika siswa kelas IV semester II tahun pelajaran 2016/2017.
30
31
Tabel 3.1 Jadwal Tindakan PTK di Kelas IV SDN 01 Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Siklus/Pertemuan 1/1 1/2 1/3 2/1 2/2 2/3
Hari, tanggal Selasa, 19 April 2016 Kamis, 21 April 2016 Sabtu, 23 April 2016 Selasa, 26 April 2016 Kamis, 28 April 2016 Sabtu, 30 April 2016
Jam ke3-4 1-2 3-4 3-4 1-2 3-4
3.3 Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 01 Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang dengan jumlah 36 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki- laki dan 20 siswa perempuan. 3.4 Variabel Penelitian Variabel penelitian didefinisikan sebagai faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi. Adapula yang mendefinisikan variabel sebagai suatu karakteristik dari orang, objek atau gejala yang memiliki nilai yang berbeda-beda (Slameto, 2015:195). Penulis mengambil dua variabel yaitu variabel idependent dan variabel dependent. a. Variabel Bebas (Indenpendent) Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab terjadinya variabel terikat. Variabel bebas sering disimbolkan dengan variabel X. Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah strategi Creative Problem Solving, dimana variabel ini dilambangkan dengan variabel (X). b. Variabel Terikat (Dependent) Variabel terikat merupakan variabel akibat atau variabel yang menerima pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat disimbolkan dengan variabel Y. Pada penelitian ini yang menjadi variable terikat (Y) adalah hasil belajar matematika siswa.
32
3.5 Desain Penelitian Berdasarkan masalah yang diajukan dalam ini lebih menekankan pada masalah proses, maka yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan model Kemmis & Mc Taggart dalam Suharsini Arikunto (2010:17). Dalam satu siklus yang terdiri 1) perencanaan, 2) pelaksanaan dan pengamatan, dan 3) refleksi. Prosedur tindakan digambarkan pada gambar I berikut ini. Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan dan Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pelaksanaan dan
Penyusunan laporan Pengamatan
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Ke mmis & Mc Taggart Pelaksanaan penelitian di desain dalam 2 skiklus dan masing- masing siklus pelaksanaan melalui tahap-tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan beserta pengamatan dan refleksi.
33
3.6 Prosedur Penelitian Penelitian berencana untuk melakukan 2 siklus dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini, setiap siklus akan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Uraian tahapan dalam masing- masing siklus akan dijelaskan dibawah ini. Pelaksanaan Siklus I a. Tahap Perencanaan 1. Mengidentifikasi masalah- masalah yang yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. 2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model strategi Creative Problem Solving. 3. Mempersiapkan alat dan bahan guna untuk kegiatan pembelajaran. 4. Menyiapkan instrument pengamatan dan dokumentasi. b. Tahap Pelaksanaan A. Kegiatan Awal 1. Membuka pelajaran dengan salam 2. Mengecek kehadiran dan kabar siswa. 3. Melakukan apersepsi. 4. Menyampaikan
materi
yang
akan
disampaikan
beserta
tujuan
pembelajaran yang akan disampaikan. B. Kegiatan Inti a. Eksplorasi: 1. Guru menampilkan video sebagai media untuk siswa amati. 2. Guru mengajak siswa untuk menggali pengetahuan siswa tentang materi sifat-sifat bangun ruang. 3. Guru bertanya kepada siswa bangun ruang apa saja yang siswa temukan didalam kehidupan sehari- hari. 4. Guru menuntun siswa untuk menemukan informasi jika diperlukan siswa. b. Elaborasi:
34
