26 BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Gambaran Umum PT. Bursa Efek Jakarta Sejarah Bursa Efek Jakarta berawal dari Bursa Efek di Indonesia pada abad 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda, Bursa Efek Indonesia pertama kali didirikan di Batavia, pasar pemerintahan kolonial Belanda dan dikenal sebagai Jakarta saat ini. Bursa Batavia sempat ditutup selama Perang Dunia I dan kemudian dibuka lagi pada tahun 1925. Selain bursa Batavia, pemerintah kolonial juga mengoperasikan Bursa Paralel di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan Bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentara Jepang di Batavia. Pada tahun 1952, tujuh tahun setelah Indonesia merdeka, bursa saham dibuka lagi di Jakarta dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan Bursa Saham kemudian berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan Program Nasionalisasi pada tahun 1956. Tidak sampai 1977, Bursa Saham kembali dibuka dan ditanda tangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM),
institusi baru di bawah
Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar saham mulai meningkat dan mencapai puncaknya pada tahun 1990 seiring dengan perkembangan pasar finansial dan sektor swasta. Pada tahun 13 Juni 1992, Bursa Saham diswastanisasi menjadi
26
27 PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ). Swastanisasi Bursa Saham menjadi BEJ ini mengakibatkan fungsi BAPEPAM yang sebelumnya Badan Pelaksana Pasar Modal menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tahun 1995 adalah tahun dimana BEJ memasuki babak baru. Pada 22 Mei 1995, BEJ meluncurkan Jakarta Autometed Trading System (JATS), sebuah sistem perdagangan otomatisasi yang menggantikan sistem perdagangan manual. Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekwensi yang lebih besar dan jaminan kegiatan pasar yang fair dan transparan dibanding sistem perdangan manual. 3.2. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan tambang yang telah go public di Bursa Efek Jakarta yang terdiri dari : a. Coal Mining 1. BUMI RESOURCES Tbk 2. TAMBANG BATU BARA BUKIT ASAM Tbk 3. PETROSEA Tbk 4. RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk b. Crude Petroleum & Natural Gas Prod 1. APEXINDO PRATAMA DUTA Tbk 2. MEDCO ENERGI INTERNATIONAL c. Metal and Mineral Mining 1. ANEKA TAMBANG (Persero) Tbk 2. TIMAH Tbk
27
28 3.3. Unit Analisis Penelitian Unit analisis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dan financial data and ratio selama tiga tahun berturut-turut, yaitu laporan Petrosea Tbk, Resource Alam Indonesia Tbk, Bumi Resources Tbk, Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk, Timah Tbk, Aneka Tambang (Persero) Tbk, Medco Energi International Tbk, dan Apexindo Pratama Duta Tbk. 3.3.1 Populasi Penelitian Penelitian ini tidak menggunakan sampel, jadi seluruh perusahaan tambang di jadikan objek. Sampai dengan 31 Desember 2006 perusahaan tambang yang listing di BEJ sebanyak 8 (buah) perusahaan, yaitu sebagai berikut: 1. Petrosea Tbk 2.
Resource Alam Indonesia Tbk
3.
Bumi Resources Tbk
4.
Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk
5.
Timah Tbk
6. Aneka Tambang (Persero) Tbk 7.
Medco Energi International Tbk
8. Apexindo Pratama Duta Tbk. Alasan ditentukannya
pengambilan data keuangan selama 3 tahun (2003-2005)
adalah : Dengan asumsi berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu bahwa pengambilan data keuangan
selama tiga tahun berturut-turut sudah cukup mewakili trend kinerja
keuangan suatu perusahaan.
28
29 3.3.2. enis, Sumber Data dan Prosedur Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi melalui penelusuran data lewat komputer, yaitu dengan mencari data melalui situs di http://www.jsx.co.id dan juga melalui kunjungan langsung ke pusat data di Pojok BEJ (Unlam Banjarmasin). Sedangkan menurut
waktu
pengumpulan datanya, data dalam penelitian ini termasuk data time-series atau disebut juga data deret waktu, yaitu sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu.
3.3.3. Definisi Operasional Variabel Kinerja keuangan merupakan salah satu penilaian dasar kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio keuagnan perusahaan dan menunjukkan dicapainya tingkat hasil yang positif. Oleh sebab itu setiap unit usaha selalu mengukur kinerjanya, sehingga dapat diketahui tingkat hasil nyata yang telah dicapai. 1. Rasio Likuiditas a. Current Ratio Current Ratio ini sangat berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
Rumus :
melunasi
semua
kewajiban
Aktiva Lancar U tan g Lancar
2. Rasio Profitabilitas
29
jangka
pendeknya.
30 Rasio profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan-keputusan (profit margin on sales, return on total assets, return on net worth dan lain sebagainya)”. Rasio profitabilitas dibedakan dalam 2 (dua) kelompok, yaitu : 1)
Rasio Profitabilitas atas Penjualan. a. Gross Profit Margin / Margin laba kotor Rasio ini memberikan gambaran tentang laba kotor yang diperoleh perusahaan sehubungan dengan penjualan yang tercapai pada periode yang sama.
Rumus
Laba Kotor Penjualan
b. Operating Profit Margin Rasio ini banyak digunakan oleh para praktisi keuangan sebagai penentu nilai kunci yang mempengaruhi penilaian atas sebuah perusahaan.. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
Rumus
Laba Operasi Bersih Penjualan Bersih
c. Net Profit Margin Rasio ini menggambarkan secara relatif
efisiensi perusahaan setelah
memperhatikan semua biaya dan pajak pendapatan, tetapi tidak termasuk beban-beban biaya luar biasa.
Rumus
Laba setelah Pajak Penjualan
30
31 2) Rasio Profitabilitas Atas Investasi a. Return On Net Worth Rasio ini memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari seluruh modal sendiri yang diinvestasikan atau menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam mengembalikan
investasi modal sendiri yang ditanamkan dalam perusahaan.
Rumus
Laba Setelah Pajak ( EAT ) Modal Sendiri
b. Return On Assets Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba.
Rumus
Laba Bersih Total Aktiva
3. Rasio Pasar /Earning Per Share (EPS) Jumlah laba yang menjadi hak untuk setiap pemegang satu lembar saham biasa. Laba biasanya menjadi dasar penentu pembayaran dividen dan kenaikan nilai saham. Biasanya pemegang saham tertarik dengan angka EPS, variabel ini diukur dengan menggunakan rumus:
EPS
Laba Bersih Dividen Saham Istimewa Rata rata Tertimbang Jumlah lembar Saham Biasa yang Beredar
31
32 Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan dua buah perusahaan selama tiga tahun. Adapun langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut : 1. Menghitung rasio-rasio dari data pos-pos laporan keuangan yang diperoleh dengan MS Exel. 2. Menginterpretasikan
hasil
perhitungan
kemudian menyimpulkannya.
32
rasio
masing-masing
perusahaan