1. Guru membagi siswa atas beberapa kelompok yang beranggotakan 6-7 orang siswa didalam 1 kelompok dan memberikan penjelasan tentang cara-cara pelaksaan pembelajaran. 2. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk melakukan diskusi dalam memecahkan masalah yang diberikan guru sesuai dengan materi pokok yang diberikan oleh guru. 3. Setelah berdiskusi, siswa diminta untuk menuliskan hasil diskusi mereka. 4. Guru meminta salah satu perwakilan dari kelompok untuk melakukan prsentasi hasil diskusi mereka didalam kelompok. c. Konfirmasi 1. Guru memberikan umpan balik terhadap hasil diskusi kelompok dan memberikan penguatan. 2. Guru memastikan siswa memahami dalam proses pembelajaran dengan melakukan taya jawab. d. Kegiatan Akhir 1. Guru bersama siswa menyimpulkan tentang pembelajaran yang telah dilakukan. 2. Guru memberikan soal kepada siswa sebagai bahan evaluasi. 3. Guru melakukan menutup pembelajaran. 4. Salam penutup. c. Tahap Pengamatan Dalam proses pengamatan dilakukan oleh guru yang ada disekolah tersebut selain guru kelas yang mengajar siswa. Guru yang menjadi observer melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas dengan menggunakan lembar observasi yang sudah disiapkan oleh penulis. d. Tahap Refleksi Setelah dilakuakannya proses pembelajaran yang dilakukan maka penulis melakukan refleksi berdasarkan prsoses pembelajaran yang menggunakan
35
strategi Creative Problem Solving, untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan serta hambatan selama proses pembelajaran. Dari kegiatan refleksi yang dilakukan penulis dapat mengetahui hal- hal yang perlu diperbaiki dan dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan pelaksanaan siklus II. Pelaksanaan Siklus II Rancangan kegiatan dalam siklus II ini sama seperti kegiatan yang dilakukan dalam siklus I yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan da n relfleksi. Tindakan yang dilakukan dalam siklus II adalh tindakan perbaikan dari siklus I. adapun rangkaian kegiatannya akan disesuiakan dengan materi da hasi dari siklus I. 3.7 Teknik dan Instrume nt Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik adalah dengan menggunakan pengamatan (observasi) dan tes. a. Observasi Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung (Ngalim Purwanto, 2012:149). Dengan kata lain, observasi sebagai alat evaluasi untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan dengan cara pencatatan yang sistematis dari kegiatan siswa secara individu maupun ketika berada didalam kelompok. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi Creative Problem Solving dengan berbantuan video, dengan menggunakan observasi selama proses pembelajaran berlangsung dapat diketahui data yang ingin diperoleh dari peserta didik adalah data pencapaian pembelajaran pada saat didalam kelas.
36
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pe mbelajaran Matematika Menggunakan Strategi Creative Problem Solving Dengan Berbantuan Video
Aspek
Indikator
Nomor Item
Kegiatan Awal
1. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7.
2. Melakukan absensi dan menanyakan kabar siswa. 3. Melakukan apersepsi. 4. Menyampaikan judul materi dan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti
1. Menyajikan video yang terkait dengan materi. 2. Menjelaskan pokok-pokok materi pelajaran secara singkat. 3. Menjelaskan tata cara pelaksanaan pembelajaran pemecahan masalah kreatif dengan menggunakan strategi Creative Problem Solving. 4. Memberikan kesempatan siswa untuk melakukan diskusi melalui kegiatan yang diamati. 5. Memberikan kesempatan siswa untuk melakukan percobaan atau bereksperimen memecahkan masalah menurut kelompok mereka masing- masing.
8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17.
37
6. Memberikan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Kegiatan Akhir
1. Membimbing siswa membuat kesimpulan
18, 19, 20
tentang materi yang telah dipelajari bersama. 2. Melaksanakan evaluasi dengan memberikan tes formatif kepada siswa. 3. Melakukan refleksi pembelajaran.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Observasi Terhadap Sis wa Aspek
Indikator
Nomor Item
Kegiatan Awal
1. Siswa siap mengikuti proses
1, 2, 3.
pembelajaran 2. Menjawab apersepsi dari guru Kegiatan Inti
1. Mendengar penjelasan dari guru secara saksama
4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
2. Aktif bertanya
11, 12, 13,
3. Berpartisipasi aktif dalam berdiskusi
14, 15.
4. Bekerja sama didalam kelompok 5. Berani mempresentasikan hasil diskusi 6. Adanya interaksi positif diantara siswa 7. Siswa mampu mengerjakan lembar soal dengan baik Kegiatan Akhir
1. Siswa dapat membuat kesimpulan dari pembelajaran
16, 17.
38
b. Tes Tes adalah ”a type of assessment that uses specific procedures to obtain information and convert that information to numbers or scores” (Friedenberg, 1995 dalam Supratiknya 2012:25). Artinya, tes merupakan salah satu jenis asesmen yang menggunakan aneka prosedur spesifik untuk memperoleh informasi dan mengonversikan atau mengubah informasi tersebut ke dalam skor atau bilangan. Tes digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar matematika pokok bahasan bangun ruang sederhana. Metode tes digunakan sebagai instrument penelitian dalam pengumpulan data untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan. Kisi-kisi tes dilakukan untuk mengetahui seberapa besar siswa memahami materi yang sudah diberikan selama proses pembelajaran yang menggunakan Creative Problem Solving dilakukan. Kisi-kisi tes ini dibuat menurut pada ketentuan indicator pada setiap kompetensi dasarnya.
39
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrument Soal Siklus I Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
No. Soal
Soal
Memahami
Menentukan
sifat bangun
sifat-sifat
pengertian bangun
ruang
bangun ruang
ruang.
sederhana
sederhana
1. Mendefinisikan
2. Mendefinisikan jenis-
dan
jenis bangun ruang
hubungan
sederhana.
antar
Bentuk
3. Mengidentifikasi
bangun
macam- macam bentuk
datar
bangun ruang. 4. Menyebutkan unsurunsur bangun ruang. 5. Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang.
Pilihan
1, 2, 15
Ganda
10, 13,
12, 18,
7, 16, 23, 24, 25. 3, 4, 5, 8, 9, 11, 14, 19, 20, 21.
Pada siklus I ini dengan melihat indikator, soal lebih masuk untuk dibuat pilihan ganda karena dengan pilihan ganda diharapkan anak lebih mampu mengeksplorasi penngetahuan yang mereka miliki.
40
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrument Soal Siklus II Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
Memahami
Menentukan
1. Mendefinisikan
sifat bangun
jaring-jaring
pengertian
ruang
balok dan
jaring
sederhana dan
kubus
kubus.
hubungan
jaring-
balok
Bentuk
No.
Soal
Soal
Pilihan
1,2
Ganda
dan
2. Mengidentifikasikan
antar bangun
bentuk
datar
balok dan kubus.
3,5,6
jaring-jaring
3. Menentukan macam-
4,8,10
macam bentuk jaringjaring
balok
dan
kubus. 4. Menggambar jaring
balok
jaring-
7,9
dan
kubus.
Pada siklus II ini dengan melihat indikator, soal lebih masuk untuk dibuat sebagai pilihan ganda juga karena dengan pilihan ganda semua indikator bisa masuk. 3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas atau kesasihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Syofian Siregar, 2010:162). Untuk menentukan layak atau tidaknya item yang digunakan, perlu digunakan uji signifikankoefisien korelasi pada taraf signifikansi 5%, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.
41
Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsisten alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Hasil penelitian diharapkan valid dan reliabel apabila digunakan instrument yang valid dan reliabel. Jadi instrument yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. a. Pengujian Validitas Instrumen Penelitian Uji validitas dilakukan untuk menetahui seberapa cermat suatu instrument dalam mengukur dengan apa yang hendak diukur. Syofian Siregar (2010:316) bahwa N=36 (N=jumlah siswa) batas konfesiennya
0,329. Untuk mengukur
validitas digunakan program computer SPSS 16 for Windows dengan menggunakan Corrected Item Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor tiap item dengan skor total, soal dikatakan valid apabila nilai koenfisiennya
0,329. Apabila ada soal yang nilai koenfisiennya
0,329
maka item soal tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan. b. Pengujian Reliabilitas Instrumen Penilaian Selain digunakan uji validitas juga perlu adanya pengujian reliabilitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan program SPSS 16 for Windows. Sama dengan pengujian validitas, untuk menguji reliabilitas penulis menggunakan juga data hasil pekerjaan siswa. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman. 3.8.1
Instrumen Tes
Instrument tes disusun oleh penulis dan akan diuji coba terlebih dahulu dikelas yang lebih tinggi yaitu pada kelas V. hal ini digunakan untuk mengetahui mana saja soal yang valid dan mana saja soal yang tidak valid. Sehingga nantinya, soal yang sudah diujikan ini dapat di kerjakan dengan baik oleh kelas IV dan sesuia dengan kemampuan yang mereka miliki.
42
3.8.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Siklus I Instumen tes diuji cobakan pada siswa kelas V SDN 01 Sumogawe Kecamatan Getasan yang berjumlah 20 siswa. Jadi instrument dikatakan valid jika nilai hitung r 0,329. Instrumen yang akan diuji terdiri dari 25 item yang berbentuk pilihan ganda. Berdasaran hasil uji coba yang dilakukan, item soal 1, 2, 3,4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25 termasuk soal valid karena corrected item tototal correlation lebih dari nilai r 0,329. Sedangkan item soal nomor 6, 9, 11, 12, 14, 17, 23, 25 termasuk soal tidak valid karena corrected item to total correlation kurang dari nilai r 0,329. Diperoleh Cronbach’s Alpha sebesar 0,739. 3.8.1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Siklus II Instrument tes diuji cobakan pada responden yaitu siswa kelas V SDN 01 Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang yang berjumlah 20 siswa. Jadi instrumen dikatakan valid jika nilai hitung r 0,329. Instrument yang akan diuji terdiri dari 25 item yangpilihan ganda. Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan, item soal 1, 2, 3, 4, 6, 7, 11, 12, 14, 15, 16, 20, 21, 22, 23 termasuk soal valid karena corrected item to total correlation lebih dari nilai r 0,329. Sedangkan item soal 5, 8, 9, 10, 17, 18, 19, 24, 25termasuk soal tidak valid karena corrected item to total correlation kurang dari nilai r 0,329 Diperoleh Cronbach’s Alpha sebesar 0,702. Tabel 3.6 Validitas Siklus I dan Siklus II Siklus Siklus I
Nomor Soal
Valid
Tidak Valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 6, 9, 11, 12, 14, 8, 9, 10, 11, 12, 10, 13, 15, 16, 17, 23, 25 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 17, 18, 19, 20, 22, 24 21, 22, 23, 24, 25
43
Siklus II
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 1, 2, 3, 4, 6, 7, 5, 8, 9, 10,13, 17, 8, 9, 10, 11, 12, 11, 12, 14, 15, 18, 19, 24, 25 13, 14, 15, 16, 16, 20, 21, 22, 23 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25
3.8.2
Uji Taraf Kesukaran Menurut Nana Sudjana (2011: 135) asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara proporsional. Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut. I = B/N Keterangan : I
= indeks kesulitan untuk setiap butir
B
= banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N
= banyaknya siswa yang memberikan jawaba n pada soal yang dimaksudkan
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal itu adalah. 3.9 Indikator Kebe rhasilan Indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila hasil belajar siswa pada pelajaran matematika pokok bahasan bangun ruang yang memperoleh nilai di atas
44
KKM 65 diharapkan mencapai ketuntasan kelas minimal 80%. Selain hasil belajar penelitian ini juga mengamati dengan menggunakan lembar observasi menurut dengan langkah- langkah dalam strategi yang digunakan yaitu strategi Creative Problem Solving dengan berbantuan media video. Dengan patokan nilai 70% dan hasil juga meningkat dari siklus I ke siklus II. 3.10 Analisis Data Data yang terkumpul berupa hasil observasi dan tes. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan analisis data secara kuantitatif yang digunakan untuk menganalisis pencapaian hasil belajar atau prestasi siswa. Penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk presentase. Adapun rumus presentase tersebut adalah sebagai berikut. Ketuntasan Klasikal = Dari rumus diatas kita lihat jika ketuntasan klasikal telah tercapai.
100% 65 maka indikator penelitian